Anda di halaman 1dari 12

EFEK EDUKASI GIZI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP SERTA

PERUBAHAN PERILAKU REMAJA OBESITAS DI KOTA GORONTALO

NUTRITION EDUCATION EFFECTS ON KNOWLEDGE, ATTITUDE AND


BEHAVIOR CHANGE IN ADOLESCENT OBESITY CITY GORONTALO

Mohamad Ikbal Mahdali,1 Rahayu Indriasari 2, Ridwan Thaha3


1
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo,
2
Bagian Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,3Bagian
Promosi Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi:

Mohamad Ikbal Mahdali,SKM


Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Gorontalo
Kota Gorontalo
Hp:085342461984.
Email:Ikbalmahdali@yahoo.com
Abstrak

Masalah overweight dan obesitas meningkat dengan cepat diberbagai belahan dunia menuju proporsi
epidemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek edukasi gizi terhadap perubahan pengetahuan,
sikap serta perubahan perilaku remaja obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
rancangan pre post test randomized controlled group design yang obesitas sebagai subyek penelitian.
Populasi penelitian ini adalah siswa yang berusia 12 – 15 tahun obesitas di wilayah SMP Negeri 1 Kota
Gorontalo. Penelitian dimulai dari bulan Maret-Mei 2013 (8 Minggu).. Sampel dalam penelitian ini adalah
anggota populasi yang diambil secara purposive sampling dengan kriteria adalah tidak sakit dan bersedia
berpartisipasi selama penelitian berlangsung. Subyek yang memenuhi syarat akan diambil data, nama dan
alamat serta nomor telepon untuk pemeriksaan selanjutnya. Hasil penelitian adalah pada kelompok perlakuan
sebelum diberikan edukasi gizi terdapat beberapa makanan yang melebihi skor standar yakni fried chicken,
hotdog,pizza,dunkin donuts,sosis,es krim dan steak. Setelah diberikan edukasi terjadi penurunan makanan
yang melebihi skor standar pada grafik 2 yakni : hotdog,pizza,dunkin donuts,sosis dan steak. Terjadi
perubahan pengetahuan pada responden setelah edukasi gizi. Ini dilihat bahwa pada kelompok perlakuan
pengetahuan kategori baik responden meningkat sebesar 18 % (p < 0,05). Sementara pada kelompok kontrol
juga terjadi peningkatan sebesar 12 % (p < 0,05). Untuk variabel sikap terjadi perubahan setelah edukasi gizi.
Ini dilihat bahawa pada kelompok perlakuan sikap positif responden meningkat sebesar 30 % (p < 0,05).
Sementara pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan sebesar 8 % walaupun secara signifikan tidak
berbeda (p > 0,05). Untuk variabel sarapan terjadi perubahan sarapan pada responden setelah edukasi gizi.
Dapat dilihat pada kelompok perlakuan sarapan kategori baik responden meningkat sebesar 48 % (p < 0,05).
Untuk variabel aktifitas sedentary terjadi perubahan setelah edukasi gizi. Dapat dilihat pada kelompok
perlakuan aktifitas sedentary kategori tinggi responden menurun sebesar 32 % (p < 0,05).Kesimpulan:
Terjadi peningkatan pengetahuan,sikap positif,kebiasaan sarapan akibat edukasi gizi remaja kelebihan berat
badan/obesitas.
Kata Kunci : Obesitas/Overweight,Remaja

Abstract

Problem of overweight and obesity is increasing rapidly in many parts of the world toward epidemic
proportions. This study aimed to determine the effect of nutrition education on changes in knowledge,
attitude and behavior change adolescent obesity. This research is an experimental study with pre-post test
design group design a randomized controlled obesity as research subjects. This study is a population of
students aged 12-15 years in the area of obesity SMP Negeri 1 Kota Gorontalo. The research started from
March-May 2013 (8 weeks) .. The samples in this study were members of the population who were taken by
purposive sampling criteria are not sick and are willing to participate during the study. Eligible subjects will
be taken of data, names and addresses as well as telephone numbers for further examination. The results
were in the treatment group before given nutrition education there are some foods that exceed the standard
score of fried chicken, hot dogs, pizza, dunkin donuts, sausages, ice cream and steak. After being given a
decline in food education that exceeds the standard score on the chart 2: hotdogs, pizza, dunkin donuts,
sausages and steak. There is a change in the respondents' knowledge after nutrition education. It shows that
the knowledge of the treatment group both categories of respondents increased by 18% (p <0,05). While in
the control group also increased by 12% (p <0,05). For a change in the attitude variables after nutrition
education. This is seen in the treatment group bahawa positive attitude of respondents increased by 30% (p
<0,05). While in the control group also increased by 8%, although not significantly different (p> 0,05). For
breakfast there is a change variables in respondents breakfast after nutrition education. Can be seen in
either treatment group respondents breakfast category increased by 48% (p <0,05). For sedentary activity
variable changes after nutrition education. Can be seen in the group treated sedentary activity of high
responder category decreased by 32% (p <0.05). Conclusions: An increase in knowledge, positive attitudes,
breakfast habit due to nutrition education teens are overweight / obese.
Keywords: Obesity / Overweight, Teens
PENDAHULUAN
Masalah overweight dan obesitas meningkat dengan cepat diberbagai belahan
dunia menuju proporsi epidemik. Hal ini menggambarkan adanya peningkatan diet yang
tinggi lemak dan gula yang disertai dengan penurunan aktivitas fisik. Di Negara maju,
obesitas telah menjadi epidemik dengan memberikan kontribusi sebesar 35% terhadap
angka kesakitan dan berkontribusi 15-20% terhadap kematian. Obesitas tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi menyebabkan masalah kesehatan yang
serius yang dapat memacu kelainan kardiovaskuler, ginjal, metabolik, protrombik dan
respon inflamasi (Pusthika, 2011).
Berdasarkan perkiraan Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI,
dari 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, 17,5% diantaranya mengalami
overweight dan 4,7 % mengalami obesitas. Di Semarang hasil pemeriksaan status gizi di
SMP Domenico Savio kelas 1 oleh Bagian Anak Fakultas Kedokteran UNDIP (2005)
menunjukkan dari 403 orang anak, 18,4% mengalami overweight dan 17,1% obesitas.
Remaja perlu mendapat perhatian orang tua dalam pemilihan makanan terutama
jenis fast food. Banyak fast food yang mengandung kalori tinggi, kadar lemak, gula, dan
sodium (Na) juga tinggi, tetapi rendah akan kandungan vitamin A, asam askorbat, kalsium,
dan serat (Gotera, 2006). Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila sudah terlanjur
menjadi pola makan, maka akan berdampak negatif pada status gizi remaja. Aspek
pemilihan makanan penting diperhatikan oleh remaja. Kebiasaan mengkonsumsi fast food
secara berlebihan dapat menimbulkan masalah kegemukan. Kegemukan menjadi sesuatu
yang harus diwaspadai karena kegemukan yang berkelanjutan akan menimbulkan berbagai
macam penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi
(Khomsan, 2003).
Pendidikan gizi dilaksanakan melalui penyuluhan sebagai upaya untuk
menanamkan pengertian gizi, pengenalan masalah makan, perencanaan makan dan
perencanaan diet yang disepakati. Pendidikan kesehatan dalam hal ini pendidikan gizi
dapat dilaksanakan dua jalur yaitu secara langsung lewat tatap muka, maupun tidak
langsung. Pendidikan gizi yang bersifat langsung dapat dilaksanakan melalui penyuluhan
baik secara individu maupun kelompok, sedang pendidikan gizi tidak langsung dapat
melalui media massa, buku bacaan, elektroknik, leaflet dan sebagainya. Keberhasilan dari
pendidikan gizi secara langsung tergantung dari cara penyampaian, penyampai pesan,
penerima pesan dan tempat berlangsungnya konseling (Nejad, 2005).
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi tentang efek edukasi gizi
terhadap perubahan pengetahuan, sikap serta perubahan pola konsumsi dan aktifitas
sedentary pada remaja kelebihan berat badan/obesitas kelebihan berat badan di SMP
Negeri 1 Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo Tahun 2013.
BAHAN DAN METODE
Lokasi Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1, SMP 7 dan SMP 8 Kota Gorontalo
Provinsi Gorontalo dengan pertimbangan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
terlihat adanya prevalensi obesitas kelas 7-9 yang cukup tinggi pada siswa-siswinya.
Penelitian di mulai dari bulan Maret-Mei 2013 (8 Minggu). Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan rancangan pre post test randomized controlled group
design yang obesitas sebagai subyek penelitian
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa dan siswi kelas 7-9 di SMP
Negeri 1 dan SMP diluar kecamatan lokasi penelitian Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
yang overweight dan obesitas. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang
diambil secara purposive sampling dengan kriteria adalah tidak sakit dan bersedia
berpartisipasi selama penelitian berlangsung. Subyek yang memenuhi syarat akan diambil
data, nama dam alamat serta nomor telepon untuk pemeriksaan selanjutnya.
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan data primer yaitu wawancara langsung
dengan responden dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data karakteristik
responden, pengetahuan dan perilaku tentang kebiasaan makan pagi, sedentary behavior,
konsumsi western fast food, serta pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)
dan umur remaja untuk memperoleh data obesitas, dimana sebelumya kepada setiap subjek
penelitian diminta surat persetujuan (Informed Consent) dan data sekunder.
Analisis data
Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 16 dan microsof exel.
Analisis data untuk menguji yang diteliti adalah :1:Analisa univariat, yaitu analisis untuk
melihat distribusi frekuensi dan persentase dari tiap-tiap variabel guna mendapatkan
gambaran jawaban untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel.2:Analisis
bivariat, yaitu untuk melihat perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sebelum dan setelah pemberian edukasi gizi data dianalisis dengan menggunakan uji
paired t-test , wilcoxon dan cross-tab dan program SPSS versi 18.
HASIL
Karakteristik Sampel
Penelitian ini menunjukkan pada tabel 1 diatas terlihat pada kelompok perlakuan
tingkat pendidikan ayah responden 40 % SLTA sedangkan pada kelompok kontrol
terbanyak SLTP. Jenis pekerjaan utama ayah untuk kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol lebih menonjol bekerja sebagai wiraswasta yakni masing-masing 50 % dan 28 %.
Rata-rata tInggi badan dan berat badan responden berturut-turut 157,66 cm dan 76,86 kg
pada kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol 153,88 cm dan 74,32 cm.
Berdasarkan uji statistik karakteristik responden antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol tidak berbeda secara signifikan dengan (p > 0,05).
Pengetahuan
Hasil uji bivariat pada tabel 2 dengan menggunakan uji wilcoxan diperoleh nilai P
value adalah 0,00 lebih kecil dari α (0,05), untuk kelompok kontrol diperoleh nilai p =
0,012 (p < 0,05). Dengan demikian, untuk kelompok perlakuan maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Berarti ada pengaruh edukasi gizi terhadap peningkatan pengetahuan remaja
obesitas.
Sikap
Hasil uji bivariat pada tabel 2 diatas dengan menggunakan uji wilcoxan diperoleh
nilai p value adalah 0,00 lebih kecil dari α (p < 0,05). Dengan demikian, untuk kelompok
perlakuan maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada pengaruh edukasi gizi terhadap
peningkatan sikap positif remaja obesitas. Namun untuk kelompok kontrol diperoleh nilai
P value adalah 0,458 lebih besar dari α (p > 0,05). Terdapat perbedaan antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol karena dalam kelompok kontrol tidak diberikan edukasi
selama dua bulan.
Kebiasaan Sarapan dan Aktifitas Sedentary
Hasil uji bivariat pada tabel 3 dengan menggunakan uji wilcoxan diperoleh nilai p
value adalah 0,00 lebih kecil dari α (p < 0,05). Dengan demikian, untuk kelompok
perlakuan maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada pengaruh edukasi gizi terhadap
peningkatan kebiasaan makan pagi remaja obesitas. Namun untuk kelompok kontrol
diperoleh nilai P value adalah 0,480 lebih besar dari α (p > 0,05). Terdapat perbedaan
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol karena dalam kelompok kontrol tidak
diberikan edukasi selama dua bulan.Hasil uji bivariat dengan menggunakan uji wilcoxan
diperoleh nilai p value adalah 0,00 lebih kecil dari α (p < 0,05). Dengan demikian, untuk
kelompok perlakuan maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti ada pengaruh edukasi gizi
terhadap penurunan aktifitas sedentary remaja obesitas. Untuk kelompok kontrol diperoleh
nilai P value adalah 0,00 lebih kecil dari α (p < 0,05).
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini terlihat bahwa efek edukasi gizi secara signifikan
mempengaruhi pengetahuan kategori baik,sikap positif,kebiasaan sarapan dan mengurangi
aktifitas sedentary
Penelitian yang dilakukan oleh (Shrewsbury,dkk.,2009) menunjukkan peningkatan
pengetahuan setelah pemberian edukasi pada sampel penelitian selama 4 bulan.Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian (Saffari,dkk.,2013) yang melaporkan remaja Iran yang
diberi penyuluhan terpadu selama 3 bulan dapat meningkatkan skor gaya hidup dari 123.7
menjadi 131.8 (nilai P < 0,005) dibandingkan sebelum penyuluhan.
Pengetahuan sebagai salah satu dari tiga komponen yang mempengaruhi perilaku
manusia karena pengetahuan adalah hasil dari obyek tertentu dan sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui indera mata dan telinga. Pendidikan kesehatan
merupakan salah satu proses untuk meningkatkan pengetahuan seseorang,pengetahuan
dapat meningkat karena informasi dari orang lain, media massa elektronik seperti Koran,
leaflet, majalah, televise dan radio (Soekidjo, 2010).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Banowati,dkk., 2010) di
RSUD Larantuka Nusa Tenggara Timur dimana ibu hamil diberikan edukasi selama 3
bulan terdapat perbedaan sikap makan ibu hamil yang bermakna sebelum penelitian
dengan sesudah penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Straker et al (2012) terhadap
remaja overweight di Australia selama 12 bulan dengan pemberian edukasi dapat
meningkatkan skor sikap terhadap makanan dan aktifitas sedentary (Behavioural
Regulations and Exercise Scale (BREQ).
Penelitian yang dilakukan oleh (Slater,dkk.,2012) tentang efek edukasi gizi berupa
penyuluhan dan pembagian majalah terhadap remaja di Brazil selama 6 bulan
mendapatkan hasil secara signifikan meningkatkan sel efikasi, kebiasaan sarapan dan
konsumsi buah dan sayur.Penelitian serupa yang dilakukan oleh (Cui,dkk.,2012) tentang
pengaruh model intervensi edukasi gizi terhadap remaja obesitas dan latihan fisik selama 6
bulan didapatkan hasil secara signifikan meningkatkan performance akademik, indeks
masa tubuh dan kebiasaan sarapan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hill,dkk.,2012) tentang
edukasi berupa pentingnya melakukan aktifitas fisik dan mengurangi aktifitas sedentary
yang dilakukan kepada remaja sekolah selama 90 menit di Norwegian School yang dibagi
menjadi dua kelompok yakni kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan
bahwa remaja pada kelompok perlakuan secara signifikan dapat meningkatkan sel efikasi
(self efikasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka
dapat mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan) dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
KESIMPULAN DAN SARAN
Terjadi peningkatan pengetahuan,sikap positif,kebiasaan sarapan akibat edukasi gizi
remaja kelebihan berat badan/obesitas.Saran: Sebagai tindak lanjut dari kegiatan edukasi
gizi maka perlu bagi Bapak Walikota Gorontalo menyediakan tempat atau
mengoptimalkan fungsi usaha sekolah (UKS) sebagai tempat konsultasi gizi.
Ucapan Terima kasih
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing 1 Ibu Rahayu Indriasari
dan pembimbing 2 Bapak Ridwan Thaha atas segala masukan, saran, kritikan dalam
penyusunan artikel ini serta Bapak Veni Hadju selaku asisten direktur 3 Program Pasca
Sarjana Universitas Hasanuddin serta teristimewa untuk istriku tercinta atas support, doa
dan motivasinya.
DAFTAR PUSTAKA

