Disusun Oleh:
KELOMPOK A
Rania Suilia
2041312027
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2015). Diare adalah buang air besar
sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari dengan konsistensi cair (Brandt, et al,
2015). Diare saat ini masih menjadi masalah yang sulit untuk ditanggulangi
penyerapan karbohidrat, lemak dan protein, faktor makanan seperti makanan basi,
beracun, alergi terhadap makanan, faktor psikologis seperti cemas, takut dan
terkejut. Penyebab lain dari diare adalah rotavirus, kualitas air minum, kebersihan
dan sanitasi (Gul R, Hussain, Ali W,et al, 2017). Diare berdampak buruk jika tidak
diatasi. Apabila diare tidak teratasi, maka dapat menimbulkan kejang, gangguan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
berusia 4 tahun 9 bulan dengan Diare di sei kerjan muara Bungo tahun 2020
2. Tujuan Khusus
diare
2
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
mengerti tentang diare dan paham tentang pencegahan dan tindakan apa yang
3
BAB II
A. Definisi
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14
hari (Tanto dan Liwang, 2014). Diare menurut WHO adalah suatu penyakit yang
di tandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya,
yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat di sertai dengan muntah
atau tinja yang berdara.Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang
abnormal dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang
menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang
Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus (gastroenteritis), usus halus
(enteritis), kolon (colitis) atau kolon dan usus (enterokolitis). Diare biasanya
pasien mengalami kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja dengan frekuensi
buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak
dengan konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau bercampur lendir atau darah,
B. Klasifikasi
Klasifikasi diare ada beberapa macam. Berdasarkan waktu, diare dibagi menjadi
diare akut dan diare kronik. Berdasarkan manifestasi klinis, diare akut dibagi
4
menjadi disentri, kolera dan diare akut (bukan disentri maupun kolera).
Sedangkan, diare kronik dibagi menjadi diare persisten dan diare kronik.
1. Diare akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berhenti
secara cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namun dapat pula
menetap dan melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semua
Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lender dianggap disentri yang
manifestasi klinis antara lain diare profus seperti cucian air beras, berbau
khas seperti “bayklin/sperma”, umur anak lebih dari 3 tahun dan ada KLB
dimana penyebaran pertama pada orang dewasa kemudian baru pada anak.
diare akut.
2. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Sedangkan berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan non
spesifik. Diare spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, atau parasit. Diare yang disebabkan oleh makanan disebut diare non
Diare persisten lebih ditujukan untuk diare akut yang melanjut lebih dari 14
hari, umumnya disebabkan oleh agen infeksi. Sedangkan, diare kronik lebih
berulang atau diare akut dengan gejala yang ringan yang melanjut lebih dari
5
C. Etiologi
1. Faktor infeksi
dan merusak sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan
dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transpor
menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan
2. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan
3. Faktor malabsorbsi
elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare.
2. Malabsorbsi lemak.
3. Malabsorbsi protein.
4. Faktor psikologis
6
D. Patofisiologi
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak bisa diserap akan mengakibatkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga terjadi diare sebaliknya bila
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga terjadi, akibat
E. Manifestasi Klinis
1. Diare akut
Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut,
Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
Demam
2. Diare kronik
7
Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan laboratorium
G. Komplikasi
2. Renjatan hipovolemik.
4. Hipoglikemia.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
8
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
perlu diperhatikan:
isotonic, infuse RL
dikeluarkan.
a) Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan
b. Pengobatan dieretic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg jenis makanan: susu (ASI atau susu formula yang
LLM. Almiron atau sejenis lainnya). Makan setengah padat (bubur) atau
makan padat (nasi tim), bila anak tidak mau minum susu karena dirumah
9
ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak
2. Penatalaksanaan keperawatan
tidak ada oralit dapat diberikan larutan garam dan 1 gelas air
matang yang agak dingin dilarutkan dalam satu sendok teh gula
pasir dan 1 jumput garam dapur. Jika anak terus muntah tidak mau
minum sama sekali perlu diberikan melalui sonde. Bila cairan per
Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter). Yang penting
(1) Jumlah tetesan per menit dikali 60, dibagi 15/20 (sesuai set
(4) Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk
10
Rencana pengobatan A
Digunakan untuk:
a. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
c. Bawa anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari
*Jika akan diberikan larutan diare dirumah, tunjukan kepada ibu jumlah oralit yang
diberikan setiap habis buang air besar dan berikan oralit yang cukup untuk 2 hari.
11
Cara memberikan oralit:
1. Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun.
3. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit
4. Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk
memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali
Rencana terapi B
h ml
a. Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama
1) Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman diatas.
2) Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga
2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit . Kemudian berikan lagi lebih lambat.
d. Setelah 3 jam
12
2). Pilih rencana terapi yang seusuai untuk melanjutkan pengobatan.
2). Tunjukan beberapa banyak oralit yang harus diberikan dirumah untuk
3). Beri oralit yang cukup untuk dehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus lagi
4). Jelas 4 aturan perawatan diare dirumah (lihat rencana terapi A).
Rencana terapi C
a. Memberikan cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit
Laktat atau jika tersedia, gunakan cairan NaCl yang dibagi sebagai berikut:
Pemberian Pemberian
Umur Pertama 30 mg Berikut 70 mg
ml/kg selama ml/kg selama
Bayi (dibawah umur 1 jam 5 jam
12 bulan)
Anak(12 bulan sampai 5 tahun) 3 menit 2 jam
a. Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangatlah lemah atau tidak teraba Periksa
kembali anak setiap15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih
cepat.
b. Beri oralit (kira-kira 5 m/kg/jam) segera setelah anak mau minum: biasanya
sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet Zinc.
c. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasi dehidrasi
d. Rujuk segera untuk pengobatan intravena, jika tidak ada fasilitas untuk
e. Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukan cara
menuju klinik.
13
f. Jika perawat sudah terlatih mengunakan pipa orogastik untuk rehidrasi, mulailah
melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogastrik atau mulut: beri
1) Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih
lambat.
2) Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk
pengobatan intravena.
pertumbuhan bakteri pathogen. Probiotik saat ini banyak digunakan sebagai salah
satu terapi suportif diare akut. Hal ini berdasarkan perannya dalam menjaga
aman dan efetif dalam mencegah dan mengobati diare akut pada anak.
Kebutuhan nutrisi
bertambah jika, pasien mengalami muntah-muntah atau diare lama, keadaan ini
lekas tercapai, bahkan dapat timbul komplikasi. Pada pasien yang menderita
14
dihindarkan. Pemberian makanan harus mempertimbangkan umur berat badan
dan kemampuan anak menerimanya. Pada umumnya anak umur 1 tahun sudah
bisa makan makanan biasa, dianjurkan makan bubur tanpa sayuran pada saat
masih diare, dan minum teh. Besoknya jika kondisinya telah membaik boleh diberi
I. Pathway Diare
15
J. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai
Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
b. Keluhan Utama
Biasanya BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau
e. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah
dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
16
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Pertumbuhan
2) Perkembangan
2. Pemeriksaan Fisik
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit
17
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan
kemudian menerima
k. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
3. Diagnosa Keperawatan
18
4. Intervensi Keperawatan
Hypovolemia
Management
- Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan 2.
Monitor tingkat HB
dan hematokrit
- Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
- Monitor berat badan
2 Gangguan nutrisi Setelah dilakukan Nutrition management
kurang dari tindakan keperawatan - Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam, makanan
berhubungan diharapkan kebutuhan - Kolaborasi dengan
dengan intake nutrisi pasien dapat ahli gizi untuk
makanan yang teratasi dengan kriteria menentukan jumlah
tidak adekuat hasil: kalori dan nutrisi
- Berat badan ideal yang dibutuhkan
sesuai dengan pasien
tinggi badan - Anjurukan pasien
- Tidak ada tanda- untuk meningkatkan
tanda malnutrisi intake IV
- Menunjukan - Anjurkan pasien
19
peningkatan fungsi untuk meningkatkan
pengecapan dari protein dan vitamin C
menelan - Berikan substansi
- Tidak terjadi gula
penurunan berat - Monitor jumlah
badan yang berarti nutrisi dan kandungan
kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam
batas normal
- Monitor adanya
penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
- Monitor interaksi
anak atau orang tua
selama makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor kadar
albumin, total protein,
HB, dan kadar HT
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
3 Kerusakan Setelah dilakukan Pressure Management
integritas kulit tindakan keperawatan - Anjurkan pasien
berhubungan selama 3 x 24 jam, untuk menggunakan
dengan diharapkan kerusakan pakaian yang longgar
kelembapan integritas kulit pasien - Jaga kebersihan kulit
dapat teratasi dengan agar tetap bersih dan
kriteria hasil: kering
- Integritas kulit - Mobilisasi pasien
20
yang baik bisa ( ubah posisi pasien)
dipertahankan setiap 2 jam sekali
(sensasi, elastisitas, - Oleskan lotion atau
temperatur, hidrasi, minyak/baby oil pada
pigmentasi) daerah tertekan
- Tidak ada luka atau - Monitor aktivitas dan
lesi pada kuli mobilisasi pasien
- Perfusi jaringan - Memandikan pasien
baik dengan sabun dan air
- Menunjukkan hangat
pemahaman dalam
proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya cidere
berulang
- Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
21
BAB III
LAPORAN KASUS
NBP : 1941312083
1. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An. S
BB/TB : 13kg/ 89 cm
TTL/Usia : 01 Oktober 2017 / 3 tahun 1 bulan 12 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : Belum Sekolah
Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara
Nama Ibu : Ny. H
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Kuliah
Alamat : Rakik 2
Diagnosis Medis : Diare
2. KELUHAN UTAMA
Ibu Pasien menyatakan sejak 4 hari yang lalu mengeluhkan mencret, sakit
perut, frekuensi BAB 4-5x dalam sehari, konsistensi encer kadang berair, ibu
pasien mengatakan anaknya susah untuk makan, untuk mual dan muntah tidak
ada
22
4. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal : Ibu mengatakan, pada saat hamil tidak mengalami masalah,
Ibu kontrol kepada bidan di puskesmas dan dokter spesialis secara teratur
selama masa kehamilan.
