Anda di halaman 1dari 24

Titik Akupresur Untuk Mempercepat

Proses Persalinan

DI SUSUN OLEH :

1. Delta Triani
2. Desandriani Aulia Fadyah
3. Dian Puspita Sari

Mk : Perawatan Tradisional

Dosen pembimbing :
Nia clarasari SST., M.Keb

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI D.III KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi


pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Muara enim , 27 mei 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I        PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................
C. Manfaat .........................................................................................................................

BAB II      PEMBAHASAN
1. Pengertian Akupresur ....................................................................................................
2. Teori Dasar Akupresur ...................................................................................................
3. Titik Akupresur Untuk Induksi Persalinan Murni ..........................................................
4. Teknik Manipulasi Pijat Akupresur ...............................................................................
5. Teknik AkupresurTitik SP6 dan LI4 .............................................................................

BAB III     PENUTUP
A.Kesimpulan .....................................................................................................................
B.Saran ...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi dalam
manajemen nyeri persalinan. Akupresur berasal dari Cina yang telah ada
sejak lima ribu tahun yang lalu dan merupakan kumpulan dari pengalaman
dan penelitian dari abad ke abad yang dikembangkan sampai sekarang. Pada
saat ini, akupresur lebih banyak berkembang di kalangan pengobatan
tradisional karena merupakan pengobatan yang murah dan mudah (Fengge,
2012). Akupresur dapat merangsang pelepasan endorfin yang merupakan
pengendali nyeri secara alami dengan cara menciptakan stimulus yang
mengganggu transmisi nyeri ke otak untuk menutup gerbang sehingga
menghambat perjalanan rangsangan nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada
sistem saraf pusat (Tournaire dan Yonneau, 2007). Selain dapat merangsang
endorfin akupresur juga dipercaya dapat menghasilkan oksitosin sehingga
dapat mempercepat persalinan dan mempengaruhi kemajuan persalinan.
Pengaruh akupresur terhadap penurunan nyeri dan kemajuan
persalinan ini telah diuji beberapa ahli dalam beberapa penelitian. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Mafetoni dan Shimo (2016) bertujuan untuk
mengetahui tentang efek titik akupresur Spleen (SP) 6 dalam kemajuan
persalinan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari dua kelompok yaitu
yang mendapat akupresur dan tidak mendapatkan perlakuan didapatkan
bahwa akupresur secara signifikan berpengaruh terhadap kemajuan
persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan akupresur?
2. Dimanakah titik titik akuprestur yang dapat mempercepat persalian?

1.3 Manfaat
Mahasiswa bisa tahu bahwa metode akupresur dapat dijadikan metode
alternatif asuhan sayang ibu untuk mengurangi nyeri persalinan dan
mencegah terjadinya partus lama
BAB II
PEMBAHASAN

A. Titik Akupresur Untuk Mempercepat Proses Persalinan

1. Pengertian Akupresur

Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum dan

menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan dalam memberikan

rangsangan (stimulasi) titik akupunktur dengan teknik penekanan. Penekanan

dilakukan sebagai pengganti penusukkan jarum yang dilakukan pada akupunktur

dengan tujuan untuk melancarkan aliran energi vital (Qi) pada seluruh tubuh

(Kemenkes, 2015: 5). Akupresur atau akupuntur tanpa jarum merupakan metode

pengobatan/penyembuhan dengan melakukan pemijatan/menekan dengan jemari

dipermukaan kulit, dimana pemijatan/tekanan tersebut akan mengurangi

ketegangan sehingga menjadi lebih rileks, meningkatkan sirkulasi darah dalam

tubuh dan menstimulasi kekuatan energi dalam tubuh untuk

mengobati/menyehatkan tubuh. Meskipun akupresur merupakan metode terapi

yang lebih terdahulu, namun dengan menggunakan kepekaan tangan manusia,

akupresur menjadi metode alami yang paling tepat dan efektif terutama untuk

terapi diri sendiri, menghilangkan ketegangan otot, mengurangi stress dan keluhan

akibat gangguan-gangguan tertentu (Helena Laksmi Dewi, 2017).

2. Teori Dasar Akupresur

Falsafah yang mendasari akupresur adalah :

a. Taoisme

Falsafah ini mengatakan bahwa jagad raya kehidupan atau mahluk hidup

termasuk manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur yin dan yang, merupakan yang

mempengaruhi kesehatan. Manusia yang sehat memiliki kedua unsur yin dan yang
seimbang. Jika salah satu lebih dominan berarti kesehatan terganggu atau bisa

dikatakan tidak sehat.Terapi akupresur bertujuan untuk menyeimbangkan yin dan

yang (Sukanta, 2003: 4).

b. Teori Lima Unsur (U Sing)

Setiap fenomena di seluruh semesta dibentuk dari hasil pergerakkan dari

lima unsur yang memiliki sifat “kayu, api, tanah, logam, dan air”. Kelima unsur

tadi memiliki hubungan menghidupi dan membatasi. Menerangkan hubungan

antara organ dan bagian lain di dalam tubuh, baik dalam keadaan sehat maupun

sakit. Organ padat seperti hati, jantung, perikardium, limpa, paru, dan ginjal,

organ tersebut bersifat yin. Organ berongga meliputi kandung empedu, usus kecil,

lambung, usus besar dan kandung kemih dianggap organ luar bersifat yang,

seluruh organ tersebut mempunyai hubungan (Helena Laksmi Dewi, 2017)

3. Titik Akupresur Untuk Induksi Persalinan Murni

a. Titik Limpa 6 (spleen 6 point / SP6)

(Sumber : Safitri, 2018)

Gambar 1. Pijat Akupresur titik SP6

Umum digunakan sebagai titik akupresur dalam segala kondisi termasuk

untuk mempercepat. Menurut Zeta West dalam bukunya The Essential Guide to

Acupuncture in Childbirth and Pregnancy, akupresur pada titik SP6 bermanfaat

untuk merangsang kontraksi rahim serta mengurangi rasa sakit selama kontraksi

berlangsung .
Titik yang juga dikenal dengan sebutan Sanyinjiao atau persimpangan tiga

yin ini terletak di atas pergelangan kaki bagian dalam, tepatnya di belakang tulang

kering (betis bawah). Para terapis atau doula lebih sering fokus pada titik ini

danmelakukan teknik pijatan selama 60 sampai 90 menit untuk merangsang

kontraksi sehingga mempercepat proses persalinan (Yusra, 2018).

b. Titik Kandung Kemih 60 (bladder 60 point / BL60)

(Sumber : Safitri, 2018)

Gambar 2. Pijat Akupresur titik BL60

Titik ini terletak di antara pergelangan kaki dan tendon Achilles (jaringan

ikat yang menghubungkan otot betis di belakang kaki bawah ke tulang tumit. Titik

Kunlun ini bemanfaat untuk meringankan nyeri persalinan dan mengurangi

penyumbatan atau hambatan saat persalinan. (Yusra, 2018)

c. Titik Perikardium 8 (pericardium 8 point)

(Sumber : Safitri, 2018)

Gambar 3. Pijat Akupresur titik PC8


Titik Perikardium 8 (PC8) atau biasa disebut juga Laogong terletak di

pusat telapak tangan, kepalkan tangan maka temukan dimana letak ujung jari

tengah menyentuh telapak tangan, disitulah letak PC8 (Yusra, 2018).

d. Titik Kandung Kemih 67 (bladder 67 point)

(Sumber : Safitri, 2018)

Gambar 4. Pijat Akupresur titik

Titik kandung kemih 67 (BL67) dipercaya dapat mengubah posisi janin

dan merangsang kontraksi rahim. Titik BL67 terletak di bagian kaki, tepatnya

diluar ujung jari kelingking dekat dengan tepi kuku kaki (Yusra, 2018).

e. Titik Usus Besar 4 (large intestine 4 point)

(Sumber : Safitri, 2018)