AKhomsan.(2003). Pangan dan gizi untuk kesehatan,Jakarta:PT.Raya Grafindo Persada.


Badan Penelitian Dan Pengembangan Depkes Ri.(2010).Riset Kesehatan Dasar.Jakarta: In:
RI, K. K. (ed.)
Barkey cs, r. H.,gilman m.,dst.(2003).Longitudinal study of skipping breakfast and weight
change in adolescents.International Journal Obes Metab Disord, 27, 1258-1266.
Gotera.(2006).Hubungan antara obesitas sentral dengan adiponektin pada pasien geriatri
dengan penyakit jantung koroner.Jurnal Penyakit Dalam, 7, 102-07.
Guthrie Jf.,L. B.-H.,dst.( 2003). Role of food away from homein the American diet,1977-
78 versus 1994-96:changes and consequences. J Nutr Educ Behav, 34, 140-150.
Hadi, H;(2005).Beban ganda masalah gizi dan implikasinya terhadap kebijakan
pembangunan kesehatan nasional.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Hu Fb, S. M;dst.(2004).Trends in the incidence of coronary heart disease and changes in
diet and lifestyle in woman. N Engl J Med, 343, 530-537.
Huriyati E., H & Julia M.(2004).Aktifitas fisik pada remaja SLTP Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Bantul serta hubungannya dengan kejadian obesitas.Indonsian Journal
of Clinical Nutrition, 1, 59-65.
Hyun-Sun Seo.,dst.(2011).Factors influencing fast food consumption behaviors of middle-
school students in Seoul.an application of theory of planned behaviors. Nutrition
Research and Practice (Nutr Res Pract) 5.
Inggar Octa Pusthika.(2011).Pengaruh frekuensi konseling gizi dan gaya hidup terhadap
indeks massa tubuh,lingkar pinggang,tekanan darah dan glukosa darah pada
penderita diabetes melitus.Universitas Diponegoro:Karya Tulis Ilmiah,.
Ingunn Hill Bergh.,M. B.,dst.(2012). Mid-way and post-intervention effects on potential
determinants of physical activity and sedentary behavior, results of the HEIA study
- a multi-component school-based randomized trial.International Journal of
Behavioral Nutrition and Physical Activity, 9.
Inoue;S. Z. P.,dst.(2003).The Asia Pasific perspective redefining obesity and its treatment
Health Communication Australia.
Ismoko,R.(2007).Acute effects various fast food meals on vascular function and
cardiovascular disease risk markers.Am J Clin Nutr,86.
Jeffery Rw,B. J.,MCGUIRE M., LINDE J.(2006).Are fast food restaurants an
environmental risk factor for obesity?. International Journal of Behavioral
Nutrition and Physical Activity, 3.
Kahn R.F.(2008).Continuing medical education in nutrition. Am J Clin Nutr, 83, 981S-
984S.
Kamelia E.,E. A.(2003). Obesity among children aged 10-13 years in public and private
elementary shools. Pediatrics Indonesiana, 43, 3-4.
Khomsan.(2003). Pangan dan gizi untuk kesehatan:Jakarta, PT.Rajagrafindo Persada.
Kurniasari, Nejad.(2005).Hubungan frekuensi dan asupan gizi,makan pagi dengan kadar
hemoglobin (Hb) darah dan konsentrasi di Sekolah pada murid kelas V dan VI
SDN Jetis I dan SDN Jetishardjo.Universitas Gajah Mada.
Lilis Banowati N.,Niken Puruhita.(2010).Risiko konsumsi western fast food dan kebiasaan
tidak makan pagi terhadap obesitas remaja studi di SMAN 1 Cirebon. Jurnal
Medika Nusantara.
Lorenza,C.,E A.(2007).The national cholesterol education program adult treatment panel
III,international diabetes federation and world health organization definitions of the
metablic syndrome as predictors of incident cardiovascular disease and diabetes
care. In, 2007.
Louise L.,Hardy.,M. L., B.,Anthony D. OKELY.(2007). The reliability of the Adolescent
Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ). Preventive Medicine, 45, 71-74.
Ludwig Ds.,P.K.,GORTMAKER SL.(2003). Relation between consumption of sugar-
sweetened drinks and childhood obesity:a prospective,obeservational analysis
Lanzet, 357, 505-508.
Maffeis C,T. G., Tato L.(2003). Influence of diet,physical activity and parents obesity on
children's adiposity:a four year longitudinal study Int J Obes Relat Metab Disord
22, 758-64.
Maite Verloigne, L. D. B., Ann Tanghe.(2011). Self determined motivation towards
physical activity in adolescents treated for obesity:an observational study.
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity.
Margarita D Tsiros.,N. S.,Leah Brennan,dst.(2008). Cognitive behavioral therapy improves
diet and body composition in overweight and obese adolescents. Am J Clin Nutr.
mohsen Saffari., N. A. E. A.(2013). Educational Intervention on Health Related Lifestyle
Changes Among Iranian Adolescents. Iranian J Publ Health, 42.