b. Intranatal : ibu mengatakan bayi dilahirkan di puskesmas, lahir dengan
normal dengan BBL 2.800 gr.
c. Postnatal : ibu mengatakan, bayi tampak sehat, menagis dengan kuat.
5. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
a. Penyakit yang diderita sebelumnya : Demam, Batuk pilek.
b. Pernah dirawat di RS : Belum pernah
c. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi : Paracetamol,OBH sirup,vitamin
d. Alergi : Tidak ada
e. Kecelakaan : Tidak ada
f. Riwayat Imunisasi : Pasien sudah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
: laki-laki
: perempuan
: Pasien
23
4. Kognitif dan bahasa :
An. A belum bisa mengartikan 5 kata, belum bisa mengetahui 3 sifat, bisa
menyebutkan 4 warna dan menunjukkannya
5. Psikososial :
An. A berada pada tahap usia pra sekolah dimana An. A menunjukan
imajinasi seperti meniru apa yang dilakukan orang dewasa seperti
berpakaian, Mengambil makan tanpa bantuan dan melakukan pekerjaan
rumah.
8. RIWAYAT SOSIAL
a. Yang mengasuh klien : Ibu
b. Hubungan dengan anggota keluarga :Klien memiliki kedekatan
dengan keluarga inti, saling menyayangi sesama saudaranya
c. Hubungan dengan teman sebaya : Klien memiliki teman sebaya di
lingkungan rumah.
d. Pembawaan secara umum : seperti anak normal biasa
e. Lingkungan rumah : Rumah permanen, jamban di
dalam rumah, sumber air sumur dan sampah rumah tangga di bakar.
9. DATA LINGKUNGAN :
Rumah permanen, keadaan rumah bersih, ventilasi ada setiap di pintu dan
jendela, jendela selalu di buka, makanan di simpan di lemari makanan,
sampah di kumpul dan dibakar, sumber air dari sumur.
24
Sklera: Tidak Ikterik
Konjungtiva: Anemis
Tidakada nyeri tekan
Tidak ada pembengkakan pada daerah mata
e. Telinga:
Simetris: Kiri dan Kanan
Tidakada pembengkakan
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada cairan/nanah
Serumen: Tidak ada kelainan
f. Hidung:
Septum simetris: Tidak ada deviasi septum
Secret: tidak Ada
Polip: Tidak ada
g. Mulut :
Kebersihan: bersih
Warna bibir: Pink
Kelembapan: Kering
Lidah : Bersih
Gigi : ada gigi berlubang sebanyak 4 buah, ada caries
h. Leher
Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjer getah bening : Tidak ada pembengkakakan
JVP : Tidak ada kelainan
i. Dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada( -)
Palpasi : tidak ada pembengkakan
j. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : teraba denyut apical di RIC 4 garis midklavikula
Auskultasi :reguller, mur-mur(-), gallop(-).
k. Paru-paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada pembengkakan
Perkusi : sonor di lapang paru
Auskultasi : Bronkovesikuler
l. Abdomen
Inspeksi : perut tidak tampak membuncit
25
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus hiperaktif (30x/ menit)
m. Punggung :
Bentuk : tidak ditemukan kelainan (normal)
n. Ekstermitas:
Kekuatan : kuat,
tonus otot : Ada
Akral hangat, CRT <3 detik
o. Genitalia : tidak di kaji
p. Kulit :
Warna : agak pucat
Tugor : sedang
Integritas : tidak ada luka
Elastisitas : baik
26
1. Makan Nasi, lauk, sayur, buah Nasi, lauk
Frekuensi 3 kali sehari Frekuensi 2/3 kali
Porsi habis Porsi 1/2
2. Minum Air putih 8 gelas, susu 1 Air putih 4 gelas, air teh
gelas ½ gelas
3. Tidur 8-10 jam tidur malam Sering terbangun karena
1-2 jam tidur siang ingin BAB dan rasa tidak
nyaman diperut.
