Anda di halaman 1dari 3

4.

1 Analisis Data

4.1.1 Pengukuran Dasar Dan Ketidakpastian Pada Hasil Pengukuran

A. Penentuan NST

1. Mikrometer Sekrup

Pada mikrometer sekrup dapat di ketahui nilai NST atau nilai skala

terkecil sebesar 0,001 mm dan banyaknya skala nonius pada

mikrometer sekrup sebanyak 50 sehingga hasil ketidakpastian mutlak

1
dapat ditulis ∆ x= dikalikan dengan nilai NST dan dibagikan dengan
2

(2) sehingga mendapatkan hasil ketidakpastian 0,005 mm.∆ x

merupakan nilai ketidakpastian atau ralat.

2. Untuk alat ukur jangka sorong,mistar dan Neraca Ohaus untuk

mencari nilai suatu NST caranya sama dengan alat ukur

mikrometer sekrup untuk mencari nilai NST-nya.

B. Pengukuran Tunggal
1. Mikrometer sekrup

Besar diameter sebuah kelereng diukur menggunakan alat ukur

mikrometer sekrup untuk rumus pengukuran tunggal (x ± ∆ x) dimana x

merupakan angka pasti sebuah pengukuran dan ∆ x merupakan nilai

ketidakpastian atau ralat sehingga pada hasil ukur (x) mendapatkan

hasil 15,57 dan nilai dari ketidakpastiannya 0,005 sehingga dapat di

tulis menjadi 15,57 ± 0,005.

2. Jangka sorong
Besar sisi balok besi ketika diukur menggunakan jangka sorong

mendapatkan hasil ukur (x) nilai pasti dari sebuah balok besi sebesar

19,2 sehingga nilai pasti dan ketidakpastian atau ralat dapat di tulis

menjadi 19,25 ± 0,025.

3. Neraca Ohaus

Besar massa dari sebuah kelereng ketika ditimbang menggunakan

neraca digital mendapatkan hasil (x) 5,34 sehingga nilai pasti dan

ketidakpastian dapat ditulis menjadi 5,34 ± 0,005.

C. Pengukuran Berulang

1. Pada pengukuran berulang sebuah benda yang sama tetapi berbeda

bentuk ukuran dan diukur untuk mendapatkan hasil yang pasti atau

ralat,pada eksperimen pengukuran berulang kelereng 1,2 dan 3 diukur

menggunakan mikrometer sekrup yang memiliki besaran diameter dan

mendapatkan hasi nilai (x) atau nilai rata-rata.

 Kelereng 1 memiliki diameter 15,55

 Kelereng 2 memiliki diameter 16,55

 Kelereng 3 memiliki diameter 19,75

Semua hasil pengukuran dapat di jumlahkan menjadi 47,85 dan di

bagikan dengan 3 yang merupakan banyaknya benda,sehingga nilai

rata-rata perkiraan terbaik dan nilai ketidakpastian atau ralat dapat di

tulis menjadi x ± ∆ x 15,95 ± 0,005


2. 3 buah kelereng di timbang menggunakan alat neraca digital dan

ketiga kelereng memiliki massa yang berbeda-beda sehingga dapat di

tulis seperti:

 Kelereng 1 memiliki massa 4,98

 Kelereng 2 memiliki massa 5,75

 Kelereng 3 memiliki massa 5,20

Semua hasil pengukuran dapat di jumlahkan dan di bagikan

dengan 3 yang merupakan banyaknya benda,sehingga nilai rata-rata

perkiraan terbaik dan nilai ketidakpastian atau ralat dapat di tulis

menjadi x ± ∆ x 5,31 ± 0,005.

3. Pada Balok besi ketika di ukur menggunakan alat ukur jangka

sorong ketiga balok besi mempunyai panjang sisi yang berbeda-beda

sehingga mendapatkan hasil atau nilai (x) sebagai berikut:

 Balok besi 1 memiliki sisi 19,002

 Balok besi 2 memiliki sisi 19,325

 Balok besi 3 memiliki sisi 20,321

Sehingga ketika di jumlahkan semua hasil rata-rata nilai pegukuran

menjadi 38,625 dan dibagi dengan jumlah balok besi (3) maka hasil

dari pembagian tersebut mendapatkan nilai rata-rata 19,55 dan nilai

ketidakpastian 0,025. Sehingga dapat ditulis menjadi x ± ∆ x 19,55±

0,025.

Anda mungkin juga menyukai