Anda di halaman 1dari 3

Never Ending

Sahabat, kata sahabat tak pernah ada sebelumnya di kamus seorang perempuan bernama
Jeje Emeli Wijaya. Perempuan yang selalu menganggap tak ada seorangpun yang tulus berteman
dengannya. Tapi tidak sebelum jeje bertemu dengan teman masa kanak-kanaknya Dion Abraham
Pradika. Awalnya jeje hanya acuh saja ketika pertama kali Dion pindah sekolah ke sekolah yang
sama dengan Jeje mereka bahkan seperti seseorang belum pernah mengenal sebelumnya.

Hari demi hari dilewati jeje seperti biasannya tapi jeje merasa ada sesuatu dari dirinnya
yang aneh dan dia belum tau apa itu, ketika bersama teman-temannya fokus Jeje selalu teralihkan
ke arah segerombolan pemuda dan pemudi yang merupakan kelompok nomor 1 di sekoahnya
yang menamainya *LION GANG’S*. Bukan rahasia umum lagi jika kelompok ini selalu
membuat onar dimana pun mereka berada. Dion sebagai ketua, membawa dampak buruk bagi
LION GANG’S memang sebetulunya tidak terlihat lebih baik. Sama seperti saat ini mata Jeje tak
lepas dari mereka, tak lama Dion mengetahui tindakan Jeje yang sedang melihat ke arah mereka
beberapa detik mata Dion dan Jeje saling beradu pandang. Ketika kesadarannya kembali Jeje
langsung memutuskan kontak mata dan pura-pura mengobrol dengan temannya.

Keesokan harinya seperti biasanya Jeje yang terlambat pergi ke sekolah, jika dihitung-
hitung poin yang didapakan oleh Jeje bisa membuatnya dikeluarkan dari sekolah. Bukan
keinginannya yang ingin terlambat sekolah tapi keadaanlah sebagai anak kos dia harus
membudidayakan sikap antri karena bangun terlambat alhasil Jeje harus terima jika mandi
terakhir dengan air yang tinggal setengah bak belum lagi dia harus bembuat sarapan.

Setibannya di kelas teman-temannya sedang bergosip jeje pun tergugah hatinya untuk
tidak mengetahui gosip apa yang sedang heboh saat ini, bukan salahnya yang tak suka bergosip
karena baginya bergosip hanya membuang waktu dengan percuma, tapi anehnya tidak hanya
kaum wanita saja yang sedang menggosip tapi kaum pria pun sedang asik bergosip. Tak mau tau
dengan gosip hot jeje lalu menuju tempat duduknya.

“hai kawan!!” sapa Jeje lalu duduk di tempat duduknya lalu mengambil buku untuk dibaca
karena baginya hanya itu saat ini yang dapat membuat dirinya tak merasa bosan sebab guru pun
belum masuk kelas,
“telat lagi je?” tanya Kaila teman sebangku jeje
“iya, panjang antriannya”
“udah kayak di asrama aja” jeje hanya diam dan lebih memilih membaca bukunya

“je kamu tau nggak?” tannya Kaila


“nggak” jawab jeje tanpa minat dengan apa yang akan dikatakan kaila selanjutnya.
Belum sempat Kaila melanjutkan berbicara guru sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kelas
dengan seseorang di belakangnya. Jeje menatap dengan bingung dan bertanya-tanya mengapa
Dion bisa berada di samping wali kelasnya?, mau apa dia di kelas ipa? dan setaunya wali
kelasnya mengajar fisika rasanya tak mungkin anak bahasa belajar fisika, atau. Untung saja
pertannyaanya sudah dijawab oleh bu Ajeng teryata dion pindah ke kelasnya. Bu Ajeng
menyuruh Dion untuk duduk tepat di belakang Jeje karena hanya itu tempat satu satunya yang
kosong.

Kaila lalu membisikkan sesuatu kepadanya


“Je kasian anak baru duduk sama…”
“Ih, huss diam deh nanti anak barunya takut lho”
“Masa ketua lion`s gang takut sama hantu”

Bel istirahat berbunyi, tanpa menunggu guru keluar hampir semua murid sudah lebih
dahulu keluar kelas untuk mengisi perut tinggalah Jeje bersama Kaila dan Paula sahabatnya.
Mereka bertiga memang sengaja tidak pergi ke kantin, sebab Kaila dan Paula yang membawa
bekal dari rumah dengan porsi jumbo untuk dibagikan kepada Jeje.

Bel masuk berbunyi, pelajaran berikutnya Olahraga. Guru membagikan kelompok dalam
setiap kelompok terdiri dari 3 orang. Jeje satu kelompok dengan Sandra dan Dion. Mereka
berencana akan mengerjakan tugas sepulang sekolah di kafe seven eleven dimana tempat
tongkrongan anak anak SMA.

Di dalam kafe sudah ada Sandra dan Jeje yang sedang menunggu Dion, tapi sampai sore,
dion juga belum menunjukkan dirinya. Tak mau membuang waktu akhirnya Jeje dan Sandra
menyelesaikan tugas membuat makalah tentang Nark*ba tanpa ada Dion.

Keesokan harinnya, dengan malas Jeje mengikuti Sandra yang sedang mencari Dion
untuk memberikan pelajaran kepadanya sebab tak hadirnya disaat mengerjakan tugas kelompok.
Jeje menatap dia orang yang sedang bertengkar di depannya tanpa minat, hampir 5 menit mereka
tak ada yang mau mengalah. Keke yang semakin bosan melihatnya langsung menghentikan
pertengkaran mereka, Jeje memberikan saran sebaiknya duit untuk print dan menjilid pakai duit
Dion seluruhnya karena sebagai sangsi Dion yang tak datang jika Dion ingin mendapatkan nilai.
Akhirnya Dion menerima ide dari Jeje.

Ketika jam istirahat Jeje yang tak menyadari kehadiran Dion karena sedang asik bercanda
dengan Kaila, tiba tiba kakinya tersandung dan air yang digengamannya mengenai buku catatan
Dion. Setelah kejadian itu Dion menjadi dingin kepada Jeje, Jeje merasa bersalah dan membuat
catatan baru untuk Dion.

Jeje menyelesaikan catatan untuk dion pukul 8 malam, karena besok tak bisa hadir di
sekolah makannya Jeje memutuskan untuk mengantarkan buku Dion sekarang tapi sialnya Jeje
tak tau di mana rumah Dion. Setelah mencari kesana kemari akhirnya Jeje menemui rumah dion
saat ini Jeje berada di depan rumah Dion, belum sempat mengetok pintu Jeje dikejutkan dengan
benda jatuh dari dalam rumah Dion tanpa pikir dua kali Jeje langsung masuk ke dalam rumah
Dion dan menemukan Dion yang sedang dalam keadaan yang mengerikan bagi Jeje.

Saat ini Dion sedang sakau, Jeje membantu dion untuk berbaring di atas kasur. Ini kali
pertama Jeje melihat seseorang sedang sakau dan dia hanya bisa menahan air matanya agar tidak
keluar agar dia bisa berpikir apa langkah berikutnya utuk menolong Dion. Untung saja Jeje ingat
jika cara pertolongan ketika seseorang sedang sakau ada di makalah tugas olahraganya, dan
tuhan juga sedang berpihak kepadanya karena tugas itu berada di dalam tasnya.

Jeje sudah melakukan pertolongan pertama pada Dion sekarang Jeje ingin menelepon
seseorang untuk membantunya, ketika dia hendah menelepon Dion menghentikannya.
“gue mohon jangan” ujar dion sambil terbata-bata
“tapi”
“please, je”
“tapi kamu harus janji nggak akan makai barang haram itu lagi”
“aku janji, asal kamu mau jadi sahabat aku lagi”
“dengan senang hati”

“teman-teman” kata jeje di depan kelas. Semua mata teralihkan ke arah Jeje
“hari ini, hari terakhir aku di sekolah ini” ketika ingin melanjutkan berbicara tangan jeje sudah
ditarik Dion ke belakang kelas.
“apa maksudnya je?”
“aku mau pindah, nggak ada alasan lagi aku di sini”
“apa aku nggak bisa jadi alasan kamu tetap di sini, aku sayang kamu je lebih dari seorang
sahabat”
“maaf tapi aku akan tetap pergi”
“setelah aku mencoba untuk berubah demi kamu dan sekarang kamu malah pergi”
“aku bahagia Dion karena kamu udah berubah nggak makai benda terlarang itu lagi, aku mohon
biarkan aku pergi”
“tapi kita nggak bisa ketemu lagi”
“please, ini hadiah ulang tahu kamu dari aku. Selamat ulang taun DION ABRAHAM
PRADIKA. Aku pergi sekarang orangtuaku sudah menunggu”

Jeje menuju ke tempat orangtuanya dengan enggan meninggalkan semuannya.


Meninggalkan dion “aku pergi, bukan berarti aku pergi dari hati kamu kamu dion, karena
mungkin jalan yang terbaik, untuk masa depan yang lebih baik” kata jeje dalam hati

Cerpen Karangan: Mori Hovipah


Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Perpisahan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 24 July 2017

Sumber ; http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/never-ending.html

Anda mungkin juga menyukai