Gambar 5. Pijat Akupresur titik LI4


Titik Usus Besar 4 (LI4) dikenal dengan nama Hoku, titik ini terletak pada

sudut anyaman antara jari jempol dan jari telunjuk. Titik LI4 dapat menginduksi

persalinan dan menyebabkan bayi masuk ke rongga panggul, tidak hanya itu, titik

LI4 juga dapat meringankan rasa sakit akibat kontraksi yang datang (Yusra,

2018).

f. Titik kandung kemih 32 (bladder 32 point)

(Sumber : Safitri, 2018)

Gambar 6. Pijat Akupresur titik

Titik BL32 disebut juga dengan Ciliao, terletak di punggung bawah antara

lesung bokong. Pijatan di titik ini dapat bermanfaat memicu kontraksi dan

membantu meringankan masalah sistem reproduksi wanita (Yusra, 2018).

4. Teknik Manipulasi Pijat Akupresur

Dikutip dari modul (Helena Laksmi Dewi, 2017), teknik manipulasi atau

biasa dikenal dengan tehnik rangsangan pada pijat akupresur merupakan teknik

pemijtan berdasarkan hasil pemeriksaan pasien dan diagnosa yang ditegakkan.

Adapun tehnik manipulasi pijat atau perangsang dibagi menjadi dua:


a. Teknik Penguatan (Tonifikasi)

1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang ditentukan maksimal 30

putaran atau tekanan sesuaikan dengan kebutuhan pasien

2) Arah putaran mengikuti jarum jam

3) Tekanan sedang, tidak terlalu kuat

4) Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur

5) Jika dilakukan pemijatan pada titik meridian arah pijatan harus searah

dengan jalur perjalanan meridian.

b. Tehnik Pelemahan (Sedasi)

1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dikeluhkan pasien antara

40-60 kali tekanan atau putaran

2) Laju putaran tidak searah jarum jam

3) Tekanan dapat dilakukan secara sedang sampai kuat sesuai kebutuhan

4) Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan keluhan pasien

5) Jika dilakukan pada area jalur meridian,jalur pemijatan harus berlawanan

arah dengan jalur perjalanan meridian

c. Cara Memijat

Ada beberapa cara memijat titik acupoint dengan menggunakan anggota

tubuh jemari tangan, telapak tangan, dan siku. Berikut penjelasan singkatnya

1) Memijat tengkuk pada titik kantung empedu 20. Tekan perlahan titik tersebut

dengan ibu jari sesuai kebutuhan berdasarkan dari keluhan pasien.

2) Menekan dan memutarkan jemari pada area bahu atau punggung, searah jarum

jam atau berlawanan sesuaikan dengan keluhan pasien.


3) Gunakan telapak tangan untuk daerah yang lebar seperti punggung, dengan

kekuatan disesuaikan dengan kenyamanan pasien. Biasanya ditekan naik turun

dengan lembut, diputar searah jarum jam atau sebaliknya sesuai keluhan

pasien.

4) Pijatan dengan ujung jari yang ditekuk, biasanya digunakan untuk mencapai

titik dalam otot tebal/gemuk.

5) Memijat dengan kedua pangkal tangan digeser kiri kanan atau naik turun

secara bersamaan disesuaika dengan kebutuhan dan keluhan pasien.

6) Pijat menggunakan siku untuk daerah yang keras dan tebal supaya efek pijatan

dapat tercapai.

7) Menggunakan dua jempol pada dua titik depan dan belakang persendian.

8) Menggunakan jari jampol untuk titik usus besar 4 dengan cara naik turun

maupun mengurut sesuai keperluan dan keluhan pasien.

9) Memijat lembut pada titik pelipis, bisa dilakuan searah jarum jam atau

berlawanan disesuaikan dengan kebutuhan dan keluhan pasien.