4. Mandi Mandiri Dibantu orang tua
5. Eliminasi Mandiri, frekuensi 1 kali Dibantu , frekuensi BAB
sehari 4-5 kali sehari
6. Bermain Bermain sepeda, Sering rebahan
sepakbola, mencoret
buku,melompat, berlari
larian
ANALISA DATA
No Data Patofisiologi Masalah
1. DS: Terpapar pada Diare
ibu mengatakan anak kontaminan
mencret, frekuensi BAB 3-4
kali/ hari
Ibu klien menyatakan anak
suka makan jajan jajanan di
luar, dan sebelum makan
tidak mencuci tangan
DO:
Bising usus hiperaktif 18 x/
menit
An.A merasa kadang nyeri di
perut
BAB konsistensi encer
kadang cair dan berlendir
2. DS : kehilangan volume Resiko defisit volume
ibu mengatakan anak cairan secara aktif cairan
mencret, frekuensi BAB 3-4 /Out put berlebihan
kali/ hari
DO:
Anak tampak lemas
Turgor kulit sedang
Mukosa bibir agak kering
RR : 22x/menit
Nadi:108 x/ menit
Suhu : 37◦ C
TD ; 90/60 mmhg
27
B. INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Diare berhubungan dengan Keseimbangan Diare Management
Iritasi gastrointestinal cairan Kelola pemeriksaan
Definisi : Keseimbangan kultur sensitivitas
Pengeluaran feses yang elektrolit feses
sering, lunak dan tidak Setelah dilakukan Evaluasi
berbentuk tindakan keperawatan pengobatan yang
selama 2X 24jam diare berefek samping
pasien teratasi dengan gastrointestinal
kriteria hasil: Evaluasi jenis intake
Tidak ada diare makanan
Feses tidak ada Monitor kulit
darah dan sekitar perianal
mukus terhadap adanya
Nyeri perut tidak ada iritasi dan ulserasi
Pola BAB normal Ajarkan pada
Elektrolit normal keluarga
Asam basa normal penggunaan obat
Hidrasi baik anti diare
(membran mukosa Instruksikan pada
lembab, tidak panas, pasien dan keluarga
vital sign normal, untuk mencatat
hematokrit dan urin warna, volume,
output dalam batas frekuensi dan
normaL konsistensi feses
Ajarkan pada
pasien tehnik
pengurangan stress
jika perlu
Kolaburasi jika
tanda dan gejala
diare menetap
Monitor hasil Lab
(elektrolit dan
leukosit)
Monitor turgor
kulit, mukosa oral
sebagai indikator
dehidrasi
Konsultasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang tepat
2 Resiko defisit volume cairan Status nutrisi : Asupan Fluid management
berhubungan Makanan dan Cairan Timbang
dengan kehilangan volume Setelah dilakukan popok/pembalut jika
cairan secara aktif /out put tindakan keperawatan diperlukan
berlebihan selama 2X 24jam resiko Pertahankan catatan
defisit volume cairan intake dan output
pasien teratasi dengan yang akurat
Monitor status
Kriteria Hasil : hidrasi ( kelembaban
Mempertahankan membran mukosa,
urine output sesuai nadi adekuat,
dengan usia dan BB, tekanan darah
BJ urine normal, HT ortostatik ), jika
normal diperlukan
28
Tekanan darah, nadi, Monitor vital sign
suhu tubuh dalam Monitor masukan
batas normal makanan / cairan
Tidak ada tanda dan hitung intake
tanda dehidrasi, kalori harian
Elastisitas turgor Monitor status
kulit baik, membran nutrisi
mukosa lembab, Berikan cairan
tidak ada rasa haus Dorong masukan
yang berlebihan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
Tawarkan snack
( jus buah, buah
segar )
Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
D. Catatan Perkembangan
No . Hari / Implementasi Evaluasi Paraf
DX TGL Perawat
Kep
I Rabu Mengevaluasi jenis intake makanan S:
11/11- seperti makanan apa yang di makan Ibu mengatakan anak masih
2020 klien apakah cukup mencret
Pukul karbohidrat,lauk maupun sayurnya
Ibu menyatakan frekuensi
dan seberapa banyak yang di
:10.30 BAB 3x/hari, konsistensi
makan
wib Mengajarkan pada keluarga tidak terlalu encer
penggunaan obat anti diare O:
Menyarankan pada keluaga untuk Turgor kulit sedang
mencatat warna, volume, frekuensi Mukosa mulut agak kering
dan konsistensi feses
Melihat turgor kulit dengan
A: Masalah diare teratasi
menarik kulit perut sedalam ± 2 cm
selama 3 detik dan dilepaskan sebagian
apakah kembali lambat atau tidak,
P: Intervensi dilanjutkan
serta mukosa bibir apakah kering
sebagai indikator dehidrasi Instruksikan pada pasien dan
keluarga untuk mencatat
warna, volume, frekuensi dan
konsistensi feses
Monitor turgor kulit, mukosa
oral sebagai indikator
dehidrasi
II Rabu Menganjurkan keluarga S :
11/11- Mempertahankan catatan intake Ibu klien menyatakan anak
2020 dan output yang akurat minum 5 gelas/ hari dan
Pukul Mengukur vital sign makan habis setengah porsi
10.30 Menganjurkan keluarga O:
29
wib memberikan minum yang cukup (2 RR 20x/menit
L/hr)/ Dorong masukan oral Suhu 36.5C
Menyarankan keluarga untuk Nadi; 108 x /menit
membujuk anak agar mau makan TD;90/60 mmhg
Memberikan informasi kepada Mukosa mulut kering
keluarga mengenai takaran/ cara
pemberian oralit secara benar A: Masalah Belum Teratasi
sebagai pengganti cairan yang Resiko defisit volume cairan
keluar
P: Intervensi Dilanjutkan
Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
Monitor vital sign
Berikan cairan/ Dorong
masukan oral
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
P: Intervensi dilanjutkan
Anjurkan pada keluarga
untuk melanjutkan
penggunaan obat anti diare
Instruksikan pada pasien
dan keluarga untuk
mencatat warna, volume,
frekuensi dan konsistensi
feses
Monitor turgor kulit,
mukosa oral sebagai
indikator dehidrasi
II Kamis Mempertahankan catatan intake S :
12/11/ dan output yang akurat Ibu klien menyatakan anak
2020 ; Memonitor vital sign sudah mau minum lebih
14.30 Memberikan cairan/ Dorong banyak minum 7 gelas/
masukan oral hari dan makan habis
Mendorong keluarga untuk setengah porsi
membantu pasien makan
30
O:
RR 20x/menit
Suhu 37C
Nadi; 98 x /menit
TD;90/65 mmhg
Mukosa mulut lembab
P: Intervensi Dilanjutkan
Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
Monitor vital sign
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Jumat meberikan informasi pada S:
13/11/ keluarga tentang kondisi,dan Keluarga menyatakan
2020 ; kemajuannya dengan cara yang bersedia mencuci tangan
tepat
10.00 sebelum memulai
Mendiskusikan perubahan gaya
menyiapkan makanan
hidup yang mungkin diperlukan
O:
untuk mencegah komplikasi di
Keluarga bisa
masa yang akan datang dan atau
mempraktekan cara cuci
proses pengontrolan
tangan yang benar
penyakit( seperti cuci tangan)
A : masalah kurang
pengetahuan teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan penyakit
31
15
32
Interprestasi DDST pada Anak A :
Motorik kasar :
Sudah mampu berdiri 1 kaki 6 detik
Sudah agak sedikit bisa berjalan tumit ke jari kaki
Sudah mampu berdiri 1 kaki 5 detik
Sudah mampu berdiri 1 kaki 4 detik
Bahasa :
Sudah belum bisa mengartikan 7 kata
Belum bisa mengetahui 3 sifat
Bisa menyebutkan 4 warna
Motorik halus :
Belum bisa mengambar orang dengan benar
kurang bisa mencontoh gambar
Bisa memilih garis yang lebih panjang
Personal sosial :
belum bisa mengambil makanan seperti menyiapkan nasi dan
lauk,
Sudah bisa Bermain ular tangga atau kartu
Sudah bisa menggosok gigi tanpa bantuan
33
34
35
36
37
38
Status gizi An.A berdasarkan CDC
TB/Umur = 109
BB/Umur = 20
39
LINK VIDEO YOUTUBE :
DENVER II : https://youtu.be/deBcF424z1E
40