MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mekanika Tanah pada
semester genap
Dosen Pengampu
disusun oleh,
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi nilai
mata kuliah Praktikum Mekanika Tanah. Makalah ini disusun berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, dan referensi.
Penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang telah terjadi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan, tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, serta pertolongan Allah SWT.
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca, khususnya bagi saya selaku
penulis dan umumnya kita semua. Saya menyadari masih banyak kekurangan
yang pembaca temui dalam makalah ini, sebab saya masih dalam tahap belajar.
Untuk itu demi perbaikan makalah ini, pembaca bisa memberikan saran maupun
kritikan yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Gambar....................................................................................................... iv
2.4 Kompaksi................................................................................................. 12
ii
2.4.2 Cara Kerja ...................................................................................... 13
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disusun tujuan dari makalah
ini sebagai berikut :
2
BAB II
ISI
2.1 Konsolidasi
Menentukan parameter-parameter konsolidasi, yaitu koefisien
konsolidasi (Cv) dan koefisien kompresi (Cc) yang terjadi akibat adanya
tekanan yang bekerja pada tanah tersebut.
2.1.1 Alat
1. Satu set alat konsolidasi ( Odometer ) yang terdiri dari alat-alat
pembebanan dan sel konsolidasi.
2. Arloji pengukur dengan ketelitian 0.01 dan panjang gerak tangkai
minimal 1.0 cm.
3. Beban-beban ( 0.25 kg, 0.8 kg, 1.6 kg dan 3.2 kg ).
4. Alat pengeluar contoh dalam tabung ( extruder ).
5. Pemotong yaitu pisau yang tipis dan tajam serta pisau kawat.
6. Pemegang cicin kawat.
7. Neraca.
8. Oven listrik yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi
sampai 110ºC.
9. Stopwatch.
3
Gambar 1.1 Alat Uji Konsolidasi
4
2.1.3 Cara Kerja
1. Benda uji dan cincin ditimbang menggunakan neraca dengan
ketelitian 0.1 gr.
2. Menempatkan batu pori di bagian atas dan bawah dari cincin
sehingga benda uji yang sudah dilapisi kertas saring / filter terapit
kedua buah batu pori kemudian dimasukkan ke dalam sel
konsolidasi.
3. Memasukkan plat penumpu di atas batu pori.
4. Meletakkan sel konsolidasi yang sudah terisi benda uji pada alat
konsolidasi sehingga bagian runcing dari plat penumpu
menyentuh tepat pada plat pembebanan.
5. Mengatur kedudukan arloji ( arloji harus menunjukkan angka
nol) kemudian membaca dan mencatatnya.
6. Memasang beban pertama sebesar 0.25 kg diikuti dengan
pengaturan nivo agar seimbang.
7. Pada saat memasang beban 0.25 kg diamati pembacaan arloji
mulai ( 0, 0.25, 0.5, 1, ... 1440) menit.
8. Setelah langkah 7 selesai, maka beban ditambah sehingga
menjadi 0.8 kg.
9. Demikian seterusnya untuk beban yang berbeda yaitu untuk
pembebanan 1.6 dan 3.2 diamati pembacaan arloji mulai menit 0,
0.25, 0.5, 1, ... 1440.
5
12. Cincin dan benda uji dikeringkan dalam oven listrik selama 24
jam dengan temperatur 110 C.
13. Setelah kering cincin dan benda uji ditimbang.
Hubungan antara besarnya gaya geser (T) dan beban normal (N)
dipresentasikan dalam grafik 1. Untuk menentukan parameter kohesi (c) dan
sudut geser dalam (ø). Agar diperoleh hasil yang akurat, maka pengujian
dilakukan minimum 3 kali dengan pembebanan normal yang berbeda-beda.
6
2.2.2 Prosedur Pengerjaan
1. Keluarkan contoh tanah yang tidak terganggu (undisturbed) dari
tabung (atau buat remolded sample), dan dipotong
menggunakan kawat pemotong (trimmer), agar ketebalan
contoh tanah sama dengan ketebalan ring pemotong.
2. Pasang batu porous pada bagian bawah tabung percobaan,
kemudian pasang plat bergerigi di atas batu porous.
3. Keluarkan contoh tanah dari ring pemotong, dan masukkan ke
dalam tabung percobaan (di atas plat bergerigi).
7
13. Gambar grafik hubungan antara tekanan normal dan tegangan
geser. Kemudian tentukan besarnya kohesi (c) dan sudut geser
dalam (ø).
14. Besarnya kohesi tanah (c) ditentukan dari perpotongan antara
garis linear dan ordinat pada tekanan normal (σ) sebesar nol,
sedangkan besar sudut geser dalam tanah (ø) ditentukan dari
sudut kemiringan antara garis regresi (linear) yang
menghubungkan titik-titik hasil pengujian dan garis (sumbu)
horizontal.
8
Alat triaxial terdiri dari cincin karet, batu berpori, silinder perspex,
pipa untuk pemberian tegangan sel, pipa unit pengaliran atau pengukur
tegangan pori, kran udara.
9
14. Setelah waktu habis mesin dimatikan.
15. Mengeluarkan air dari sel konsolidasi dengan memposisikan (5)
keatas dan (6) pada posisi ditekan terus diputar (7) dibuka.
16. Setelah air habis, melepas bagian luar dan ambil sampel serta
gambar keruntuhannya.
17. Langkah pengosongan air dan udara (9) pada posisi bawah, (4)
dalam posisi atas, sampel (6) penuh, (12) pada posisi kanan, (7)
dibuka, depan terus kembalikan ke posisi atas.
Kondisi uji triaxial UU
S = c + ( - u ) tan
dimana :
10
u = tegangan air pori (pore water pressure)
Gaya vertikal = K x M
dimana :
Kx M
Tegangan vertikal = 3
A
dimana :
3 = tegangan sel
KxM KxM
1 + 3 maka 1 - 3 =
A A
dimana :
1 - 3 = tegangan deviator
11
Untuk mengukur harga c dan digunakan lingkaran Mohr yaitu
cara grafis untuk menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada
suatu badan. Dengan menggunakan kedua sampel didapat dua buah
lingkaran Mohr. Garis singgung dari kedua lingkaran ini adalah garis
kekuatan geser yang bersangkutan.
2.4 Kompaksi
Kompaksi atau pengujian pemadatan standar bertujuan untuk :
12
2.4.2 Cara Kerja
1. Contoh tanah di lapangan ditumbuk lalu disaring dengan saringan
no.4.
2. Contoh tanah dibagi menjadi lima bagian (@ 2 Kg) dan
masing-masing ditambahkan dengan air yang kadarnya berbeda
dengan perbandingan 1X : 2X : 3X : 4X : 5X (misal: 150ml, 300ml,
450ml, 600ml, 750ml).
3. Contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh
didalam plastik dan didiamkan selama 24 jam agar homogen.
4. Contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould
kirakira 1/3 bagian, lalu ditumbuk 25 kali. Ditambah 1/3 bagian lagi,
ditumbuk merata sebanyak 25 kali. Kemudiam ditambah 1/3 bagian
lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk merata sebanyak 25
kali.
5. Contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya
sesuai dengan volume mould, kemudian ditimbang.
6. Menyiapkan 3 (tiga) buah cawan yang telah diketahui beratnya.
7. Contoh tanah dikeluarkan dari mould dengan dongkrak, kemudian
dibagi menjadi tiga bagian. Pada masing-masing bagian diambil
contohnya, ditimbang dengan cawan yang telah disiapkan
sebelumnya, kemudian dioven selama 24 jam.
8. Kemudian cawan dan tanah yang telah dioven selama 24 jam tadi
ditimbang untuk mendapatkan kadar airnya.
9. Hal yang sama dilakukan untuk sampel-sampel dengan kadar air yang
berbeda.
w = Ww/Wd x 100%
Dimana:
Ww = Berat air
13
3. Rumus mencari volume basah:
µwet = Wwet/Vmould
Dimana:
Wdry = Wwet/(1+(w/100))
ɣdry = Wdry/Vmould
ɣwet = Gs/(1+(wxGs))
Dimana:
Gs = berat jenis
w = kadar air(%)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengujian Konsolidasi, perlatan dipersiapkan khususnya benda
uji dan cincin yang harus ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca.
Lapisi benda uji dengan kertas saring dan tempatkan batu pori di bagian atas
dan bawah dari cincin, masukan benda uji yang sudah diapit kedalam sel
konsolidasi. Plat penumpu dimasukan diatas batu pori. Kemudian letakan sel
konsolidasi pada alat konsolidasi. Atur arloji sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pencatatan pengujian. Beban sebesar 0.25 kg dipasang yang diikuti
dengan pengaturan nivo. Amati arloji dimulai dari menit 0, 0.25, 0.5, 1,
…1440 ketika pemasangan setiap beban. Setelah itu, beban ditambah
sehingga menjadi 0.8 kg yang diikuti dengan pembacaan arloji dan
seterusnya. Unloading test dilakukan ketika pembebanan telah samapai pada
3.2 sehingga pembebanan menjadi 1.6 kg yang diikuti dengan pengamatan
pada arloji. Proses terakhir, keluarkan cincin dan benda uji dari sel
konsolidasi dan keringkan dalam oven listrik selama 24 jam dengan
termperatur 110ºC untuk ditimbang kembali.