10) Memijat dan mengurut lokasi meridian di daerah punggung kaki dengan

jemari tangan naik turun, mengurut searah meridian atau berlawanan sesuai

kebutuhan pasien. (Helena Laksmi Dewi, 2017)

d. Manfaat Akupresur

Secara umum akupresur tidak hanya efektif untuk mengobati berbagai

macam penyakit, akupresur yang berguna untuk pencegahan penyakit, menjaga

kesehatan dan memperpanjang usia, dapat diterapkan tanpa memandang jenis

kelamin dan usia, serta tidak menyebabkan sakit. Terapi akupresur dapat
diterapkan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas serta anak-anak dalam

mengatasi masalah kesehatan. Salah satunya yaitu untuk mempercepat proses

persalinan kala I pada ibu bersalin (Helena Laksmi Dewi, 2017).

e. Mekanisme Teknik Akupresure titik SP6 dan LI4

Titik Sanyinjiao (SP6) merupakan tempat pertemuan tiga Yin yaitu

meridian limpa, hati, ginjal. Akupunktur meyakini bahwa titik Sanyinjiao

mempengaruhi cara kerja yaitu dengan menguatkan limpa dan lambung terkait

dengan produksi energi (qi) dan darah, mengurangi kelembaban,

mengharmonisasi kerja hati, berikut dampak pengaturan induksi persalinan.

Kemampuan mengharmonisasi berdampak pada pengaturan kemih dan genetalia,

selain itu juga mempunyai efek menenangkan mental/spiritual, serta membantu

memperlancar peredaran darah yang terletak pada tiga meridian Yin sehingga

mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Titik LI4 atau Hegu merupakan salah satu titik yang termasuk dalam

meridian Yang ming Usus Besar yang mana dimulai dari ujung jari telunjuk

sampai diantara pertemuan tulang metacarpal 1 dan 2, ke atas masuk ke dalam

lekukan tendon M ekstensor posisi longus dan brevis, berjalan terus sisi radial

lengan bawah sampai di lateral sudut lipat siku, berjalan lagi menyusuri tepi

lateral lengan atas menuju bahu lalu berjalan ke belakang berjumpa dengan

meridian-meridian di titik ta cui (Gv 14) kembali lagi ke dalam berhubungan

dengan paru-paru kemudian menembus diafragma dan tiba pada usus besar

merangsang hormon endorphin dalam tubuh. LI4 memiliki peranan sebagai

penenang sehingga digunakan dalam kondisi yang menyakitkan baik


meridianmaupun organ, khususnya pada lambung, usus, dan uterus sehingga

efektif digunakan dalam mempercepat proses persalinan.

5. Efektivitas Teknik AkupresurTitik SP6 dan LI4 Untuk Mempercepat

Persalinan Kala I

Titik akupresur yang berkaitan dengan persalinan adalah SP6 dan LI4.

Menurut Dibble et al. titik SP6 dan titik LI4 merupakan titik rahim. Penekanan

pada kedua titik ini akan memperbaiki ketidakseimbangan energi, memperlancar

aliran darah yang tersumbat disepanjang meridian (Diyah Tepi Rahmawati, 2016).

Menurut Dibble et al. titik SP6 dan titik LI4 merupakan titik rahim.

Penekanan pada keduatitik ini akan memperbaiki ketidakseimbangan energi,

memperlancar aliran darah yang tersumbat disepanjang meridian. Akupresur pada

acupoint SP6 dan LI4 dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin

untukinduksi persalinan dan pengelolaan nyeri selamapersalinan (Lee et al ,2001).

Penekanan padaacupoint SP6 memiliki pengaruh kuat terhadaporgan reproduksi,

memperlancar proses persalinan dengan membantu dilatasi servik (Lian,et al,

2000). Penekanan pada acupoint LI4 memiliki efek mengurangi rasa sakit dan

merangsang kontraksi uterus. Penggunaan akupresur pada acupoint SP6 dan LI4

secara bersama dilaporkan efektif dalam induksi persalinan dan pengurangan

nyeri persalinan (Sujiyatini, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian (Neneng Siti L, 2018) peningkatan kontraksi

sebelum dilakukan pemijatan L14 terhadap ibu Inpartu kala I fase

aktif di BPM Lia Maria Bandar Lampung Tahun 2018. Hasil penelitian

didapatkan rata-rata kontraksi pada ibu yang belum dilakukan pemijatan L14 pada
kala I persalinan fase aktif adalah 3,3810 (3 kali dalam 10 menit) dengan skor

kontraksi minimal 3 kali dalam 10 menit dan maksimal 4 kali dalam 10 menit.

