Anda di halaman 1dari 31

MODUL 4E

DESIGN OF HEAT EXCHANGERS


Prof. Dr. Ir. Bambang Teguh P., DEA

1. LMTD Method
2.  – NTU Method
3. T – H diagram Method
1. HIPOTESA

Hipotesa-hipotesa utama :
• fluida kerja dipisahkan oleh sebuah dinding tetap
• keadaan stedi,
• tidak ada kehilangan panas ke sekeliling, dan
• hanya kuantitas inlet / outlet yang diketahui atau dicari

Dinding pemisah

OK
Fluida Panas OK

?
Fluida Dingin OK
2. NOTASI
• Skema pertukaran panas dan notasi yg biasa digunakan:

m1 , T1i , H1i m1 , T1o , H1o


Fluida Panas

m2 , T2o , H2o Fluida Dingin m2 , T2i , H2i

• Catatan :
• mj ( j=1,2 ) : laju aliran massa fluida ( kg / s )
• Hj ( j=1,2 ) : entalpi spesifik ( J/ kg )
• Tji : temperatur inlet, Tjo : temperatur outlet
• Q : laju aliran panas ( W )

indek : j = 1 untuk fluida panas, j = 2 untuk fluida dingin


i = inlet, o = outlet
3. PERSAMAAN DASAR
• Kesetimbangan Energi :

m1 , T1i , H1i m1 , T1o , H1o


Q

m2 , T2o , H2o m2 , T2i , H2i

• Umum : Q = m1 ( H1i - H1o ) = m2 ( H2o - H2i )

• Aliran satu fasa:

Q = m1 cpm1 ( T1i - T1o ) = m2 cpm2 ( T2o - T2i )

cpmj (j=1,2 ) : kapasitas panas spesifik rata-rata pada tekanan


konstan
3. PERSAMAAN DASAR

• Koefisien perpindahan panas total, U :

m1 , T1i , H1i m1 , T1o , H1o


Q

m2 , T2o , H2o m2 , T2i , H2i

A
Q = U A ∆Tm

A : luas permukaan perpindahan panas


∆Tm : perbedan temperatur rata-rata
4. BESARAN KARAKTERISTIK
• Heat Capacity Rate ; C

m j (h ji − h jo )
Cj = = m jcpmj j = 1,2
Tji − Tjo

• Heat Capacity Rate Ratio ; R


C1 C2
R1 = R2 = R = min (R1 , R2)
C2 C1
• Number of Transfer Units; ( NTU )

UA UA
NTU1 = ; NTU2 =
C1 C2
NTU = max(NTU1,NTU2 )
5. BASIC RELATION
• Temperature Effectiveness ;

T1i − T1o T1


• Sisi panas, 1 = =
T1i − T2i Tmax
 = max( 1,  2 )
T2 o − T2i T2
• Sisi dingin, 2 = =
T1i − T2i Tmax

T1,i
T1,o T1
T2,o Tmax
T2
T2,i
A
BASIC RELATION
• Laju perpindahan panas maksimum yg mungkin terjadi:
Qmax = C1 (T1,i - T2,i ) , jika C1 < C 2
Qmax = C2 (T1,i - T2,i ) , jika C2 < C1
atau Qmax = Cmin Tmax Cmin = min (C1 , C2 )

• HE Effectiveness ;

=
Q  = max( 1,  2 ) 0   1
Qmax
max( T1, T2 )
Atau, = e = f (NTU, R, susunan aliran)
Tmax
Laju perpindahan panas sebenarnya:

Q = Cmin (T1i − T2i ) = Cmin Tmax


6. VARIABEL PERPINDAHAN PANAS
• Koefisien Perpindahan Panas Total, U

• U sangat bergantung pada aliran fluida, dinding pemisah (material)


dan faktor fouling pada kedua permukaan dinding.
• U merupakan kebalikan dari tahanan termal total Rt.