Untuk pengujian Direct Shear, peralatan yang akan digunakan
dipersiapkan terlebih dahulu. Tanah undisturbed dikeluarkan dari tabung dan
dipotong menggunakan trimmer sehingga ketebalannya sama dengan ring
pemotong. Pada bagian bawah tabung percobaan dipasang batu porous yang
kemudian dipasang plat bergerigi di atasnya. Keluarkan contoh tanah dari
ring pemotong, dan masukkan ke dalam tabung percobaan. Letakkan batu
bergerigi di atas contoh tanah, kemudian pasang batu porous di atas batu
bergerigi. Masukkan tabung percobaan ke dalam kompartemen, dan atur dial
penurunan agar jarum menunjukkan angka nol. Atur torak beban dan
pencatan gaya geser (proving ring) agar tepat menempel pada tabung
percobaan. Pasang beban N, dan segera jalankan mesin (T) bersamaan
dengan stiopwatch. Catat besarnya gaya yang terjadi pada proving ring (T)
dan dial penurunan pada setiap interval tertentu. Percobaan dilanjutkan
sampai contoh tanah hancur, yang ditunjukkan dari gaya pada proving ring
yang konstan dan ulangi langkah-langkah tersebut pada sampel baru dan
beban normal (N) yang lebih besar. Hitunglah tekanan normal (σ) dan
tegangan geser (t) maksimum yang terjadi. Setelah itu, grafik digambar untuk
menentukan besarnya kohesi (c) dan sudut geser dalam (ø). Besarnya kohesi
tanah (c) ditentukan dari perpotongan antara garis linear dan ordinat pada
tekanan normal (σ) sebesar nol, sedangkan besar sudut geser dalam tanah (ø)
15
ditentukan dari sudut kemiringan antara garis regresi (linear) yang
menghubungkan titik-titik hasil pengujian dan garis (sumbu) horizontal.
Dalam pengujian triaxial sampel diukur ukuranya, diisi gas dan
menancapkan stopkonta untuk kemudian mencari luas penampangnya. Dari
tiap percobaan , masing - masing : L = Lo x ε (%). Hitung vertikal dial
reading = L x 100. Pasang membran T dan ratakan permukaan dengan pipet
sedot. Pasang juga sampel dalam sel, dan siapkan ring pecah dan karet. Lalu
pasang bagian penutup sel triaksial, paskan bagian atas dan putar sampai
kencang. Isi sel triaksial dengan air, putar (D), buka (Z) agar bisa naik,
setelah air penuh tutup lagi (Z). Pasang proving ring dan manometer
samping. Hidupkan angka pori digital, mengatur kotak pori agar bacaan awal
bisa nol. berikan tekanan dengan memutar (D) sebesar 0,5; 1; 1,5 (C) dengan
memutar (B) ke posisi atas lalu kunci. Jalankan alat dan hidupkan triaxial
test, menyamakan bacaan (Y) dengan Vertical Dial Reading pada tabel, baca
load dial (X) dan angka pori untuk mengatur kecepatan putar (W). Matikan
mesin dan keluarkan air dari sel konsolidasi. Lalu lepas bagian luar dan
ambil sampel serta gambar keruntuhannya.
Pengujian Kompaksi dimulai dengan sampel ditumbuk dan disaring
dengan saringan no.4. Bagi sampel menjadi 5 bagian seberat 2 kg.
tambahkan air dengan kadar yang berbeda-beda dengan perbandingan 1X :
2X : 3X : 4X : 5X. Sampel kemudin dicampur dan diaduk secara merata, lalu
ditaruh didalam plastik dan didiamkan selama 24 jam agar homogen. Sampel
kemudian dimasukkan ke dalam mould kirakira 1/3 bagian, lalu ditumbuk 25
kali, dan ulangi prosesnya sampai mould terisi penuh. Ratakan permukaan
sampel yang berada dalam mould sesuai dengan volume mould, kemudian
ditimbang. Keluarkan sampel, lalu bagi menjadi tiga bagian. Pada
masing-masing bagian diambil contohnya, ditimbang dengan cawan yang
sudah diketahui beratnya, kemudian dioven selama 24 jam. Timbang setiap
cawan dan sampel untuk megetahui kadar airnya.
3.2 Saran
Agar kegiatan praktikum berjalan dengan lancar makalah ini dapat
digunakan sebagai buku panduan. Disarankan untuk memahami satu materi
praktikum terlebih dahulu kemudian dapat langsung dipraktikan sehingga
ilmu yang telah dibaca bisa lebih dipahami kembali.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/29405839/LAPORAN-PRAKTIKUM-MEKAN
IKA-TANAH-1pdf/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Dir
ektori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/HERWAN_DERMAWAN/Praktiku
m_Mekanika_Tanah/XI_Kompaksi_By_HW_Ok.pdf&ved=2ahUKEwii2f_C08v
qAhW9ILcAHU3IAlAQFjABegQIDRAG&usg=AOvVaw30KJ4UfG5_zXyXKv
xwYapq
http://kedaitekniksipil.blogspot.com/2016/06/uji-geser-langsung-direct-shear-test.
html?m=1
http://tambangunp.blogspot.com/2017/05/direct-shear-test-uji-kuat-geser-batuan.
html?m=1
https://www.google.com/amp/s/fdokumen.com/amp/document/10-konsolidasi.ht
ml
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sipil.ft.uns.ac.i
d/web/wp-content/uploads/2018/11/Modul_MekTan.pdf&ved=2ahUKEwi2v8eN
1MvqAhUOT30KHa-sB88QFjAEegQIBBAB&usg=AOvVaw3NgEmhO8kYBlF
7crQz9Azo
17