Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

Disusun Oleh :
Mawaddah
P27220020255

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

A. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat /
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Muwaddah & Nurul,
2016).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi informasi secara akurat (Keliat, 2012).
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita normal (Stuart, 2011).
B. KARAKTERISTIK
Menurut (Abdul & Muhith, 2015):
1. Perbedaan kognitif
2. Defisit memori
3. Interpretasi lingkungan tidak akurat
4. Kelainan rentang perhatian
5. Terdapat waham
6. Tidak mampu berkonsentrasi
7. Disorientasi
8. Tidak mampu membut keputusan
9. Menurunnya kemampun mendapatkan ide
10. Bingung
11. Amat waspada
C. JENIS WAHAM
Jenis – Jenis Waham Menurut (Kelliat, 2012):
1. Waham kebesaran :
Yaitu meyakini ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan
3. Waham agama
Yaitu memiliki kayakinan terhadap suatu agama secara berlebihan ,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Waham somatik
Yaitu Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu / terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
5. Waham nihilistik
Yiatu meyakini dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal, diucakan
berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
D. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Faktor predisposisi penyebab terjadinya waham menurut (Muwaddah & Nurul,
2016):
1. Faktor herediter
2. Panik / tingkat ansietas berat
3. Perubahan struktur dan fungsi jaringan otak ( pada klien GMO )
4. Mengingkari depresi
5. Berduka yang belum selesai
6. Trauma masa kanak – kanak/penganiayaan
7. Ancama terhadap konsep diri
8. Ancaman terhadap integritas diri
E. DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Factor predisposisi menurut (Kelliat, 2012)
Biologis :
a. Latar belakang genetik :
1) Adanya riwayat keturunan (diturunkan melalui kromosom orang tua )
2) Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal seperti adanya riwayat
trauma, aspiksia,prematur,preeklamsi, malnutrisi, stress, ibu dengan
perokok berat,alkoholisme, pemakaian obat-obatan, infeksi dan
hipertensi
3) Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik
4) Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamin,serotonin dan glutamat
b. Status Nutrisi : Adanya riwayat status nutrisi yg jelek : KEP & Malnutrisi
c. Keadaan kesehatan secara umum :
d. Kurang tidur,gangguan irama sirkadian,lethargi,riwayat infeksi,riwayat
aktifitas & tdk ada inisiatif mencari bantuan yankes
e. Sensivitas biologis : Riwayat penggunaan obat,infeksi dan radiasi
f. Paparan terhdap racun : Virus influensa pd trimester I & II, CO,asbestos
& Merk
Psikologis
1. Inteligensi : Riwayat kerusakan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak
2. Keterampilan verbal :
a. Komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi berlebihan,
komunikasi peran ganda , gagap
b. Riwayat adanya stroke, trauma kepala dan infeksi.
3. Moral : Riwayat tinggal dilingkungan broken home,panti asuhan,panti
sosial,pesantren,biara dan lapas
4. Kepribadian:Mudah kecewa,putus asa,tdk mampu membuat
keputusan,menutup diri & cemas yang tinggi
5. Pengalaman masa lalu :Trauma,teraniaya,ortu otoriter & broken home &
pilih kasih,
6. Konsep diri :Ideal diri yg tdk realitas,HDR,identitas tdk jelas,krisis peran
& gambaran diri negatif
7. Motivasi :Kurangya penghargaan & riwayat kegagalan
8. Pertahanan psikologis :Riwayat koping tdk efektif dan gangguan
perkembangan
9. Self Kontrol :Tdk mampu berkonsentrasi
Social cultural
1. Usia : Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2. Gender : Riwayat ketidakjelasan identitas
Dan adanya kegagalan peran gender
3. Pendidikan : Riwayat pendidikan yang rendah,riwayat putus & gagal
sekolah
4. Pendapatan :Riwayat penghasilan yang rendah & tidak ada kemandirian
5. Pekerjaan : Riwayat pekerjaan dengan stresful & resiko tinggi
6. Status sosial :Riawayat tunas wisma &terisolasi
7. Latar Belakang Budaya : Nilai –nilai & budaya yang bertentangan dengan
nilai kesehatan
8. Agama Dan Keyakinan :Sifat religi dan keyakinan yang berlebihan atau
kurang
9. Keikutsertaan Dalam Politik :Gagal dlm berpolitik
10. Pengalaman sosial : Bencana alam,kerusuhan,tekanan dlm pekerjaan,sulit
dan mendapat pekerjaan
11. Peran sosial:Stigma negatif,diskriminasi dan praduganegatif
2. Factor presipitasi
NATURE
a. Faktor Biologis
1. Latar belakang genetik :
 Adanya riwayat keturunan ,gangguan pd janin
 Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan
korteks limbik & Neurotransmitter : abnormalitas pada
dopamin,serotonin dan glutamat
2. Status Nutrisi : Status nutrisi yg jelek : KEP & Malnutrisi
3. Keadaan kesehatan secara umum : Kurang tidur, gangguan irama
sirkadian,lethargi,riwayat infeksi,riwayat aktifitas & tdk ada inisiatif
mencari bantuan yankes
4. Sensivitas biologis : Riwayat penggunaan obat,infeksi dan radiasi &
Terpapar dengan racun
b. Faktor Psikologis
1. Inteligensi : Riwayat kerusakan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak
2. Keterampilan verbal : Komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi
berlebihan, komunikasi peran ganda , gagap & Riwayat adanya stroke,
trauma kepala dan infeksi yg mempengaruhi keterampilan verbal.
3. Moral : Riwayat tinggal dilingkungan broken home,panti asuhan,
panti sosial, pesantren,biara dan lapas
4. Kepribadian:Mudah kecewa,putus asa,tdk mampu membuat
keputusan,menutup diri & cemas yang tinggi
c. Faktor Sosial Budaya
1. Pekerjaan : Riwayat pekerjaan dengan stresful & resiko tinggi
2. Pengalaman sosial : Bencana alam,kerusuhan,tekanan dlm
pekerjaan,sulit dan mendapat pekerjaan
ORIGIN
Internal :
Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya.
Eksternal :
a. Kurangnya dukungan keluarga
b. Kurang dukungan masyarakat
c. Kurang dukungan kelompok/teman sebaya
TIMING
1. Stres terjadi dalam waktu dekat
2. Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus
NUMBER
1. Sumber stres lebih dari satu
2. Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat

3. Penilaian terhadap stressor


Kognitif:
1) Tidak dapat berpikir secara logis
2) Disorientasi ( waktu,tempat dan orang )
3) Interpretasi lingkungan tidak akurat
4) Tidak mampu berkonsentrasi
5) Kelainan rentang perhtian
6) Tidak mampu membuat keputusan
7) Menurunnya kemampuan mendapatkan ide
8) Perubahan proses pikir
Afektif
a) Panik
b) Mengingkari depresi
c) Berduka yang belum selesai
d) Kegembiraan yang berlebihan
e) Kesedihan yang berlarut
f) Takut yang berlabihan
g) Marah
h) Curiga yang berlebihan
i) Defensif dan sensetif
Fisiologis
Adanya perubahan nilai normal pada fungsi hormonal dan neurotransmitter :
1) Growth Hormo
2) Prolaktin
3) ACTH
4) LH dan FSH
5) Insulin
6) Katekolamin
7) Epineprin
8) Nor Epineprin
9) Dopamin
Perilaku
1) Bingung
2) Mondar-mandir
3) Panik
4) Berperilaku yang aneh
5) Penampilan tidak sesuai
6) Tidak bisa mengontrol diri
7) Amat waspada
8) Agresi
9) Meyakini ide- ide yang salah ( kebesaran, curiga , somatik, agama, sisi
pikir,siar pikir dan kendali pikir )
Respon Sosial
1) Ketidakmampuan untuk berkomunikasi
2) Apatis dengan lingkungan
3) Paranoid
4) Personal hygiene yang jelek
5) Sulit berinteraksi
6) Tidak tertarik dengan kegiatan yang sifatnya menghibur
7) Menarik diri