Fouling Layer

Hot Fluid Wall Cold Fluid

R1 Rf1 Rw Rf2 R2

1
R1 : tahanan termal konveksi pada sisi panas =
η1h1A1
1
Rf1 : tahanan fouling sisi panas =
h f 1 A1
• Koef. Perpindahan Panas Global, U

Fouling Layer t = tebal dinding,


do = diameter luar tube,
di =diameter daslam tube
Hot Fluid Wall Cold Fluid kw=konduktivitas dinding,
L = panjang tube,
A =luas per-pan,
h = koef. Konveksi,
R1 Rf1 Rw Rf2 R2
hf = koef. fouling
t
Rw : tahanan termal konduksi dinding dinding datar =
kwAw d 
1 ln o 
=
tube silinder =  i 
Rf2 : tahanan fouling sisi dingin d
hf 2 A 2
2 πk w L
1
R2 : tahanan termal konveksi pada sisi dingin =
η2h2 A 2
A fin, j
ηj = 1 − (1 − ε f , j ) ; efektivitas permukaan total
Aj
ε f ,j : efisiensi sirip
• Koef. Perpindahan Panas Global, U
Fouling Layer

Hot Fluid Wall Cold Fluid


R = R1 + Rf 1 + R w + Rf 2 + R2
1
R1 Rf1 Rw Rf2 R2
=R ; sehingga :
UA

1 1 1 1 1
= + + Rw + +
UA η1h1A1 hf 1A1 hf 2 A 2 η2h2 A 2 A1 : luas per-pan sisi panas,
A2 : luas per-pan sisi dingin,
maka koefisien perpindahan panas total: A : luas referensi
1 A A A A
= + + Rw A + +
U η1h1A1 hf 1A1 hf 2 A 2 η2h2 A 2

• Untuk dinding Pelat, A=A1=A2, shg: 1 1 1 t 1 1


= + + + +
U η1h1 hf 1 k w hf 2 η2h2
• Koef. Perpindahan Panas Global, U
Fouling Layer
• Bila fluida 1 berada di luar
Hot Fluid Wall Cold Fluid
tube, 1 = o dan 2 = i

• Untuk dinding Silinder


R1 Rf1 Rw Rf2 R2 dgn referensi Ao, A=Ao,
shg,
1 do ln(do / di ) do
1
=
1
+ + + +
do
dan Q = Uo A o Tm
Uo ηoho hfo 2k w hfidi ηihidi

• Untuk dinding Silinder dgn referensi Ai; A=Ai, shg,

d ln(do / di ) 1
1
=
di
+
di
+ i + +
1
dan Q = Ui A i Tm
Ui ohodo hfodo 2k w hfi ihi
6. VARIABEL PERPINDAHAN PANAS
• Beda temperatur rata-rata, Tm, aliran paralel

m1 • Kesetimbangan energi pada elemen


tersebut adalah:
dQ m2
dQ = − C1 dT1 = C2 dT2
T1,i T1 -dT1 dQ = Ulokal T dA
T1,o
Bila, T = T1 − T2 dan d( T ) = dT1 − dT2
T2,o 1 1
T2,i T2 dT2 Maka, d( T ) = −dQ( + ) , sehingga,
C1 C2

b d( T ) A 1 1
 = −  Ulokal ( + )dA Jika harga Ulokal, C1 dan C2 adalah
a T 0 C1 C2 konstan, maka:
Tb 1 1
ln( ) = −UA( + )
Ta C1 C2
• Beda temperatur rata-rata, Tm, aliran paralel

m1 • dengan memasukkan harga-harga :

m2 Q Q
dQ C1 = dan C2 =
T1i − T10 T2o − T2i
T1,i T1 -dT1
T1,o
Tb T1i − T1o T2o − T2i
Ta Tb Maka, ln( ) = −UA( + )
T2,o
Ta Q Q
T2,i T2 dT2 Sehingga didapat,
Tb − Ta
Q=UA = U A LMTD p
T
ln( b )
Ta
Dalam kasus aliran paralel, Tm = LMTD p
6. VARIABEL PERPINDAHAN PANAS
• Beda temperatur rata-rata, Tm, aliran berlawanan

m1
dQ m2 • Dengan cara yg similar, diperoleh :

dA Tb − Ta
T1,i Q=UA = U A LMTD c
T1 T
Ta -dT1 ln( b )
T1,o Ta
T2,o T2
Tb
-dT2 • Dalam kasus aliran berlawanan,
T2,i
A
Tm = LMTD c

Tb − Ta Ta − Tb


Untuk kedua jenis aliran tsb, berlaku: LMTD = =
Tb T
ln( ) ln( a )
Ta Tb
7. METODA LMTD

Q = U A Tm
Secara umum ditulis , Tm = F . LMTD
• Untuk aliran Paralel, LMTD = LMTDP ; dan F = 1
• Untuk aliran Berlawanan, LMTD = LMTDc ; dan F = 1
• Untuk aliran yang lain, LMTD = LMTDc ; dan F  1

F = f ( P, R, bentuk aliran ) dan dibaca dari grafik

T2,o - T2, i
P=
T1, i - T2, i

T1,i - T1, o
R=
T2, o - T2, i
BEBRBAGAI HARGA “F” UNTUK SHELL AND TUBE
BEBRBAGAI HARGA “F” UNTUK CROSS FLOW
7. METODA LMTD 7. Tentukan layout dan dimensi
dari bagian utama,
8. Hitung koef. per-pan individu,
• Prosedur perhitungan,
sisi panas maupun sisi dingin,
9. Hitung U dan bandingkan
1. Tentukan terlebih dahulu :
dengan U yg dipilih mula2
• laju perpindahan panas (Q)
pada butir 4. Bila beda besar,
• laju aliran fluida
prosedur diulang dari butir 6.
• Temp. masuk/keluar fluida
Bila OK, perhitungan
2. Kumpulkan data sifat fisik fluida dilanjutkan ke butir berikut,
seperti, massa, jenis, viskositas, 10. Hitung P. Bila > dari yg
konduktivitas, panas jenis dll, diijinkan, perhitungan bisa
3. Tentukan tipe APK dimulai lagi dari butir 7 atau
4. Pilih harga mula-mula U (dari butir 4 atau bahkan butir 3,
literatur), nilai ini akan diperiksa lagi 11. Optimalkan dgn mengulangi
5. Hitung beda temp. rata-rata (Tm) dari butir 4 s/d butir 10 hingga
6. Hitung luas perpindahan panas (A). diperoleh APK yang murah

• Bisa juga dgn prosedur :


Dimulai butir 1, 2, 3, 5; 7, 8 dan 9, menghitung A , kemudian lanjutkan ke
butir 10 dan butir 11
8. METODA  -NTU

• Dalam APK laju perpindahan panas sebenarnya :


Q =  Cmin ( T1i - T2i ) =  Cmin  Tmax

max ( T1, T2 )


• Efektivitas HE, ε=
Tmax
 = f ( NTU, R, bentuk aliran )

Cmin
R = min ( R1, R2 ) =
Cmax
UA
NTU =
Cmin
BEBRBAGAI HARGA  - NTU
BEBRBAGAI HARGA  - NTU
BEBRBAGAI HARGA  - NTU
8. METODA  -NTU 5. Hitung efektivitas HE, 
6. Tentukan NTU berdasarkan
Prosedur perhitungan, harga Cmin/Cmax dan  di atas,
• Kondisi yg diketahui : beban dgn. menggunakan grafik yg
termal (Q), laju aliran massa serta sesuai dgn konfigurasi HE yg
temp. inlet dan outlet masing2 dipilih
fluida kerja 7. Hitung luas per-pan yg
diperlukan C
• Urutan langkah perancangan : A = NTU min
U
1. Pilih tipe atau konfigurasi HE
2. Tentukan dimensi serta geometri 8. Konversikan, A ke-dlm dimensi
pipa dan hitung koefisien per- tube (d, jumlah dan L) untuk
pan berdasarkan bentuk aliran mendapatkan dimensi HE yg
dan kondisi termal-hidraulik dari diinginkan. Jika yg didapat
fluida, berbeda dgn asumsi langkah
3. Hitung koef. Per-pan total, U (2), maka ulangi langkah (2) s/d
4. Hitung C1 dan C2, tentukan Cmin (8) sampai dicapai kesesuaian
dan Cmax , kemudian hitung R = antara pemisalan dan
Cmin/ Cmax perhitungan.
9. KELEMAHAN METODA LMTD & METODA
 -NTU
• Sifat-sifat fisika fluida yg diperlukan pada perancanag HE adalah ;
massa jenis, viskositas, konduktivitas panas dan korelasi temperatur-
entalpi.
• Pada korelasi yg digunakan untuk memprediksi koefisien per-pan,
biasanya sifat-sifat fisik tersebut ditentukan pada temperatur rata-rata
masing-masing aliran.
• Hal ini dianggap cukup teliti bila perubahan temperaturnya cukup kecil.
• Bila perubahan temperaturnya besar, maka dapat memberikan
kesalahan yg signifikatif.
• Dalam dilema seperti ini, prosedur yg sederhana dan cukup aman
adalah:
•Metoda LMTD – Umin
•Metoda Frank
• Bila perubahan sifat fisik tidak memungkinkan diatasi dengan kedua
metoda tsb, perlu digunakan metoda diagram T – H
10. METODA Frank

T1,i
Q Ub . Ta − Ua . Tb T1
= Ta
A  Ub . Ta  T1,o
ln  T2,o T2
Tb
 Ua . Tb  T2,i
a b
Dimana
• Ua adalah koefisien perpindahan • Ub adalah sebaliknya yaitu
panas menyeluruh yang pada terminal dingin (T1,o dan
dievaluasi berdasarkan sifat-sifat T2,i)
fisik pada terminal panas (T1,i dan
T2,o)
11. METODA LMTD - Umin

• Dari evaluasi Ua dan terminal dingin


Ub , dapat ditentukan koefisien
perpindahan panas terendah Umin;

T1,i
Umin = min (Ua , Ub) T1
Ta T1,o
T2,o T2
Tb
• Untuk selanjutnya metoda
T2,i
LMTD klasik ditulis kembali
dalam bentuk sbb: a b

Q = Umin . A . LMTD
12. METODA DIAGRAM T - H
Prinsip dari metoda ini adalah sbb:
• Mengkonstruksi Diagram T–H
Bila diasumsikan laju aliran massa fluida panas dan dingin masing2
adalah m1 dan m2, keempat entalpi jenis H1,i ; H1,o ; H2,i dan H2,o (atau T1,i
; T1,o ; T2,i dan T2,o) telah diketahui seperti pada gambar, kurva temperatur
fluida panas dan fluida dingin sebagai fungsi entalpi jenis dari salah satu
fluida, misal fluida dingin, dapat diogambar sbb:

• dari data2 sifat fisik fluida dingin, dapat


digambarkan kurva T2 = f(H2) sepanjang
H1,i H1 ; T1 H1,o HE.
• Jika sebuah HE dengan aliran
berlawanan spt. gambar, dari
kesetimbangan energi termal sepanjang
H2,o H2 ; T2 H2,i
Ax diperoleh hubungan:
Ax
Ax 2
H1 − H1,i = (H2 − H2,o )
x m
1
m
• Mengkonstruksi Diagram T–H
• dengan diketahui sifat fisik fluida panas dan hubungan T1 = f(H1),
maka dapat digambarkan kurva T1 = f(H2) seperti dicontohkan dalam
gambar,

T1,T2
• Berangkat dari
T 1 ,i diagram T – H seperti
gambar, dimungkinkan
 dh =
m

Ta untuk membagi APK


Tb dalam sejumlah
T 2 ,o T 1,o
tertentu zona (n)
dalam mana
Zona 1
temperatur kedua
Zona 2 Zona 3 Zona 4 T 2 ,i fluida berubah
a b
mendekati linier.
H2,o H2,i H2
• LMTD setiap zona,

• Untuk setiap zona, beda temperatur rata-rata logaritmik kedua fluida


dinyatakan dalam

(T1 − T2 )a − (T1 − T2 )b Ta − Tb


LMTD = =
(T − T2 )a  T 
ln 1 ln  a 
(T1 − T2 )b  Tb 
• Pada setiap zona, kesetimbangan panas dapat ditulis:

 2 H2 j = Uj A jLMTD j
m
• Dgn m2 debit massa fluida dingin, H2 perubahan entalpi fluida dingin, A
luas per-pan, U koef. Per-pan menyeluruh, LMTD beda temp. rata-rata
logaritmik, dan subskrip j menunjukkan setiap zona yg ditinjau,
• Dgn demikian kebutuhan luas perpindahan panas setiap zona dapat
ditentukan sbb;
 H2 
A j = m2 
 
 U. LMTD j
• Luas perpindahan panas yang dibutuhkan ,

• Dengan diperolehnya Aj, maka luas permukaan perpindahan panas total


yg diperlukan Areq merupakan jumlah dari luas setiap zona;
n
A req =  A j
1

• U dan LMTD rata-rata seluruh zona:

• Harga koef. perp-pan global rata-rata untuk seluruh zona Um, sbb:

1
Um =  Uj A j
A rea Zona

• LMTD rata-rata seluruh zona, LMTDm :  Hin − Hout


m
LMTDm =
A reqUm

Anda mungkin juga menyukai