PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN
BERBASIS IRIGASI
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK
untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA.
Berbeda dengan Direktorat yang menangani pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi, peran Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan lebih berperan dalam
penyiapan perangkat lunak / NSPK dan pembinaan penyelenggaraan Operasi dan
Pemeliharaan. Dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur publik dimaksud
dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif bagi investasi, dan
penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri konstruksi untuk
melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua bahwa
tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding kemampuan
pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu dibiayai melalui
investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi swasta
berinvestasi sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik dukungan
keamanan investasi dan pengembaliannya.
Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air (PTGA)
di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam memahami dan
mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka pengelolaan
irigasi.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada
isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA.
Jakarta, …. 2019
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Informasi Visual
Petunjuk Penggunaan Modul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik
E. Tindak Lanjut
F. Kunci Jawaban Soal
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARI
4
DAFTAR INFORMASI VISUAL
5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan tanggung
jawab melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan tugas pembangunan
dibidang ke-PUPR-an yang meliputi bidang Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Air,
Bina Marga, Cipta Karya, Pengembangan Wilayah, Perumahan Rakyat, Penelitian dan
Pengembangan bidang PUPR dan Bina Konstruksi. Dalam pembangunan infrastruktur
bidang PUPR tersebut telah banyak dibangun berbagai macam sarana prasarana fisik
diseluruh wilayah Indonesia yang tujuan untuk mendukung sektor-sektor pembangunan
lainnya agar dapat berkembang, sehingga perekonomian masyarakat akan meningkat
dengan pesat yang pada akhirnya kesejahteraan rakyat akan segera tercapai. Untuk
dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil/Petugas OP yang handal khususnya
dalam penyelenggaraan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi, perlu dibuat
modul-modul sebagai materi pembinaan, pelatihan /bimbingan teknis sebgai upaya untuk
peningkatan:
B. Deskripsi Singkat
7
berbasis irigasi, strategi pemasaran, rencana kegiatan dan anggaran, manajemen
sumber daya manusia.
Metode yang dipakai dalam pembelajaran ini ialah ceramah dan diskusi.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
1. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
2. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
3. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
6. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya
8
7. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan
pelengkapnya.
8. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah,
mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah
termasuk bangunan di dalamnya.
9. Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh
masyarakat desa atau pemerintah desa.
11. Wirausaha adalah warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan dalam
mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya
sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah bagi diri dan
lingkungannya secara berkelanjutan.
13. Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang
menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga
lokal pengelola irigasi.
14. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
15. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan perangkat daerah provinsi lainnya
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
16. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan perangkat daerah
kabupten/kota lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
17. Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa lainnya sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
9
E. Dasar Hukum
1. UU No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
2. UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa
3. PP NO. 41 tahun 2011 tentang Pengembangan kewirausahaan dan kepeloporan
pemuda serta prasarana dan sarana kepemudaan
4. PP No. 17 tahun 2013 tentang Pelaksanaan UU No.20 tahun 2008 tentang usaha
mikro, kecil, dan menengah.
5. INPRES no.2 tahun 1984 tentang Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A);
6. Permen PUPR no.08 /PRT/M/2015 tentang Penetapan Garus Sempadan
Jaringan Irigasi.
7. Permen PUPR no.09 /PRT/M/2015 tentang Penggunaan SDA
8. Permen PUPR no.12 /PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Irigasi.
9. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi
10. Permen PUPR no.30 /PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi;
11. Permen PUPR no.50 /PRT/M/2015 tentang Ijin Penggunaan SDA.
11
MATERI POKOK 1
A. Umum
Dengan memahami konsep kewirausahaan diharapkan dapat menggerakkan para
anggotanya dapat berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan
bernaluri kewirausahaan.
12
B. Definisi Kewirausahaan
13
Tetapi pembaca tidak harus mengikuti jabaran singkatan tersebut karena masih banyak
kata-kata penting yang terkait dengan kewirausahaan belum tertampung dalam
singkatan tersebut
Apakah tujuan yang akan dicapai dari pengembangan kewirausahaan? Dengan kata
lain, mengapakah kewirausahaan itu penting untuk dimiliki oleh seseorang? Dalam
hidup ini sudah jelas yaitu hanya orang-orang yang memiliki kelebihan kualitas saja
yang berhak memilih kehidupan di dunia, misalnya penghasilan, karir, pengaruh, dan
prestise. Kualitas kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting kualitas
manusia, akan tetapi kewirausahaan sebagai peluang karir kurang memperoleh
perhatian dan bahkan terasa dikesampingkan dalam sistem pendidikn kita. Oleh
karena itu, lemahnya kewirausahaan generasi muda dapat dimengerti karena kurang
memperoleh tempat dalam kebijakan pendidikan nasional. Padahal, kewirausahaan
mengajarkan cara-cara berpikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakan hati nurani
untuk lebih proaktif, properubahan, mendorong keingintahuan, ulet, gigih, berani
mengambil resiko, dan mengajarkan peserta didik tentang pentingnya prakarsa
(keberanian moral) untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan, akan
tetapi akan membawa nilai tambah serta keuntungan yang lebih besar. Maka,
kedepan, pendidikan jiwa kewirausahaan sudah merupakan keniscayaan untuk
diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga sampai
perguruan tinggi.
Sebagai tambahan, kewirausahaan itu untuk siapa saja yang ingin menjadi
wirausaha sukses dan memperoleh keuntungan darinya (ekonomi dan/atau non-
ekonomi, material dan/atau non-material). Kewirausahan itu bukan hanya miliknya
para pengusaha, akan tetapi milik siapa saja, termasuk kepala sekolah, pengawas
dan bahkan menteri sekalipun karena mereka juga dapat disebut sebagai
wirausaha jika mereka sukses dalam pekerjaannya. Kebetulan, yang banyak
mempraktekkan kewirausahaan adalah para pengusaha karena mereka tahu
manfaatnya, akan tetapi bukan berarti bahwa kewirausahaan hanya milik
pengusaha.
D. Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan
Ada dua jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar
kewirausahaan, yang meliputi kualitas daya pikir, daya hati/qolbu, dan daya pisik; dan (2)
kualitas instrumental kewirausahaan, yaitu penguasaan lintas disiplin ilmu. Berikut
dijabarkan seperlunya tentang dua karakteristik/dimensi kewirausahaan yang dimaksud.
1. Kualitas Dasar Kewirausahaan
14
a. Daya Pikir
Kualitas dasar daya pikir kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi
sebagai berikut: berpikir kreatif; berpikir inovatif; berpikir asli/baru/orisinil;
berpikir divergen; berpikir mengembangkan; pionir berpikir; berpikir
menciptakan produk dan layanan baru; memikirkan sesuatu yang belum pernah
dipikirkan oleh orang lain; berpikir sebab-akibat; berpikir lateral; berpikir sistem;
berpikir sebagai perubah (agen perubahan); berpikir kedepan (berpikir
futuristik); berintuisi tinggi; berpikir maksimal; terampil mengambil keputusan;
berpikir positif; dan versalitas berpikir sangat tinggi.
b. Daya Qolbu/Hati
Kualitas dasar daya hati/qolbu kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-
dimensi sebagai berikut: prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian moral untuk
mengenalkan hal-hal baru; proaktif, tidak hanya aktif apalagi hanya reaktif;
berani mengambil resiko; berani berbeda; pro perubahan dan bukan pro
kemapanan; kemauan, motivasi, dan spirit untuk maju sangat kuat; memiliki
tanggungjawab moral yang tinggi; hubungan interpersonal bagus; berintegritas
tinggi; gigih, tekun, sabar, dan pantang menyerah; bekerja keras; berkomitmen
tinggi; memiliki kemampuan untuk memobilisasi orang lain; melakukan apa saja
yang terbaik; melakukan perbaikan secara terus menerus; mau memetik
pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan, dan dari praktek-praktek yang baik;
membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah;
percaya diri; pencipta peluang; memiliki sifat daya saing tinggi, tetapi
mendasarkan pada nilai solidaritas; agresif/ofensif; sangat humanistik dan
hangat pergaulan; terarah pada tujuan akhir, bukan tujuan sesaat; luwes dalam
pergaulan; selalu menginginkan tantangan baru; selalu membangun keindahan
cita rasa melalui seni (kriya, musik, suara, tari, lukis, dsb.); bersikap mandiri
akan tetapi supel; tidak suka mencari kambing hitam; selalu berusaha
menciptakan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya; terbuka terhadap
umpan balik; selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik
(meningkatkan/mengembangkan); tidak pernah merasa puas, terus menerus
melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya; dan keinginan
menciptakan sesuatu yang baru.
c. Daya Pisik
15
2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan
Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sukses, maka selain memiliki kualitas
dasar kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, dia harus juga memiliki
kualitas instrumental kewirausahaan yang kuat yaitu penguasaan disiplin ilmu,
baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu.
Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika,
manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen
perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas
disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).
Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki
kualitas dasar kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga memiliki
kualitas instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu). Misalnya,
seorang kepala sekolah, pengawas, atau kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota, harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan
yang menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya. Misalnya, mereka harus
memiliki ilmu-ilmu berikut yaitu: ilmu pendidikan, teori perubahan, kebijakan
pendidikan nasional dan daerah, manajemen pendidikan, pengembangan
organisasi pendidikan, pengembangan administrasi pendidikan, perencanaan
pendidikan, regulasi pendidikan, kepemimpinan pendidikan, komunikasi dan
jejaring pendidikan, supervisi pendidikan (pembelajaran, manajemen sekolah,
dsb.), dan akreditasi sekolah.
16
1. Melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level kepemilikan kewirausahaan. Ini dapat
dilakukan melalui pengisian daftar kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah
pertanyaan tentang kewirausahaan yang dilakukan setulus-tulusnya dan sejujur-
jujurnya Hasil pengisian daftar/jawaban tersebut berupa profil diri kewirausahaan.
2. Berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri jiwa kewirausahaan), selanjutnya ditempuh
melalui berbagai upaya yang disebut “belajar”.
Perusahaan
(Sekolah)
Keterampilan Sifat
18
MATERI POKOK 2
A. Umum
Dalam rangka pendayagunaan semua potensi sumber daya air yang ada perlu
dilakukan kajian terhadap potensi daerah irigasi yang ada sehingga kedepan perlu
dilakukan upaya-upaya pemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat khususnya
petani /P3A/GP3A/IP3A. Untuk mengetahui potensi apa saja yang ada dalam setiap
daerah irigasi perlu dilakukan kajian/studi lapangan dengan melibatkan semua pihak
terkait di daerah irigasi tersebut untuk saling bersinergi dalam membantu masyarakat
petani/P3A/GP3A/IP3A dalam mengembangkan kewirausahaan sesuai bidang
usaha yang dipilih.
19
pada yg punya kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistim irigasi
diantaranya sebagai berikut :
1. Pemanfaatan asset irigasi
Wisata
Tempat usaha
2. Pemanfaatan ruang sempadan irigasi
Untuk warung/kuliner
Tanaman buah
Sayuran
Kolam ikan
3. Pemanfaatan galian sedimen
Batu bata
Keramik/grabah
Kerajinan
4. Pemanfaatan air untuk usaha non pertanian
Di dalam saluran
Di bangunan
5. Koperasi Irigasi
Simpan pinjam
Persewaan peralatan
Penjualan produk
6. Irigasi Pompa
Usaha irigasi pompa
20
2. Pemanfaatan Ruang Sepadan Irigasi
Ruang sempadan irigasi adalah ruang diantara garis sempadan kanan dan garis
sempadan kiri jaringan irigasi. Ruang sempadan ini atas ijin pengelola jaringan irigasi
dapat dimanfaatan untuk beragam kegiatan usaha yang bermanfaat sebagai sumber
pendapatan P3A/GP3A/IP3A seperti untuk budidaya tanaman hortikultura yang
bernilai ekonomi tinggi, untuk budidaya ikan, atau untuk budidaya tanaman lainnya
yang bisa memberikan tambahan penghasilan bagi P3A/GP3A/IP3A.
21
4. Pemanfaatan Air Untuk Usaha Non PertanianDibeberapa daerah sumber air yang
ada cukup berlimpah dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan non pertanian seperti
perikanan darat.
Namun perlu diperhatikan kualitas air karena dibeberapa lokasi sungai tingkat
pencemaran air sungai saat ini relatif tinggi. Belum lagi jika pada musim hujan pada
umumnya selalu terjadi peningkatan aliran air karena curah hujan yang tinggi dengan
membawa serta lumpur dan sampah yang tentunya sangat menurunkan kualitas air.
Perlu dipertimbangakan untuk membangun kolam-kolam karena diperlukan
22
tambahan investasi untuk pengadaan lahan dan biaya pembangunannya namun saat
ini sudah ada beberapa inovasi kolam sederhana yang tidak memerlukan biaya
besar. Ada juga alternative usaha tumpang sari misalnya ikan dan tanaman seperti
minapadi.
5. Usaha Koperasi
Anggota P3A jumlahnya tidak sedikit apalagi jika organisasinya berupa GP3A yang
bisa menjadi potensi usaha baru bagi P3A atau GP3A dalam memberikan layanan
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dalam bentuk koperasi. Simpan
pinjam, usaha distribusi atau penjualan input pertanian, usaha sewa alat pertanian
dan beragam usaha lainnya yang dibutuhkan anggota P3A bisa menjadi alternatif
usaha baru bagi P3A dan menjadi sumber penghasilan bagi operasional organisasi.
Namun semua potensi pengembangan usaha seperti disebutkan diatas diperlukan
analisa mendalam dan disesuaikan dengan kapasitas sumberdaya dan pemodalan
yang dimiliki agar tidak mengurangi kualitas layanan kepada para anggota. Kemitraan
dengan berbagai pihak lain diluar juga bisa dijajaki untuk membentuk sinergi
pengembangan usaha tanpa membebani keuangan organisasi.
6. Irigasi Pompa
Dibeberapa daerah P3A juga berinisiatif menyediakan akses air kepada anggotanya
terutama yang jauh lokasi lahannya dari sumber air atau sarana irigasi dengan sarana
irigasi pompa. Sumber air untuk irigasi pompa bisa dari air permukaan atau air sumur
dalam. Usaha ini jika dikelola dengan baik akan menguntungkan semua pihak yang
23
terkait baik P3A sebagai pemilik dan pengelola usaha maupun petani sebagai
konsumen jasa akses air P3A. Indonesia sebagai negara agraris yang masih sangat
luas lahan pertaniannya dipedesaan masih membutuhkan akses air terutama
dimusim kemarau untuk berbagai komoditas pertanian. Hal ini bisa menjadi potensi
pasar bagi layanan jasa akses air oleh P3A. dalam menjalankan usaha irigasi pompa
dibutuhkan perencanaan baik dalam hal teknis maupun non teknis terkait efisiensi
pengambilan dan distribusi air serta pengelolaan operasional mesin yang efektif.
Kendala biaya operasional yang tinggi baik dengan penggerak bersumber diesel atau
listrik dapat diatasi dengan alternative menggunakan pompa tenaga surya yang
walaupun biaya investasi diawal relative besar tetapi lebih murah dalam hal biaya
operasional.
Dukungan teknis bisa didapatkan petugas P3A dengan bertanya kepada ahli atau
petugas yang memahami desain teknis pompa dan distribusi air yang efisien baik dari
pemerintah daerah maupun pihak swasta seperti perusahaan pompa atau kontraktor.
Sistem irigasi oleh petani yang efisien saat ini mulai diperkenalkan oleh pemerintah
baik pusat maupun daerah untuk mendorong efisiensi penggunaan air yang makin
lama makin terbatas karena permintaan lebih besar daripada suplai.
Sistem irigasi tetes bisa digunakan untuk daerah yang sulit air, terbatas tenaga kerja
pertanian dan terutama untuk tanaman yang bernilai tinggi seperti sayur dan
hortikultura. Saat ini sudah banyak pilihan sistem irigasi tetes yang terjangkau
terutama jika dikombinasikan dengan peralatan yang ada mudah didapat didesa.
Peralatan sistem irigasi tetes bisa didapatkan melalui took alat pertanian, distributor
alat pertanian atau melalui took di internet. P3A juga bisa menjadikan penjualan alat
irigasi tetes menjadi sumber usaha baru.
24
25
MATERI POKOK 3
A. Perencanaan
B. Pengelolaan
Perbedaan tata kelola usaha berbasis irigasi di setiap desa tidak terlepas dari beberapa
kondisi yang mempengaruhi seperti kapasitas SDM, infrastruktur, kebutuhan, kebijakan,
serta kearifan lokal di masing – masing desa. Secara umum, pengelolaan usaha berbasis
irigasi terbagi dalam 4 model:
1. Pengelolaan usaha oleh P3A
2. Pengelolaan usaha kerjasama dengan BUMDes
3. Pengelolaan usaha kerjasama dengan Swasta/Pihak ketiga
4. Pengelolaan usaha kerjasama antar desa
Model ini adalah model konvensional yang paling lazim ditemui, merujuk pada aturan
dinas pertanian bahwasannya desa harus membentuk struktur organisasi P3A sebagai
prasyarat penerima bantuan berupa saluran irigasi air permukaan yang terdiri dari pompa
26
induk dan saluran pipa pengairan. Dasar hukum pembentukan P3A umumnya disahkan
melalui akta notaris ataupun Surat Keputusan (SK) kepala desa.
Manfaat
Bila dikelola dengan baik, akan dapat mengakomodir kepentingan seluruh petani
dengan memegang prinsip perencanaan dan pelaksanaan partisipatoris.
Idealnya, pemerintah desa perlu mendorong agar usaha-usaha yang sudah ada didesa
terintegrasi dalam BUMDes. Hal ini akan memudahkan desa untuk melakukan
pengelolaan dan pengawasannya. Selain itu, pasca adanya UU No.6 Tahun 2014,
pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Menteri No.4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Peraturan ini kemudian menjadi rujukan bagi pemerintah desa untuk mengelola
BUMDes.
Perlu diingat bahwa, BUMDes hadir bukan untuk bersaing dengan usaha yang telah ada
di desa sebelumnya. Karena hal tersebut dapat mematikan perekonomian masyarakat.
Sebaliknya, BUMDes dapat bertindak sebagai holding/ induk dari semua unit usaha yang
ada di desa. Kehadirannya bukan untuk bersaing, tapi untuk meningkatkan daya saing
usaha-usaha di desa.
27
Sebagai contoh, ketika di desa A terdapat P3A yang telah mengelola
bisnis irigasi di desanya, P3A tersebut dapat didorong untuk menjadi salah
satu unit usaha yang dikelola oleh BUMDes. Hal ini akan memudahkan
desa untuk mengintergasikan semua bisnis yang ada didesa. Selain itu,
apabila P3A menjadi bagian dari unit usaha BUMDes, memungkinkan bagi
pemerintah desa memberi modal kepada P3A melalui BUMDes.
Semangat UU Desa
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa mendorong desa dapat berperan sebagai subjek
dan objek pembangunan demi mencapai kemandirian desa.Salah satu dampak yang
bisa dirasakan adalah adanya dana desa. UU No.6 Tahun 2014 memberikan mandat
kepada pemerintah pusat untuk menganggarkan dana desa. Dana desa menjadi
salah satu sumber pendapatan desa dan dianggarkan setiap tahun dalam APBN.
Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk bidang pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa
Karena adanya dua asas tersebut (Asas Rekognisi dan Subsidiaritas) berdampak
pada bertambahnya beban ekonomi desa untuk menanggung bertambahnya
kewenangan yang dimiliki. Selain memberikan transfer dana dari pusat, desa
diberikan hak untuk mendirikan dan mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Oleh karenanya, setiap desa sangat perlu untuk mendirikan dan mengembangkan
BUMDes. Hadirnya dana desa, juga memberi ruang kepada desa untuk memberi
modal awal bagi BUMDes sesuai dengan kebutuhannya. Pemerintah desa dapat
memberi modal secara legal karena BUMDes merupakan lembaga yang dibentuk
28
secara kolektif oleh seluruh elemen yang ada di desa serta memiliki payung hukum
berupa peraturan desa.
Manfaat
Salah satu tantangan besar bagi P3A ketika akan menjalankan operasi berbasis irigasi
adalah karena keterbatasan modal dan ini menarik bagi para Investor untuk berinvestasi
dalam kegiatan usaha berbasis irigasi didesa, yang mengalokasikan dananya untuk
operasional dan penambahan infrastruktur (sesuai kebutuhan). Kehadiran investor bak
menjadi angin segar bagi para petani, investor dapat memberikan lapangan kerja baru
bagi warga desa. Namun disisi lain, di beberapa tempat pengelolaan irigasi oleh pihak
swasta memunculkan polemik tersendiri karena investor seringkali hanya memikirkan
aspek keuntungan. Model pembagian kewenangan pengelolaan usaha berbasis irigasi
antara desa bekerjasama dengan pihak swasta dapat disimak pada tabel berikut:
29
Dana investasi Investor & Jika terjadi perubahan minimum,
tambahan External investor harus mengambil investasi
dan mengenakan biaya layanan yang
lebih besar dalam jangka waktu
tertentu yaitu 3 tahun pertama.
Bila memerlukan dukungan
keuangan eksternal harus
mempertimbangkan tambahan yang
besar, atau
Jangka waktu kerja sama yang lebih
lama yaitu 10 tahun.
Pengelolaan Investor Pengelolaan keuangan yang transparan
keuangan dengan P3A untuk menghindari
ketidakpercayaan dan memberi P3A
kesempatan untuk belajar langsung
Aspek Kelembagaan P3A Dukungan Penguatan: visi, peran P3A, dan
Manajemen (Pengembangan) eksternal lainnya
Pengelolaan organisasi: komunikasi,
resolusi konflik, dan lain-lain
Pengelolaan keuangan sederhana:
pembukuan yang cocok dengan jenis
kegiatan keuangan irigasi
Perencanaan keuangan yang
sederhana: mengembangkan
rencana bisnis
Pekerja lapangan P3A Investor akan mempekerjakan petani
pemakai air sebagai tenaga kerja
Aspek Teknis Operasional Investor Investor sebagai pengelola utama
dan Operasional infrastruktur sehari- (pengawas) sementara anggota P3A
hari; terlibat sebagai pekerja
30
Kelebihan dan kekurangan pengelolaan usaha irigasi tersier bekerjasama dengan pihak
swasta dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Manfaat
Penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar sebagai pengelola teknis
irigasi
1. Teknis Operasional :
- Pengelolaan teknis operasional
- Pemeliharaan jaringan antar desa
2. Akspek Keuangan
- Skema tarif jasa
- Bagi hasil keuntungan per desa
- Rencana kegiatan dan anggaran setiap musim tanam
Kelebihan dan kekurangan pengelolaan usaha irigasi tersier kerjasama antar desa
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
31
Kelebihan
32
MATERI POKOK 4
A. Modal usaha
Modal adalah uang atau benda yang digunakan sebagai pokok atau induk untuk
melakukan kegiatan usaha, perdagangan atau produksi. Baik harta benda berupa uang
maupun barang, selama mampu dan bisa digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
bisa menambah kekayaan. Jika melihat dari mana modal berasal, sumber modal dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber internal dan sumber eksternal.
1. Sumber Internal
Dalam konteks usaha irigasi, sumber internal berarti modal yang berasal dari
kas P3A/GP3A/IP3A yang masih dalam desa itu sendiri. Seperti penyertaan
modal dari desa, serta penyertaan modal dari masyarakat.
2. Sumber Eksternal
Sumber eksternal adalah modal yang berasal dari luar desa, seperti penyertaan
modal dari pihak ketiga, pinjama bank, serta hibah.
B. Sumber-sumber permodalan
Beberapa sumber permodalan antara lain bisa dilihat pada tabel berikut ini :
33
strategi untuk mengajak serta selanjutnya masyarakat
masyarakat dalam mendapatkan sertifikat
mengembangkan usaha irigasi saham yang
tersier sehingga kedepannya menandakan bahwa
masyarakat memiliki sense of mereka nantinya akan
belonging (rasa memiliki yang mendapatkan bagi hasil
tinggi) terhadap usaha irigasi ini. dari keuntungan usaha
irigasi ini
Jumlah minimal dan
maksimal modal yang
ditanam ditentukan
oleh organisasi
3 Penyertaan Modal Setelah adanya hibah dari Adanya skema bagi
Pihak Ketiga (Swasta) beberapa pihak, terutama hasil keuntungan untuk
pemerintah dalam bentuk aset sumbagan ke PADes
pompa utama ataupun jaringan (Pendapatan Asli Desa).
irigasi. Desa terkendala dalam hal Pengelolaan keuangan
modal operasional awal untuk yang transparan untuk
memulai usaha irigasi tersier. menghindari ketidak
Hal ini memungkinkan swasta/ percayaan dan
investor untuk terjun kedalam memungkinkan
usaha irigasi tersier, utamanya transfer pengetahuan
berupa penyertaan modal untuk kepada petani pemakai
operasional serta pembelian air.
infrastruktur tambahan sesuai Investor sebagai
kebutuhan. pengelola utama
(pengawas) dan
pelibatan petani
pemakai air sebagai
tenaga kerja
operasional irigasi.
Jangka waktu
kerjasama yang
34
disarankan adalah 5
tahun atau lebih.
4 Pinjaman Bank Komitmen Himbara (Himpunan Adanya legalitas
Bank Rakyat) sebagai mitra dalam kelembagaan yang kuat
percepatan pertumbuhan ekonomi untuk mengakses
desa bisa menjadi keuntungan pinjaman modal di
dalam akses permodalan usaha Bank.
ekonomi skala desa, termasuk P3A Adanya pola
pencatatan dan
pelaporan keuangan
P3A.
Adanya rencana
kegiatan dan anggaran
tahunan untuk menilai
prospek usaha dari
penerima pinjaman.
5 Hibah Hibah biasanya berupa aset tetap, Adanya legalitas
bisa berupa komponen produksi kelembagaan yang kuat
air ataupun jaringan irigasi yang dari penerima hibah.
selanjutnya dikelola swadaya oleh Adanya mekanisme
masyarakat. Hibah bisa berasal monitoring dan
dari : evaluasi pemanfaatan
a. Program Pemerintah asset dari pemberi
b. Program CSR Perusahaan hibah kepada penerima
c. Organisasi Nirlaba manfaat.
35
MATERI POKOK 5
STRATEGI PEMASARAN
Potensi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar jika digarap dengan strategi
pemasaran yang baik bakal mendatangkan kesuksesan besar bagi usaha utama maupun
peengembangan usaha P3A. Ada beberapa cara dalam menjangkau pasar lokal dengan
teknik pemasaran yang tepat, dibawah ini beberapa strategi pemasaran yang bisa
dijalankan:
Logo adalah sebuah penanda yang sangat penting karena akan menciptakan identitas
produk Anda yang membedakan satu usaha dengan usaha yang lain dan memudahkan
calon konsumen untuk mengingat produk atau jasa yang ditawarkan. Juga perlu
diperhatikan tagline atau slogan. Tagline atau slogan bukan hanya membuat produk
menjadi gampang diingat tetapi juga menyampaikan pesan yang kuat bagi setiap
konsumennya, misalnya tagline perusahaan Kopi Kapal Api yaitu ‘Jelas Lebih Enak’
yang mengandung makna produk Kopi Kapal Api diharapkan dipahami konsumen lebih
enak dibandingkan Kompetitor, atau contoh lain produk Teh Botol Sosro yaitu “apapun
makanannya minumnya Teh Botol Sosro”
Berpomosi secara online saat ini banyak digunakan oleh pelaku usaha baik dikota
maupun di desa karena mudah dan murah serta bisa menjangkau pasar yang luas
bahkan ke pasar internasional. Media social dan e-commerce bisa digunakan seperti
facebook, twitter, Instagram, tokopedia, shoppee, bukalapak, traveloka, dll.
Berpromosi secara offline masih cukup efektif dilakukan karena masih banyak calon
konsumen didesa yang mendengarkan radio, melihat papan reklame atau melihat brosur
yang ditempel ditempat-tempat strategis. Media lokal seperti surat kabar dan radio sangat
36
efektif untuk membantu Anda menguasai pasar lokal karena iklan di media ini bakal dilihat
orang-orang lokal. Orang yang membacanya juga lebih bakal lebih mudah tertarik karena
apa yang ditawarkan iklan itu berada tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Meski internet telah menjamur dan semua orang terkoneksi tetapi reklame di pinggir jalan
adalah strategi pemasaran yang tak akan lekang oleh jaman. Gunakan strategi
pemasaran lewat papan reklame karena setiap orang pasti akan membacanya, suka atau
tidak suka hingga akhirnya tertarik dan memberli produk Anda.
Meski sering dituding sebagai cara tradisional tetapi hingga hari ini masih dilakukan
banyak perusahaan karena simpel dan efektif. Dari brosur yang terbagi ke ribuan orang
minimal orang-orang menjadi tahu adanya produk Anda di kota itu.
Usahakan bisa meluangkan anggaran atau peran untuk berpartisipasi pada kegiatan
lokal yang mengundang banyak orang. Dengan memajang logo atau gambar produk dan
tagline yang menonjol maka usaha atau produk P3A bakal dikenal orang karena terbaca
dan masuk ingatan mereka.
Pameran atau ekspo adalah momen yang sangat efektif menjual jasa dan produk yang
dimiliki P3A. Bagi pelaku usaha even pameran menjadi sangat penting untuk
memperkenalkan produknya. Banyak pelaku usaha yang rajin mengikuti pameran
bahkan menjadikan pameran sebagai strategi pemasaran yang paling handal untuk
membidik target konsumennya.
P3A bisa mengikuti kegiatan dinas pariwisata dan UKM setempat yang sering
memberikan dukungan kepada inisiatif usaha kecil didesa. Dinas Pariwisata dan UKM
baik ditingkat kabupaten maupun provinsi bahkan nasioanal secara regular sering
mengadakan pameran untuk mempromosikan produk dan inovasi yang dihasilkan pelaku
usaha kecil dan menengah didaerahnya. Hubungan baik dengan dinas terkait akan
membantu mempromosikan usaha baru yang dibuat organisasi anda.
37
MATERI POKOK 6
38
1. Perbaikan lining 20 m3 50 1.000 Diborongkan/ Menjelang musim
saluran tersier (P Swakelola kemarau (10 hari)
= 50 meter, = 1
meter, t = 0,4
meter)
2. Pembangunan 4 buah 500 2.000 Diborongkan/ Masa
box kwarter Swakelola pengeringan (14
hari)
3. Pekerjaan 50 meter Lump 100 Gotong Masa
longsoran Sum royong pengeringan (10
saluran tersier hari)
39
Kode
Rekening Uraian Nominal Keterangan
Pendapatan
Pendapatan Penjualan Xxx
Pendapatan Lain-lain Xxx
Jumlah Pendapatan Xxx
Belanja
Biaya Operasional
Biaya Gaji Karyawan Xxx
Biaya Listrik dan Telepon Xxx
Biaya Pembelian Alat Xxx
Biaya BBM Xxx
Biaya Pemeliharaan Mesin Xxx
Biaya Pendidikan, Pembinaan dan Pelatihan Xxx
Biaya Jasa Konsultasi Xxx
Biaya Bunga Tabungan di Bank Xxx
Biaya Bunga Utang Pihak ke Tiga Xxx
Biaya Penyusutan Peralatan Xxx
Biaya Penyusutan Mesin Xxx
Biaya Penyusutan Kendaraan Xxx
Biaya Penyusutan Gedung Xxx
Biaya Non Operasional
Biaya Kerugian Investasi Xxx
Biaya Sosial Xxx
Biaya Administrasi Xxx
Biaya Lain-lain Xxx
Jumlah Belanja Xxx
Surplus/Defisit (Pendapatan-Belanja) Xxx
Audit berkala perlu dilakukan untuk memonitor performa kegiatan P3A, sebagai dasar
penilaian performa, membantu manajemen dalam membuat keputusan, mencegah
terjadinya penyimpangan, memberikan laporan kepada pihak ketiga yang bekerjasama
dengan P3A. Audit bisa dilakukan pihak internal P3A atau bekerjasama dengan pihak
independen atau pihak lain yang bekerjasama dengan P3A.