4. Sumber Koping
PERSONAL ABILITY
a) Ketidakmampuan pemecahan masalah
b) Gangguan dari kesehatannya
c) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
d) Tingkat pengetahuan dan intelegensi rendah
e) Identitas ego tidak adekuat
SOSIAL SUPPORT
a) Hubungan antara individu, keluarga,kelompok dan masyarakat tidak
adekuat
b) Komitmen dengan jaringan sosial tidak adekuat
MATTERIAL ASSETS
Penghasilan individu
Tidak mempunyai penghasilan yang layak
Benda-benda atau barang yang dimiliki
 Tidak memiliki benda atau barang yang bisa dijadikan asset.
 Tidak mempunyai tabungan untuk mengantisipasi hidup
Pelayanan kesehatan
Tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan
POSITIF BELIEF
a) Tidak memiliki motivasi
b) Penilaian negatif terhadap pelayanan kesehatan
c) Distress spritual
d) Tidak menganggap itu sebagai gangguan

5. Mekanisme Koping menurut Yusuf,et.all.2015


Respon Maladaptif : Perilaku kekerasan
Destruktif :
1. Regresi
2. Proyeksi
3. Denial
4. Menarik diri
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
WAHAM

1. Pengkajian
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1. Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-
barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2. Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal
1. Data subjektif
  Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2. Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi pikir : waham (..)
1. Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
b. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau
apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau
kesehatannya?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar
tubuhnya?
e. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
f. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol
oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya?
2. Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung
d. Gangguan harga diri rendah
1. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
2. Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
2. Diagnosa Keperawatan
a.    Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b.    Kerusakan komunikasi : verbal
c.    Perubahan isi pikir : waham

3. Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang
tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan
perawat menerima keyakinan klien “saya menerima
keyakinan anda” disertai ekspresi menerima, katakan perawat
tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di
tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan
tinggalkan klien sendirian.
4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian
dan perawatan diri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis.
3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari
dan perawatan diri).
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa
klien sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama
di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)
3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien
dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika
mungkin).
5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang
lain, tempat dan waktu).
2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas.
3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar


Tindakan :
1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping minum obat
2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat
yang dirasakan
4. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga
tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan
keluarga dan follow up obat.
2. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.

b. Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan


lingkungan berhubungan dengan waham
1. Tujuan Umum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2. Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati,
sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
4. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak
menjawab.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan
klien dengan sikap tenang.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan
saat jengkel/kesal.
2. Observasi tanda perilaku kekerasan.
3. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang
dialami klien.
d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
Tindakan:
1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
3. Tanyakan “apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya
selesai?”
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang
digunakan.
3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon
terhadap kemarahan.
Tindakan :
1. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
2. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas
dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal /
kasur.
3. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal /
tersinggung
4. Secara spiritual : berdo’a, sembahyang, memohon kepada
Tuhan untuk diberi kesabaran.
g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
1. Bantu memilih cara yang paling tepat.
2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai
dalam simulasi.
5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /
marah.
h. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan keluarga.
2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping)
2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama
klien, obat, dosis, cara dan waktu).
3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat
yang dirasakan.

c. Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( …….. )


berhubungan dengan harga diri rendah
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang
tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan)
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong
dirinya sendiri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Tindakan :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis
3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adA
Tindakan :
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat, Budi., dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan


Profesional Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Keliat, B.A. 2012. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Muwaddah, Nurul (2016). Efektifitas Terapi Generalis Keperawatan terhadap
Kemandirian ODGJ di Desa Petak Kabupaten Mojokerto. Prosiding
Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian. 291
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi
Stuart, G. W., Sundeen, S. J. 2011. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :EGC
Yusuf, A., Fitryasari, Rizky., Nihayati, Hanik Endang. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai