Anda di halaman 1dari 7

Sinopsis Judul 1

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA SILLANAN


BERBASIS POTENSI LOKAL
Studi Kasus : (Desa Wisata Sillanan, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana
Toraja)

A. Latar Belakang

Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata
cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti, 1993). Desa Wisata (rural tourism) merupakan
pariwisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman pedesaan, atraksi alam, tradisi, unsur -
unsur yang unik yang secara keseluruhan dapat menarik minat wisatawan (Joshi, 2012).
Keberhasilan pariwisata perdesaan sangat dipengaruhi oleh intensitas kegiatan, lokasinya,
manajemen, dan dukungan dari masyarakat lokal dan harus sesuai dengan keinginan masyarakat
lokal (Lane,1994 dalam Page and Getz,1997). Pariwisata perdesaan harus sesuai dengan
keinginan masyarakat lokal dan tidak direncanakan secara sepihak, mendapat dukungan dari
masyarakat setempat bukan individu atau kelompok tertentu. Inisiatif menggerakan modal usaha,
profesionalisme, pemasaran, citra yang jelas harus dikembangkan karena keinginan wisatawan
adalah mencari hal yang spesial dan produk yang menarik (Page and Getz,1997).
Kabupaten Tana Toraja sebagai salah satu daerah yang terdapat di Sulawesi Selatan
merupakan salah satu kawasan yang menyimpan beragam kekayaan, baik yang bersifat kekayaan
alam maupun kekayaan budaya dan adat istiadat yang selalu mengisi setiap ruang dalam aktifitas
tradisional yang terdapat dalam masyarakat Tana Toraja.
Kabupaten Tana toraja juga merupakan salah satu destinasi kunjungan wisata terfavorit di
Indonesia yang apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik dan tepat maka akan menjadi
daerah tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan untuk tidak hanya dikunjungi sekali saja.
Desa Sillanan, merupakan salah satu desa/lembang yang ada di Kabupaten Tana Toraja
tepatnya di Kecamatan Gandang Batu Sillanan. Desa Sillanan merupakan salah suatu
perkampungan tua, dengan rumah-rumah tradisional toraja serta lumbungnya yang dipertahankan
hingga saat ini, yang juga dapat dikembangkan sebagai Daya Tarik Wisata (DTW) berbasis
budaya. Desa ini cukup unik karena terletak di lereng gunung batu/gunung kapur dengan hampir
seluruh wilayah desa tertutup bebatuan. Warga desa sillanan sebagian besar adalah petani yang
memelihara tanaman kopi, sayur-sayuran, hingga padi di celah-celah sempit di antara bebatuan.
Kawasan wisata Sillanan juga merupakan salah satu daya tarik wisata unggulan nasional
(RIPPARNAS), dan akan dikembangan oleh Pemerintah Kab. Tana Toraja sebagai Desa Wisata
dalam RIPPARKAB tahun 2020. Desa Wisata Sillanan memiliki potensi agrowisata pada
beberapa komoditas perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat setempat diantaranya kopi
asli Toraja dan beberapa jenis sayur-sayuran.
Belum berkembangnya Desa Wisata Sillanan diindikasikan oleh faktor dampak positif
yang belum dirasakan masyarakat setempat dari adanya potensi sumberdaya alam dan budaya
yang dimilikinya. Hal ini dipengaruhi Karena Keterlibatan masyarakat dalam kepariwisataan
belum diupayakan serta kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah mengenai rangkaian rencana
untuk pengembangan Desa Wisata Sillanan. Dalam Forum Refleksi dan Inspirasi (FRI) anggapan
sebagian peserta adalah pariwisata sebagai alternatif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,
yang juga seiring dengan tujuan pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Namun masyarakat
hanya memperoleh yang searah dari birokrasi pemerintahan. Melalui media massa, sebagian
besar masyarakat Tana Toraja belum sejahtera dari sektor pariwisata. Sebahagian bahkan tidak
merasakan kesejahteraan dari sektor pariwisata, hal ini menjadi sangat pasti bahwa masyarakat di
Desa Wisata Sillanan belum sejahtera atau belum mendapatkan feetback langsung dari
kepariwisataan di Tana Toraja.
Pengembangan kawasan Wisata Sillanan dengan konsep Desa Wisata belum dilengkapi
dengan sarana prasarana penunjangnya. Seperti : (1) fasilitas transportasi yang akan membawa
wisatawan dari dan ke daerah tujuan wisata yang ingin dikunjungi, (2) fasilitas akomodasi yang
merupakan tempat tinggal sementara di tempat atau di daerah tujuan yang akan dikunjunginya.
(3) fasilitas catering service, yang dapat memberi pelayanan mengenai makanan dan minuman
sesuai selera masing-masing pengunjung wisata, (4) fasilitas perbelanjaan, dimana wisatawan
dapat membeli barang-barang souvenir-souvenir khas daerah setempat.
Alasan pemilihan Desa Sillanan sebagai Desa Wisata yang layak untuk dikembangkan
karena didukung dengan adanya potensi wisata yang beragam serta kondisi alam yang menarik.
Oleh karena itu pengembangan di Desa Wisata Sillanan diharapkan dapat menarik minat
wisatawan untuk berkunjung. Dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi tersebut, maka diperlukan
suatu alternatif strategi pengembangan yang tepat dalam rangka pengelolaan Desa Wisata
Sillanan yang akan penulis tuangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan
Desa Wisata Sillanan Berbasis Potensi Lokal (Studi Kasus: Desa Wisata Sillanan, Kecamatan
Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja)”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi daya tarik wisata serta dukungan sarana prasarana di kawasan wisata
Sillanan ?
2. Bagaimana konsep pengembangan Desa Wisata berbasis potensi local di Kawasan Wisata
Sillanan ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi keunggulan Daya Tarik Wisata (DTW) serta kelengkapan sarana prasarana
penunjang sebagai desa wisata
2. Mengembangkan kawasan wisata Sillanan sebagai Desa Wisata yang berbasis potensi lokal.

D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah, jenis penelitian ini
bersifat deskriptif kualitatif-kuantitatif atau penelitian terapan yang di dalamnya mencangkup
penelitian survey, dimana penelitian degan pendekatan kualitatif dalam penelitiaan ini yaitu
penelitian non matematis dengan proses menghasilkan data-data dari hasil temuan berupa
pengamatan survey. Adapun penelitian kuantitatif dalam penelitian ini yaitu jenis penelitan
dengan menggunakan data-data subtansi atau angka sebagai bahan perbandingan maupun
bahan rujukan dalam menganalisis secara deskriptif.
2. Lokasi Peneltian
Desa Wisata Sillanan, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja
Sinopsis Judul 2

Konsep Pengembangan Agrowisata Berbasis Budaya di Kabupaten Toraja Utara

A. Latar Belakang

Konsep agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaanlahan


pertanianatau fasilitas terkaitmenjadi daya tarik bagi wisatawan. Peluang agrowisata
cukup prospektif, karena selain sebagai salah satu penghasilpertumbuhan ekonomi juga
berpeluang untuk dapat menjadi pendorong pertumbuhan sektor pembangunan lainnya,
seperti sektor perkebunan, pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain. Potensi
agrowisata tersebut ditujukan dari keindahan alam pertanian dan produksi di sektor
pertanian yang cukup berkembang di Tana Toraja.
Agrowisata berbasis budaya merupakan rangkaian kegiatan wisata yang
memanfaatkan potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensi berupa
pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman
aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat Toraja (petani).
Kegiatan agro wisata bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, pengalaman
rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan,
perkebunan, perikanan dan peternakan. Disamping itu yang termasuk dalam agro wisata
adalah perhutanan dan sumber daya pertanian yang dapat digali sebagai potensi
destinasi agrowisata berbasis budaya. Perpaduan antara keindahan alam, kehidupan
masyarakat pedesaan dan potensi pertanian, bilamana ditata secara baik dan ditangani
secara serius dapat mengembangkan daya tarik wisata.
Di daerah Tana Toraja daya tarik agrowisata berbasis budaya masih belum
berkembang, padahal potensi agriwisata cukup besar karena kegiatan didukung oleh
nilai-nilai budaya (kearifan) lokal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari orang
Toraja, misalnya kegiatan persawahan, perkebunan kopi, cengkeh, dan peternakan
kerbau.
Upaya pengembangan agro wisata berbasis budaya di Toraja yang memanfaatkan
potensi pertanian, dan melibatkan masyarakat pedesaan, dapat berfungsi sebagai
pemberdayaan masyarakat selaras dengan pemberdayaan masyarakat berbasis
pariwisata.
Pemberdayaan masyarakat dimaksud adalah agro wisata yang dapat
mengikutsertakan peran dan aspirasi masyarakat Toraja selaras dengan pendayagunaan
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanamodel pengembangan agrowisata berbasis budaya yang dapat diterapkan di
Kabupaten Tana Toraja ?
Sinopsis Judul 3

