Anda di halaman 1dari 17

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI SEBAGAI SEORANG

MANAJER KONSTRUKSI

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi pada semester ganjil

Dosen pengampu

H Muhammad Damin

Oleh,
SEPTIAN NUROHMAN
NIM 1831011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (S-1)


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi tugas
Etika Profesi. Makalah yang berjudul “ Peranan Etika dalam Profesi sebagai
Manajer Konstruksi “ disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari sumber informasi dan referensi.
Penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang telah terjadi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta pertolongan Allah
SWT. sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya bagi saya selaku
penulis dan umumnya kita semua. Saya menyadari masih banyak kekurangan
yang pembaca temui dalam makalah ini, sebab saya masih dalam tahap belajar.
Untuk itu demi perbaikan makalah ini, pembaca bisa memberikan saran maupun
kritikan yang membangun.

Bandung , 20 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................... i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................1
1.3 Metode Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II Pokok Permasalahan............................................................................................... 3
2.1 Manajer Konstruksi....................................................................................................3
2.2 Fungsi dan Tugas Seorang Manajer Konstruksi........................................................ 5
2.3 Pengertian Etika......................................................................................................... 5
2.4 Pengertian Profesi...................................................................................................... 6
2.5 Etika Profesi............................................................................................................... 7
2.6 Kode Etik................................................................................................................... 8
BAB III Penutup................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 13
3.2 Saran.........................................................................................................................13
Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ribuan pemuda dan pemudi Indonesia pada saat ini sebagian besar
pasti sedang memalui masa perkuliahan dami mendapatkan tujuan utamanya
yaitu untuk berkerja. Dunia kerja sendiri merupakan suatu hal yang tidak
begitu mudah, kenapa demikian ? karena dalam bekerja kita akan dituntut
untuk memiliki sikap dan prilaku yang baik. Sikap dan prilaku tersebut
merupakan bagian dari sebuah etika.

Sebagian besar orang tidak mendapatkan suatu pekerjaan dikarenakan


etika dalam bekerjanya yang buruk atau tidak sesuai dengan kriteria.
Sebagian besar juga banyak yang sudah mendapatkan pekerjaannya namun
tidak dapat bertahan lama karena tidak dapat konsisten dalam menjaga sebuah
etika.

Semua pembahasan ini erat kaitannya dengan sikap dan pekerjaan,


maka dari itu sebuah Etika Profesi patutlah dipelajari dan dijadikan sebuah
bahan pembelajaran dalam suatu pendidikan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui penjelasan dari manajer konstruksi itu sendiri.
2. Mengetahui tugas yang harus dikerjakan sebagai seorang manajer
konstruksi.
3. Memahami pengertian Etika.
4. Memahami pengertian Profesi.
5. Dapat mengetahui kode etik yang ada dalam sebuah etika profesi.

1
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
pustaka. Metode pustaka merupakan metode yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan
alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

2
BAB II
POKOK PERMASALAHAN

2.1 Manajer Konstruksi


Manajer konstruksi secara langsung menjalankan manajemen
konstruksi dimana dalam praktiknya manajer tersebut memiliki beberapa
peran sebagai pelaksana pembangunan. Manajemen konstruksi itu sendiri
adalah kumpulan cara bagaimana suatu pekerjaan pembangunan dikelola agar
mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan dari pembangunan tersebut. Kegiatan
ini melibatkan beberapa kelompok orang dimana masing-masing memiliki
keahlian tertentu.
Peran yang dapat dilakukan oleh para manager konstruksi dalam
pencapaian tujuan proyek adalah dengan melakukan apa yang menjadi
tahapan tahapan proses project managemen yaitu antara lain :
a. Pengendalian Waktu
 Merencanakan program program pelaksanaan proyek
 Melakukan monitoring dan pengawasan pada program
program pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan
proyek
 Melakukan pengawasan terhadap prestasi / kemajuan
fisik pelaksanaan proyek
 Melaksanakan sesuai dengan kontrak
 Secara pro aktif mengantisipasi permasalahan yang
mungkin terjadai dalam pelaksanaan proyek.
b. Pengendalian Biaya
 Mengestimasi pembiayaan proyek
 Menganalisis nilai reduksi biaya
 Melakukan kontrol dari biaya proyek
 Membuat pelaporan dan menguraikan sistim informasi
managemen

3
 Meminimalkan claim yang mungkin terjadi
c. Pengendalian Mutu
 Melakukan review terhadap perencanaan dan
kemampuan konstruksi untuk meminimalkan atau
menghindari claim
 Melakukan perubahan perubahan pada pekerjaan yang
dimungkinkan terjadi untuk mendapatkan efesiensi
pelaksanaan proyek
 Melakukan monitoring terhadap keselamatan dan
keamanan kontraktor
 Menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat yang
terkait
d. Melaksanakan Fungsi Kontrol
 Melakukan review dan mensukseskan tujuan owner
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana kerja
dan syarat syarat
 Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi
dari spesifikasi teknis
 Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi
spesifikasi teknis yang tidak rasional
e. Mengendalikan Terhadap Kemungkinan yang akan Terjadi
 Mempertimbangkan biaya biaya yang dikeluarkan pada
tiap tahapan operasional proyek
 Mengestimasi total biaya proyek termasuk biaya yang
mungkin berkembang
 Melakukan penafsiran terhadap resiko yang mungkin
terjadi
 Mengestimasisegala kemungkinan yang akan terjadi
dalam pelaksanaan proyek
 Mereview segala kemungkinan yang terjadi selama
pelaksanaan proyek
 Mensukseskan pencapaian tujuan dari owner

4
2.2 Fungsi dan Tugas Seorang Manajer Konstruksi
Pada dasarnya fungsi pokok dan tugas manajer konstruksi atau
manajer proyek adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pelaksanaan
Proyek
b. Menetapkan, merundingkan dan menjamin atas segala sesuatu yang
dimobilisasi untuk pelaksanaan proyek
c. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh elemen yang terlibat
dalam proyek
d. Memonitor segala kegiatan dan meaporkan progres dan
permasalahan yang ada dalam proyek
e. Memberikan antisipasi atas permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan proyek.
Sedangkan kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer
konstruksi/proyek adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan Berkomunikasi
b. Kemampuan Berorganisasi
c. Kemampuan Bekerja Sama dalam Tim
d. Kemampuan dalam Kepemimpinan
e. Kemampuan sebagai Pimpinan
f. Kemampuan pada Teknologi

Berdasarkan fungsi dan tugas dari seorang manajer di atas, seorang


manajer sangatlah penting untuk mempelajari Etika Profesi dan harus
mengerti akan Kode Etik.

2.3 Pengertian Etika


Etika adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas standar moral dan penilaian. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,

5
dan tanggung jawab. St. John dari Damaskus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika dalam studi filsafat praktis.
Etika dimulai ketika orang merenungkan unsur pendapat etis spontan
kami. Kebutuhan untuk refleksi bahwa kita akan merasa, sebagian karena kita
opini etis tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Hal ini diperlukan
untuk etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan oleh manusia.
Metodologis, tidak setiap hal dapat dikatakan hakim bertindak sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Itu sebabnya etika adalah ilmu.
Sebagai ilmu, objek etika adalah perilaku manusia. Namun, tidak
seperti ilmu-ilmu lain juga meneliti perilaku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Ini adalah sudut pandang etika tindakan manusia yang baik
dan buruk.

2.4 Pengertian Profesi


Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang
khusus untuk bidang profesi tersebut.Contoh profesi adalah pada bidang
hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik dan desainer.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas
yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah
petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang
dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap
sebagai suatu profesi.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal
yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang
sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang
yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai.
Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga
belum cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi

6
perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan
penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan
penerapan dalam praktek, tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,
tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan,
pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.

2.5 Etika Profesi


Etika profesi sangat berkaitan dengan sikap dan sifat professional dan
profesionalisme dalam melakukan setiap pekerjaan. Etika profesi adalah
sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional
terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang
tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa
sebaik- baiknya kepada pengguna jasa. Dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak professional.

Etika pada hakekatnya merupakan pandangan hidup dan pedoman


tentang bagaimana orang itu seyogjanya berperilaku. Dan etika berasal dari
kesadaran manusia yang merupakan petunjuk tentang perbuatan mana yang
baik dan mana yang buruk.Etika juga merupakan penilaian kualifikasi
terhadap perbuatan seseorang (Mertokusumo, 1991)”.

