Anda di halaman 1dari 2

·BAB III

PEMBANGKITAN DAN STATIK GELOMBANG

3.1 Angin
Sirkulasi udara yang kurang sejajar dengan permukaan bumi disebut angin. Angin
terjadi karena perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir dari tempat yang
bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah.
Angin darat dan angin laut dihasilkan oleh perbedaan penyerapan panas
oleh permukaan tanah (daratan) dibandingkan dengan air (laut). Secara
popular diketahui bahwa daratan atau tanah cepat menjadi panas dan cepat
menjadi dingin sebaliknya air lebih lambat menjadi panas dan lebih lambat
menjadi dingin. Inilah yang dapat menerangkan bahwa pada siang hari
angin menghebus dari laut ke daratan yang disebut angin laut. Pada waktu
malam hari laut lebih panas dari daratan dan dengan demikian timbul angin
dari darat ke laut yang disebut angin darat. Angin-angin ini adalah angin
lokal dan akan timbul setiap hari.

3.2 Pembangkitan Gelombang


Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum
sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi menurut
perkiraan, gelombang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas
permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan,
yang bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin.
Bila angin masih terus berhembus dalam waktu yang cukup panjang dan meliputi jarak
permukaan laut (fetch) yang cukup besar, maka riak air akan tumbuh menjadi gelombang.
Pada saat yang bersamaan riak permukaan baru akan terbentuk di atas gelombang yang
terbentuk, dan selanjutnya akan berkembang menjadi gelombang – gelombang baru
tersendiri. Proses yang demikian tentunya akan berjalan terus menerus (kontinyu), dan bila
gelombang diamati pada waktu dan tempat tertentu, akan terlihat sebagai kombinasi
perubahan-perubahan panjang gelombang dan tinggi gelombang yang saling bertautan.
Komponen gelombang secara individu masih akan mempunyai sifat-sifat seperti gelombang
pada kondisi ideal, yang tidak terpengaruh oleh gelombang-gelombang lain. Sedang dalam
kenyataannya, sebagai contoh, gelombang-gelombang yang bergerak secara cepat akan
melewati gelombang-gelombang lain yang lebih pendek (lamban), yang selanjutnya
mengakibatkan terjadinya perubahan yang terus-menerus bersamaan dengan gerakan
gelombang-gelombang yang saling melampaui.
Jelasnya gelombang-gelombang akan mengambil energi dan angin. Penyerapan energi
ini akan dilawan dengan mekanisme peredam, yaitu pecahnya gelombang dan kekentalan
air. Bila angin secara kontinyu berhembus dengan kecepatan yang tetap untuk waktu dan
‘fetch’ yang cukup panjang, maka jumlah energi yang terserap oleh gelombang akan
diimbangi dengan energi yang dikeluarkan sehingga suatu sistem ‘gelombang sempurna’
(fully developed waves) akan tercapai. (Triatmojo, 2006)

3.3 Gelombang Rencana


Dalam menentukan gelombang rencana pada daerah studi didasarkan pada kala ulang
tertentu yang disesuaikan dengan kegunaan suatu bangunan dan akibat yang akan
ditimbulkan jika bangunan tersebut rusak atau gagal. Untuk pengamanan pantai,
kegagalan bangunan akan berakibat kerusakan pada daerah yang semula dilindungi. Sifat
kegagalan bangunan pengaman pantai, relatif tidak secara tiba-tiba. Pada perencanaan
bangunan pengaman pantai Desa Rerang dan Desa Pangalaseang penulis menggunakan
periode dengan kala ulang 10 Tahun sebagai gelombang rencanan yang akan digunakan
didalam perencanaan bangunan yang merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan
metode Weibull (Triatmodjo,B.1999)

3.4 Gaya-Gaya Gelombang


Beberapa gerakan kapal karena pengaruh gelombang, yaitu heaving (angkatan),
pitching (anggukan), rolling ( oleng), swaying ( goyangan), surging (sentakan) dan
yawing (oleng kesamping).

Anda mungkin juga menyukai