Anda di halaman 1dari 7

Tutor sesi 2

1. DD
2. Epidemiologi
3. Manifestasi klinis
4. Komplikasi
5. Tatalaksana
6. Pencegahan
7. Prognosis

Dian (Epidemiologi)

Tersebar di slrh dunia kecuali benua antartika. Terbanyak di daerah tropis, lalu daerah dg KLB
leptospirosis/risiko tinggi angka kejadian mencapai >100/100.00 per tahun. Di tropis dg kelembaban
tinggi 10-100/100.000. di daerah sub tropis antara 0,1-1/100.000 per tahun.

CFR <5%-30%. ILS, Indonesia peringkat ke 3 mortalitas karna leptospirosis. Di Indonesia CFR 2,5%-
16,45% dengan rata2 7,1%. DI semarang 2007 9 penderita & 1 org meninggal, CFR 11,11%, Demak 2007
29 penderita & 1 org meninggal (CFR3,45%)

Bonita

Asia Pasifik termasuk penyakit yg ditularkan mll media air (waterborne disease). Kemenkes, CFR tertinggi
pada 2016 di Banten 60%, DIY 35,29%, Jateng 18,25%mengakibatkan 1,5 -2,7 juta kematian terutama di
afrika atau sahara. Menurut WHO 2010, 60.000 kematian akibat malaria di seluruh dunia dan 80% anak2
<5 tahun. Daerah transmisi utama di asia, afrika, amerika selatan, riskesdas 2013 yg tertinggi di papua
barat 4,5%, terendah di Kalimantan selatan 0,1%. Insiden malaria di Indonesia 1,3% pada 2013, turun
dari 2007 2,9%.

Malaria  penduduk yg berisiko berjumlah 2,3 miliar atau 40% dari penduduk dunia. Setiap tahun
jumlah kasus malaria 300-500 juta&

Talitha (DD)

Malaria  malaria tanpa komplikasi : Demam tifoid (demam >7 ari, nyeri kepala & perut, diare, coated
tongue, bradikardi relative, limfositosis, uji widal (+). Demam dengue (demam tinggi 2-7 hari, ad nyeri
kepala, tulang, ulu hati, uji torniket (+), Ht tinggi, antidengue (+). Leptospirosis ringan (myalgia, nyeri
perut, mual, muntah, injeksi konjungtiva, MAT (+)

Malaria berat : meningitis, ensefalitis (demam, nyeri kepala progresif, kaku kuduk, hilang kesadaran).
Tifoid ensefalopati (penurunan kesadaran + demam tifoid. Lepto berat (demam + icterus, nyeri tungkai,
riw pekerjaan, leukositosis, gagal ginjal, sembuh dg pemberian penisilin. Sepsis (demam dg fokal infeksi,
ggn sirkulasi, leukositosis). Dengue shock syndrome (demam, nyeri tulang, tanda syok, ad perdarahan,
mual muntah, trombositopenia, IgM/IgG positif)

Adam
Malaria  malaria falciparum oleh P. falciparum. Malaria vivax oleh P.vivax (bisa mjd berat). Malaria
ovale (demam interval bebas 2 hari), Malaria malariae (interval bebas demam 3 hari, komplikasi blm
ditemukan). Malaria knowlesi (mirip P. falciparum). Udah komplikasi

Nadira

Leptospirosis  influenza, demam tifoid, meningitis, rickettsia, demam yg ad perdarahan spt dengue
fever. Hanta virus (syndrome ginjal & paru2). Jaundice  malaria, tifoid hepatitis, hepatitis alkoholik.
Peningkatan bilirubin & transaminase  hepatitis viral (transaminase lbh tinggi dari leptospirosis).
Transmisi lwt tikus (penyakit yg dibawa oleh tikus).

Syahwal

Infeksi dengue (gejala sama tp leptospirosis ad conjungtival confussion) dibedakan dg px serologi.


Malaria (dibedakan dg SADT, MAT)

Husna

Manifestasi klinis  masa inkubasi 7-14 hari. Infeksi bisa asimptomatik pada 5-15% jd berat

3 fase

Leptospiremia & Fase imun  4-9 hari gejala demam mendadak, menggigil nyeri kepala region frontal,
myalgia, nyeri tekan otot pada m. gastrocnemius, hiperestesia kulit, mual, muntah, diare, penurunan
kesadaran, anoreksia. Di PF bradikardi relative, icterus, injeksi konjungtiva, fotofobia 3-4 hari, ruam kulit,
splenomegaly, hepatomegaly, limfadenopati. Demam mendadak >40 derajat & kekakuan. Demam
ringan hilang 3-9 hari, injeksi konjungtiva 2-3 hari setelah awitan demam, melibatkan konjungtiva bulbi,
tdk ad pus/secret serosa/perlengketan bulu mata & kelopak mata. Setelah 7 hari demam diikuti bebas
demam 1-3 hari lalu demam akan muncul kembali lalu masuk fase imun.

Fase imun : peningkatan titer antibody, demam 40 derajat, mengggigil, kelemahan umum, nyeri leher,
perut otot kaki, kerusakan ginjal & hati, uremia, icterus, perdarahan (epistaksis, injeksi
konjungtiva/perdarahan gusi), meningitis 50%

Leptospirosis berat / weil disease / leptospirosis ikterik  icterus, disfungsi ginjal, diastasis hemoragik,
gejala muncul 4-9 hari, hepatomegaly, nyeri kuadran kanan atas disertai splenomegaly, gagal ginjal
karna nekrosis tubular akut shg oliguria & anuria, epistaksis;petekia;purpura;ekimosis, batuk, sesak
napas, nyeri dada, sputum berdarah, kl nyeri ketuk pada perfusi hati & dada penyakit msh aktif

Aisya

Komplikasi  gagal ginjal akut 95% ditandai oliguria, poliuri timbul 4-10 hari setelah gejala leptospirosis
terlihat. Gagal hepar akut 72 % tjd nekrosis sentilobuler fokal + kolestiasis. Ikterik karna kerusakan sel
hati & ggn fungsi ginjal shg bilirubin meningkat. Ggn respirasi 38% kasus ditandai batuk, dyspnea,
hemoptysis, ARDS, severe pulmonary hemorraghic syndrome. Ggn kardiovaskuler 33,3% ggn sistem
konduksi, miokarditis, pericarditis, endocarditis, arteritis korona. Pankreatitis akut 25%, jarang tp karna
nekrosis sel pancreas bisa tjd acute necrotizing pankreatitis.

Malaria  anemia parah karna banyaknya sel darah merah yg lisis karna parasite, ggn ginjal, hati, limpa,
ggn pernafasan (saat edema paru shg penderita sulit bernapas, hipoglikemia, koma, kematian)

Elsie

Manifestasi klinis 

Leptospirosis ikterik

Fase septik/akut  dimulai setelah inkubasi, timbul lesi jaringan karna invasi leptospira. Mirip fase
anikterik
Fase imun  titer antibody meningkat, inflamasi. Disfungsi hepatorenal & diastasis hemoragik

Leptospirosis Anikterik

Fase septik : Demam nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual muntah
Fase imun : demam tdk begitu tinggi, nyeri kepala hebat, konjungtiva hiperemis, hepatosplenomegaly

Malaria  trias malaria berlangsung 6-10 jam. Dialami penderita yg bepergian ke daerah endemis
malaria, blm punya kekebalan pada malaria, pertama kali terkena

Cold stage : 15 menit-1 jam stlh terinfeksi malaria. Mengigil, nadi cepat namun lemah, sianotik, kulit
kering, muntah

Demam/hot stage : 2-4 jam setelah pasien terinfeksi, pasien merasa kepanasan. Muka merah, sakit
kepala, muntah, kulit kering, nadi kembali kuat, pasien haus, suhu >41 derajat. Pada anak” bisa kejang

Berkeringat/sweating stage : 2-4 jam. Penderita berkeringat byk, suhu tubuh turun. Pasien bisa
beristirahat, stlh bangun tidur mjd lemah tanpa gejala lain, dapat beraktivitas kembali

Malaria ringan tanpa komplikasi : demam, mengigil, sakit kepala, mual, muntah, diare, myalgia. Masa
inkubasi P. falciparum terpendek. Keluhan prodromal tdk terlalu jelas tergantung antibody pasien

Dian  tatalaksana

Pengobatan suportif dg observasi ketat utk mengatasi dehidrasi, hipotensi, perdarahan, gagal ginjal. Ggn
fungsi ginjal dg spontan membaik, beberapa pasien perlu hemodialysis. Pemberian antibiotic hrs dimulai
secepat mungkin, pemberian dalam 4 hari setelah onset.

Leptospirosis ringan : doksisiklin 2x100mg, ampisilin 4x500-750 mg, amoksisilin 4x100 mg

Leptospirosis berat : penisilin g 1,5 juta unit IV per 6 jam, ampisilin 1 gram per 6 jam IV, amoksisilin 1
gram per 6 jam. Kemoprofilaksi doksisiklin 250mg per minggu. Penisilin (bisa muncul rx jarisch
herxherimer : rx inflamasi yg muncul 4-6 jam setelah pemberian). Kl tjd uremia berat sebaiknya
dilakukan dialisis

Adam

Leptospirosis anikterik : ampisilin 500 mg 4x1, amoksisilin 500mg 4x1, doksisiklin 100 mg 2x1 atau 1 kali
seminggu. Alternative  tetrasiklin 2000 mg/hari

Ikterik : penisilin G 1,5jt unit 4x1 IV selama 1 minggu, ampisilin 1000 mg 4x1 IV, amoksisilin 1000 mg 4x1
IV. Alternative  eritromisin 500 mg 4x1 IV

Kontrol profilaksis : doksisiklin 200mg setiap minggu, pengendalian lingkungan (control vector yaitu
tikus, hindari urin/binatang yg terpapar leptospirosis. Risiko tinggi pada dr hewan. Vaksinasi thd
binatang)
Taltiha
Syahwal

Bonita (Pencegahan)

Pemberian doksisiklin 200 mg/ minggu pada org dewasa risiko tinggi. Profilaksis pada anak blm
ditemukan. Kontrol rumah, pakai APD, imunisasi hanya sedikit perlindungan karna serotipe berbeda,
menghindari tanah, menutup luka yg tahan air.

Malaria (menghindari gigitan nyamuk), menutupi kulit dg celana panjang, tidur berkelambu, krim,
pelindung diri, pakai obat anti malaria

Husna

Leptospirosis : penyuluhan pada masyarakat ttg cara penularan spt tidak berenang, menyebrangi sungai
yg tercemar, pakai APD pada perairan yg tercemar, menyebarkan poster leaflet, baliho
Melindungi para pekerja di daerah yg tercemar spt menyediakan sepatu boot, sarung tangan, apron,
mengenali tanah & air yg berpotensi terkontaminasi, mengeringkan air, mencegah adanya tempat
penampungan air & genangan air di lingkungan rumah dg pemberian sodium hipoklorit, memberantas
hewan pengerat spt tikus dr lingkungan pemukiman terutama pedesaan, memisahkan hewan peliharaan
terinfeksi utk mecegah kontaminasi pada lingkungan manusia oleh urin yg terinfeksi.

Imunisasi pada hewan ternak & binatang peliharaan agar mencegah timbulnya penyakit dari hewan
tersebut

Vaksinasi yg mengandung strain domain leptospira di daerah tsb

Diberikan antibiotic profilaksis spt doksisiklin

Menutupi luka & lecet dg pembalut kedap air, terutama sblm bersentuhan dg lumpur/air yg terinfeksi
bakteri

Prognosis (nadira)

Leptospirosis  mortalitas rendah 10%, kematian karena komplikasi gagal ginjal, perdarahan massif,
ARDS. Komplikasi plg sering meningitis aseptic muncul 1/3 kasus leptospirosis. Uveitis leptospirosis akan
kehilangan ketajam penglihatan shg pandangan mjd kabur.

Ad vitam : dubia ad malam


Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai