Anda di halaman 1dari 12

FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat
hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof.

Sejarah
Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, melakukan
percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari
waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah
hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales
berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa
sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses
tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.

Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris,
menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik,
nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan
tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu,
Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan
menyebabkan matinya tikus.Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh
lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap
hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen
Priestley.Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat
"memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara'
pada keadaan gelap.
Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan”
dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak
lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen
Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa
tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air.
Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan
umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).
Kloroplas
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang
dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam
proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut
stroma. Stroma dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang
didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga
terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum
sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang
tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka
akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid.
Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-
vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu).Pigmen
fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi
energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di
dalam stroma.Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam
fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.

Fotosistem
Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari yang
terdiri dari klorofil a, kompleks antena, dan akseptor elektron. Di dalam kloroplas terdapat
beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b
berwarna hijau tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai jingga.Pigmen-pigmen tersebut
mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang berperan
penting dalam fotosintesis.
Klorofil a berada dalam bagian pusat reaksi. Klorofil ini berperan dalam menyalurkan
elektron yang berenergi tinggi ke akseptor utama elektron. Elektron ini selanjutnya masuk ke
sistem siklus elektron.Elektron yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi tinggi sebab
memperoleh energi dari cahaya yang berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal
dengan kompleks antena.
Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem
II.Pada fotosistem I, penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700.Energi yang
diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena.Rangkaian pigmen antena dan pusat reaksinya
menyumbangkan elektron kaya energi untuk mereduksi NADP + yang diekstasi secara maksimum
oleh cahaya dengan panjang gelombang 700nm tersebut. Akan tetapi, telah ditemukan, bahwa
kloroplas harus diberikan cahaya tidak hanya pada 700 nm tapi juga pada panjang gelombang
yang lebih pendek, misalnya 600 nm, dan terjadi penurunan yang nyata pada pembebasan
oksigen yang disebut penurunan merah.
Pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif
terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680. P680 yang teroksidasi merupakan
agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700. Dengan potensial redoks yang lebih besar,
akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari molekul-molekul air. Kedua
fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter
yang bekerja saling memperkuat.

Fotofosforilasi
Fotofosforilasi adalah peristiwa bereaksinya ADP dan asam fosfat menjadi ATP, seperti
peristiwa berikut:
ADP + Pi ATP
Fotofosforilasi Siklik
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu
fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari fotosistem I dan
berakhir di fotosistem I.
Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektron-elektron di
P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar) dan keluar menuju akseptor elektron
primer kemudian menuju rantai transpor elektron.Karena P700 mentransfer elektronnya ke
akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.
Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi
transformasi hidrogen bersama-sama elektron.Rantai transpor ini menghasilkan gaya penggerak
proton, yang memompa ion H+ melewati membran, yang kemudian menghasilkan gradien
konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang
kemudian menghasilkan ATP.
Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I.Dengan kembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya.Fotofosforilasi siklik
terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.

Fotofosforilasi Non-Siklik
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua fotosistem
klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II.Dalam fotofosforilasi nonsiklik, pergerakan
elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi ke fotosistem II.
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-.
Dua elektron dari molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H + akan digunakan pada
reaksi yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas.
Karena tersinari oleh cahaya matahari, dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan
keluar menuju akseptor elektron primer.Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi
elektron, tetapi dapat cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi.
Setelah itu mereka bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka
melewati pheophytin, plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di
fotosistem I, tepatnya di P700.Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan "skema Z".
Sepanjang perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk
reaksi sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.
Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang cukup
besar dari cahaya matahari.Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor, feredoksin, dan
akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut telah ditunggu oleh
NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air.
Dengan bantuan suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR,
NADP+, H+, dan elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
NADP+ + H+ + 2e- NADPH
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi Calvin-Benson, atau
reaksi gelap.
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar,
yaitu sebagai berikut:
Fotofosforilasi siklik Fotofosforilasi nonsiklik
Hanya melibatkan fotosistem I Melibatkan Fotosistem I dan II

Menghasilkan ATP Menghasilkan O2 dan NADPH

Tidak terjadi Fotolisis air Terjadi fotolisis air untuk menutupi


kekurangan elektron pada fotosistem II

Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini
memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh
pigmen sebagai antena.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H 2O yang
ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai
enzim. Hal iniakan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan
elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk
PQH2.Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer
tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H + yang disebut
sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan
mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung
tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa
H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang
menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada
PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron
untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh
enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP
sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron
dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase
bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi
pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

Reaksi gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson
dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5
bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.
Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan
tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim
rubisco.Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4
karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki
empat atom karbon.Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama,
reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH.Jika kloroplas diberi cahaya, ion H +
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang
menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid.Kedua, reaksi ini
distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H +, jika kloroplas diberi
cahaya.Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama
pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas.
Fiksasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan
penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA).Kemudian
pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-
fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus
karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-
bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP.[24] ATP ini
timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah
kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang
sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.Secara bersamaan, Pi dilepas dan
digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.
Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi
dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata.Pada akhir
reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan
untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO 2 dan produk akhirnya adalah 1,3-
Pgaldehida.Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa
keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan
munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.

Siklus Hatch-Slack
Pada tahun 1966 M.D. Hatch dan C.R. Slack membuktikan secara detail jalur fiksasi CO 2
pada tanaman spesies graminae.Pada tanaman-tanaman seperti jagung, tebu, sorgum, dan
beberapa rumput tropika, CO2 menghasilkan asam oksaloasetat, malat, dan aspartat pada tahap
awal reaksinya.Kelompok tanaman ini disebut tanaman C4 karena produk awal dari fiksasi CO 2
adalah asam-asam yang berkarbon empat (4).
Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan
C3 dan C4. Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis. Tumbuhan
ini menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim
Rubisco sebagai penambat CO2. Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul
glukosa.Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa.Hal ini dapat terjadi
jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat
O2.Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis.Tumbuhan ini
melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa. Enzim phosphophenol piruvat
carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat CO 2 dari udara dan kemudian akan
menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat akan diubah menjadi malat. Malat akan terkarboksilasi
menjadi piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO 2 akan masuk ke
dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP. Proses
ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil. Dalam keseluruhan proses ini,
digunakan 5 ATP.
Faktor penentu laju fotosintesis
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat mempengaruhi
secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara
langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses
fotosintesis.Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh
secara langsung bagi laju fotosintesis.
Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum
meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor
pembatas tersebut sangat mempengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju
optimum fotosintesis.Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta
ketersediaan nutrisi mempengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara
tidak langsung ikut mempengaruhi laju fotosintesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah sebagai berikut :
A. faktor luar
1. Cahaya
Intensitas, kualitas, lama penyinaran. Pada dasarnya sampai intensitas tertentu, kenaikan
intensitas akan menaikkan kecepatan fotosintesis
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga
batas toleransi enzim.Suhu optimum sekitar 35º C.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah daripada tumbuhan dewasa.Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

B. Faktor dalam
Kandungan klorofil, morfologi dan anatomi daun serta akumulasi hasil fotosintesis.
Jumlah klorofil akan menentukan kecepatan fotosintesis, struktur anatomi dan morfologi daun
mempengaruhi fotosintesis terkait dengan kecepatan difusi CO2 dan lewatnya cahaya pada
mesofilnya. Kandungan glukosa yang tinggi akan menghambat reaksi fotosintesis.

JAWABAN

1. Sinar matahari yang tampak adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
antara 400-700 nm. Cahaya matahari ditimbulkan oleh fusi inti atom hidrogen
membentuk atom helium dan elektron serta foton. Foton inilah yang akan ditangkap
oleh kloroplas. Keberadaan cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis
yaitu sebagai penyedia energibagi zat hijau daun untuk berfotosintesis.Cahaya Matahari
sebagai sumber energi fotosintesis. Sedangkan kloroplas dalam sel fotosintetik berperan
sebagai tempat terjadinya reaksi terang dan gelap (siklus Calvin), yang merupakan siklus
tempat fiksasi CO2 dan mengubahnya menjadi D-glukosa.

2. Kemiosmosis merupakan suatu mekanisme pengkopelan energi dengan menggunakan


energi yang tersimpan dalam bentuk gradien H+ untuk menggerakkan kerja seluler.

3. Di dalam kloroplas, energi untuk pembentukan gradien berasal dari energi luar yaitu sinar
matahari, dan disimpan dalam bentuk gradien pH. Sedangkan pada mitokondria, energi
untuk pembentukan gradien berasal dari reaksi redoks eksergonik dan sintesis ATP dan
energi tersimpan dalam bentuk perbedaan potensi listrik.

4. Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH 2. Reaksi ini
memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton
oleh pigmen sebagai antena.

5. Reaksi Gelap (Siklus Calvin-Benson) adalah reaksi di mana tumbuhan mengubah


senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu
senyawa 3-phosphogliserat. Mekanisme siklus ini dimulai dengan fiksasi CO2 oleh
ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. Fiksasi CO 2 melewati
proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi.

Perbedaan reaksi terang dan gelap adalah sebagai berikut:

Reaksi terang:
1. Membutuhkan cahaya langsung, H20, dan klorofil
2. Terjadi di tilakoid
3. Hasil reaksi berupa: fotolisis, fosforilasi, dan pembentukan NADPH2
4. Ditemukan oleh Hill, sehingga disebut jaga reaksi Hill
5. Hanya terjadi pada saat terdapat cahaya.

Reaksi gelap:
1. Membutuhkan NADPH, ATP, dan CO2
2. Terjadi di stroma (cairan kloroplas)
3. Reaksinya berupa fiksasi, reduksi, dan regenerasi
4. Ditemukan oleh Calvin-Benson sehingga disebut reaksi Calvin-Benson
5. Dapat terjadi tanpa ada cahaya, asalkan ada ATP dan NADPH
6. Tumbuhan CAM, seperti Opuntia dan Sempervivum tahan suhu jaringan 600-
650oC pada kondisi radiasi matahari yang terik di musim panas. CAM menjaga
stomatanya tertutup pada siang hari, tidak dapat didinginkan oleh transpirasi,
panas dari radiasi matahari dilepas dengan memancarkan kembali radiasi
gelombang panjang (infra red) dan kehilangan panas dengan konduksi dan
konveksi. Sedangkan tumbuhan C3 dan C4 mengandalkan pada pendinginan transpirasi
untuk menurunkan suhu daun. Suhu daun dapat segera naik 4-50C di atas suhu udara
sekitarnya ketika kekurangan air tanah menyebabkan penutupan parsial stomata atau
ketika kelembaban relatif yang tinggi menurunkan potensi pendinginan transpirasi.
Contoh tanaman C4 adalah jagung, tebu, dan famili gramineae.

7. faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah sebagai berikut :

A. faktor luar
1. Cahaya
intensitas, kualitas, lama penyinaran. Pada dasarnya sampai intensitas tertentu, kenaikan
intensitas akan menaikkan kecepatan fotosintesis.

2. Konsentrasi karbon dioksida


Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.Suhu optimum sekitar 35º C.

4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah daripada tumbuhan dewasa.Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
B. Faktor dalam
Kandungan klorofil, morfologi dan anatomi daun serta akumulasi hasil fotosintesis.
Jumlah klorofil akan menentukan kecepatan fotosintesis, struktur anatomi dan morfologi
daun mempengaruhi fotosintesis terkait dengan kecepatan difusi CO2 dan lewatnya
cahaya pada mesofilnya. Kandungan glukosa yang tinggi akan menghambat reaksi
fotosintesis.

8. Hasil bersih fotosintesis merupakan selisih dari aktifitas laju fotosintesis dan respirasi.

DAFTAR ISI

FOTOSINTESIS.................................................................................................................... 1
Sejarah.......................................................................................................................... 1
Kloroplas...................................................................................................................... 2
Fotosistem..................................................................................................................... 2
Fotofosforilasi............................................................................................................... 3
Fotofosforilasi Siklik........................................................................................... 3
Fotofosforilasi Non-Siklik.................................................................................. 3
Reaksi Terang............................................................................................................... 4
Reaksi Gelap................................................................................................................. 5
Siklus Hatch-Slack....................................................................................................... 6
Faktor Penentu Laju Fotosintesis................................................................................. 6
Faktor Luar.......................................................................................................... 7
Faktor Dalam....................................................................................................... 8
JAWABAN............................................................................................................................ 9

FOTOSINTESIS

Tugas Mata Kuliah Biokimia


Dosen Pengampu: Dr. Uum Umiyati., MP
Disusun Oleh:
Windy Widya Hendiyani (109110049)
Minhatul Maula (109110050)
Saiful Anwar (109110051)
M. Zailani (109110052)
M. Yahya (109110053)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Jl. Pemuda No. 32 Cirebon
2010

Anda mungkin juga menyukai

  • Rang Kuman
    Rang Kuman
    Dokumen5 halaman
    Rang Kuman
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • ITS PHD 15748 Chapter1 244395
    ITS PHD 15748 Chapter1 244395
    Dokumen10 halaman
    ITS PHD 15748 Chapter1 244395
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Andri 4
    Andri 4
    Dokumen9.765 halaman
    Andri 4
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen52 halaman
    Penda Hulu An
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Analisis Faktor
    Analisis Faktor
    Dokumen2 halaman
    Analisis Faktor
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Invigorasi
    Invigorasi
    Dokumen6 halaman
    Invigorasi
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • A10ryu1 Abstract
    A10ryu1 Abstract
    Dokumen10 halaman
    A10ryu1 Abstract
    Susi006
    Belum ada peringkat
  • Isi Tataniaga
    Isi Tataniaga
    Dokumen48 halaman
    Isi Tataniaga
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Isi SA
    Isi SA
    Dokumen46 halaman
    Isi SA
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan
    Kewirausahaan
    Dokumen2 halaman
    Kewirausahaan
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Alih Fungsi Lahan
    Alih Fungsi Lahan
    Dokumen23 halaman
    Alih Fungsi Lahan
    Andri Apriyanto IX
    100% (1)
  • Alih Fungsi Lahan
    Alih Fungsi Lahan
    Dokumen23 halaman
    Alih Fungsi Lahan
    Andri Apriyanto IX
    100% (1)
  • Kedaulatan Pangan
    Kedaulatan Pangan
    Dokumen37 halaman
    Kedaulatan Pangan
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • PP (Tugas Botani) (Andri Apriyanto) 2
    PP (Tugas Botani) (Andri Apriyanto) 2
    Dokumen18 halaman
    PP (Tugas Botani) (Andri Apriyanto) 2
    Andri Apriyanto IX
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Biokim
    Pengantar Biokim
    Dokumen39 halaman
    Pengantar Biokim
    asepirwan
    Belum ada peringkat