STUDI PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT


Studi Kasus : (Desa Wisata Sillanan, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana
Toraja)

A. Latar Belakang Penelitian


Keberadaan desa wisata dalam perjalanan pembangunan pariwisata di Tanah Air sudah
sedemikian penting. Desa wisata mampu mewarnai variasi destinasi yang lebih dinamis
dalam suatu kawasan pariwisata, sehingga pariwisata tidak selalu terjebak dalam trend
pengembangan bercorak mass tourism. Dalam konteks kepariwisataan Bali perkembangan
desa wisata menjadi bagian tak terpisahkan dari pasang-surut perkembangan pariwisata.
Melalui desa wisata, pariwisata membuktikan keberpihakannya kepada semangat pariwisata
sebagai penyerap tenaga kerja pedesaan, sebagai generator pertumbuhan ekonomi wilayah,
dan sebagai alat pengentasan kemiskinan (pro job, pro growth, dan pro poor).
Kabupaten Tana Toraja menjadi salah satu destinasi pariwisata di Indonesia, yang berada di
Provinsi Sulawesi Selatan. Destinasi pariwisata Toraja sudah dikenal sejak tahun 1970-an.
Bahkan menurut Hadinoto seperti yang dikutip oleh Judith G. Lim seluruh kabupaten Tana
Toraja menjadi highland resort untuk pariwisata pada tahun 2010. Oleh karena itu,
masyarakat Toraja selayaknya dipersiapkan menghadapi kepariwisataan. Dengan
ditetapkannya Toraja oleh pemerintah Propinsi dan pemerintah Pusat sejak tahun 1970-an
sebagai destinasi pariwisata, membawa kabar baik bagi aparat kabupaten, dan aparat desa.
Desa Wisata Sillanan, merupakan salah satu desa/lembang yang ada di Kabupaten Tana
Toraja tepatnya di Kecamatan Gandang Batu Sillanan. Desa Wisata Sillanan merupakan
salah suatu perkampungan tua, dengan rumah-rumah tradisional toraja serta lumbungnya
yang dipertahankan hingga saat ini, yang juga dapat dikembangkan sebagai Daya Tarik
Wisata (DTW) berbasis budaya. Desa ini cukup unik karena terletak di lereng gunung
batu/gunung kapur dengan hampir seluruh wilayah desa tertutup bebatuan. Warga desa
sillanan sebagian besar adalah petani yang memelihara tanaman kopi, sayur-sayuran, hingga
padi di celah-celah sempit di antara bebatuan.
Belum berkembangnya kawasan wisata Sillanan diindikasikan oleh faktor dampak positif
yang belum dirasakan masyarakat setempat dari adanya potensi sumberdaya alam dan
budaya yang dimilikinya. Hal ini dipengaruhi Karena Keterlibatan masyarakat dalam
kepariwisataan belum diupayakan serta kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah
mengenai rangkaian rencana untuk pengembangan Desa Wisata Sillanan. Dalam Forum
Refleksi dan Inspirasi (FRI) anggapan sebagian peserta adalah pariwisata sebagai alternatif
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, yang juga seiring dengan tujuan pembangunan
kepariwisataan di Indonesia. Namun masyarakat hanya memperoleh yang searah dari
birokrasi pemerintahan. Melalui media massa, sebagian besar masyarakat Tana Toraja
belum sejahtera dari sektor pariwisata. Sebahagian bahkan tidak merasakan kesejahteraan
dari sektor pariwisata, hal ini menjadi sangat pasti bahwa masyarakat di Desa Wisata
Sillanan belum sejahtera atau belum mendapatkan feetback langsung dari kepariwisataan di
Tana Toraja.
Dari latar belakang permasalahan tersebut perlu adanya pengembangan di Desa Wisata
Sillanan berbasis masyarakat agar masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan
wisata yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan memberikan kesempatan kerja
baru.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengembangan Desa Wisata berbasis masyarakat di Kawasan Wisata
Sillanan ?

Anda mungkin juga menyukai