Anda di halaman 1dari 6

BAB I

NILAI – NILAI PANCASILA DALAM


KERANGKA PRAKTIK PENYELENGARAAN NEGARA

Petunjuk Materi :
Untuk materi kali ini silahkan di resume/ diringkas materi yang penting dan kerjakan
dibuku tugas PPKN!

B. PENGERTIAN KEDAULATAN

Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara daerah dan sebagainya. Dalam
suatu hukum konstitusi dan internasional, kedaulatan terkait dengan suatu pemerintahan yang
mempunyai kendali penuh urusan dalam negerinya sendiri dalam suatu wilayah atas batas
teritorial atau geografisnya, dan dalam konteks tertentu terkait dengan berbagai organisasi atau
lembaga yang mempunyai yuridiksi hukum sendiri.

Bentuk Kedaulatan
Kedaulatan memiliki 2 bentuk yang memiliki sistem berbeda.
 Kedaulatan Ke Dalam
Kedaulatan Ke Dalam yaitu Negara atau pemerintah berhak mengatur segala kepentingan
rakyat atau negaranya melalui berbagai negara yang dibentuk oleh negara tersebut.
 Kedaulatan Ke Luar
Kedaulatan Ke Luar adalah pemerintah mempunyai kekuasaan yang bebas, tidak terikat
dan tidak tunduk kepada kekuatan lain selain ketentuan yang sudah ditetapkan.
Jenis-Jenis Kedaulatan
Jenis kedaulatan dibagi menjadi 4 jenis yang bisa dilihat pada penjelasan dibawah ini.
1. Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan Tuhan merupakan suatu kedaulatan yang asalnya dari Tuhan yang telah
diberikan kepada seorang raja atau penguasa. Dalam hal ini kehendak Tuhan menjelma
dalam diri seorang raja tau penguasa, maka seorang raja dianggap sebagai utusan Tuhan
atau wakil Tuhan. Peraturan yang dijalankan oleh penguasa sumberny merupakan dari
Tuhan, oleh sebab itu rakyat harus mematuhi dan tunduk kepada suatu perintah penguasa.
Kedaulatan Tuhan ini dianut oleh beberapa tokoh diantaranya Agustinus, Thomas
Aquinas, Marsillius, dan F.J. Stahl. Penerapannya yaitu pernah diterapkan di Negara
Ethiopia ketika masa Raja Haile Selassi, Belanda dan Jepang ketika masa Kaisar Tenno
Heika.
2. Kedaulatan Raja
Kedaulatan Raja yaitu suatu bentuk kedaulatan negara yang letaknya di tangan Raja,
karena seorang raja adalah penjelmaan dari kemauan Tuhan dan merupakan bayangan
dari Tuhan. Supaya negaranya kuat dan kokoh, maka seorang Raja harus mempunyai
kekuasaan yang kuat dan tidak memiliki batasan sehingga rakyat harus rela menyerahkan
hak-hak dan kekuasaannya kepada seorang Raja. Tokoh yang mempunyai paham
kedaulatan Raja diantaranya adlaah Niccolo Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes
dan F. Hegel. Teori ini pernah diterapkan di Negara Perancis ketika masa Raja Louis
XIV.

3. Kedaulatan Negara
Kedaulatan Negara ialah suatu kekuasaan pemerintahan yang bersumber dari suatu
kedaulatan Negara. Karena sumbernya dari negara, maka negara dianggap mempunyai
kekuasaan yang tidak terbatas, dan kekuasaan tersebut diserahkan kepada Raja atas nama
suatu negara. Suatu ngara dapat membuat aturan hukum sendiri, oleh karena itu negara
tidak wajib tunduk dari hukum. Pengikut teori ini adalah George Jellinenk dan Paul
Laband. Teori ini pernah diterapkan di Negara Rusia ketika kekuasaan Tsar dan Jerman
pada masa Hitler.
4. Kedaulatan Hukum
Kedaulatan Hukum merupakan suatu kekuasaan tertinggi. Pada kedaulatan ini kekuasaan
negara harus bersumber pada sebuah hukum, dan sumber sendiri bersumber pada rasa
keadilan dan kesadaran hukum. Menurut teori ini, suatu negara diharapkan menjadi
sebuah negara hukum, yang artinya semua perbuatan suatu penyelenggara negara dan
rakyat harus berlandaskan hukum yang berlaku. Penganut teori ini diantaranya H.
Krabbe, Immanuel Kant, dan Kranenburg. Kedaulatan ini pernah diterapkan di sebagian
besar Negara di Eropa dan Amerika.
5. Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan Rakyat yaitu suatu kedaulatan yang kekuasaan tertingginya berada di tangan
rakyat. Rakyat memberi kekuasaan kepada penguasa untuk menjalankan suatu sistem
pemerintahan melalui sebuah perjanjian yang disebut kontrak sosial. Seorang pemimpin
negara dipilih dan ditentukan atas kemauan rakyat melalui perwakilan yang duduk dalam
suatu pemerintahan dan sebaliknya, penguasa negara harus mengakui dan melindungi
suatu hak-hak rakyat serta menjalankan sebuah pemerintahan berdasarkan aspirasi rakyat.
Jika penguasa negara tidak mampu atau tidak dapat menjami suatu hak-hak rakyat dan
tidak bisa memenuhi aspirasi rakyat, maka rakyat bisa saja mengganti pemimpin tersebut
dengan pemimpin yang baru. Penganut teori ini diantarana Solon, John Locke,
Montesquieu, J.J Rousseau. Teori kedaulatan ini diterapkan hampir diseluruh dunia tetapi
dalam pelaksanaanya tergantung kepada rezim yang berkuasan saat itu, ideologi dan
suatu kebudayaan masing-masing negara.
Sifat-Sifat Kedaulatan

Dalam sebuah kedaulatan ada beberapa sifat, yaitu:

1. Permanent atau Tetap Sifat permanen atau tetap artinya walau sebuah negara terjadi
reorganisasi dalam struktur, kedaulatan tidak akan berubah.
2. Asli Sifat kedaulatan asli mempunyai arti bahwa kedaulatan ini tidak berasal dari
kekuasaan lain yang lebih tinggi, yang artinya tidak ada yang menciptakan kedaulatan itu
karena ia terbentuks sendiri.
3. Absolut artinya dalam suatu negara tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari
kedaulatan.
4. Tidak Dapat Terbagi-Bagi Yang berarti bahwa suatu kedaulatan tidak boleh dibagi-bagi
kepada beberapa badan tertentu karena hal tersebut akan menimbulkan pluralisme atau
keadaan masyarakat majemuk dalam suatu kedaulatan
5. Tidak Terbatas Sifat kedaulatan tidak terbatas artinya kedaulatan itu meliputi setiap orang
dan suatu golongan yang berada dalam sebuah negara tanpa kecuali.

C. SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Pembukaan UUD 1945 Alinea IV
menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara
Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Selain bentuk
negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada
Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensial.
a. Pembagian kekuasaan secara horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal adalah pembagian kekuasaan yang dilakukan pada
tingkatan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah berdasarkan fungsi lembaga-lembaga
tertentu.  Pembagian kekuasaan pada tingkar pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah
amandemen UUD 45. Pergeseran yaitu dari tiga kekuasaan (legislatif, eksekutif, yudikatif)
menjadi enam kekuasaan negara yaitu:
1. Kekuasaan eksekutif, merupakan kekuasaan negara untuk menjalankan undang-undang
dan presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 45.
2. Kekuasaan legislatif, merupakan kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Kekuasaan ini dipegang oleh badan legislatif yang sering disebut Dewan Perwakilan
Rakyat.
3. Kekuasaan yudikatif, merupakan kekuasaan negara untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung
dan Mahkamah Konstitusi.
4. Kekuasaan konstitutif, merupakan kekuasaan negara untuk mengubah dan menetapkan
UUD 45 dan dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. 
5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif, merupakan kekuasaan yang berkaitan dnegan
penyelenggaran pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
6. Kekuasaan moneter, merupakan kekuasaan negara untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga sistem pembayaran serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia selaku Bank
Sentral di Indonesia.
b. Pembagian kekuasaan secara vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan negara berdasarkan
tingkatannya yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan yaitu propinsi,
kota dan kabupaten. Semua daerah tersebut memiliki pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang.   
D. Aktualisasi Nilai – Nilai Pancasila Dalam Penyelengaraan Negara

Berikut nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan negara: Nilai Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya: Pengakuan adanya causa prima (sebab
pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-
masing dan beribadah menurut agamanya. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi
diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku. Atheisme dilarang hidup dan
berkembang di Indonesia.

Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antarumat dan
dalam beragama. Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Nilai
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya :
Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan karena manusia
mempunyai sifat universal. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini
juga bersifat universal.

Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti yang dituju masyarakat
Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif. Perlu pelurusan dan penegakan
hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan, karena keadilan harus direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Nilai Sila Persatuan Indonesia Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut: Nasionalisme


Cinta bangsa dan tanah air Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa Menghilangkan
penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan, dan perbedaan warna kulit. Nilai Sila
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut : Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrassi
dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu
diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan outusan
bersama secara bulat. Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu
diingat bahwa keputusasn bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran
bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara Indonesia, yaitu
terletak pada permusyawaratan rakyat. Rumusan Pancasila dari 3 Tokoh Nasional Nilai Sila
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Beriku nilai-nilainya : Kemakmuran yang merata
bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan berkelanjutan. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya
dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing. Melindungi yang
lemah agar kelompok warga massyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.

Anda mungkin juga menyukai