Peningkatan kontraksi sesudah dilakukan pemijatan L14 terhadap ibu Inpartu kala

I fase aktif di BPM Lia Maria Bandar Lampung Tahun 2018. Hasil penelitian di

dapatkan bahwa rata-rata peningkatan kontraksi sesudah dilakukan pemijatan

pada titik L14 terhadap ibu Inpartu kala I fase aktif adalah 4,5952 (5 kali dalam 10

menit) skor kontraksi minimal 4 kali dalam 10 menit dan maksimal 5 kali dalam

10 menit, maka hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000< 0,05, maka dapat

disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara peningkatan kontraksi sebelum

pemijatan L14 dan sesudah pemijatan L14 pada ibu Inpartu kala I fase aktif.

Hasil didukung oleh penelitian yang dilakukan Budiarti (2011) hasil

pengukuran persalinan lama pada kelompok ibu yang mendapatkan akupresur

pada titik L14 menunjukkan 60,4% lama persalinan ≤6 jam dan 39,6% pada

kelompok yang tidak mendapat akupresur. Menurut peneliti peningkatan

kontraksi merupakan akibat dari respon tubuh yang seimbang, dimana tubuh dapat

memproduksi hormon dengan baik sehingga memicu terjadinya peningkatan

kontraksi yang cukup besar. Selain itu peningkatan kontraksi juga dapat terjadi

akibat respon sentuhan dari luar, seperti dilakukanya pemijatan pada titik L14

secara teratur yang terletak antara tulang metacarpal pertama dan kedua pada

bagian distal lipatan pada kedua tangan yang di lakukan disela-sela waktu

kontraksi.
a. Manfaat

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chung, Hung, Kuo, dan Hung

(2003) yang bertujuan untuk mengetahui tentang efek titik akupresur SP6 dan LI4

dalam mengurangi nyeri dan kontraksi uterus pada kala I persalinan. Hasil dari

penelitian ini menunjukan dari 3 kelompok yang mendapat perlakuan akupresur,

rangsang cahaya, percakapan didapat bahwa manfaat akupresur secara signifikan

mampu menghasilkan hormon endorphin yang berpengaruh terhadap pengurangan

rasa nyeri dan menghasilkan hormon oksitosin terhadap kontraksi uterus.

Akupresur/penekanan pada titik SP6 dan LI4 diyakini dapat membantu energi

tubuh mendorong bayi bergerak turun melewati jalan lahir.

Cara melakukan pijat titik SP6 dan titik LI4 dengan melakukan teknik

pijatan tehnik pelemahan (sedasi) yaitu pemijatan dilakukan pada titik akupresur

yang dikeluhkan pasien antara 40-60 kali tekanan atau putaran, laju putaran tidak

searah jarum jam, tekanan dapat dilakukan secara sedang sampai kuat sesuai

kebutuhan, titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan keluhan pasien,

jika dilakukan pada area jalur meridian ,jalur pemijatan harus berlawanan arah

dengan jalur perjalanan meridian. Para terapis atau doula lebih sering fokus pada

titik ini selama 60 sampai 90 menit untuk merangsang kontraksi untuk

mempercepat proses persalinan (Yusra, 2018).


B. Pelvic Rocking

1. Pengertian Pelvic Rocking

Pelvic Rocking merupakan salah satu gerakan dengan menggoyangkan

panggul ke sisi depan, belakang, sisi kiri dan kanan. Gerakan ini digunakan untuk

mengurangi rasa kurang nyaman pada saat proses persalinan di mana gerakan

yang dilakukan ini ternyata member banyak sekali manfaat (Hypno-birthing,

2014).

