Anda di halaman 1dari 54

KONSEP STRES &

ADAPTASI

OLEH
Jenny M. Purba, Ph.D
Latar Belakang
Perubahan sosial yang cepat
Perubahan nilai –nilai moral etika & gaya hidup
1001 Permasalahan = stresor
Ketidakmampuan penyelesaian

Penurunan imunitas
Gangguan kesehatan fisik & mental =
stress
Stresor
adalah stimulus yang mengawali atau mencetus
perubahan (tidak terpenuhinya kebutuhan)

Kebutuhan dapat berupa kebutuhan


fisiologis,psikologis,sosial ,lingkungan,
perkembangan,spiritual atau kebutuhan kultural
Diklasifikasikan atas 2:
1. Stresor internal
2. Stresor eksternal
Contoh Stresor Psikososial
1. Perkawinan
2. Problem orang tua
3. Hubungan Interpersonal
4. Pekerjaan
5. Lingkungan hidup
6. Keuangan
7. Hukum
8. Perkembangan
9. Penyakit fisik/cedera
10.Faktor keluarga
11. trauma
Hubungan Psiko-Neuro-imunologi
(Psiko-Neuro-Endokrinologi)
Adaptasi Fisiologis

Susunan Saraf Pusat (medula


Stresor oblongata, otak,sistem
limbik,sistem transmisi
saraf/neurotransmiter
Kelenjar endokrin (sistem
hormonal & imunologi)

Stres Cemas Depresi


Adaptasi terhadap Stresor
Adaptasi adalah proses dimana dimensi
fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stres.
Bertujuan : mempertahankan fungsi yang
optimal

Dimensi adapatasi :
fisik,perkembangan,emosional,intelektual,
sosil &spiritual
Kemampuan seseorang menghadapi
stres ditentukan oleh faktor
1. Pengalaman dengan stresor yang
serupa,sistem dukungan,persepsi
keseluruhan terhadap stresor
2. Yang berkenaan dengan praktik &
norma kelompok sebaya individu
3. Dampak lingkungan sosial yang
membantu individu beradaptasi
terhadap stresor
4. Sumber yang dapat digunakan untuk
mengatasi stresor
DEFINISI STRES
Robbins& Coulter (1999) mendefinisikan
stress sebagai kondisi dinamis dimana
individu dikonfrontir dengan kesempatan
pembatas atau tuntutan yang
berhubungan dengan apa yang diinginkan
dan yang hasilnya dirasakan menjadi tidak
menentu serta penting
Definisi Stres
Hans Selye (2001) mendefinisikan stress
sebagai respon tubuh yang sifatnya non
spesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya.
Cont : beban pekerjaan yang berlebihan
Model Stres
Digunakan untuk mengidentifkasi stresor
bagi individu tertentu dan memprediksi
respon individu tersebut terhadap stresor.
Perawat dapat membantu klien mengatasi
respon tidak sehat, non produktif.

Diklasifikasikan atas 3 model stres :


1. Berdasar respon
2. Berdasar stimulus
3. Berdasar transaksi
Model Stres Berdasar Respon

Mengkhususkan respon atau pola respon


tertentu yang mungkin menunjukkan stresor.
Digunakan oleh Selye (1976) dimana stres
ditunjukkan dengan reaksi fisiologis,GAS
(general adaptation syndrome)

Kelemahan : tidak memungkinkan


perbedaan individu dalam pola berespon
Model Stres Berdasar Stimulus

Berfokus pada karakteristik yang menggangu


di dalam lingkungan.

Model ini memfokuskan pada asumsi :


1. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah
norma & membutuhkan tipe & durasi penyesuaian
yang sama
2. Individu adalah resepien pasif dari stres, & persepsi
mereka terhadap peristiwa adalah tidak relevan
3. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang
sama & penyakit dapat terjadi pada setiap titik
setelah ambang tersebut
Model Stres Berdasar Transaksi

Memandang individu dan lingkungandalam


hubungan dinamis, interaktif (Lazarus &
Folkman,1984)
Memandang stresor sebagai respon perseptual
individu yang berakar dari proses psikologis
(koping) & kognitif
Karakteristik Respon Stres

1. Respon stres alamiah,protektif dan adaptif


2. Terdapat respon normal terhadap stresor
3. Stresor fisik dan emosional mencetus respon
serupa hanya kebesaran dan polanya yang
mungkin berbeda
4. Terdapat keterbatasan dalam kemampuan
untuk mengkompensasi
5. Besar & durasi stresor yang besar dapat
menggagalkan mekanisme homeostasis
Karakteristik Respon Stres

6. Pemajanan berulang terhadap stimuli


mengakibatkan perubahan adaptif
7. Terdapat perbedaab individual dalam
beresspon terhadap stresor yang sama
Respon Stres

Terbagi 2 :
1. Respon Fisiologis
a. sindrom adaptasi lokal (LAS)
respon jaringan,organ atau bag tubuh lain
b. sindrom adaptasi umum (GAS)
respon pertahanan dari keseluruhan
tubuh terhadap stres
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
b. Mekanisme pertahanan ego
Karakteristik LAS

1. Respon yang terjadi setempat


2. Respon adalah adaptif artinya stresor
diperllukan untuk menstimulasinya
3. Respon berjangka pendek, tidak terus-menerus
4. Respon adalah restoratif artinya membantu
memulihkan homeostasis tubuh

Contoh : respon nyeri,inflamasi


Sindrom Adaptasi Umum (GAS)

1. Respon melibatkan semua sistem tubuh


terutama saraf otonom & endokrin
2. Terdiri dari :
a. tahap alarm
b. tahap resisten (stabil)
c. tahap kehabisan tenaga
GENERAL ADAPTATION
RESPONSE

• Alarm Reaction – perceives stressor,


defense mechanism activated (fight or flight)
 Shock phase – body changes occur

 Countershock – body changes reverse

• Resistance – body attempts to adapt


• Exhaustion – adaptive mechanism are
exhausted
2. Respon Psikologis
a. Prilaku berorientasi tugas
penggunaan kemampuan kognitif
untuk mengurangi stres,memecahkan
masalah,menyelesaikan konflik &
memenuhi kebutuhan (Laraia, 2013)
3 tipe prilakunya :
(1) Prilaku menyerang
tindakan menyingkirkan/mengatasi
suatu stresor atau untuk memuaskan
kebutuhan
(2) Perilaku Menarik Diri
menarik diri secara fisik/emosional dari
stresor

(3) Perilaku kompromi


mengubah metoda yang biasa
digunakan,mengganti tujuan atau
menghilangkan kepuasan terhadap
kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan lain atau menghindari stres
b. Mekanisme pertahanan ego (Freud)
• Prilaku tidak sadar yang memberikan
perlindungan psikologis terhadap peristiwa
yang menegangkan.
• Digunakan : melindungi terhadap perasaan
tidak berdaya & ansietas
• Sering dipakai pada saat stresor jangka
pendek,gangguan psikiatrik (-)
contoh :
kompensasi,konversi,menyangkal,pemindah
an tempat,identifikasi,regresi
(1) Kompensasi
penutupan suatu defisensi dalam satu aspek citra
diri dengan secara kuat menekan suatu
gambaran yang dianggap sebagai aset
(2) Konversi
secara tidak sadar menekan suatu konflik
emosional yang menghasilkan ansietas dan
memindahkannya menjadi gejala non organik
(3) Menyangkal
penghindaran konflik emosional dg menolak
secara sadar mengikuti segala sesuatu yang
mungkin menyebabkan nyeri emosional yang
tidak dapat ditoleransi
(4) Pemindahan tempat
memindahkan emosi, ide, keinginan dari situasi
yang menegangkan kepada penggantinya yang
lebih sedikit mengakibatkan ansietas
(5) identifikasi
pemolaan prilaku yang dilakukan oleh orang
lain dan menerima kualitas, karakteristik dan
tindakan orang tersebut
(6) Regresi
koping terhadap stresor melalui tindakan dan
perilaku yang berkaitan dengan periode
perkembangan sebelumnya
Tahapan Stres
(Van Amberg, 1979)
1. Stres tahap 1
 Semangat bekerja besar,berlebihan (overacting)
 Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana
biasanya
 Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebi
dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan
energi dihabiskan disertai rasa gugup yang
berlebihan
 Merasa senang dg pekerjaanya & semakin
bersemangat namun tanpa disadari cadangan
energi menipis
2. Stres tahap II
stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang & timbul keluhan-keluhan sbb

 Merasa letih sewaktu bangu pagi


 Merasa mudah lelah sesudah makan siang
 Lekas merasa capai menjelang sore
 Sering mengeluh perut tidak nyaman
 Detakan jantung lebih keras dari biasanya
(berdebar-debar)
 Otot-otot punggung & tengkuk terasa tegang
 Tidak bisa santai
3. Stres tahap III
bila tetap memaksakan diri keluhan akan
semakin nyata & mengganggu

 Gangguan lambung usus semakin nyata


cont : gastritis,diare
 Ketegangan otot-otot semakin terasa
 Perasaan tidak tenang & ketegangan
emosional semakin meningkat
 Gangguan pola tidu
 Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa
oyong dan serasa mau pinsan)
4. Stres tahap IV
bisa tidak ditemukan sakit secara medis.
Namun gejala dapat muncul spt:
 Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah tera
amat sulit
 Aktivtas pekerjaan yang semula menyenangkan
& mudah diselesaikan menjadi membosankan
terasa lebih sulit
 Yang semula tanggap situasi menjadi
kehilangan kemampuan untuk merespon secara
memadai
 Ketidakmampuan melakukan ADL
 Gangguan pola tidur disertai mimpi yg
menegangkan
5. Stres tahap V

 Seringakali menolak ajakan karena tiada


semangat & kegairahan
 Daya konsentrasi & ingat menurun
 Imbul perasaan ketakutan & kecemasan yang
tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya
6. Stres tahap VI

 Kelelahan fisik & mental yang semakin


mendalam
 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana
 Gangguan sitem pencernaan semakin berat
 Timbul perasaan ketakutan & kecemasan yang
semakin meningkat, mudah bingung & panik
7. Stres tahap VII
tahap klimaks,seseorang mengalami
serangan panik & perasaan takut mati.
Sering dibawa ke UGD,ICCU meskipun tidak
ditemuakan kelainan fisik organ
 Debaran jantung teramat keras
 Susah bernafas (sesak & megap-megap)
 Sekujur baan terasa gemetar, dingin dan
keringat bercucuran
 Ketadaan tenaga untuk hal-hal ringan
 Pinsan atau kolaps
ADAPTASI

 Kemampuan tubuh untuk


mempertahankan keadaan relatif
seimbang
 Berfungsi untuk menyesuaikan
diri terhadap perubahan dan
mempertahankan ekuilibrium
( Homeostasis )
MEKANISME ADAPTASI FISIOLOGIS

Medula Formasi Kelenjar


oblongata retikular hipofisis
• Frekuensi • Mengontrol • Menghasilkan
jantung, tekanan fungsi vital , hormon yang
darah, dan memantau mengontrol
pernafasan status fisiologis fungsi vital
• Impuls yang tubuh melallui • Hormon yang di
menjalar ke dan sambungan hasilkan juga
dari medula dengan tractus diperlukan untuk
oblongata dapat sensoris dan beradaptasi
meningkatkan terhadap stres
dan menurunkan
fungsi vital ini
Gambar 1. Pengkajian Model Stres Adaptasi (Stuart & Laraia, 2009)
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Mengkaji indikator stres dan koping dalam


semua dimensi adaptasi
1. Indikator fisiologis
2. Indikator perkembangan
3. Indikator emosional & perilaku stres
4. Indikator intelektual
5. Indikator sosial
6. Indikator spiritual
Indikator Fisiologis
Dipengaruhi situasi stres
 Kenaikan tekanan darah
 Peningkatan ketegangan otot
leher,bahu,punggung
 Peningkatan denyut nadi & frekuensi RR
 Telapak tangan berkeringat
 Tangan & kaki dingin
 Postur tubuh tidak tegap
 Keletihan
 Sakit kepala
 Gangguan lambung
 suara yang bernada tinggi
 Mual,muntah,diare

 Perubahan nafsu makan

 Perubahan berat badan

 Perubahan frekuensi berkemih

 hasil lab abnormal : peningkatan hormon


kortisol,ACTH,katekolamin,hiperglikemia
 Gelisah : sulit tidur, sering terbangun saat
tidur
 Dilatasi pupil
TAHAP PERKEMBANGAN PENYAKIT
DALAM PENYAKIT AKIBAT STRES

Taha Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7


p1

Sehat Penyakit Kematian


Obat predikatif atau preventif Perawatan Medis
KLASIFIKASI STRES BERDASARKAN
SITUASI STRES
STRES RINGAN
Stresor yang biasa dihadapi setiap orang secara
teratur, kerusakan fisiologis (-).
Stresor yang banyak dalam waktu singkat dapat
meningkatkan resiko penyakit (Holmes Rahe,1976)

STRES SEDANG
Berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari

STRES BERAT
Situasi kronis berlangsung beberapa minggu
sampai tahun. Tinggi resiko keasakitan
Indikator Perkembangan
Bayi & anak kecil
Lingkungan responsif & empati :perkembangan
harga diri & pembentukan koping adaptif sehat
Lingkungan non responsif & empati :
Gangguan percaya diri kronis, menarik diri,ggn
hubungan interpersonal, ketergantungan dg
orang lain
Bayi & anak kecil
Stres : anak tidak mampu & ketidakinginan
mengembangankan hubungan berteman
Remaja
Dukungan sosial adekuat: pengembangan rasa
identitas yang kuat & mampu menyesuaikan diri
terhadap stresr
Dukungan sosial inadekuat
Gangguan psikososial.timbul
kebingungan,pembrontakan, depresi & ansietas

Dewasa muda (masa transisi)


Stres : persiapan karier, hidup mandiri &
kemungkinan hidup berkeluarga. Terjadi konflik
harapan dengan realitas
Dewasa tengah
Stresor : peningkatan keletihan,penyakit
ringan,depresi, ketidakpuasan dg interaksi keluarga

Dewasa akhir (lansia)


Stresor : perubahan dalam keluarga &
kemungkinan kematian dari pasangan, perubahan
penampilan fisik & fungsi fisiologis.masalah
emosional dominan
Indikator Emosional
 ansietas
 Depresi
 Kepenatan
 Peningkatan penggunaan bahan kimia
 Perubahan dalam kebiasaan makan,tidur & pola
aktivitas
 Kelehan menal
 [erasaan tidak adekuat
 Kehilangan harga diri
 Peningkatan kepekaan
 kehilangan motivasi
 Ledakan emosional & menangis
 Penurunan produktivitas & kualitas kinerja
 Kecendrungan membuat kesalahan
 Mudah lupa & pikiran buntu
 Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci
 Ketidakmampuan bekonsentrasi
 Letargi
 Rentan terhadap kecelakaan
Indikator Intelektual
Stres berkepanjangan Gangguan intelektual

 kemampuan mendapat pengetahuan &


keterampilan terganggu
 Penilaian kognitif terhadap sesuatu tidak akurat
 Stres menghambat komunikasi antara Klien &
orang lain
 Tidak mampu mengatasi konflik
 Peningkatan ketergantungan dg orang lain
Indikator Sosial
Menggali bersama klien tentang besarnya,
tipe, kualitas interaksi sosial yang ada

Perawat waspadai perbedaan kultur dalam


respon stres / mekanisme koping
Indikator Spiritual

Stres berat

Kemarahan pada Tuhan


Individu memandang stresor sebagai hukuman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• ansietas  perubahan status kesehatan,krisis
maturasi atau situasi
• Perubahan pertumbuhan &perkembangan 
perpisahan dari orang terdekat, krisis situasi
• Ketegangan peran pemberi perawatan 
penyesuaian terhadap diagnosa medis,
penyesuaian thd penurunan tingkat fungsi fisik
• Keletihan  tuntutan peran yang berlebihan,
tuntutan psikologis yang berlebihan
• Ketidakberdayaan  stres jangka panjang,
kehilangan keyakinan nilai
• Koping keluarga tidak efektif ; menurun/tidak
mampu atau koping individu tidak efektif 
metoda koping inadekuat, stres
berkepanjangan

• Risiko cedera  kerusakan kemampuan


bicara

• Gangguan poa tidur  krisis maturasi atau


situasi
EVALUASI
 Klien mampu mengontrol faktor yang
menyebabkan stres
 Klien mampu secara mandiri
mengembangkan strategi mereduksi stres

Menilai keefektifan penatalaksanaan stres


Menanggulangi Stres
 Kesadaran diri
 Mengingat tuhan dan berdoa
 Olah raga
 Relaksasi
 Terapi kognitif
 Mengendalikan perilaku diri
 Jangan melakukanpekerjaan terlalu serius
 Menetapkan skala prioritas kebutuhan dan keinginan
 Berpikir positif dan membuang pikiran negatif
 Menghindarkan diri dari persaingan
 Istirahat yang teratur
Pengukuran Stres
Skala Holmes
Terdapat 36 butir pengalaman dalam kehidupan
seseorang yang masing-masing memiliki score
Score > 300 dlm 1 tahun = menunjukkan gejala
stres

Skala Miller & Smith (menilai derajat kekebalan


terhadap stres)
Terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari yang
dilakukan orang & diberi score dari1-5
Score < 30 = kebal; 30-50 = kurang kebal
> 50-80 = tidak kebal terhadap stres
e
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai