MANAJER KONSTRUKSI
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi pada semester ganjil
Dosen pengampu
H Muhammad Damin
Oleh,
SEPTIAN NUROHMAN
NIM 1831011
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi tugas
Etika Profesi. Makalah yang berjudul “ Peranan Etika dalam Profesi sebagai
Manajer Konstruksi “ disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari sumber informasi dan referensi.
Penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang telah terjadi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta pertolongan Allah
SWT. sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya bagi saya selaku
penulis dan umumnya kita semua. Saya menyadari masih banyak kekurangan
yang pembaca temui dalam makalah ini, sebab saya masih dalam tahap belajar.
Untuk itu demi perbaikan makalah ini, pembaca bisa memberikan saran maupun
kritikan yang membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... i
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................1
1.3 Metode Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II Pokok Permasalahan............................................................................................... 3
2.1 Manajer Konstruksi....................................................................................................3
2.2 Fungsi dan Tugas Seorang Manajer Konstruksi........................................................ 5
2.3 Pengertian Etika......................................................................................................... 5
2.4 Pengertian Profesi...................................................................................................... 6
2.5 Etika Profesi............................................................................................................... 7
2.6 Kode Etik................................................................................................................... 8
BAB III Penutup................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 13
3.2 Saran.........................................................................................................................13
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
pustaka. Metode pustaka merupakan metode yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan
alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
2
BAB II
POKOK PERMASALAHAN
3
Meminimalkan claim yang mungkin terjadi
c. Pengendalian Mutu
Melakukan review terhadap perencanaan dan
kemampuan konstruksi untuk meminimalkan atau
menghindari claim
Melakukan perubahan perubahan pada pekerjaan yang
dimungkinkan terjadi untuk mendapatkan efesiensi
pelaksanaan proyek
Melakukan monitoring terhadap keselamatan dan
keamanan kontraktor
Menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat yang
terkait
d. Melaksanakan Fungsi Kontrol
Melakukan review dan mensukseskan tujuan owner
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana kerja
dan syarat syarat
Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi
dari spesifikasi teknis
Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi
spesifikasi teknis yang tidak rasional
e. Mengendalikan Terhadap Kemungkinan yang akan Terjadi
Mempertimbangkan biaya biaya yang dikeluarkan pada
tiap tahapan operasional proyek
Mengestimasi total biaya proyek termasuk biaya yang
mungkin berkembang
Melakukan penafsiran terhadap resiko yang mungkin
terjadi
Mengestimasisegala kemungkinan yang akan terjadi
dalam pelaksanaan proyek
Mereview segala kemungkinan yang terjadi selama
pelaksanaan proyek
Mensukseskan pencapaian tujuan dari owner
4
2.2 Fungsi dan Tugas Seorang Manajer Konstruksi
Pada dasarnya fungsi pokok dan tugas manajer konstruksi atau
manajer proyek adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pelaksanaan
Proyek
b. Menetapkan, merundingkan dan menjamin atas segala sesuatu yang
dimobilisasi untuk pelaksanaan proyek
c. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh elemen yang terlibat
dalam proyek
d. Memonitor segala kegiatan dan meaporkan progres dan
permasalahan yang ada dalam proyek
e. Memberikan antisipasi atas permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan proyek.
Sedangkan kemampuan yang harus dimiliki oleh manajer
konstruksi/proyek adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan Berkomunikasi
b. Kemampuan Berorganisasi
c. Kemampuan Bekerja Sama dalam Tim
d. Kemampuan dalam Kepemimpinan
e. Kemampuan sebagai Pimpinan
f. Kemampuan pada Teknologi
5
dan tanggung jawab. St. John dari Damaskus (abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika dalam studi filsafat praktis.
Etika dimulai ketika orang merenungkan unsur pendapat etis spontan
kami. Kebutuhan untuk refleksi bahwa kita akan merasa, sebagian karena kita
opini etis tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Hal ini diperlukan
untuk etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan oleh manusia.
Metodologis, tidak setiap hal dapat dikatakan hakim bertindak sebagai
etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Itu sebabnya etika adalah ilmu.
Sebagai ilmu, objek etika adalah perilaku manusia. Namun, tidak
seperti ilmu-ilmu lain juga meneliti perilaku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Ini adalah sudut pandang etika tindakan manusia yang baik
dan buruk.
6
perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan
penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan
penerapan dalam praktek, tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,
tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan,
pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.
Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang
tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa
sebaik- baiknya kepada pengguna jasa. Dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak professional.
7
mendapat pengakuan dari masyarakat, serta kode etik, sehingga etika
merupakan alat untuk mengendalikan diri bagi masing-masing anggota
profesi.
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja.
8
kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah Sumpah Hipokrates,
yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban
dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu
profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik
tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi
etis. Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat
mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak
akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau
instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai
yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang
kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu
sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. supaya dapat
berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil self
regulation (pengaturan diri) dari profesi.
9
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam
atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya
hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik
yang berisikan nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri
yang bis mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk
dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat
lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah
bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik
akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.
Sanksi pelanggaran kode etik yaitu sanksi moral dan sanksi dikeluarkan dari
organisasi
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik
profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,
10
mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.
Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang
ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak
baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan
dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan
yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik
Ikatan Penasehat Hukum Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode
11
Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pekerjaan seorang
manajer konstruksi pada suatu proyek harus memiliki persyaratan sebagai
seorang profesional yang berkompeten dan dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik agar menghasilkan produk yang bermutu khususnya
dibidang infrastruktur sehingga diharapkan melayani kebutuhan masyarakat
dengan sebaik-baiknya.
Adanya kode etik yang mengatur perbuatan manajer konstruksi untuk
menghindari diri dari segala bentuk tindakan yang akan merugikan diri
sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Sehingga dalam bekerja sebaiknya
diawali dengan niat yang ikhlas dan komitmen moral yang tinggi agar dapat
mengembangkan profesi yang bersangkutan.
Penerapan Etika Profesi memiliki peranan sangat penting dalam dunia
teknik sipil khususnya bagi seorang manajer konstruksi. Maka dari itu sangat
penting pendidikan yang mempelajari etika untuk mendukung profesi sebagai
seorang manajer konstruksi agar dapat diterapkan di dunia kerja untuk
meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ryanserodja.blogspot.com/2010/05/14-metode-penulisan-makalah-room-
noise.html
http://trie1968.blogspot.com/2014/07/peran-para-manajer-konstruksi.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-etika/
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-profesi/115999/2
http://fizriahnisrina.blogspot.com/2019/06/etika-profesi-dalam-bidang-teknik-
sipil.html
http://irwanely18.blogspot.com/2017/04/etika-profesi-dalam-bidang-teknik-
sipil_12.html?m=1
https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/paduraksa/article/viewFile/249/176