40
MATERI POKOK 7
Sumber daya manusia adalah hal yang utama sebagai pengelola suatu organisasi,
dan sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan dapat membangun
keterpaduan sistem antara pengelolaan jaringan irigasi dan kewirausahaan berbasis
irigasi. Pembinaan/pemberdayaan diharapkan dapat menumbuhkembangkan
kerjasama yang baik antar petani maupun dengan pihak lainnya, terkait dengan
pengelolaan jaringan irigasi, pemecahan masalah usahatani anggota secara lebih
efektif, dan pengembangan akses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber
daya lainnya.
A. Pembinaan/pemberdayaan kelembagaan
41
2. Menghasilkan dan meningkatkan pendapatan petani pemakai air sehingga
mereka mampu menggerakkan roda organisasi dan melaksanakan tugas
pengelolaan irigasi serta berpartisifasi secara lebih efektif dan efisien.
3. Mempromosikan usaha-usaha ekonomi yang cocok dengan lingkungan
dimana sistem tersebut beroperasi.
Dalam membina anggota P3A, sistem penghargaan kepada anggota dan pengurus
yang aktif dan berprestasi akan mendorong peningkatan kinerja P3A. Anggota dan
pengurus juga didorong untuk aktif belajar dari pihak yang memberikan
pendampingan baik teknis maupun non teknis kepada P3A.
Perempuan saat ini sudah memiliki peran baik sebagai pengurus P3A maupun
sebagai anggota P3A. Untuk peran sebagai pengurus, perempuan biasanya terlibat
sebagai sekertaris atau bendahara P3A. Perempuan bisa diberikan peran lebih
sebagai pengelola P3A disuatu daerah untuk meningkatkan kualitas manajerial P3A
yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas organisasi P3A dalam melayani
kebutuhan air petani anggota P3A dan bahkan bisa memperluas cakupan layanan
P3A sehingga semakin banyak petani penerima manfaat akses air untuk pertanian.
42
PENUTUP
A. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
1) Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Pengembangan Kewirausahaan
adalah :
a. PP No. 41 Tahun 2009
b. PP No. 41 Tahun 2019
c. PP No. 41 Tahun 2011
d. PP No. 41 Tahun 2018
B. Rangkuman
1 Pengembangan kewirausahaan diperlukan untuk dapat mendukung
keberlangsungan operasional organisasi P3A/GP3A/IP3A.
2 Untuk dapat mengembangkan kewirausahaan P3A/GP3A/IP3A perlu
dilakukan sosialisasi dan pemahaman tentang pentingnya kewirausahaan
sehingga dapat membuka peluang usaha dan tenaga kerja di pedesaan.
3 Potensi yang dapat dikembangkan menjadi bidang usaha pada daerah
irigasi berbeda-beda antara yang satu dan lainnya.
4 Dalam pemilihan bidang usaha sangat tergantung dengan potensi daerah
irigasi dan mempertimbangkan tingkat minat serta kemampuan
P3A/GP3A/IP3A setempat termasuk potensi pasar dan permodalan.
5 Untuk bisa berkembang dengan baik dalam prosesnya diperlukan
perencanaan yang matang dan dikelola sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
6. Sumber permodalan dapat berasal dari iuran anggota, perbankan, bagi
hasil serta kerja sama antar desa atau dengan perusahaan lain.
7. Strategi pemasaran menjadi sangat penting dalam memperkenalkan
produk yang dihasilkan untuk mendapatkan brand positif yang terkenal dan
mudah dikenal oleh pelanggan atau konsumen.
8. Rencana kegiatan dan anggaran perlu dipersiapkan untuk memantapkan
proses implementasinya sehingga perkembangannya dapat dimonitor dan
evaluasi sesuai standart prosedur yang telah ditetapkan.
9. Pelaku usaha / kewirausahaan sangat menentukan kesuksesan sebuah
usaha sehingga SDM nya perlu dilatih, diberdayakan dan diberikan
44
penghargaan bagi yang berprestasi.
45
D. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Setelah peserta mengikuti pelatihan mengenai Pengenalan Kewirausahaan
Berbasis Irigasi dan hasil evaluasi belajar, maka instruktur dan peserta dapat
menilai seberapa jauh keberhasilan pepelatihan yang diberikan.
Sebagai bahan tindak lanjut adalah memperdalam materi tersebut dengan
mengacu pada dasar hukum, pedoman serta daftar pustaka.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
GLOSARI
48