Dikaitkan dengan profesi yang merupakan suatu pekerjaan dengan


keahlian khusus, menuntut pengetahuan dan tanggung jawab, diabdikan
untuk kepentingan orang banyak, mempunyai organisasi profesi dan

7
mendapat pengakuan dari masyarakat, serta kode etik, sehingga etika
merupakan alat untuk mengendalikan diri bagi masing-masing anggota
profesi.

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang


tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi
pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang
bersangkutan.Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau
mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Tujuannya adalah agar
profesional memberikan jasa atau produk yang sebaik-baiknya kepada
masyarakat serta melindungi dari perbuatan yang tidak profesional, dengan
demikian akan mendapatkan kepercayaan di mata masyarakat.

2.6 Kode Etik

Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata,


tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya
untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu
organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.

Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja.

Menurut UU No. 8 (Pokok-Pokok Kepegawaian)

1. Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan


perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru.


Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh

8
kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah Sumpah Hipokrates,
yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.

Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari “Bapak Ilmu


Kedokteran”. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah
belum tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi
setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan semangat
profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai
riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam
sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan
tersebar begitu luas seperti sekarang ini. Jika sungguh benar zaman kita di
warnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan dan
dampak kode-kode etik ini.

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang


memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. kode etik profesi dapat menjadi
penyeimbang segi segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat
kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga
menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban
dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu
profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik
tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi
etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat
mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak
akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau
instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai
yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang
kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu
sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. supaya dapat
berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil self
regulation (pengaturan diri) dari profesi.

9
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam
atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya
hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik
yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri
yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk
dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat
lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah
bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik
akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.
Sanksi pelanggaran kode etik yaitu sanksi moral dan sanksi dikeluarkan dari
organisasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh


suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena
tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali
kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban
melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu
merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik;
seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian
juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap
pelanggar. Namun demikian, dalam praktek seharihari control ini tidak
berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota-
anggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman
sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu
solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan
demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang
sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-
pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus
memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat
melaksanakannya.

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik
profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,

10
mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang
ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak
baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan
dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

Tujuan kode etik profesi :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang


bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi


tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika
profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan
yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik
Ikatan Penasehat Hukum Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode

11
Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-


perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu
mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan
kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pekerjaan seorang
manajer konstruksi pada suatu proyek harus memiliki persyaratan sebagai
seorang profesional yang berkompeten dan dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik agar menghasilkan produk yang bermutu khususnya
dibidang infrastruktur sehingga diharapkan melayani kebutuhan masyarakat
dengan sebaik-baiknya.
Adanya kode etik yang mengatur perbuatan manajer konstruksi untuk
menghindari diri dari segala bentuk tindakan yang akan merugikan diri
sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Sehingga dalam bekerja sebaiknya
diawali dengan niat yang ikhlas dan komitmen moral yang tinggi agar dapat
mengembangkan profesi yang bersangkutan.
Penerapan Etika Profesi memiliki peranan sangat penting dalam dunia
teknik sipil khususnya bagi seorang manajer konstruksi. Maka dari itu sangat
penting pendidikan yang mempelajari etika untuk mendukung profesi sebagai
seorang manajer konstruksi agar dapat diterapkan di dunia kerja untuk
meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.

3.2 Saran

Penulis tentunya menyadari jika makalah diatas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan
dukungan dari pembaca sangatlah penting bagi makalah ini. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber
serta kritik yang membangun dari para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://ryanserodja.blogspot.com/2010/05/14-metode-penulisan-makalah-room-
noise.html

http://trie1968.blogspot.com/2014/07/peran-para-manajer-konstruksi.html

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-etika/

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-profesi/115999/2

http://fizriahnisrina.blogspot.com/2019/06/etika-profesi-dalam-bidang-teknik-
sipil.html

http://irwanely18.blogspot.com/2017/04/etika-profesi-dalam-bidang-teknik-
sipil_12.html?m=1

https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/paduraksa/article/viewFile/249/176

Anda mungkin juga menyukai