Menurut (Penny Simkin, 2013) istilah Birthing Ball atau dikenal dengan

bola persalinan. Bola ini awalnya dikembangkan dengan tujuan untuk terapi fisik,

dan telah digunakan selama bertahun-tahun oleh terapis fisik dalam berbagai cara

untuk mengobati gangguan tulang dan saraf. Sedangkan pada kehamilan dan

proses persalinan, bola ini ternyata juga serba guna, mudah dibawa kemana-mana,

dan mudah dibersihkan. Menggunakan bola selama kehamilan akan merangsang

reflex postural. Duduk diatas Birthing Ball memiliki banyak kegunaan pada akhir

kehamilan, karena Anda akan merasa lebih nyaman.

2. Mekanisme Kerja Pelvic Rocking

Ketika dalam proses persalinan, bola bisa menjadi alat penting, dan dapat

digunakan dalam berbagai posisi. Duduk tegak diatas bola sambil mendorong

seperti melakukan ayunan atau membuat gerakan memutar panggul, dapat

membantu proses penurunan janin. Bola memberikan dukungan pada perineum

tanpa banyak tekanan dan membantu menjaga janin sejajar di panggul. Posisi

duduk diatas bola, diasumsikan mirip dengan berjongkok membuka panggul,

sehingga membantu mempercepat proses persalinan. Gerakan lembut yang


dilakukan diatas bola sangat mengurangi rasa sakit saat kontraksi. Dengan bola

ditempatkan di tempat tidur, klien bisa berdiri dan bersandar dengan nyaman

diatas bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi (Penny

Simkin, 2013).

Saat kehamilan melakukan pelvic rocking dengan birthing ball dapat

menjaga otot-otot yang mendukung tulang belakang. Pada saat proses persalinan

memasuki kala I, jika duduk di atas bola, dan dengan perlahan mengayunkan dan

menggoyangkan pinggul (pelvic rocking) kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi

kiri, dan melingkar, akan bermanfaat untuk :

a. Goyangan panggul dapat memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah.

b. Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di sekitar rahim serta tekanan di

kandung kemih.

c. Gerakan ini akan membantu ibu lebih bersantai.

d. Meningkatkan proses pencernaan.

e. Mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal, vagina serta daerah

sekitarnya.

f. Membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi turun melalui

panggul jika posisi ibu bersalin tegak dan bisa bersandar ke depan.

g. Tekanan kepala bayi pada leher rahim akan tetap kostan ketika ibu bersalin

diposisi tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) serviks akan terjadi lebih cepat.

h. Ligamentum atau otot-otot disekitar panggul lebih relaks.

i. Bidang luas panggul akan lebih melebar sehingga memudahkan kepala bayi

turun ke dasar panggul (Aprilia,2011).


3. Waktu Pelaksanaan Pelvic Rocking

Pelvic Rocking Execises dilakukan sesuai dengan Standar Operating

Prosedur (SOP). PRE dilaksanakan dengan duduk tegak diatas gym ball dengan

gerakan kekanan, kiri, depan, belakang, memutar selama 30 menit. Ketika

kontraksi mulai terasa hentikan. Kemudian lanjutkan kembali saat kontraksi

mereda, istirahat 15 menit, kemudian ulangi dengan cara yang sama. Setelah

pelvic Rocking exercises dilakukan pencatatan dan pendokumentasian terhadap

frekuensi denyut jantung dan tekanan darah ibu hamil. Pengukuran efek pelvic

Rocking exercises dengan mengamati dan mencatat lama waktu persalinan kala I

yang dibutuhkan oleh responden baik kelompok perlakuan maupun kelompok

kontrol. Pengukuran lama waktu persalinan Kala I diamati pada fase aktif yaitu

pembukaan 4-10 cm. Pengukuran lama waktu menggunakan stopwatch dan

dicatat pada lembar observasi dan partograf (Surtiningsih, 2016).

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pelvic Rocking

Langkah-langkah pelaksanaan pelvic rocking yaitu duduk rileks tegak

diatas gym ball sesuakan dengan tinggi badan dan gerakkan otot dasar panggul

kekiri kekanan, kedepan kebelakang, berputar perlahan searah jarum jam

kemudian kearah berlawanan. Pada saat awal berlatih sebaiknya bola diposisikan

menempel pada dinding untuk faktor keamanan. Posisi tersebut bermanfaat untuk

mempercepat aliran darah ke rahim plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan

dapat meningkatkan outlet panggul sebanyak 30%. Postur ini membuat gaya

gravitasi mendorong turunnya kepala bayi. Saat ibu menggoyangka panggul diatas

bola dengan posisi duduk tegak maka panggul akan lebih rileks dan juga
memberikan efek pijatan lembut didaerah perineum sehingga perineum lebih

elastis (Hypno-birthing, 2014).

5. Efektivitas Pelvic Rocking Terhadap Mempercepat Persalinan KalaI

Hasil penelitian dari (Surtiningsih, 2016) menyebutkan bahwa Pelvic

Rocking sangat efektif dalam mempercepat lamanya persalinan kala I. Dengan

gerakan menambah ukuran rongga pelvis menggoyang panggul perlahan

mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan melingkar.

Pelvic rocking dapat membantu ibu dalam posisi tegak, tetap tegak ketika dalam

proses persalinan akan memungkinkan rahim untuk bekerja seefisien mungkin

dengan membuat bidang panggul lebih luas dan terbuka. Dengan kata lain dapat

merangsang dilatasi dan memperlebar outlet panggul. Duduk lurus di atas bola

maka gaya gravitasi bumi akan membantu janin atau bagian terendah janin untuk

segera turun ke panggul sehingga didapatkan waktu persalinan lebih pendek atau

singkat.

Berdasarkan penelitian (Surtiningsih, 2016) pada 5 Puskesmas PONED di

Banjarnegara didapatkan angka kejadian persalinan lama dari Januari-Mei 2017

sebanyak 44 kasus dari 410 persalinan atau 10,73%. Dari 44 kasus persalinan

lama didapatkan 31 ibu mengalami persalinan dengan kala I > 14 jam (70,45%)

dan 13 ibu bersalin (29,55%) dengan kala II > 2 jam. Dibutuhkan penanganan

untuk meminimalkan masalah tersebut. Setelah dilakukan survei didapatkan

kesimpulan keefektivitasan Pelvic Rocking Exercises terhadap lama waktu

persalinan kala I fase aktif pada ibu primipara Pelvic Rocking Exercises sangat

efektif dalam memperpendek lama waktu persalinan kala I fase aktif pada ibu
primipara ρ-value 0,0001 < α (0,05) dengan nilai Effect size 0,6. Rata-rata lama

kala I pada Kelompok Perlakuan adalah 142 menit. sedangkan ratarata lama kala I

pada kelompok kontrol adalah 277 menit

Soal kasus

1. Seorang ibu yang akan bersalin mengalami kontraksi yang kurang baik, namun bidan
tidak ingin memberikan obar yang dapat merangsang kontraksi. Maka cara alamiah yang
dapat dilakukan untuk merangsang kontraksi adalah...
A. Pijat counter pressure
B. Pijat oksitosin
C. Pijat perineum
D. Sadari
E. Peeling

2. Ny. S ingin induksi persalinannya menggunakan teknik akupresur, akan tetapi usia
kehamilannya baru memasuki 35 minggu. Pada usia kehamilan berapakah boleh
dilakukan teknik akupresur ?
A. 37-42 minggu
B. 20-25 minggu
C. 25-30 minggu
D. 30-32 minggu
E. 32-35 minggu

