Anda di halaman 1dari 48

MODUL

PENGENALAN KEWIRAUSAHAAN
BERBASIS IRIGASI

Bimbingan Teknik Pengembangan Tata Guna Air


Dalam Rangka Pelatihan Teknis Instruktur PTGA

Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK
untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA.
Berbeda dengan Direktorat yang menangani pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi, peran Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan lebih berperan dalam
penyiapan perangkat lunak / NSPK dan pembinaan penyelenggaraan Operasi dan
Pemeliharaan. Dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur publik dimaksud
dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif bagi investasi, dan
penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri konstruksi untuk
melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua bahwa
tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding kemampuan
pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu dibiayai melalui
investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi swasta
berinvestasi sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik dukungan
keamanan investasi dan pengembaliannya.
Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air (PTGA)
di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam memahami dan
mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka pengelolaan
irigasi.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada
isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA.

Jakarta, …. 2019

Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Informasi Visual
Petunjuk Penggunaan Modul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Materi Pokok 1 Konsep Kewirausahaan


A. Umum
B. Definisi kewirausahaan
C. Tujuan pengembangan kewirausahaan
D. Karaktersitik /Dimensi-dimensi kewirausahaan
E. Cara pengembangan kewirausahaah
F. Manfaat kompetensi kewirausahaan
G. Menjadi seorang wirausaha sukses

Materi Pokok 2 Potensi Kewirausahaan berbasis Irigasi


A. Umum
B. Potensi Kewirausahaan pada daerah irigasi
1. Pemanfaatan tanah asset irigasi
2. Pemanfaatan ruang sempadan irigasi
3. Pemanfaatan galian sedimen
4. Pengelolaan rumput di jaringan irigasi
5. Budidaya ikan air tawar
6. Koperasi
7. Irigasi pompa
C. Pemilihan bidang kewirausahaan

Materi Pokok 3 Perencanaan dan Pengelolaan Usaha P3A


A. Perencanaan
B. Pengelolaan usaha irigasi oleh P3A
C. Pengelolaan usaha irigasi tersier kerjasama dengan BUMDes
D. Pengelolaan usaha irigasi tersier kerjasama dengan Swasta/Pihak Ketiga
E. Pengelolaan usaha irigasi kerjasama antar desa

Materi Pokok 4 Sumber Permodalan usaha berbasis irigasi


3
A. Modal usaha
B. Sumber-sumber permodalan

Materi Pokok 5 Strategi pemasaran


A. Membuat logo dan slogan produk
B. Promosi secara online
C. Promosi secara offline
D. Berpartisipasi pada kegiatan pameran

Materi Pokok 6 Rencana Kegiatan dan Anggaran


A. Pengertian penyusunan rencana kegiatan dan Anggaran
B. Cara menyusun rencana kegiatan dan anggaran
C. Laporan realisasi anggaran

Materi Pokok 7 Manajemen Sumber Daya Manusia


A. Pembinaan kelembagaan
B. Peran wanita dalam kewirausahaan P3A

PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik
E. Tindak Lanjut
F. Kunci Jawaban Soal
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARI

4
DAFTAR INFORMASI VISUAL

5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul
Prinsip-prinsip Pelatihan, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
2) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja dengan baik.
4) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

B. Petunjuk Bagi Instruktur


Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk:
1. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
2. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
3. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
4. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.

6
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan tanggung
jawab melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan tugas pembangunan
dibidang ke-PUPR-an yang meliputi bidang Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Air,
Bina Marga, Cipta Karya, Pengembangan Wilayah, Perumahan Rakyat, Penelitian dan
Pengembangan bidang PUPR dan Bina Konstruksi. Dalam pembangunan infrastruktur
bidang PUPR tersebut telah banyak dibangun berbagai macam sarana prasarana fisik
diseluruh wilayah Indonesia yang tujuan untuk mendukung sektor-sektor pembangunan
lainnya agar dapat berkembang, sehingga perekonomian masyarakat akan meningkat
dengan pesat yang pada akhirnya kesejahteraan rakyat akan segera tercapai. Untuk
dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil/Petugas OP yang handal khususnya
dalam penyelenggaraan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi, perlu dibuat
modul-modul sebagai materi pembinaan, pelatihan /bimbingan teknis sebgai upaya untuk
peningkatan:

a. Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat,


bangsa, Negara dan tanah air;
b. Kompetensi teknik, manajerial, dan atau kepemimpinannya;
c. Efisiensi, efektifitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan
semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja
organisasinya.

Pelatihan ini menguraikan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan Pengenalan


Kewirausahaan Berbasis Irigasi

B. Deskripsi Singkat

Dalam proses pembelajaran pengenalan kewirausahaan berbasis irigasi terdiri dari 7


(tujuh) materi pokok, yaitu konsep dasar kewirausahaan, potensi kewirausahaan
berbasis irigasi, perencanaan dan pengelolaan usaha P3A, sumber permodalan usaha

7
berbasis irigasi, strategi pemasaran, rencana kegiatan dan anggaran, manajemen
sumber daya manusia.
Metode yang dipakai dalam pembelajaran ini ialah ceramah dan diskusi.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti proses pembelajaran pengenalan kewirausahaan peserta
diharapkan mampu memahami pentingnya kewirausahaan, memiliki mental
kewirausahaan, mampu membuat rencana kerja dan mampu mengelola usahanya
yang berbasis keirigasian.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta dapat :
a. Menyusun Pedoman dan SOP Usaha Irigasi P3A
b. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan
c. Menyusun Laporan Keuangan
d. Menyusun Rencana Pengembangan Usaha

D. Pengertian

1. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
2. Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. 


3. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.

4. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang


merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
5. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan
bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya. 


6. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya 


8
7. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan
pelengkapnya.
8. Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah,
mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah
termasuk bangunan di dalamnya.
9. Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh
masyarakat desa atau pemerintah desa. 


10. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan warga


negara Indonesia dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar 


11. Wirausaha adalah warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan dalam
mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya
sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah bagi diri dan
lingkungannya secara berkelanjutan. 


12. Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah serangkaian upaya


pengaturan air irigasi termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik. 


13. Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang
menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga
lokal pengelola irigasi.
14. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
15. Pemerintah provinsi adalah gubernur dan perangkat daerah provinsi lainnya
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
16. Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan perangkat daerah
kabupten/kota lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
17. Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa lainnya sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.

9
E. Dasar Hukum
1. UU No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
2. UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa
3. PP NO. 41 tahun 2011 tentang Pengembangan kewirausahaan dan kepeloporan
pemuda serta prasarana dan sarana kepemudaan
4. PP No. 17 tahun 2013 tentang Pelaksanaan UU No.20 tahun 2008 tentang usaha
mikro, kecil, dan menengah.
5. INPRES no.2 tahun 1984 tentang Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A);
6. Permen PUPR no.08 /PRT/M/2015 tentang Penetapan Garus Sempadan
Jaringan Irigasi.
7. Permen PUPR no.09 /PRT/M/2015 tentang Penggunaan SDA
8. Permen PUPR no.12 /PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Irigasi.
9. Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi
10. Permen PUPR no.30 /PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi;
11. Permen PUPR no.50 /PRT/M/2015 tentang Ijin Penggunaan SDA.

F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Konsep Dasar Kewirausahaan
1.1. Umum
1.2. Definisi kewirausahaan
1.3. Tujuan pengembangan kewirausahaan
1.4. Karakteristik / dimesi-dimensi kewirausahaan
1.5. Cara pengembangan kewirausahaan
1.6. Manfaat kompetensi kewirausahaan
1.7. Menjadi seorang wirausaha sukses

2. Potensi kewirausahaan berbasis irigasi


2.1 Umum
2.2 Potensi kewirausahaan pada Daerah Irigasi
a. Pemanfaatan tanah asset irigasi
b. Pemanfaatan ruang sempadan irigasi
c. Pemanfaatan galian sedimen
d. Pengelolaan rumput di jaringan irigasi
e. Budidaya ikan air tawar
f. Koperasi irigasi
10
g. Irigasi Pompa
2.3 Pemilihan bidang kewirausahaan
3. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha P3A
3.1. Pengelolaan Usaha Irigasi oleh P3A
3.2. Usaha Irigasi Tersier kerjasama dengan BUMDes
3.3. Pengelolaan usaha irigasi tersier kerjasama dengan Swasta/Pihak Ketiga.
3.4. Pengelolaan usaha irigasi tersier kerjasama antar Desa
4. Sumber Permodalan usaha berbasis irigasi
4.1. Modal usaha
4.2. Sumber-sumber permodalan
5. Strategi Pemasaran
5.1. Membuat logo dan slogan produk
5.2. Promosi secara online
5.3. Promosi secara offline
5.4. Berpartisipasi dalam kegiatan Pameran
6. Rencana Kegiatan dan Anggaran
6.1. Pengertian penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
6.2. Cara menyusun rencana kegiatan dan anggaran
6.3. Laporan realisasi anggaran
7. Manajemen Sumber Daya Manusia
7.1. Pembinaan kelembagaan
7.2. Peran wanita dalam P3A

11
MATERI POKOK 1

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

A. Umum
Dengan memahami konsep kewirausahaan diharapkan dapat menggerakkan para
anggotanya dapat berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan
bernaluri kewirausahaan.

Konsep kewirausahaan yang sudah dipahami dipraktikkan dengan sukses melalui


rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi anggotanya dalam rangka mengubah
pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
kewirausahaan.

Salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah adalah kewirausahaan.


Kewirausahaan di sini dalam makna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial
bukan untuk kepentingan komersial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang
diambil adalah karakteristiknya (sifatnya) seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang
kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri
kewirausahaan; bukan mengkomersilkan sekolah/madrasah. Semua karakteristik
tersebut bermanfaat bagi Kepala sekolah/madrasah dalam mengembangkan
sekolah/madrasah, mencapai keberhasilan sekolah/madrasah, melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi kendala sekolah/madrasah, dan
mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber belajar siswa.

Berikut disampaikan secara ringkas tentang definisi kewirausahaan, tujuan


kewirausahaan, karakteristik/dimensi kewirausahaan, cara mengembangakan
kewirausahaan, dan ringkasan, yang kesemuanya dipetik dari makalah yang ditulis oleh
Slamet PH (2010) dengan judul “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan” yang
disampaikan dalam penataran pengawas sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat
Tenaga Kependidikan.

12
B. Definisi Kewirausahaan

Yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang


baru secara kreatif/inovatif dan kesanggupan hati (qolbu) untuk mengambil resiko atas
keputusan hasil ciptaannya serta melaksanakannya secara terbaik (sungguh-sungguh,
ulet, gigih, tekun, progresif, pantang menyerah, dsb.) sehingga nilai tambah yang
diharapkan dapat dicapai. Jadi, seorang wirausahawan memiliki kemampuan untuk
memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain (prinsip kreatif dan
inovatif) dan hasilnya adalah buah pikiran yang asli dan bukannya replikasi, baru dan
bukannya meniru, memberi kontribusi dan bukannya membuat rugi. Catatan: kreatif
berarti menghasilkan daya cipta karena belum pernah ada sebelumnya; inovatif berarti
memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Selain
kemampuan kreatif/inovatif, seorang wirausahawan juga memiliki kesanggupan hati
(qolbu) yang ditunjukkan oleh: (1) tumbuhnya tindakan atas kehendak sendiri dan bukan
karena pihak lain; (2) progresif dan ulet, seperti tampak pada usaha mengejar prestasi,
penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya; (3) berinisiatif,
yakni mampu berpikir dan bertindak secara asli/orisinal/baru, kreatif dan penuh inisiatif;
(4) pengendalian dari dalam, yakni kemampuan mengendalikan diri dari dalam,
kemampuan mempengaruhi lingkungan atas prakarsanya sendiri; dan (5) kemantapan
diri, yang ditunjukkan oleh harga diri dan percaya diri. Ringkasnya, siapapun yang
memiliki jiwa kewirausahaan akan menjadi agen perubahan yang mampu dan sanggup
mentransformasi sumberdaya yang ada di sekitarnya untuk memperoleh nilai tambah
yang menguntungkan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi, pribadi maupun
organisasi/masyarakat.

Ada yang kebetulan mengepas-ngepaskan bahwa istilah kewirausahaan itu merupakan


singkatan dari:

“KEWIRAUSAHAAN adalah singkatan dari: Kreatif, Enerjik, Wawasan


luas, Inovatif, Rencana bisnis, Agresif, Ulet, Supel, Antusias, Hemat,
Asa, Antusias, Negosiatif.”(Anonim 1, 2005)

13
Tetapi pembaca tidak harus mengikuti jabaran singkatan tersebut karena masih banyak
kata-kata penting yang terkait dengan kewirausahaan belum tertampung dalam
singkatan tersebut

C. Tujuan Pengembangan Kewirausahaan

Apakah tujuan yang akan dicapai dari pengembangan kewirausahaan? Dengan kata
lain, mengapakah kewirausahaan itu penting untuk dimiliki oleh seseorang? Dalam
hidup ini sudah jelas yaitu hanya orang-orang yang memiliki kelebihan kualitas saja
yang berhak memilih kehidupan di dunia, misalnya penghasilan, karir, pengaruh, dan
prestise. Kualitas kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting kualitas
manusia, akan tetapi kewirausahaan sebagai peluang karir kurang memperoleh
perhatian dan bahkan terasa dikesampingkan dalam sistem pendidikn kita. Oleh
karena itu, lemahnya kewirausahaan generasi muda dapat dimengerti karena kurang
memperoleh tempat dalam kebijakan pendidikan nasional. Padahal, kewirausahaan
mengajarkan cara-cara berpikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakan hati nurani
untuk lebih proaktif, properubahan, mendorong keingintahuan, ulet, gigih, berani
mengambil resiko, dan mengajarkan peserta didik tentang pentingnya prakarsa
(keberanian moral) untuk melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan, akan
tetapi akan membawa nilai tambah serta keuntungan yang lebih besar. Maka,
kedepan, pendidikan jiwa kewirausahaan sudah merupakan keniscayaan untuk
diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga sampai
perguruan tinggi.

Sebagai tambahan, kewirausahaan itu untuk siapa saja yang ingin menjadi
wirausaha sukses dan memperoleh keuntungan darinya (ekonomi dan/atau non-
ekonomi, material dan/atau non-material). Kewirausahan itu bukan hanya miliknya
para pengusaha, akan tetapi milik siapa saja, termasuk kepala sekolah, pengawas
dan bahkan menteri sekalipun karena mereka juga dapat disebut sebagai
wirausaha jika mereka sukses dalam pekerjaannya. Kebetulan, yang banyak
mempraktekkan kewirausahaan adalah para pengusaha karena mereka tahu
manfaatnya, akan tetapi bukan berarti bahwa kewirausahaan hanya milik
pengusaha.

D. Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan

Ada dua jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar
kewirausahaan, yang meliputi kualitas daya pikir, daya hati/qolbu, dan daya pisik; dan (2)
kualitas instrumental kewirausahaan, yaitu penguasaan lintas disiplin ilmu. Berikut
dijabarkan seperlunya tentang dua karakteristik/dimensi kewirausahaan yang dimaksud.
1. Kualitas Dasar Kewirausahaan

14
a. Daya Pikir
Kualitas dasar daya pikir kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-dimensi
sebagai berikut: berpikir kreatif; berpikir inovatif; berpikir asli/baru/orisinil;
berpikir divergen; berpikir mengembangkan; pionir berpikir; berpikir
menciptakan produk dan layanan baru; memikirkan sesuatu yang belum pernah
dipikirkan oleh orang lain; berpikir sebab-akibat; berpikir lateral; berpikir sistem;
berpikir sebagai perubah (agen perubahan); berpikir kedepan (berpikir
futuristik); berintuisi tinggi; berpikir maksimal; terampil mengambil keputusan;
berpikir positif; dan versalitas berpikir sangat tinggi.

b. Daya Qolbu/Hati
Kualitas dasar daya hati/qolbu kewirausahaan memiliki karakteristik/dimensi-
dimensi sebagai berikut: prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian moral untuk
mengenalkan hal-hal baru; proaktif, tidak hanya aktif apalagi hanya reaktif;
berani mengambil resiko; berani berbeda; pro perubahan dan bukan pro
kemapanan; kemauan, motivasi, dan spirit untuk maju sangat kuat; memiliki
tanggungjawab moral yang tinggi; hubungan interpersonal bagus; berintegritas
tinggi; gigih, tekun, sabar, dan pantang menyerah; bekerja keras; berkomitmen
tinggi; memiliki kemampuan untuk memobilisasi orang lain; melakukan apa saja
yang terbaik; melakukan perbaikan secara terus menerus; mau memetik
pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan, dan dari praktek-praktek yang baik;
membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah;
percaya diri; pencipta peluang; memiliki sifat daya saing tinggi, tetapi
mendasarkan pada nilai solidaritas; agresif/ofensif; sangat humanistik dan
hangat pergaulan; terarah pada tujuan akhir, bukan tujuan sesaat; luwes dalam
pergaulan; selalu menginginkan tantangan baru; selalu membangun keindahan
cita rasa melalui seni (kriya, musik, suara, tari, lukis, dsb.); bersikap mandiri
akan tetapi supel; tidak suka mencari kambing hitam; selalu berusaha
menciptakan dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya; terbuka terhadap
umpan balik; selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik
(meningkatkan/mengembangkan); tidak pernah merasa puas, terus menerus
melakukan inovasi dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya; dan keinginan
menciptakan sesuatu yang baru.

c. Daya Pisik

Kualitas dasar daya pisik/raga kewirausahaan memiliki karakteristik/ dimensi-


dimensi sebagai berikut: menjaga kesehatan secata teratur; memelihara
ketahan/stamina tubuh dengan baik; memiliki energi yang tinggi; dan
keterampilan tubuh dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.

15
2. Kualitas Instrumental Kewirausahaan
Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sukses, maka selain memiliki kualitas
dasar kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, dia harus juga memiliki
kualitas instrumental kewirausahaan yang kuat yaitu penguasaan disiplin ilmu,
baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu.
Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika,
manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen
perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas
disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).
Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses tidak cukup hanya memiliki
kualitas dasar kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga memiliki
kualitas instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu). Misalnya,
seorang kepala sekolah, pengawas, atau kepala dinas pendidikan
kabupaten/kota, harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan
yang menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya. Misalnya, mereka harus
memiliki ilmu-ilmu berikut yaitu: ilmu pendidikan, teori perubahan, kebijakan
pendidikan nasional dan daerah, manajemen pendidikan, pengembangan
organisasi pendidikan, pengembangan administrasi pendidikan, perencanaan
pendidikan, regulasi pendidikan, kepemimpinan pendidikan, komunikasi dan
jejaring pendidikan, supervisi pendidikan (pembelajaran, manajemen sekolah,
dsb.), dan akreditasi sekolah.

Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sebagai pengusaha, dia harus


memiliki ilmu-ilmu sebagaiberikut: manajemen produksi (proses produksi, rencana
produksi, riset dan pengembangan produksi), manajemen pemasaran (perebutan
pelanggan, rencana pemasaran, riset pasar dan pemasaran), manajemen
sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen peralatan dan
perbekalan, prinsip-prinsip akuntansi, manajemen transaksi, dan inti manajemen
(general manager).

Karateristik/dimensi-dimensi kewirausahaan yang telah disebutkan di atas


semuanya sangat diperlukan oleh kepala sekolah, namun materi pelatihan ini
hanya dibatasi pada dimensi-dimensi berikut (sesuai Permendiknas 13/2007):
kreativitas untuk selalu mencari solusi terbaik, inovasi, bekerja keras, dan motivasi
tinggi serta pantang menyerah. Naluri kewirausahaan menyangkut semua sifat-
sifat di atas.

E. Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan

Dibawah ini beberapa tahapan dalam mengembangkan kewirausahaan :

16
1. Melakukan evaluasi diri tentang tingkat/level kepemilikan kewirausahaan. Ini dapat
dilakukan melalui pengisian daftar kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah
pertanyaan tentang kewirausahaan yang dilakukan setulus-tulusnya dan sejujur-
jujurnya Hasil pengisian daftar/jawaban tersebut berupa profil diri kewirausahaan.

2. Berdasarkan hasil evaluasi diri (profil diri jiwa kewirausahaan), selanjutnya ditempuh
melalui berbagai upaya yang disebut “belajar”.

3. Mempelajari kewirausahaan dapat dilakukan melalui berbagai upaya, misalnya:


berpikir sendiri (otak kita kaya untuk berpikir), membaca (buku, jurnal, internet/web-
site), magang, kursus pendek, belajar dari wirausahawan sukses, pengamatan
langsung dilapangan, dialog dengan wirausahawan sukses, mengikuti seminar,
mengundang wirausahawan sukses, menyimak acara-acara kewirausahaan di
televisi, atau cara-cara lain yang dianggap tepat bagi dirinya untuk mempelajari
kewirausahaan.

F. Manfaat kompetensi kewirausahaan.


Manfaat kompetensi kewirausahaan adalah:
1. mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan
usaha/organisasi,
2. bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sebagai organisasi yang efektif,
3. memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi,
4. pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala.
5. memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar para anggota, dan
6. menjadi contoh bagi organisasi P3A/GP3A/IP3A, khususnya mengenai
kompetensi kewirausahaan.

G. Menjadi seorang wirausaha yang sukses

Ketua/Pengurus P3A/GP3A/IP3A sebagai wirausahawan yang sukses harus memiliki


tiga kompetensi pokok yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat
lewirausahaan. Ketiga kompetensi tersebut saling berkaitan. Keterkaitan ketiga
kompetensi tersebut digambarkan sebagai berikut.
17
Pengetahuan

Perusahaan
(Sekolah)

Keterampilan Sifat

Gambar 2: Kompetensi (Anonim 4, 2005)

Kompetensi merupakan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat.


Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang disimpan di otak dan dapat dipanggil
jika dibutuhkan. Keterampilan adalah kemampuan menerapkan pengetahuan.
Sifat/sikap adalah sekumpulan kualitas karakter yang membentuk kepribadian
seseorang (Anonim 4, 2005). Seseorang yang tidak memiliki ketiga kompetensi
tersebut akan gagal sebagai wirausahawan yang sukses.

Keterampilan-keterampilan (skills) yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan


menurut Hisrich & Peters (2002) adalah keterampilan teknikal, manajemen bisnis,
dan jiwa kewirausahaan personal. Keterampilan teknikal meliputi: mampu menulis,
berbicara, mendengar, memantau lingkungan, teknik bisnis, teknologi,
mengorganisasi, membangun jaringan, gaya manajemen, melatih, bekerja sama
dalam kerja tim (teamwork). Manajemen bisnis meliputi: perencanaan bisnis dan
menetapkan tujuan bisnis, pengambilan keputusan, hubungan manusiawi,
pemasaran, keuangan, pembukuan, manajemen, negosiasi, dan mengelola
perubahan. Jiwa wirausahawan personal meliputi: disiplin (pengendalian diri), berani
mengambil risiko diperhitungkan, inovatif, berorientasi perubahan, kerja keras,
pemimpin visioner, dan mampu mengelola perubahan.

18
MATERI POKOK 2

POTENSI KEWIRAUSAHAAN BERBASIS IRIGASI

A. Umum

Dalam rangka pendayagunaan semua potensi sumber daya air yang ada perlu
dilakukan kajian terhadap potensi daerah irigasi yang ada sehingga kedepan perlu
dilakukan upaya-upaya pemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat khususnya
petani /P3A/GP3A/IP3A. Untuk mengetahui potensi apa saja yang ada dalam setiap
daerah irigasi perlu dilakukan kajian/studi lapangan dengan melibatkan semua pihak
terkait di daerah irigasi tersebut untuk saling bersinergi dalam membantu masyarakat
petani/P3A/GP3A/IP3A dalam mengembangkan kewirausahaan sesuai bidang
usaha yang dipilih.

Diharapkan masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A dapat partisipasi yang dapat


diwujudkan dalam bentuk sumbangan pemikiran awal, gagasan, waktu, tenaga,
material dan dana. Partisipasi masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A, dilaksanakan
berdasarkan prinsip:

1. sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat; 


2. kebutuhan, kemampuan, dan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat


petani/P3A/GP3A/IP3A di daerah irigasi yang bersangkutan; dan
3. keuntungan yang diperoleh dari kewirausahaan dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan organisasinya dan menambah pendapatan masyarakat petani.
Keaktifan dari pengurus dan semua anggota masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A
termasuk pembinaan dari dinas/instansi yang terkait sangat menentukan
keberhasilan usaha dan kewirausahaan yang telah dirintis bersama.

B. Potensi kewirausahaan pada Daerah Irigasi


Berdasarkan hasil kajian/studi lapangan akan didapatkan potensi untuk
dikembangkan menjadi bidang usaha tentunya setiap daerah irigasi mempunyai
berbeda-beda. Ada beberapa contoh pemanfaatan sarana dan prasarana irigasi
yang ada untuk pengembangan usaha P3A/GP3A/IP3A tentunya dengan proses ijin

19
pada yg punya kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistim irigasi
diantaranya sebagai berikut :
1. Pemanfaatan asset irigasi
 Wisata
 Tempat usaha
2. Pemanfaatan ruang sempadan irigasi
 Untuk warung/kuliner
 Tanaman buah
 Sayuran
 Kolam ikan
3. Pemanfaatan galian sedimen
 Batu bata
 Keramik/grabah
 Kerajinan
4. Pemanfaatan air untuk usaha non pertanian
 Di dalam saluran
 Di bangunan
5. Koperasi Irigasi
 Simpan pinjam
 Persewaan peralatan
 Penjualan produk
6. Irigasi Pompa
 Usaha irigasi pompa

Sebelum memulai beragam potensi usaha seperti tersebut diatas, diperlukan


kajian/studi yang cermat antara lain dengan analisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) dalam menyusun studi kelayakan usaha yang disesuaikan
dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki P3A/GP3A/IP3A.

C. Pilihan bidang kewirausahaan

1. Pemanfaatan Aset Irigasi


Di beberapa daerah, asset irigasi dapat dimanfaatkan menjadi potensi wisata alam
atas peran kerjasama masyarakat setempat bersama dengan pemerintah daerah
dalam mengembangkan potensi wisata alam yang ada. Potensi wisata alam yang
dimiliki bisa mendatangkan keuntungan karena menghasilkan pendapatan daerah,
selain itu masyarakat juga akan mendapatkan rezeki dari pengunjung yang datang.

20
2. Pemanfaatan Ruang Sepadan Irigasi
Ruang sempadan irigasi adalah ruang diantara garis sempadan kanan dan garis
sempadan kiri jaringan irigasi. Ruang sempadan ini atas ijin pengelola jaringan irigasi
dapat dimanfaatan untuk beragam kegiatan usaha yang bermanfaat sebagai sumber
pendapatan P3A/GP3A/IP3A seperti untuk budidaya tanaman hortikultura yang
bernilai ekonomi tinggi, untuk budidaya ikan, atau untuk budidaya tanaman lainnya
yang bisa memberikan tambahan penghasilan bagi P3A/GP3A/IP3A.

3. Pemanfaatan Galian Sedimen Irigasi


Pemeliharaan jaringan irigasi harus terus menerus dilakukan untuk menjamin
kelancaran distribusi air kepada para anggota P3A/GP3A/IP3A. Salah satu upaya
pemeliharaan adalah penggalian sedimen irigasi.
Sedimen irigasi ada yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan kreatif seperti produksi
batu bata atau gerabah. Jadi selain saluran irigasi menjadi terawat bersih, galian
sedimen yang dihasilkan juga bernilai ekonomis jika dimanfaatkan secara kreatif.

21
4. Pemanfaatan Air Untuk Usaha Non PertanianDibeberapa daerah sumber air yang
ada cukup berlimpah dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan non pertanian seperti
perikanan darat.

Potensi perikanan darat di Indonesia dapat dibagi menjadi potensi perikanan di


perairan umum dan potensi budidaya perikanan di kolam atau tambak. Dari perairan
umum terutama dari sungai, waduk-waduk dan sebagian danau dalam rupa budidaya
jaring-keramba apung untuk menghasilkan ikan-ikan mas (Cyprinus), nila (Tilapia)
dan belakangan juga patin (Pangasius) yang sepenuhnya bergantung pada alam dan
pengelolaan pemanfaatan perairan dengan baik.

Di Sungai (tanpa mengganggu aliran) Di Saluran (tanpa mengganggu aliran)

Namun perlu diperhatikan kualitas air karena dibeberapa lokasi sungai tingkat
pencemaran air sungai saat ini relatif tinggi. Belum lagi jika pada musim hujan pada
umumnya selalu terjadi peningkatan aliran air karena curah hujan yang tinggi dengan
membawa serta lumpur dan sampah yang tentunya sangat menurunkan kualitas air.
Perlu dipertimbangakan untuk membangun kolam-kolam karena diperlukan
22
tambahan investasi untuk pengadaan lahan dan biaya pembangunannya namun saat
ini sudah ada beberapa inovasi kolam sederhana yang tidak memerlukan biaya
besar. Ada juga alternative usaha tumpang sari misalnya ikan dan tanaman seperti
minapadi.

5. Usaha Koperasi

Anggota P3A jumlahnya tidak sedikit apalagi jika organisasinya berupa GP3A yang
bisa menjadi potensi usaha baru bagi P3A atau GP3A dalam memberikan layanan
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dalam bentuk koperasi. Simpan
pinjam, usaha distribusi atau penjualan input pertanian, usaha sewa alat pertanian
dan beragam usaha lainnya yang dibutuhkan anggota P3A bisa menjadi alternatif
usaha baru bagi P3A dan menjadi sumber penghasilan bagi operasional organisasi.
Namun semua potensi pengembangan usaha seperti disebutkan diatas diperlukan
analisa mendalam dan disesuaikan dengan kapasitas sumberdaya dan pemodalan
yang dimiliki agar tidak mengurangi kualitas layanan kepada para anggota. Kemitraan
dengan berbagai pihak lain diluar juga bisa dijajaki untuk membentuk sinergi
pengembangan usaha tanpa membebani keuangan organisasi.

6. Irigasi Pompa

Dibeberapa daerah P3A juga berinisiatif menyediakan akses air kepada anggotanya
terutama yang jauh lokasi lahannya dari sumber air atau sarana irigasi dengan sarana
irigasi pompa. Sumber air untuk irigasi pompa bisa dari air permukaan atau air sumur
dalam. Usaha ini jika dikelola dengan baik akan menguntungkan semua pihak yang

23
terkait baik P3A sebagai pemilik dan pengelola usaha maupun petani sebagai
konsumen jasa akses air P3A. Indonesia sebagai negara agraris yang masih sangat
luas lahan pertaniannya dipedesaan masih membutuhkan akses air terutama
dimusim kemarau untuk berbagai komoditas pertanian. Hal ini bisa menjadi potensi
pasar bagi layanan jasa akses air oleh P3A. dalam menjalankan usaha irigasi pompa
dibutuhkan perencanaan baik dalam hal teknis maupun non teknis terkait efisiensi
pengambilan dan distribusi air serta pengelolaan operasional mesin yang efektif.
Kendala biaya operasional yang tinggi baik dengan penggerak bersumber diesel atau
listrik dapat diatasi dengan alternative menggunakan pompa tenaga surya yang
walaupun biaya investasi diawal relative besar tetapi lebih murah dalam hal biaya
operasional.

Dukungan teknis bisa didapatkan petugas P3A dengan bertanya kepada ahli atau
petugas yang memahami desain teknis pompa dan distribusi air yang efisien baik dari
pemerintah daerah maupun pihak swasta seperti perusahaan pompa atau kontraktor.

Sistem irigasi oleh petani yang efisien saat ini mulai diperkenalkan oleh pemerintah
baik pusat maupun daerah untuk mendorong efisiensi penggunaan air yang makin
lama makin terbatas karena permintaan lebih besar daripada suplai.

Sistem irigasi tetes bisa digunakan untuk daerah yang sulit air, terbatas tenaga kerja
pertanian dan terutama untuk tanaman yang bernilai tinggi seperti sayur dan
hortikultura. Saat ini sudah banyak pilihan sistem irigasi tetes yang terjangkau
terutama jika dikombinasikan dengan peralatan yang ada mudah didapat didesa.
Peralatan sistem irigasi tetes bisa didapatkan melalui took alat pertanian, distributor
alat pertanian atau melalui took di internet. P3A juga bisa menjadikan penjualan alat
irigasi tetes menjadi sumber usaha baru.

24
25
MATERI POKOK 3

PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN USAHA

A. Perencanaan

Perencanaan usaha merupakan rancangan upaya untuk memanfaatkan sumber daya


dan sarana serta prasarana yang ada secara optimal untuk memulai dan
mengembangkan usaha di daerah irigasi. Perencanaan sangat penting dilakukan agar
usaha yang dijalankan nantinya dapat berjalan efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam
hal usaha berbasis irigasi di desa, perencanaan harus dilihat secara komprehensif.
Dalam perencanaan hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Tujuan atau target yang ingin dicapai


b. Tahapan untuk mencapai sasaran tersebut
c. Sumber daya yang dibutuhkan
d. Jadwal atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran

B. Pengelolaan
Perbedaan tata kelola usaha berbasis irigasi di setiap desa tidak terlepas dari beberapa
kondisi yang mempengaruhi seperti kapasitas SDM, infrastruktur, kebutuhan, kebijakan,
serta kearifan lokal di masing – masing desa. Secara umum, pengelolaan usaha berbasis
irigasi terbagi dalam 4 model:
1. Pengelolaan usaha oleh P3A
2. Pengelolaan usaha kerjasama dengan BUMDes
3. Pengelolaan usaha kerjasama dengan Swasta/Pihak ketiga
4. Pengelolaan usaha kerjasama antar desa

B. Pengelolaan Usaha Oleh P3A

Model ini adalah model konvensional yang paling lazim ditemui, merujuk pada aturan
dinas pertanian bahwasannya desa harus membentuk struktur organisasi P3A sebagai
prasyarat penerima bantuan berupa saluran irigasi air permukaan yang terdiri dari pompa

26
induk dan saluran pipa pengairan. Dasar hukum pembentukan P3A umumnya disahkan
melalui akta notaris ataupun Surat Keputusan (SK) kepala desa.

Manfaat

Bila dikelola dengan baik, akan dapat mengakomodir kepentingan seluruh petani
dengan memegang prinsip perencanaan dan pelaksanaan partisipatoris.

Mampu menyediakan sumber daya manusia (petani) untuk melakukan pekerjaan


lapangan irigasi.

C. Pengelolaan Usaha Kerjasama dengan BUMDes


Dalam mengelola usaha berbasis irigasi, P3A dapat bekerja sama dengan unit usaha
BUMDes dengan mengikuti pola yang diatur oleh BUMDes diantaranya menetapkan
alokasi keuntungan bagi hasil untuk pengembalian modal kerja (operasional),
sumbangan ke PADes, sebagai gaji pengurus, dan sebagai dana sosial

Idealnya, pemerintah desa perlu mendorong agar usaha-usaha yang sudah ada didesa
terintegrasi dalam BUMDes. Hal ini akan memudahkan desa untuk melakukan
pengelolaan dan pengawasannya. Selain itu, pasca adanya UU No.6 Tahun 2014,
pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Menteri No.4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Peraturan ini kemudian menjadi rujukan bagi pemerintah desa untuk mengelola
BUMDes.

Perlu diingat bahwa, BUMDes hadir bukan untuk bersaing dengan usaha yang telah ada
di desa sebelumnya. Karena hal tersebut dapat mematikan perekonomian masyarakat.
Sebaliknya, BUMDes dapat bertindak sebagai holding/ induk dari semua unit usaha yang
ada di desa. Kehadirannya bukan untuk bersaing, tapi untuk meningkatkan daya saing
usaha-usaha di desa.

27
Sebagai contoh, ketika di desa A terdapat P3A yang telah mengelola
bisnis irigasi di desanya, P3A tersebut dapat didorong untuk menjadi salah
satu unit usaha yang dikelola oleh BUMDes. Hal ini akan memudahkan
desa untuk mengintergasikan semua bisnis yang ada didesa. Selain itu,
apabila P3A menjadi bagian dari unit usaha BUMDes, memungkinkan bagi
pemerintah desa memberi modal kepada P3A melalui BUMDes.

Semangat UU Desa
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa mendorong desa dapat berperan sebagai subjek
dan objek pembangunan demi mencapai kemandirian desa.Salah satu dampak yang
bisa dirasakan adalah adanya dana desa. UU No.6 Tahun 2014 memberikan mandat
kepada pemerintah pusat untuk menganggarkan dana desa. Dana desa menjadi
salah satu sumber pendapatan desa dan dianggarkan setiap tahun dalam APBN.
Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk bidang pelaksanaan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa

Tata Kelola BUMDes pasca lahirnya UU Desa

Karena adanya dua asas tersebut (Asas Rekognisi dan Subsidiaritas) berdampak
pada bertambahnya beban ekonomi desa untuk menanggung bertambahnya
kewenangan yang dimiliki. Selain memberikan transfer dana dari pusat, desa
diberikan hak untuk mendirikan dan mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Kehadiran BUMDes merupakan cara untuk mengurangi beban ekonomi yang


ditanggung desa. BUMDes diarahkan agar dapat menambah Pendapatan Asli Desa
(PADes) serta memberikan pemberdayaan kepada masyarakat. Desa diberikan
kewenangan penuh mulai dari pendirian, pengelolaan, dan mekanisme
pertanggungjawaban BUMDes.

Oleh karenanya, setiap desa sangat perlu untuk mendirikan dan mengembangkan
BUMDes. Hadirnya dana desa, juga memberi ruang kepada desa untuk memberi
modal awal bagi BUMDes sesuai dengan kebutuhannya. Pemerintah desa dapat
memberi modal secara legal karena BUMDes merupakan lembaga yang dibentuk

28
secara kolektif oleh seluruh elemen yang ada di desa serta memiliki payung hukum
berupa peraturan desa.

Manfaat

- Adanya jaminan penyertaan modal dari Desa


- Adanya komitmen Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) untuk bekerjasama dengan
BUMDes sehingga memudahkan akses permodalan.
- Adanya kewajiban laporan pertanggung jawaban BUMDes kepada Pemerintah Desa.
- Lebih memudahkan dalam pengintegrasian semua usaha yang ada di Desa dalam
payung BUMDes.

D. Pengelolaan Usaha Berbasis Irigasi Bekerjasama dengan Swasta/ Pihak Ketiga

Salah satu tantangan besar bagi P3A ketika akan menjalankan operasi berbasis irigasi
adalah karena keterbatasan modal dan ini menarik bagi para Investor untuk berinvestasi
dalam kegiatan usaha berbasis irigasi didesa, yang mengalokasikan dananya untuk
operasional dan penambahan infrastruktur (sesuai kebutuhan). Kehadiran investor bak
menjadi angin segar bagi para petani, investor dapat memberikan lapangan kerja baru
bagi warga desa. Namun disisi lain, di beberapa tempat pengelolaan irigasi oleh pihak
swasta memunculkan polemik tersendiri karena investor seringkali hanya memikirkan
aspek keuntungan. Model pembagian kewenangan pengelolaan usaha berbasis irigasi
antara desa bekerjasama dengan pihak swasta dapat disimak pada tabel berikut:

Aspek Utama Aktivitas Provider Persyaratan dan Ketentuan

Aspek Finansial Dana untuk Investor  Penyediaan infrastruktur & peralatan


operasional  Jaminan kerjasama minimal 5 tahun
 Tarif disepakati bersama
 Sumbangan untuk Pendapatan Desa
dan P3A
 Pendanaan biaya rendah untuk
modal kerja (sebagai insentif)

29
Dana investasi Investor &  Jika terjadi perubahan minimum,
tambahan External investor harus mengambil investasi
dan mengenakan biaya layanan yang
lebih besar dalam jangka waktu
tertentu yaitu 3 tahun pertama.
 Bila memerlukan dukungan
keuangan eksternal harus
mempertimbangkan tambahan yang
besar, atau
 Jangka waktu kerja sama yang lebih
lama yaitu 10 tahun.
Pengelolaan Investor Pengelolaan keuangan yang transparan
keuangan dengan P3A untuk menghindari
ketidakpercayaan dan memberi P3A
kesempatan untuk belajar langsung
Aspek Kelembagaan P3A Dukungan  Penguatan: visi, peran P3A, dan
Manajemen (Pengembangan) eksternal lainnya
 Pengelolaan organisasi: komunikasi,
resolusi konflik, dan lain-lain
 Pengelolaan keuangan sederhana:
pembukuan yang cocok dengan jenis
kegiatan keuangan irigasi
 Perencanaan keuangan yang
sederhana: mengembangkan
rencana bisnis
Pekerja lapangan P3A Investor akan mempekerjakan petani
pemakai air sebagai tenaga kerja
Aspek Teknis Operasional Investor Investor sebagai pengelola utama
dan Operasional infrastruktur sehari- (pengawas) sementara anggota P3A
hari; terlibat sebagai pekerja

Pemantauan hasil Investor


panen petani
Pengumpulan tarif Investor Tarif yang disepakati Bersama.
layanan berbasis
irigasi

30
Kelebihan dan kekurangan pengelolaan usaha irigasi tersier bekerjasama dengan pihak
swasta dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Manfaat

Adanya jaminan permodalan

Secara manajemen lebih tertata secara profesional

Penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar sebagai pengelola teknis
irigasi

E. Pengelolaan Usaha Berbasis Irigasi Kerjasama Antar Desa


Pengelolaan usaha berbasis irigasi antar desa sangat dimungkinkan bila beberapa desa
menyepakati untuk bekerjasama atau membentuk BUMDes bersama dalam
pengelolaan usaha berbasis irigasi. Model ini biasanya dilatar belakangi oleh beberapa
hal, diantaranya yaitu :
1. Keterbatasan permodalan
2. Keterbatasan akses pada sumber daya alam
3. Ketimpangan infrastruktur antara satu desa dengan desa lainnya
4. Keterbatasan kapasitas SDM pengelola usaha berbasis irigasi

Lingkup kerjasama pengelolaan minimal harus memuat beberapa hal, diantaranya


adalah :

1. Teknis Operasional :
- Pengelolaan teknis operasional
- Pemeliharaan jaringan antar desa
2. Akspek Keuangan
- Skema tarif jasa
- Bagi hasil keuntungan per desa
- Rencana kegiatan dan anggaran setiap musim tanam
Kelebihan dan kekurangan pengelolaan usaha irigasi tersier kerjasama antar desa
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

31
Kelebihan

- Peningkatan cakupan pasar menyebabkan peningkatan omzet usaha berbasis


irigasi

- Penyebar luasan akses jaringan bagi petani

32
MATERI POKOK 4

SUMBER PERMODALAN USAHA BERBASIS IRIGASI

A. Modal usaha
Modal adalah uang atau benda yang digunakan sebagai pokok atau induk untuk
melakukan kegiatan usaha, perdagangan atau produksi. Baik harta benda berupa uang
maupun barang, selama mampu dan bisa digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
bisa menambah kekayaan. Jika melihat dari mana modal berasal, sumber modal dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber internal dan sumber eksternal.

1. Sumber Internal
Dalam konteks usaha irigasi, sumber internal berarti modal yang berasal dari
kas P3A/GP3A/IP3A yang masih dalam desa itu sendiri. Seperti penyertaan
modal dari desa, serta penyertaan modal dari masyarakat.

2. Sumber Eksternal
Sumber eksternal adalah modal yang berasal dari luar desa, seperti penyertaan
modal dari pihak ketiga, pinjama bank, serta hibah.

B. Sumber-sumber permodalan

Beberapa sumber permodalan antara lain bisa dilihat pada tabel berikut ini :

No Sumber Permodalan Penjelasan Syarat dan Ketentuan


1 Penyertaan Modal Diambil dari APBDes, biasanya Pemerintah Desa dapat
Desa diambil dari pos pemberdayaan memberikan alokasi dana
masyarakat desa. kepada lembaga desa
yang berada dibawah
naungan pemdes. Untuk
besarannya tergantung
dengan proposal yang
diajukan dan kemampuan
anggaran desa.
2 Penyertaan Modal Masyarakat Desa/Individu dapat  Penyertaan modal ini
dari Masyarakat memberikan permodalan dalam diberikan langsung
bentuk uang. Hal ini juga sebagai oleh masyarakat dan

33
strategi untuk mengajak serta selanjutnya masyarakat
masyarakat dalam mendapatkan sertifikat
mengembangkan usaha irigasi saham yang
tersier sehingga kedepannya menandakan bahwa
masyarakat memiliki sense of mereka nantinya akan
belonging (rasa memiliki yang mendapatkan bagi hasil
tinggi) terhadap usaha irigasi ini. dari keuntungan usaha
irigasi ini
 Jumlah minimal dan
maksimal modal yang
ditanam ditentukan
oleh organisasi
3 Penyertaan Modal Setelah adanya hibah dari  Adanya skema bagi
Pihak Ketiga (Swasta) beberapa pihak, terutama hasil keuntungan untuk
pemerintah dalam bentuk aset sumbagan ke PADes
pompa utama ataupun jaringan (Pendapatan Asli Desa).
irigasi. Desa terkendala dalam hal  Pengelolaan keuangan
modal operasional awal untuk yang transparan untuk
memulai usaha irigasi tersier. menghindari ketidak
Hal ini memungkinkan swasta/ percayaan dan
investor untuk terjun kedalam memungkinkan
usaha irigasi tersier, utamanya transfer pengetahuan
berupa penyertaan modal untuk kepada petani pemakai
operasional serta pembelian air.
infrastruktur tambahan sesuai  Investor sebagai
kebutuhan. pengelola utama
(pengawas) dan
pelibatan petani
pemakai air sebagai
tenaga kerja
operasional irigasi.
 Jangka waktu
kerjasama yang

34
disarankan adalah 5
tahun atau lebih.
4 Pinjaman Bank Komitmen Himbara (Himpunan  Adanya legalitas
Bank Rakyat) sebagai mitra dalam kelembagaan yang kuat
percepatan pertumbuhan ekonomi untuk mengakses
desa bisa menjadi keuntungan pinjaman modal di
dalam akses permodalan usaha Bank.
ekonomi skala desa, termasuk P3A  Adanya pola
pencatatan dan
pelaporan keuangan
P3A.
 Adanya rencana
kegiatan dan anggaran
tahunan untuk menilai
prospek usaha dari
penerima pinjaman.
5 Hibah Hibah biasanya berupa aset tetap,  Adanya legalitas
bisa berupa komponen produksi kelembagaan yang kuat
air ataupun jaringan irigasi yang dari penerima hibah.
selanjutnya dikelola swadaya oleh  Adanya mekanisme
masyarakat. Hibah bisa berasal monitoring dan
dari : evaluasi pemanfaatan
a. Program Pemerintah asset dari pemberi
b. Program CSR Perusahaan hibah kepada penerima
c. Organisasi Nirlaba manfaat.

35
MATERI POKOK 5

STRATEGI PEMASARAN

Potensi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar jika digarap dengan strategi
pemasaran yang baik bakal mendatangkan kesuksesan besar bagi usaha utama maupun
peengembangan usaha P3A. Ada beberapa cara dalam menjangkau pasar lokal dengan
teknik pemasaran yang tepat, dibawah ini beberapa strategi pemasaran yang bisa
dijalankan:

A. Pembuatan Logo dan Slogan produk

Logo adalah sebuah penanda yang sangat penting karena akan menciptakan identitas
produk Anda yang membedakan satu usaha dengan usaha yang lain dan memudahkan
calon konsumen untuk mengingat produk atau jasa yang ditawarkan. Juga perlu
diperhatikan tagline atau slogan. Tagline atau slogan bukan hanya membuat produk
menjadi gampang diingat tetapi juga menyampaikan pesan yang kuat bagi setiap
konsumennya, misalnya tagline perusahaan Kopi Kapal Api yaitu ‘Jelas Lebih Enak’
yang mengandung makna produk Kopi Kapal Api diharapkan dipahami konsumen lebih
enak dibandingkan Kompetitor, atau contoh lain produk Teh Botol Sosro yaitu “apapun
makanannya minumnya Teh Botol Sosro”

B. Promosi Secara Online

Berpomosi secara online saat ini banyak digunakan oleh pelaku usaha baik dikota
maupun di desa karena mudah dan murah serta bisa menjangkau pasar yang luas
bahkan ke pasar internasional. Media social dan e-commerce bisa digunakan seperti
facebook, twitter, Instagram, tokopedia, shoppee, bukalapak, traveloka, dll.

C. Promosi Secara Offline

Berpromosi secara offline masih cukup efektif dilakukan karena masih banyak calon
konsumen didesa yang mendengarkan radio, melihat papan reklame atau melihat brosur
yang ditempel ditempat-tempat strategis. Media lokal seperti surat kabar dan radio sangat
36
efektif untuk membantu Anda menguasai pasar lokal karena iklan di media ini bakal dilihat
orang-orang lokal. Orang yang membacanya juga lebih bakal lebih mudah tertarik karena
apa yang ditawarkan iklan itu berada tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Meski internet telah menjamur dan semua orang terkoneksi tetapi reklame di pinggir jalan
adalah strategi pemasaran yang tak akan lekang oleh jaman. Gunakan strategi
pemasaran lewat papan reklame karena setiap orang pasti akan membacanya, suka atau
tidak suka hingga akhirnya tertarik dan memberli produk Anda.

Meski sering dituding sebagai cara tradisional tetapi hingga hari ini masih dilakukan
banyak perusahaan karena simpel dan efektif. Dari brosur yang terbagi ke ribuan orang
minimal orang-orang menjadi tahu adanya produk Anda di kota itu.

D. Berpartisipasi dalam kegiatan Pameran

Usahakan bisa meluangkan anggaran atau peran untuk berpartisipasi pada kegiatan
lokal yang mengundang banyak orang. Dengan memajang logo atau gambar produk dan
tagline yang menonjol maka usaha atau produk P3A bakal dikenal orang karena terbaca
dan masuk ingatan mereka.

Pameran atau ekspo adalah momen yang sangat efektif menjual jasa dan produk yang
dimiliki P3A. Bagi pelaku usaha even pameran menjadi sangat penting untuk
memperkenalkan produknya. Banyak pelaku usaha yang rajin mengikuti pameran
bahkan menjadikan pameran sebagai strategi pemasaran yang paling handal untuk
membidik target konsumennya.

P3A bisa mengikuti kegiatan dinas pariwisata dan UKM setempat yang sering
memberikan dukungan kepada inisiatif usaha kecil didesa. Dinas Pariwisata dan UKM
baik ditingkat kabupaten maupun provinsi bahkan nasioanal secara regular sering
mengadakan pameran untuk mempromosikan produk dan inovasi yang dihasilkan pelaku
usaha kecil dan menengah didaerahnya. Hubungan baik dengan dinas terkait akan
membantu mempromosikan usaha baru yang dibuat organisasi anda.

37
MATERI POKOK 6

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN

A. Pengertian Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran


Sangat penting adanya perencanaan dan pengaturan keuangan atau anggaran ketika
menjalankan suatu kegiatan bisnis. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran adalah
langkah awal dalam pelaksanaan program kerja yang telah disusun.

B. Cara Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran


Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran dimulai dari penyusunan rencana strategis
lalu program kerja yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dan selanjutnya
menentukan anggaran dana untuk melaksanakan kegiatan.
Contoh : Rencana Kegiatan

No. Kegiatan Volume Harga Biaya Pelaksanaan Waktu


Satuan (x Rp Pelaksanaan
(x Rp 1.000
1.000)

38
1. Perbaikan lining 20 m3 50 1.000 Diborongkan/ Menjelang musim
saluran tersier (P Swakelola kemarau (10 hari)
= 50 meter, = 1
meter, t = 0,4
meter)
2. Pembangunan 4 buah 500 2.000 Diborongkan/ Masa
box kwarter Swakelola pengeringan (14
hari)
3. Pekerjaan 50 meter Lump 100 Gotong Masa
longsoran Sum royong pengeringan (10
saluran tersier hari)

C. Laporan Realisasi Anggaran


Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang dinyatakan
dalam satuan ukuran keuangan. Anggaran yang disusun digunakan untuk perencanaan
pemasukan dan pengeluaran dalam aktivitasnya pada periode tertentu, biasanya 1 tahun
ke depan (biasanya dimulai dari 1 Januari-31 Desember). Anggaran dilakukan untuk
mengontrol seberapa efektif dan efisiennya aktivitas operasi dari P3A.

Ketika pendataan informasi mengenai pendapatan, pengeluaran, daftar belanja, dan


harga pasar dari anggaran, P3A dapat memulai membuat daftar realisasi anggaran yang
berbentuk seperti contoh dibawah ini :

39
Kode
Rekening Uraian Nominal Keterangan
Pendapatan
Pendapatan Penjualan Xxx
Pendapatan Lain-lain Xxx
Jumlah Pendapatan Xxx
Belanja
Biaya Operasional
Biaya Gaji Karyawan Xxx
Biaya Listrik dan Telepon Xxx
Biaya Pembelian Alat Xxx
Biaya BBM Xxx
Biaya Pemeliharaan Mesin Xxx
Biaya Pendidikan, Pembinaan dan Pelatihan Xxx
Biaya Jasa Konsultasi Xxx
Biaya Bunga Tabungan di Bank Xxx
Biaya Bunga Utang Pihak ke Tiga Xxx
Biaya Penyusutan Peralatan Xxx
Biaya Penyusutan Mesin Xxx
Biaya Penyusutan Kendaraan Xxx
Biaya Penyusutan Gedung Xxx
Biaya Non Operasional
Biaya Kerugian Investasi Xxx
Biaya Sosial Xxx
Biaya Administrasi Xxx
Biaya Lain-lain Xxx
Jumlah Belanja Xxx
Surplus/Defisit (Pendapatan-Belanja) Xxx

Audit berkala perlu dilakukan untuk memonitor performa kegiatan P3A, sebagai dasar
penilaian performa, membantu manajemen dalam membuat keputusan, mencegah
terjadinya penyimpangan, memberikan laporan kepada pihak ketiga yang bekerjasama
dengan P3A. Audit bisa dilakukan pihak internal P3A atau bekerjasama dengan pihak
independen atau pihak lain yang bekerjasama dengan P3A.
40
MATERI POKOK 7

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia adalah hal yang utama sebagai pengelola suatu organisasi,
dan sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan dapat membangun
keterpaduan sistem antara pengelolaan jaringan irigasi dan kewirausahaan berbasis
irigasi. Pembinaan/pemberdayaan diharapkan dapat menumbuhkembangkan
kerjasama yang baik antar petani maupun dengan pihak lainnya, terkait dengan
pengelolaan jaringan irigasi, pemecahan masalah usahatani anggota secara lebih
efektif, dan pengembangan akses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber
daya lainnya.

A. Pembinaan/pemberdayaan kelembagaan

Pembinaan dan pemberdayaan organisasi/lembaga beserta sumber daya


manusianya tidak terlepas dari tujuan utama pengelolaan irigasi partisipasif, yaitu:
1. Mendistribusikan air irigasi secara adil dan efisien.
2. Mengelola konflik yang terjadi antara pemakai air secara adil.
3. Memelihara jaringan irigasi tersier/tingkat usaha tani, baik irigasi teknis
maupun irigasi desa secara baik dan berkesinambungan.
4. Mengembangkan usaha ekonomi kreatif/produktif.
5. Mengembangkan potensi daerah irigasi oleh P3A/GP3A/IP3A bersama
petugas OP di lapangan.

Untuk mampu berperan dengan maksimal, maka dalam penguatan kelembagaan di


samping diarahkan kepada kemampuan di bidang fisik pengelolaan air juga harus
diarahkan dalam kemampuan ekonominya. Dengan penyesuaian kelembagaan pada
bidang ekonomi berbasis irigasi ini maka kelembagaan petani mempunyai tiga fungsi
yaitu:
1. Memfasilitasi dan menyokong anggota untuk menjalankan usaha-usaha
ekonomi berbasis irigasi, baik dengan mengatur OP irigasi supaya efektif
dan efisien maupun dalam menjalankan usaha ekonomi itu sendiri.

41
2. Menghasilkan dan meningkatkan pendapatan petani pemakai air sehingga
mereka mampu menggerakkan roda organisasi dan melaksanakan tugas
pengelolaan irigasi serta berpartisifasi secara lebih efektif dan efisien.
3. Mempromosikan usaha-usaha ekonomi yang cocok dengan lingkungan
dimana sistem tersebut beroperasi.
Dalam membina anggota P3A, sistem penghargaan kepada anggota dan pengurus
yang aktif dan berprestasi akan mendorong peningkatan kinerja P3A. Anggota dan
pengurus juga didorong untuk aktif belajar dari pihak yang memberikan
pendampingan baik teknis maupun non teknis kepada P3A.

Dalam pelaksanaan pembinaan/pemberdayaan ini diperlukan pendampingan sampai


P3A mampu menggerakkan kewirausahaannya, dimonitor dan evaluasi secara rutin
dan bila perlu dilakukan proses pemagangan pada kegiatan sejenis yang sudah
berhasil atau maju

B. Peran Wanita Dalam P3A

Perempuan saat ini sudah memiliki peran baik sebagai pengurus P3A maupun
sebagai anggota P3A. Untuk peran sebagai pengurus, perempuan biasanya terlibat
sebagai sekertaris atau bendahara P3A. Perempuan bisa diberikan peran lebih
sebagai pengelola P3A disuatu daerah untuk meningkatkan kualitas manajerial P3A
yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas organisasi P3A dalam melayani
kebutuhan air petani anggota P3A dan bahkan bisa memperluas cakupan layanan
P3A sehingga semakin banyak petani penerima manfaat akses air untuk pertanian.

Dibeberapa kajian mengenai peran perempuan dalam pertanian ditemukan bahwa


perempuan berperan aktif dalam pemasaran hasil pertanian dan sebagai pengelola
keuangan keluarga petani. Jika perempuan diberi kesempatan mengelola P3A,
diharapkan dapat berperan lebih baik dalam menjelaskan program dan layanan P3A
kepada anggota P3A terutama kepada sesama perempuan istri petani yang juga
sebagai pengelola keuangan keluarga mengenai manfaat investasi pembayaran iuran
air (walaupun lebih besar) yang akan memberikan akses air sehingga lahan yang
dimiliki bisa dimanfaat dimusim kemarau atau dalam hal pemasaran produk dan jasa
baru yang dikembangkan oleh P3A.

42
PENUTUP

A. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
1) Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Pengembangan Kewirausahaan
adalah :
a. PP No. 41 Tahun 2009
b. PP No. 41 Tahun 2019
c. PP No. 41 Tahun 2011
d. PP No. 41 Tahun 2018

2) Tujuan pengembangan kewirausahaan adalah membentuk/menciptakan para


wirausaha yang :
a. Berpikir kreatif, inovatif, positif, proaktif, ulet, gigih dan berani mengambil
resiko berdasarkan perhitungan yang matang.
b. Berpikir kreatif dan inovatif serta mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya
c. Berjiwa ulet dan pantang menyerah
d. Bermodal besar dan agresif

3) Setiap penggunaan Sumber Daya Air untuk kepentingan masyarakat


umum/P3A/GP3A/IP3A pada prinsipnya harus memperoleh ijin sebagaimana
diatur dalam :
a. Permen PUPR No. 50 /PRT/M/ 2017
b. Permen PUPR No. 50 /PRT/M/ 2018
c. Permen PUPR No. 50/PRT/M/ 2012
d. Permen PUPR No. 50/PRT/M/ 2015

4).Secara umum potensi kewirausahaan pada daerah irigasi (berbasis irigasi)


sangat tergantung antara lain sebagai berikut, kecuali : :
a. Pemanfaatan aset irigasi
b. Pemanfaatan galian sedimen di jaringan irigasi
c. Pemanfaatan tanggul saluran/bangunan Pengairan
43
d. Pemanfaatan air untuk usaha non pertanian

5) Dalam perencanaan kewirausahaan hal-hal yang harus diperhatikan antara


lain sebagai berikut, kecuali :
a. Tujuan atau target yang ingin dicapai
b. Tahapan untuk mencapai sasaran tersebut
c. Sumber daya yang dibutuhkan
d. Yang mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya

B. Rangkuman
1 Pengembangan kewirausahaan diperlukan untuk dapat mendukung
keberlangsungan operasional organisasi P3A/GP3A/IP3A. 

2 Untuk dapat mengembangkan kewirausahaan P3A/GP3A/IP3A perlu
dilakukan sosialisasi dan pemahaman tentang pentingnya kewirausahaan
sehingga dapat membuka peluang usaha dan tenaga kerja di pedesaan.
3 Potensi yang dapat dikembangkan menjadi bidang usaha pada daerah
irigasi berbeda-beda antara yang satu dan lainnya.
4 Dalam pemilihan bidang usaha sangat tergantung dengan potensi daerah
irigasi dan mempertimbangkan tingkat minat serta kemampuan
P3A/GP3A/IP3A setempat termasuk potensi pasar dan permodalan.
5 Untuk bisa berkembang dengan baik dalam prosesnya diperlukan
perencanaan yang matang dan dikelola sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
6. Sumber permodalan dapat berasal dari iuran anggota, perbankan, bagi
hasil serta kerja sama antar desa atau dengan perusahaan lain. 

7. Strategi pemasaran menjadi sangat penting dalam memperkenalkan
produk yang dihasilkan untuk mendapatkan brand positif yang terkenal dan
mudah dikenal oleh pelanggan atau konsumen.
8. Rencana kegiatan dan anggaran perlu dipersiapkan untuk memantapkan
proses implementasinya sehingga perkembangannya dapat dimonitor dan
evaluasi sesuai standart prosedur yang telah ditetapkan.
9. Pelaku usaha / kewirausahaan sangat menentukan kesuksesan sebuah
usaha sehingga SDM nya perlu dilatih, diberdayakan dan diberikan

44
penghargaan bagi yang berprestasi.

C. Evaluasi Kegiatan Belajar


Pendekatan evaluasi secara konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk
diterapkan bagi orang dewasa. Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan tidaklah
cukup untuk menilai hasil belajar orang dewasa. Ada beberapa pokok dalam
melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa yakni:
a. Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran perubahan perilaku
setelah mengikuti proses pembelajaran / pepelatihan;
b. Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap dan oleh
peserta belajar itu sendiri (Self Evaluation);
c. Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur keberhasilan;
d. Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama secara partisipatif"
atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak terkait yang
terlibat;
e. Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
program pendidikan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan
program;
f. Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya dengan
perubahan sikap dan perilaku.

Evaluasi terhadap pemahaman materi sebagai berikut :


1. Jika peserta dapat menjawab > 80% maka pemahaman terhadap Pengenalan
Kewirausahaan Berbasis Irigasi sangat baik.
2. Jika peserta dapat menjawab 60-79% maka pemahaman terhadap
Pengenalan Kewirausahaan Berbasis Irigasi baik.
3. Jika peserta dapat menjawab 40-59% maka pemahaman terhadap
Pengenalan Kewirausahaan Berbasis Irigasi cukup.
4. Jika peserta dapat menjawab < 40% maka pemahaman terhadap Pengenalan
Kewirausahaan Berbasis Irigasi kurang.

45
D. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Setelah peserta mengikuti pelatihan mengenai Pengenalan Kewirausahaan
Berbasis Irigasi dan hasil evaluasi belajar, maka instruktur dan peserta dapat
menilai seberapa jauh keberhasilan pepelatihan yang diberikan.
Sebagai bahan tindak lanjut adalah memperdalam materi tersebut dengan
mengacu pada dasar hukum, pedoman serta daftar pustaka.

Disamping itu anda perlu mempraktekkan metode-metode tersebut selama proses


pembelajaran maupun pasca pembelajaran, karena ilmu tanpa
dipraktekkan/diamalkan tidak ada artinya

E. Kunci Jawaban Soal :


1) C
2) A
3) D
4) C
5) D

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No: 5 Tahun 2009 tentang


Pedoman Penulisan Modul Pendidikan dan Pelatihan
2. Modul Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatf Edisi ke-3 Desember 2005 oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kerjasama Japan International Coorperation Agency (JICA).
3. Modul Pengelolaan Usaha Irigasi Tersier Bagi BUMDES dan Masyarakat Desa
oleh TIRTA (Tertiary Irrigation Technical Assistance), Balilatfo Kemendesa dan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kerjasama Department of Foreign Affairs
and Trade (DFAT) Australia.

47
GLOSARI

P3A : Perkumpulan Petani Pemakai Air


GP3A : Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air
IP3A : Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air
BUMDes : Badan Usaha Milik Desa
UMKM : Usaha Micro, Kecil dan Menengah

48

Anda mungkin juga menyukai