Anda di halaman 1dari 21

DIKLAT PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BAHAN AJAR

PENGELOLAAN ASET DESA

Oleh :
Taufik Cahyo Sudrajad
Widyaiswara Pusdiklat Aset Negara dan
Perimbangan Keuangan

KERJA SAMA DIKLAT


PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN
TAHUN 2014
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... ii

KEGIATAN BELAJAR I..........................................................................................................1

ASET DESA...........................................................................................................................1

A. Pengertian dan Dasar Hukum Aset Desa...............................................................2

1. Aset Desa................................................................................................................2

2. Dasar Hukum.......................................................................................................... 3

KEGIATAN BELAJAR II.........................................................................................................8

PENGELOLAAN ASET DESA................................................................................................ 8

A. Pengelolaan Aset Desa.............................................................................................8

B. Objek Pengelolaan................................................................................................. 10

C. Subjek Pengelolaan...................................................................................................12

D. Ketentuan Pengelolaan Aset Desa.......................................................................... 12

1. Perencanaan.......................................................................................................... 13

2. Pengadaan............................................................................................................. 13

3. Penatausahaan......................................................................................................15

4. Penilaian................................................................................................................ 16

5. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.......................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 18

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 . Lingkup Aset Desa.................................................................................... 6

Gambar 2 . Kegiatan Pengelolaan Aset Desa........................................................... 10

Gambar 3 . Proses PBJ swakelola.............................................................................14

Gambar 4 . Proses PBJ pihak ke 3............................................................................ 15

ii
KEGIATAN BELAJAR I

ASET DESA

Desa merupakan daerah yang dilindungi secara hukum oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia, memiliki posisi yang istimewa, dan perlu dilindungi dan
diberdayakan agar menjadi maju dan mandiri guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.

Negara Indonesia merupakan negara dengan berbagai kemajemukan masyarakat


serta keberagaman adat istiadat sehingga memiliki struktur dan corak yang beragam
dalam peri kehidupannya. Tak terkecuali dalam pemerintahan. Walaupun Indonesia
merupakan negara yang majemuk, namun sebagai sebuah negara kesatuan, maka
perlu terdapat suatu homogenitas/ kesamaan. Kesatuan negara tersebut terwujud
dalam dasar negara Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. Dalam kaitan
susunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Maka terdapat beberapa pengaturan
terkait dengan Desa. Desa dan desa Adat mendapat perlakuan yang sama dalam hal
tugas dan posisinya dalam NKRI.

Dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Desa didefinisikan


sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Desa memiliki fungsi pemerintahan, fungsi keuangan serta fungsi
pembangunan perlu mendapatkan pengaturan. Sehingga keberadaan desa dan
pembangunannya memberikan kemanfaatan kepada masyarakat.

1
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik itu pusat, daerah maupun desa,
maka ada 2 hal pokok yang tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraannya, kedua
hal pokok tersebut adalah: Uang dan Barang. Uang dalam hal ini Anggaran
direpresentasikan sebagai sumber dana yang akan digunakan oleh pemerintah desa
untuk menyelenggarakan kegiatannya dalam rangka pelayanan dan kesejahteraan
masyarakatnya. Sedangkan Barang dalam hal ini disebut sebagai Aset, merupakan
wujud dari realisasi pelaksanaan anggaran dan belanja yang diwujudkan dalam
bentuk barang.

Aset desa diperoleh dan diadakan sebagai wujud untuk membantu kegiatan
operasional pemerintah desa dalam menyelenggarakan pemerintahan yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masayarakat desa.

A. Pengertian dan Dasar Hukum Aset Desa

1. Aset Desa
Sebelum membahas mengenai aset desa, perlu dijabarkan terlebih dahulu
mengenai apa itu yang dimaksud dengan Aset. Secara umum yang dimaksud dengan
Aset adalah kekayaan/harta atau modal. Sedangkan berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan, yang dimaksud dengan Aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya. Pengertian tersebut merupakan pengertian Aset
secara Akuntansi sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sehingga secara umum bisa

2
diartikan aset desa merupakan harta pemerintah desa/ kekayaan pemerintah desa.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang
dinamakan dengan Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan
asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
Pada pengertian tersebut ada beberapa poin pokok terkait dengan Aset Desa,
yaitu:
➢ Bahwa Aset desa merupakan Barang Milik Desa.
➢ Berasal dari kekayaan asli desa.
➢ Diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa).
➢ Diperoleh dari perolehan hak lainnya yang sah.
Adapun yang dimaksud dengan APB-Desa adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintah Desa. (Peraturan Pemerintah /PP Dana Desa Nomor 60 Tahun 2014).
APB-Desa inilah cerminan dari poin keuangan pemerintah desa.
Bentuk perolehan hak lainnya yang sah diantaranya adalah perolehan Barang
Milik Desa dari Hibah/sumbangan dari pihak lain; Barang yang diperoleh sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan; barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan
perjanjian/kontrak, serta barang yang diperoleh berdasarkan keputusan peradilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Termasuk di dalam pengertian
sumbangan adalah Tanah wakaf sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


Di dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa pada bab 1
ketentuan umum, Aset Desa adalah “Barang Milik Desa yang Berasal dari Kekayaan

3
asli desa, dibeli atau atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
perolehan hak lainnya yang sah”. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
yang dimaksud dengan perolehan hak lainnya yang sah diantaranya adalah perolehan
Barang Milik Desa dari Hibah/sumbangan dari pihak lain; Barang yang diperoleh
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; barang yang diperoleh sebagai
pelaksanaan perjanjian/kontrak, serta barang yang diperoleh berdasarkan keputusan
peradilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pengaturan Desa khususnya terkait dengan Aset ditujukan untuk mendorong
prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan
aset desa untuk kesejahteraan bersama.
Dalam pasal 76 disebutkan bentuk-bentuk Aset Desa, yaitu berupa:

a. Tanah kas desa;

b. Tanah ulayat

c. Pasar desa

d. Pasar hewan

e. Tambatan perahu

f. Bangunan desa

g. Pelelangan ikan

h. Pelelangan hasil pertanian

i. Hutan milik desa

j. Mata air milik desa

k. Pemandian umum

l. dan aset lainnya milik desa.


Aset Lainnya milik desa (sebagaiman tertuang dalam Pasal 76 ayat 2) antara lain

4
adalah:
➢ kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
➢ kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis;
➢ kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak
dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
➢ hasil kerja sama Desa; dan
➢ kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU


Nomor 6 Tahun 2014
Sebagai peraturan yang menjelaskan mengenai Undang-Undang, tentunya
peraturan pemerintah ini selaras dan sejalan dengan isi yang ada dalam
Undang-undang.
Pada bab 1 pasal 1, dijelaskan bahwa Aset Desa didefinisikan sebagai “barang
milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban APB
desa atau perolehan lainnya yang sah”. Pada bab yang sama dijelaskan juga
mengenai bentuk dari Barang Milik Desa. Barang Milik Desa adalah kekayaan milik
Desa berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak.
Apabila kita melihat definisi berdasarkan Peraturan pemerintah ini maka, definisi
Aset desa lebih luas dari Barang Milik Desa maupun Kekayaan milik desa. Sehingga
apabila disebutkan aset desa maka termasuk pula barang milik desa begitu pula
kekayaan milik desa.

5
Kekayaan Milik
Desa

Barang Milik
Desa

Aset Desa

Gambar 1. Lingkup Aset Desa

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman


Pengelolaan Kekayaan Desa

Peraturan baru yang menjelaskan secara detail mengenai Aset Desa/Kekayaan


Desa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa belum ada,
sehingga peraturan terkait dengan aset desa ini masih mengacu pada Peraturan
Mendagri yang lama, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa. Bahan ajar ini, pada bab-bab
selanjutnya akan mengacu pada Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 ini. Adapun

6
mengenai pengertian Aset Desa/ Kekayaan Desa tetap mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Didalam peraturan ini yang dimaksud dengan kekayaan desa adalah barang milik
Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. Sehingga apabila
mengacu pada peraturan yang lebih tinggi, kekayaan desa sama dengan Barang Milik
desa, dan kekayaan desa merupakan bagian dari aset desa.
Pada pasal 2 Permendagri ini, disebutkan bahwa Jenis kekayaan Desa terdiri atas
tanah kas desa; pasar desa; pasar hewan; tambatan perahu; bangunan desa;
pelelangan ikan yang dikelola oleh desa, dan lain-lain kekayaan milik desa.
Yang dimaksud dengan kekayaan lain-lain milik desa adalah barang barang yang dibeli
atau diperoleh atas beban APBDesa/Daerah; barang yang berasal dari perolehan
lainnya dan atau lembaga dari pihak ketiga; barang yang diperoleh dari
hibah/sumbangan atau yang sejenis; barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan peraluran perundangan yang berlaku;
hak Desa dari Dana Perimbangan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; hibah dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota; hibah dari pihak ke 3
(tiga) yang sah dan tidak mengikat; dan hasil kerjasama desa.

7
KEGIATAN BELAJAR II

PENGELOLAAN ASET DESA

Sebagai sebuah wujud pemerintahan yang terkecil, maka pemerintah desa


dituntut pula untuk melaksanakan pengelolaan pemerintahan yang baik. Pengelolaan
yang baik diwujudkan untuk terlaksananya pembangunan desa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

A. Pengelolaan Aset Desa


Aset desa tersebut perlu dikelola dengan baik. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakt desa dan meningkatkan pendapatan desa.
Pengelolaan Aset Desa adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
pemindah-tanganan, penatausahaan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian atas Aset Desa (Margono, 2017).

Pengelolaan aset/ barang milik desa dilaksanakan berdasarkan atas asas-asas


pemerintahan yang baik, yaitu:

a. asas kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum


dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. Maksudnya asas ini
menghendaki pemerintah desa harus mengutamakan kepentingan

8
b. masyarakat desa terlebih dahulu.

c. Asas fungsional yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan


masalah-masalah di bidang pengelolaan barang milik Desa yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing.

d. Asas Kepastian Hukum yaitu pengelolaan barang milik desa harus


dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

e. Asas keterbukaan/transparansi yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang


milik desa harus transparan terhadap hak masyarakat desa dalam
memperoleh informasi yang benar.

f. Asas efisiensi yaitu pengelolaan barang milik desa diarahkan agar barang milik
desa digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan
dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pemerintahan desa secara optimal.

g. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik desa harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

h. Asas kepastian nilai yaitu pengelolaan barang milik desa harus didukung oleh
adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi
pengelolaan aset desa.
Secara umum berdasarkan PP nomor 43 tahun 2014 bahwa semua kekayaan milik
desa tidak boleh diserahkan atau dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain sebagai
pembayaran tagihan atas pemerintah desa. Kekayaan milik desa tersebut juga tidak
boleh digadaikan atau dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari pihak lain.

9
Gambar 2. Kegiatan Pengelolaan Aset Desa

Dalam melakukan Pengelolaan Aset Desa, biaya yang timbul akibat adanya
tindakan pengelolaan tersebut dibebankan kepada APB-Desa.

B. Objek Pengelolaan
Yang dimaksud Objek Pengelolaan Aset Desa adalah segala bentuk Aset Desa
yang nantinya menjadi objek untuk dilakukan tindakan pengelolaan. Secara umum
bahwa semua Barang Milik Desa maupun Kekayaan Desa yang merupakan Aset Desa
menjadi Objek Pengelolaan.
Adapun bentuk aset desa yang dilakukan pengelolaan adalah aset berupa Tanah
kas desa; Tanah ulayat; Pasar desa; Pasar hewan; Tambatan perahu; Bangunan desa;

10
Pelelangan ikan; Pelelangan hasil pertanian; Hutan milik desa; Mata air milik desa ;
Pemandian umum; dan aset lainnya milik desa. Hal ini sebagaimana yang tertuang
dalam UU Desa.
Aset lainnya milik desa merupakan aset-aset desa sebagaimana yang disebutkan
dalam pasal 76 ayat 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yang
meliputi:

a. kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Maksudnya adalah apabila pemerintah desa memperoleh Barang/aset
dengan dana yang berasal dari APBN, APBD maupun APB Desa, maka
barang-barang tersebut merupakan Aset/Barang Milik Desa. Contoh nya
adalah kendaraan tanah, gedung, bermotor, mesin, genset, komputer dll
yang dibeli/diperoleh dari APB Desa. Jadi apabila pemerintah desa membeli
tanah dengan menggunakan APB Desa, maka tanah tersebut menjadi
Aset/Barang Milik Desa.

b. kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang
sejenis.
Maksudnya adalah setiap Barang yang diperoleh dari
pemberian/hibah/sumbangan dari pihak lain yang diperuntukkan kepada
desa, maka barang tersebut setelah diserahterimakan, akan menjadi Aset
Desa. Termasuk didalam sumbangan adalah tanah wakaf sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Hibah didefinisikan sebagai pengalihan kepemilikan barang dari
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Desa, antar Pemerintah Desa atau
dari Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah kepada pihak lain tanpa

11
memperoleh penggantian.

c. kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak


dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. hasil kerjasama desa; dan

e. kekayaan desa yang berasal dari perolehan lainnya sah.

C. Subjek Pengelolaan
Subjek Pengelolaan Aset Desa adalah pihak-pihak yang melakukan dan
bertanggung jawab dalam pengelolaan aset desa. Sebagaimana yang tertuang dalam
UU desa, Pasal 26 menyatakan bahwa Kepala Desa memegang kewenangan
kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa. Selanjutnya dalam pasal 109 PP 43
tahun 2014 disebutkan bahwa Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan kekayaan milik desa. Dalam menjalankan tugas pelaksanaan pengelolaan
kekayaan/aset Desa, Kepala Desa dapat mendelegasikan sebagian kewenangannya
kepada perangkat Desa. Selain itu, pihak yang terlibat dalam pengelolaan
aset/kekayaan desa antara lain adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Sehingga
bisa disimpulkan Subjek Pengelolaan Aset/Kekayaan Desa
adalah:.......................................................

D. Ketentuan Pengelolaan Aset Desa


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kegiatan pengelolaan Aset
desa merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penghapusan,
pemindah-tanganan, penatausahaan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian atas Aset Desa. Dasar hukum dari pelaksanaan pengelolaan aset desa
sesuai dengan UU no 6 tahun 2014 dan PP nomor 43 tahun 2014. Pada pasal 113 PP

12
nomor 43 Tahun 2014 disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai
pengelolaan kekayaan milik Desa diatur dengan peraturan menteri. Sampai saat
bahan ajar ini diselesaikan, peraturan menteri yang mengatur detail teknis sesuai
dengan UU desa serta Peraturan Pemerintah terbaru belum ada, maka pelaksanaan
pengelolaan Kekayaan/aset milik desa menggunakan peraturan menteri yang lama,
yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Kekakayan Desa.
Berikut tata cara pengelolaan Aset/Kekayaan Milik Desa mulai dari kegiatan
Perencanaan sampai dengan Pengawasan dan pengendalian:

1. Perencanaan
Dalam pengelolaan Aset/kekayaan milik desa, kegiatan perencanaan diidentikan
dengan kegiatan perencanaan kebutuhan, yang dimaksud dengan kegiatan
perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan Kekayaan
Desa untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah ada dengan keadaan
yang sedang berjalan sebagai dasar melakukan tindakan yang akan datang.
Berdasarkan PP Nomor 43 tahun 2014 pasal 125 dinyatakan bahwa Perencanaan,
pemanfaatan, dan pendayagunaan aset Desa dan tata ruang dalam
pembangunan kawasan perdesaan dilakukan berdasarkan hasil
musyawarah Desa yang selanjutnya ditetapkan dengan peraturan Desa. Hal ini
berarti bahwa kegiatan perencanaan kebutuhan dilaksanakan dengan
terl................................................

2. Pengadaan
Yang dimaksud dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk

13
memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa . Pengadaan
aset/kekayaan milik desa pada dasarnya dimaksudkan untuk digunakan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kepala Desa sebagai kepala Pemerintahan Desa,
serta digunakan untuk penyelenggaraan ..............................
Dalam mekanisme pengadaan Barang ada beberapa mekanisme yang bisa dipilih,
mekanisme tersebut antara lain:

a) Swakelola

Yang dimaksud dengan swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa


dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi
sendiri oleh pemerintah desa sebagai penanggung jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Berikut gambar proses
Pengadaan Barang/jasa secara Swakelola.

Gambar 3. Proses PBJ swakelola

14
b) Melalui Penyedia Barang/Jasa

Yaitu Pengadaan Barang/Jasa langsung dengan melalui badan usaha/


peroranganyang memenuhi syarat dan mampu menyediakan barang/jasyang
dibutuhkan. Berikut gambar langkah-langkah pengadaan melalui penyedia
Barang/Jasa.

Gambar 4. Proses PBJ pihak ke 3

3. Penatausahaan
Kegiatan penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, serta pelaporan aset/kekayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sehingga penatausahaan Aset/kekayaan desa terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pokok
yaitu:
➢ Pembukuan, yaitu Kegiatan pendaftaran dan pencatatan aset/kekayaan desa ke
dalam suatu daftar yang digunakan untuk menatausahakan aset/kekayaan desa.

15
Sebagaimana terdapat dalam UU desa dan PP yang terbaru mengenai desa, maka
pencatatan aset/kekayaan desa ini dilaksanakan dengan pemberian kode barang.
Kode disesuaikan dengan peraturan bupati/walikota serta ditetapkan dengan
keputusan kepala desa. Pencatatan aset/kekayaan desa ini dilaksanakan untuk
transaksi-transaksi yang terjadi terkait dengan masuk/bertambahnya
aset/kekayaan desa dan keluar/berkurangnya aset/kekayaan desa, selain itu juga
terkait dengan kondisi aset/kekayaan desa yang dimiliki.

➢ Inventarisasi, merupakan kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan


pelaporan hasil pendataan kekayaan/aset milik desa. Kegiatan pendataan ini
dimaksudkan untuk mengetahui secara riil aset/kekayaan desa yang dimiliki.
Kegiatan inventarisasi dilaksanakan secara berkala, bisa 2 tahun sekali atau 5
tahun sekali sesuai dengan peraturan gubernur/bupati setempat.

➢ Pelaporan, merupakan kegiatan penyampaian data dan informasi yang


dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan, dalam hal ini adalah pemerintah
desa kepada pihak-pihak tertentu (bupati/walikota). Dalam peraturan
pemerintah nomor 43 tahun 2014, dinyatakan bahwa laporan yang wajib
disampaikan hanyalah Laporan Realisasi Anggaran/ laporan realisasi pelaksanaan
APB Desa dan laporan pertanggungjawaban kepala desa, yang didalamnya juga
mencakup laporan tentang aset/kekayaan milik desa. Kepala Desa
menyampaikan laporan hasil pengelolaan kekayaan desa kepada Bupati/Walikota
melalui Camat setiap akhir tahun anggaran dan/atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.

4. Penilaian
Penilaian aset/kekayaan desa merupakan proses kegiatan penelitian yang selektif

16
didasarkan data/fakta yang obyektif dan relevan dengan metode/teknis tertentu
untuk memperoleh nilai barang milik desa dan nilai penggantinya. Penilaian barang ini
dilakukan dalam rangka penyusunan nilai untuk pemanfaatan serta
pemindahtanganan aset/kekayaan milik desa. Jadi apabila pemerintah desa ingin
melakukan kegiatan pemanfaatan maupun pemindahtanganan aset/kekayaan desa,
maka terlebih dahulu dilakukan penilaian atas aset/kekayaan desa tersebut.
Peraturan mengenai penilaian baik aset daerah maupun aset desa sampai saat ini
belum ada.

5. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian


Dalam UU desa Pasal 112 dinyatakan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membina dan mengawasi
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Selain itu juga pada ayat selanjutnya
dinyatakan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada
perangkat daerah.
Pembinaan dan pengawasan desa yang dilakukan oleh pemerintah dilaksanakan
oleh camat. Pembinaan dan pengawasan desa terutama terkait dengan
aset/kekaayan desa dilakukan melalui pengelolaan keuangan desa dan
pendayagunaan aset desa, memfasilitasi penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan, dll. Selain itu Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan
pengawasan pengelolaan Kekayaan Desa, dengan cara menetapkan kebijakan teknis
pengelolaan dan melindungi Kekayaan Desa. Bupati/Walikota melakukan
pengawasan pengelolaan kekayaan desa melalui audit yang dilakukan oleh
Inspektorat Kabupaten/Kota.

17
DAFTAR PUSTAKA

RI, Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa, Jakarta

Pemerintah RI. (2014). Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Jakarta

Menteri Dalam Negeri RI, 2014, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Jakarta

Margono. (2017). Inventarisasi. Tangerang Selatan.

Wijito Listiyarko, 2017, Buku Pendidikan dan Pelatihan Petugas Pengurus Aset Desa,
Tangerang Selatan

18

Anda mungkin juga menyukai