3. Seorang ibu usia 27 tahun akan melahirkan disebuah BPM. Ibu mengalami cemas dan
takut. Ibu mengaku takut akan rasa sakit yang timbul saat persalinan. Ibu takut dia akan
mengalami kesakitan seperti persalinan sebelumnya. Bidan mengetahui kecemasan
tersebut, lalu bidan Melakukan teknik akupresur pada bagian titik tertentu,Setelah
pembukaan lengkap ibu pun bersalin dengan normal dan tanpa hambatan. Ibu merasa
lebih bisa menikmati proses persalinannya tidak seperti persalinan sebelumnya yang
penuh rasa sakit.
Dari paparan di atas titik" akupresur manakan yang dilakukan oleh bidan tersebut ?
A. Titik dada
B. Titik kaki dan tangan
C. Titik kepala
D. Titik limpa dan titik kandung kemih
E. Titik fx

4. seorang ibu umur 23 tahun G1POAO datang ke bpm mengeluh nyeri pada sistem
reproduksinya,lalu bidan melakukan teknik cilliao atau titik kandung kemih untuk
meringankan masalah pada sistem reproduksinya. Terletak dimanakah titik tekanan
cilliao tersebut ?
A. sudut anyaman jempol dan jari telunjuk
B. pusat telapak tangan
C. pergelanagam kaki
D. pergelangan tangan
E. punggung bawah antara lesung bokong

5. Seorang ibu dengan G1P0A0 berusia 20 tahun datang ke BPM untuk mendapat asuhan
dari Ani pada 17 september 2016 pukul 12:00 WIB, ia mengatakan bahwa terdapat air
seperti cucian air beras lewat jalan lahir. Kehamilan 36 minggu. Setelah diperiksa DJJ
120x/menit, penurunan 4/5, pembukaan 4 cm, tekanan darah 120/70 mmhg, nadi
80x/menit, suhu 36ºC. Ibu berkemih 200ml sebelum pemeriksaan dalam. Tetapi ibu
memiliki gangguan, kontraksi melemah dan bayi tak kunjung lahir, bidan menyarankan
untuk melakukan akupresur. Menurut anda titik tubuh manakan yang diberi terapi
akupresur untuk merangsang kontraksi?
A. Terletak diatas bagian dalam tulang pergelangan kaki dan kulit diantara ibu jari
dan telunjuk
B. Betis dan kelingking
C. Terletak pada dahi dan kulit diantara ibu jari dan telunjuk
D. Bahu dan ibu jari
E. Dada dan jari tengah

6. Ny. Fairuz usia 20 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu datang ke klinik pukul 10:00 WIB.
Mengatakan hasil pemeriksaan USG terakhir, janin yang dikandungnya dalam keadaan
sungsang (presentasi bokong) dan ingin melakukan metode alamiah yang
dapat membantu janin untuk merubah posisinya sebelum persalinan. Hasil pemeriksaan :
kondisi umum baik, TD= 120/80 mmhg, nadi 88x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 33cm.
Metode alamiah apa yang tepat untuk Ny. Fairuz?
A. Terapi musik
B. Pijat perineum
C. Terapi warna
D. Hypnobirthing
E. Akupresur
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Akupresur adalah terapi dengan menekan, memijit, mengurut bagian dari tubuh untuk
mengaktifkan peredaran energi vital atau Ci. Akupresur juga dikenal akupuntur tanpa
jarum, atau pijat akupuntur, karena teori akupresur didasari oleh teori akupuntur.
Akupuntur menggunakan jarum sebagai alat bantu praktik, sedangkan akupresur
menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti
jarum. Akupresur diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya Shiatsu, Jin Shin,
Do-in, serta Tui-Na.

B.       Saran
Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah dapat benar-
benar memahami konsep umum dari terapi komplementer akupresur. Serta terus
memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya pada terapi akupresur.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, M. (2014). Akupresur untuk Meningkatkan Kekuatan Otot dan Rentang Gerak
Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke. Jurnal Keperawatan Indonesia, 17(3), 81–87.
https://doi.org/10.7454/jki.v17i3.452

PER-P4RI P3AI. (2018). Standar Operasional Pelaksanaan Akupresure (III). Retrieved


from PER-P4RI P3AI website: https://www.refleksiakupresur.com/2018/03/01/sop-
akupresur-iii/

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai