Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan
sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal
tersebut sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita
sebagai makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai
‘makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’
(1989:558). Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi
potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya
demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini
bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun
bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna
spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai
makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia
sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?
2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?
3) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?
4) Apa saja hakikat manusia itu ?
5) Apa saja potensi yang dimiliki manusia
6) Apa saja yang terdapat firman allah SWT tentang manusia
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia.
2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia
3) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
SWT
4) Untuk mengetahui Apa saja hakikat manusia itu.
5) Untuk mengetahui apa saja yang potensi yang dimiliki manusia
6) Untuk mengetahui firman allah swt tentang manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-
benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari
segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat
syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang
mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri
mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad,
hati, roh, nyawa, dan rahasia.1
B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi
fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat
bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang
memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan
social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional
(akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo
mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang
tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut
aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran
terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

1
Abdul-Rahman Saleh Abdullah, Educational Theory; A Quranic Outlook, (Makkah al-
Mukarramah: Faculty of Education, Umm al-Qura University, 1402/1982), hal. 60.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens
(manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai
makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu
berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap
pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal
berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar,
insan dan al-nas. Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-
kahfi : innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis,
seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; ar-ruum : 20),
manusia makan dan minum (al-mu’minuun : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-
alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau
spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul
amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi dan terus bergerak
maju ke arah kesempurnaan.2
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti az-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami
buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-
nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk
biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk
social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
> Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai
membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena
takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian
itu diabadikan.
2
Lihat misalnya Abdul Mujib, M.Ag., Fitrah dan Kepirbadian Islam; Sebuah Pendekatan
Psikologis, (Jakarta: Penerbit Darul Falah, 1999 M/1420 H), hal. 20 dst.
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-
Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara
iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah
dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena
kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan
masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam.
Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di
surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam
kondisi yang menakutkan.3 Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga
diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka
diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-
Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki
kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri.
Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia,
untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal
bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa,
Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru
bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh
penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut
mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik
dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak
makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)

C. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu
Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit,
3
Murtadha Muthahhari, Fitrah, Terj. H. Ahsin Muhammad, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1419
H/1998 M.), hal. 9.
dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja.
Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan
kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan
maupun manusia dengan manusia.
Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah
tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual
penyembahannya.4
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan
menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam
semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-
hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.
D. Fungsi dan Peran Manusia
Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar
manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah
diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus
pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah
Swt.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang
ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah :
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama
umat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi
yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.
E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT
1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata hamba adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang
dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan
keadilan.

4
Luwais Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughat wa al-Adab wa al-’Ulum, (Beyrut: Matba’at Katholikiyah,
t.t.), hal. 588.
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun
waahlikun naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api
neraka).
2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus
dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka
bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.5
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif
yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di
muka bumi untuk kepentingan hidpnya.
Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi
dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang
muslim adalah membentuk amal saleh.
F. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati.

5
Perlu diingat bahwa kata fithrat dalam hadits ini diucapkan dalam bentuk ma’rifat (definite), bukan
dalam bentuk nakirat (indefinite). Bantuk ini mengisyaratkan bahwa manusia diciptakan dalam suatu
keadaan tertentu yang sesuai dengan rencana dan program Allah. Untuk mengetahui rencana dan program
Allah itu (dalam hal ini fitrah manusia) diperlukan pengkajian yang cermat terhadap ayat-ayat Quraniah dan
ayat-ayat Kauniah yang televan.
6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang
sosial.
G. Potensi Yang Dimiliki Manusia
Manusia memiliki potensi diri untuk meraih sukses yang didambakannya.
Sukses sejati tidak hanya diukur melalui pencapaian materi, akan tetapi lebih
kepada seberapa besar peranan kita untuk manusia dan alam ini. Karena potensi
besar yang dimiliki oleh manusia, rasanya amat kerdil kalau tujuan sukses itu
ukurannya hanya pribadi dan keluarga saja. Setidaknya ada tiga potensi manusia
yang jika dimaksimalkan akan menghantar kita menjadi manusia sejati, manusia
yang menjadi berkat untuk alam ini, ketiga tersebut adalah:
1. Body (Tubuh/ Fisik)
Tuhan mencptakan tubuh manusia dengan struktur organ yang rumit
dan canggih. Semua organ saling berkordinasi untuk memainkan peran masing-
masing, dengan kordinasi yang penuh ketaatan sehingga menimbulkan gerak
dinamis yang indah dan utuh. Ada beberapa fakta tentang manusia sebagai
mahluk yang mutakhir, diantaranya:6
Dari sejak awal manusia ada di bumi ini, di perkirakan ada lebih dari 90
miliar manusia telah lahir ke dunia ini. Namun dari sekian banyaknya manusia
tersebut, tidak ada satupun memiliki fisik yang sama, contohnya; sidik jari.
a. Tubuh kita melaksanakan denyut jantung 100.000 kali perhari, coba hitung
berapa kali seminggu, sebulan, atau sepanjang umur kita.
b. Panjang pembuluh darah manusia apabila disambungkan kurang lebih
100.000 km.
c. Mata kita membedakan 10 juta warna. Dan masih banyak lagi yang lain.

2. Mind (Akal)
Akal pikir manusia yang secara fisik ada dalam struktur otak memiliki
dua karakter dan fungsi yang berbeda, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah
sadar. Untuk pembahasan dua fungsi ini akan di bahas secara khusus nanti.
Namun secara sederhana bisa di deskripsikan sebagai berikut :
a. Seluruh mekanisme tubuh di koordinasi dan di kendalikan oleh otak.
6
John S. Brubacher, A History of the Problems of Education, (New York: McGraw-Hill Book
Company, Inc., 1947), hal. 120
b. Sel-selotak memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada komputer
pribadi standar.
c. Untuk membuat robot yang bisa melakukan segala sesuatu yang bisa
dilakukan oleh manusia, dibutuhkan biaya 2 milliar USD. Jadi kita sangat
mahal sekali!
3. Spiritual
Potensi spiritual yang dimiliki manusia, bisa di ibaratkan seperti
potongan puzzle yang bisa menjadikan manusia menjadi mahluk paripurna.
Spiritual adalah cara manusia berhubungan dengan penciptanya, sehingga
apabila hubungan terjalin dengan baik akan terwujud manusia universal yang
berbudi pekerti luhur. Di zaman yang menjadikan materi sebagai tolak ukur,
potongan puzzle ini seakan-akan hilang, sehinngga banyak sukses materi yang
dicapai dengan cara-cara biadab, contohnya koruptor. Spiritualitas harus dilatih
dan di bina secara terus menerus, agar bisa terwujud manusia sejati yang utuh.7
H. Terdapat dalam firman Allah SWT tentang manusia
Antara lain:
1. Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada-Nya (QS adz-
Dzariyat [51]: 56).
2. Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah (tugas keagamaan) (QS al-
Ahzab [33] : 72).
3. Manusia ditugaskan untuk menjadi pengelola (khalifah) di bumi (QS al-
Baqarah [2]: 30).
4. Manusia juga ditugaskan untuk menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar (QS Ali Imran [3]: 110).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian


sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam

7
Aisyah Bintu Syati`, Manusia Dalam Perspektif al-Quran, Terj. Ali Zawawi, (Jakarta: Penerbit
Pustaka Firdaus, 1999), hal 155.
karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia
harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani
pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga
membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama
seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita
juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling menghargai dan mengasihi
karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya , selain itu
dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai
umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 1998
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum,
Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001

Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta :


Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004

Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama,


Bandung : Mizan, 1990

Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam,


Jakarta : Rineka Cipta, 2004

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen


Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen
Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

http://dulunyakaryawan.blogspot.com/2012/06/3-potensi-yang-dimiliki-
manusia.html

https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/kelemahan-manusia-menurut-
islam

Anda mungkin juga menyukai