Must A., T. D.(2005). Physical activity and sedentary behavior:a review of longitudinal
studies of weight and adiposity in youth. International Journal of Obesity, 29, S84-
S5.
Notoatmodjo, S.(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan:Jakarta, PT Rineka Cipta.
Patrick K.,N. G.,Calfas K.,Salilis J.,dst.(2004). Diet,Physical Activity and sedentary
behavior as risk factors for overweight in adolescence. Arch Pediatric Adolescent
Medicine, 158, 385-90.
Podjoyo,S., Nuryanto.(2007). Konseling Gizi Terhadap Penurunan Berat Badan Remaja
Overweight dan Obesitas di Kota Palembang. Jurnal Pembangunan Manusia.
Rampersaud Gc.,P.M., Girard Bl.,dst.(2005).Review:breakfast habits,nutritional
status,body weight and academic performance in children and adolescent. J Am
Diet Assoc, 105, 743-60.
Rey-Lopez Jp.,V.-Rill. G..,Biosca M.,Moreno La.(2008).Sedentary behavior and obesity
development in children and adolescent nutrition,metabolism and cardiovascular
disease. Am J Clin Nutr.
Sahyoun,N.R.,Pratt.(2004).Evaluation of nutrition education interventions for older
adults:a proposed framework. J Am Diet Assoc, 104, 56-69.
Sartika, R..(2012).Penerapan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Gizi Terhadap Perilaku
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal FKM UI.
Slater,N.T.,Band.(2012).Intervention Based Exclusively on Stage-Matched Printed
EducationalMaterials Regarding Healthy Eating Does Not Result in Changes to
Adolescents’ Dietary Behavior.The cientific World Journal,10.
Song Wo,C.Oman.,Kerver Jdst.(2006).Ready to eat breakfast cereal consumption enhances
milk and calcium intake in the US population. J Am Diet Assoc, 106, 1783-1789.
Statistik, B. P.(2011). Gorontalo dalam angka.In: STATISTIK (ed.).Gorontalo.
Strater.,Fhilips.,dst.(2012). Rationale, design and methods for a staggered-entry, waitlist
controlled clinical trial of the impact of a community-based, family-centred,
multidisciplinary program focussed on activity, food and attitude habits (Curtin
University’s Activity, Food and Attitudes Program—CAFAP) among overweight
adolescents. BMC Public Health, 12.
Thibault H,Call.B.,Saubusse E.,Baine M.,dst.(2010).Risk factors for overweight and
obesity in French Adolescents:Physical activity,sedentary behavior and parental
characteristics nutrition. Am J Clin Nutr, 26, 192-200.
Timlin,M. T.(2008).Breakfast eating and weight change in a 5-year prospective analysis of
adolescents.Project EAT (Eating Among Teens). Am Academy of Pediatrics, 121,
638-645.
Undip.(2005).Hasil pemeriksaan status gizi lemak tubuh,tekanan darah SMP Domenico
Savio.Tesis,UNDIP.
Vanessa A. Shrewsbury.,Jane O. C.,Katharine S Steinbeck.,dst.(2009).A randomised
controlled trial of a community-based healthy lifestyle program for overweight and
obese adolescents: the Loozit® study protocol. Bmc Public Health 1471.
Wang Y.,Ban.M.(2007).The obesity epidemic in the united states
gender,age,socioeconomic,racial/ethnic and geographic characteristics:a systematic
review and meta-regression analysis. Epidemiol Rev, 29, 6-28.
Widhayati,R. E.(2009).EFEK Pendidikan Gizi Terhadap Perubahan Konsumsi Energi Dan
Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Kelebihan Berat Badan (Studi Kasus Di Sekolah
Menengah Pertama Dominico Savio Semarang)(Tesis).Undip.
Who.(2006).Adolescents nutrition:a review of the situation in selected South East Asian
Countries In: ASIA, W. R. O. F. S. E. (ed.).New Delhi.
Who.(2007). Child Growth Standards [Online]. Available:
http:www.who.int/childgrowth/standars [Accessed 17 Desember 2012].
Who.(2008).Obesity:situation and trends [Online]. Available:
http:www.who.int/gho/ncd/riskfactors [Accessed 26 Oktober 2012].
Who.(2010).Obesity and overweigh programmes and project of global strategy on
diet,physical activity and health. In: SERVICES, W. D. P. (ed.).
Geneva,Switzerlnd.
Who, P. D.(2000b).Rencana aksi pangan dan gizi nasional 2001-2005.
Wiyono.(2008).Kebiasaan makan pagi dan status gizi anak Sekolah Dasar di Kecamatan
Bukit Raya Pekanbaru.Karya Tulis Ilmiah,Universitas Riau.
Wuran, B. L.(2010).Pengaruh Konseling/Pendidikan Gizi Terhadap Perilaku Makan dan
Status Gizi Ibu Hamil di RSUD Larantuka Nusa Tenggara Timur (Tesis). Unhas.
Zhaohui Cui, Sarah. S.,Lijing Yan.,dst.(2012).Effect of a school-based peer education
intervention on physical activity and sedentary behaviour in Chinese adolescents: a
pilot study. BMJ Open, 2.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

Kontrol
VARIABEL Perlakuan % % P
(n = 25)
(n = 50)
Pendidikan 0,549*
Ayah

- Tidak Sekolah/Tidak 7 14 3 12
Tamat SD 5 10 5 20
- SD 13 26 7 28
- SLTP 20 40 6 24
- SLTA 5 10 4 16
- S1/S2/S3
Pekerjaan Utama Ayah 0,408*

- PNS
- Wiraswasta 15 30 7 28
- BUMN 25 50 15 60
- Dokter /Tenaga 5 10 3 12
Kesehatan 5 10
Dan lain-lain
Overweight 7 14 0 0
Obesitas 43 86 25 100

TB Rata-rata (cm) 157,66 153,88 0,222*

76,86
BB Rata-rata (cm) 74,32 0,156*
* Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok

Tabel 2
Distribusi Perubahan Pengetahuan dan Sikap Responden sebelum dan sesudah
edukasi gizi.

Perlakuan Nilai P Kontrol Nilai P


Variabel n (%) n (%)
Pre Post Pre Post

Pengetahuan

Baik 23 (46) 32 (64) 8(32) 11(44)


0,000* 0,012*
Kurang 27 (54) 18 (36) 17(68) 14(58)

Sikap

Positif 20 (40) 35 (70) 17 (68) 19 (76)


0,000* 0,458
Negatif 30 (60) 15 (30) 8 (32) 6 (24)

*Perbedaan yang signifikan dengan P < 0,05


Tabel 3
Distribusi Perubahan Sarapan,Aktifitas sedentary dan Konsumsi fast food
Responden sebelum dan sesudah edukasi gizi.

Perlakuan Kontrol
Nilai P Nilai P
Variabel n (%) n (%)
Pre Post Pre Post

Sarapan

Baik 14 (28) 38 (76) 5 (20) 7 (28)


0,000* 0,480
Kurang 36 (72) 12 (24) 20 (80) 18 (58)

Aktifitas Sedentary

Tinggi 28 (56) 12 (24) 11 (44) 13 (52)


0,000* 0,701
Rendah 22 (44) 38 (76) 14 (56) 12 (48)

*Perbedaan yang signifikan dengan P < 0,05

Anda mungkin juga menyukai