Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Pada Neonatus Dengan Jejas Persalinan
Caput Succsedaneum” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan tugas . Dalam penyusunan
makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan
kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

                                                                        Muara enim, 19 mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................      i
Kata Pengantar.............................................................................................      ii
Daftar Isi......................................................................................................      iii     
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.........................................................................              
1.2    Rumusan Masalah....................................................................
1.3    Tujuan Penulisan......................................................................     
1.4    Manfaat Penulisan....................................................................     
BAB 2 PEMBAHASAN      
2.1   Pengertian.................................................................................       
2.2   Etiologi.....................................................................................       
2.3   Patofiologi ...............................................................................       
2.4   Manifestasi Klinis ...................................................................       
2.5   Pemeriksaan Diagnostik  .........................................................       
2.6   Penatalaksanaan ......................................................................       
2.7   Komplikasi ..............................................................................       
BAB 3 PENUTUP
3.1   Simpulan ..................................................................................       
3.2   Saran ........................................................................................       

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang.

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang
lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang,
dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak
(asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga
tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan
sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan
ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya. Dan untuk masalah
terjadinya caput succsedaneum pada bayi adalah disebabkan persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi dan kala II memanjang. Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan
pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan
tindakan vakum ekstraksi.
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan .Jadi asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir
(neonatus), bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan  persalinan adalah suatu keadaan
trauma pada neonatus, bayi dan balita yang terjadi selama proses persalinan dan dapat
menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi, dan balita apabila tidak diberikan asuhan yang
tepat dan benar. Ada beberapa trauma akibat proses persalinan diantaranya adalah adanya Caput
succsedaneum.

1.2  Rumusan Masalah.

1.      Apa yang di maksud dengan caput succsedaneum ?


2.      Apa penyebab terjadinya caput succsedaneum ?
3.      Bagaimana patofisologi terjadinya caput succsedaneum ?
4.      Apa saja gejala terjadinya caput succsedaneum ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan dari caput succsedaneum ?

1.3  Tujuan Penulisan.

1.      Untuk mengetahui pengertian dari caput succsedaneum.


2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya caput succsedaneum.
3.      Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya caput succsedaneum.
4.      Untuk mengetahui gejala terjadinya caput succsedaneum.
5.      Untuk mengetahui penatalaksanaan caput succsedaneum.
1.4  Manfaat Penulisan.

Menambah wawasan mengenai asuhan pada neonates dengan jejas persalinan caput


succsedaneum, untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan acuan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian.

Caput succsedaneum adalah terjadinya edema di bawah kulit di antara peristeum dan kulit kepala
bayi sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Sering dijumpai pada partus lama,
partus obstruksi, dan pada pertolongan dengan ekstrasi vakum ( caput buatan ). Biasanya
menghilang 2-5 hari postpartum.
Caput Succedaneum merupakan penumpukan cairan serosanguineous, subkutan, dan
ekstraperiosteal dengan batas yang tidak jelas. Kelainan ini biasanya pada presentasi kepala,
sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi edema sebagai
akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Kelainan ini disebabkan oleh tekanan bagian
terbawah janin saat melawan dilatasi serviks. Caput Succedaneum menyebar melewati garis
tengah dan sutura serta berhubungan dengan moulding tulang kepala. Caput Succedaneum
biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan akan menghilang dalam beberapa hari setelah
kelahiran. Terapi hanya berupa observasi.

2.2 Etiologi.

Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum pada bayi baru
lahir(Obstetri fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu :
1. Persalinan lama
Dapat menyebabkan caput succsedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu
lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga
cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah.
2. Persalinan dengan ekstraksi vakum / forcep.
Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput vakum sebagai
edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan.

2.3 Patofisiologi.

Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke
jaringan ekstra vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan
sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di
daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan
lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput
succedaneum adalah sebagi berikut :
1.   Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus
jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
2.   Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak
periosteum hingga dapat melampaui sutura.

2.4     Manifestasi Klinis.

Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E, Behrman.dkk.2000), tanda dan
gejala yang dapat ditemui pada anak dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :
1. Adanya edema dikepala,  hal ini disebabkan karena adanya penggumpalan cairan dibawah
kulit kepala bayi sehingga kepala bayi terlihat bengkak atau oedema.
2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak, Benjolan ini terlokalisir, dapat tunggal atau lebih
dari satu ( multiple ). Tempat lunak ini akan berdenyut seirama dengan jantung. Ketika
seorang bayi aktif atau mendapat demam, daerah ini akna berdenyut lebih cepat.
3. Edema melampaui sela-sela tengkorak, semua bayi memiliki daerah lunak di kepala mereka (
fontanel ), yang mungkin tidak akan menutup sampai 18 bulan. Ini adalah tempat dimana
tulang tengkorak belum menyatu. Fontanel yang terbuka ini memberi tengkorak lebih banyak
kelenturan selama proses kelahiran atau ketika bayi membenturkan.
4. Batas yang tidak jelas, biasanya pembengkakan akan melewati garis tengah kepala dan
menyeberangi ubun-ubun. Kepala yang tidak rata bisa juga disebabkan pecahnya pembuluh
darah akibat proses persalinan, ciri-cirinya benjolan tidak akan melewat garis ubun-ubun.
Bila darahnya banyak bayi bisa kekurangan darah dan kulitnya menjadi kuning.
5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik.

Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan pemeriksaan


diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun juga
sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray)
terkait dengan penyerta caput succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan
intrakranial. (Meida.2009).

2.6     Penatalaksanaan.

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput
succedaneum :
1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan
apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan
teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.
3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal.
4. Mencegah terjadinya infeksi dengan :
a. Perawatan tali pusat.
b. Personal hygiene baik.
5. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :
a. Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi normal.
b. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena benjolan akan
menghilang 2-3 hari.
6. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
7. Awasi keadaan umum bayi.

2.7     Komplikasi.

1. Infeksi.
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003).
2.  Ikterus.
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena
inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim,
2003).
3. Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan
terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
BAB III
PENUTUP

3.1     Simpulan.
Caput succsedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik
dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama
persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari pertama, sehingga
tidak diperlukan terapi.Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi
untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding
atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu. Pada
kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul.
Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga tulang kepala tertekan.
Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke
seluruh otak. Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau intraviber. Sehingga potensial (cairan)
tedorong ke bagian ubun-ubun besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala.

3.2     Saran.

Pada caput succedaneum kita bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi, bahwa tidak
diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi .
Bagi tenaga kesehatan untuk memimpin persalinan dengan aman dan tepat. Meningkatkan
lagi para tenaga kesehatan baik secara teknis maupun non teknis dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2005. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan,  dan
Perawat di Rumah Sakit. Jakarta : IDAI UKK Perinatologi MHN-JPHIEGO.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo.
Sudarti, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta : Nuha
Medika.
Prawiraharjo,sarwono.2000. Ilmu kebidanan.
Afida, Fida, 2016. Makalah Caput Succsedaneum. (online).
https://mymidwife18.blogspot.com/2016/12/makalah-caput-succsedaneum.html

Anda mungkin juga menyukai