Anda di halaman 1dari 23

Dosen : Dr. H. Ronny. SKM. M.

Kes

Mata kuliah : Klinik Sanitasi

ANALISIS HASIL INVESTIGASI TERHADAP MASALAH KESEHATAN


LINGKUNGAN

Di susun oleh :

1. SYAIQ IBNU BATUTAH YUNUS PO.714221181047


2. FITRASUL PO.7142211810013
3. ANDI RAFIKA REZKY AULIYA PO.714221181005
4. A. IRMAWATI PO.714221181001
5. LISDA PO.714221181020
6. RISMA TRI PUTRI PO.714221181042
7. FAJRIANI PO.714221181012
8. CHALINA DIZA AZZAHRAH PO.714221181007
9. LOLA OKTAVIA RAYA PO.714221181021
10. NURULMAWADDAH PO.714221181032

D.IV III.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan puja syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini.
Salawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW,
Nabi yang telah berjuang membawa umatnya keluar dari zaman kebodohan menuju zaman
berpengetahuan.

Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan
kami tugas makalah ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat banyak referensi untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu saran dan kritik yang mampu membangun dan menyempurnakan makalah ini
sangat diharapkan dari pembaca.

Makassar, 18 April 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian wabah dan investigasi wabah....................................................... 4

B. Bentuk wabah................................................................................................. 5

C. Ruang lingkup wabah.................................................................................... 7

D. Kriteria kerja wabah....................................................................................... 7

E. Tujuan penyelidikan wabah........................................................................... 9

F. Prinsip prinsip dasar investigasi wabah......................................................... 11

G. Langkah Langkah dalam melakukan investigasi........................................... 11

H. Penanggulangan dalam penyebaran wabah................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................... 18

iii
B. Saran.............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuana kuman

cholera oleh jhon snow sehingga ia terkenal dengan metode investigasi wabah cholera di

London.

Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa yang lebih

banyak dari pada yang diperkirakan dalam satu periode waktu tertentu diarea tertentu atau

diantara kelompok tertentu. disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu

wabah muncul ketika aktifitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu kluster yang tidak

bisa atau terjadinya peningkatan jumlah kasus yang signifikan dari jumlah biasanya.

Pakar dan ilmuan merasa mempunyai tantangan dan kesempatan untuk terusmenerus

menggali dan menemukan ilmu pengetahuan baru guna mengatasi masalah ini.Ketika dokter

mendiagnosa suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat, bidan, atau petugas

laboraturium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus.Kluster kasus adalah

kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadidalam rentang waktu dan

tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknyakasus dapat melebihi jumlah yang

diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakantidak diketahui. Karena rate endemik

penyakit nosokomial, cedera dan kejadian yangmerugikan lainnya berbeda untuk masing-

masing fasilitas pelayanan kesehatan, hanyaada sedikit kriteria pasti untuk menentukan

kepada yang diperlukan upaya evaluasi padasuatu masalah yang potensial.

Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa (KLB)

penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan perlunya

1
peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB tersebut dengan langkah-

langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya menjadilebih

cepatdan akurat pula. Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal

pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke la pangan.

Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untukmemiliki pedoman

penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja para

petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka melakukanrespon KLB.

Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global,

sehinggamendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat.

Letusan penyakitakibat pangan ( foodborne disease) dan kejadian wabah penyakit lainnya

terjaditidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan

higieneumumnya buruk, tetapi jugadi negara-negara maju. Oleh karena itu disiplin

ilmuepidemiologi berupaya menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah

kesehatandalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah dan

gangguankesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. Peristiwa

bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit

diwilayahtertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang mengejutkan danmembuat

panik masyarakat di wilayah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian wabah dan investigasi wabah?

2. Apa bentuk bentuk wabah?

3. Bagaimanakah ruang lingkup wabah?

2
4. Bagaimana kriteria kerja wabah?

5. Apa tujuan penyelidikan wabah?

6. Apa prinsip prinsip dasar investigasi wabah?

7. Bagaimana Langkah Langkah dalam melakukan investigasi?

8. Bagaimana penganggulangan penyebaran wabah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana menganalisis terhadap investigasi wabah penyakit

lingkungan.

2. Untuk mengetahui bagaimana Langkah Langkah penyelidikan wabah.

3. Untuk mengetahui kriteria kerja investigasi terhadap wabah penyakit lingkungan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wabah dan Investigasi Wabah

Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi darinormal

(kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi yang diberikan mengenaiwabah baik kelompok

maupun para ahli diantaranya :

1.Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerangsejumlah besar

orang didaerah luas ( KBBI : 1989 ).

2. Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telahmeluas secara

cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit ( depkesRI, DirJen P2MPLP :

1981).

3. Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalammasyarakat yang

jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi darikeadaan yang lazim pada waktu

dan daerah tertentu serta dapat menimbulkanmalapetaka ( UU RI No. 4 tahun 1984 ).

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan /

kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

(Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor560/Menkes/Per/VIII/1989). Dengan pengertian

diatas di kehendaki agar wabahdapat segara ditetapkan apabila ditemukan suatu penyakit yang

dapatmenimbulkan wabah, walaupun penyakit tersebut belum menjalar dan

belummenimbulkan malapetaka yang besar dalam masyarakat.

4
B. Bentuk Wabah

Seperti yang telah dijelaskan di atas pengertian wabah dalam epidemiologimoderen pada

saat ini lebih di tekankan pada konsep prevalensi yang berlebihandan tidak selalu menyangkut

penyakit menular, walaupun demikian sesuai dengan prioritas permasalahan kesehatan di

Indonesia, yang dimaksud dengan wabahdalam pengertian oleh Departemen Kesehatan RI

hampir selalu adalah wabah penyakit menular. Dibawa ini pembagian wabah menurut

sifatnya:

1. Berdasarkan Sifatnya

Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu :

1). Common Source Epidemic

Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan olehterpaparnya sejumlah orang

dalam suatu kelompok secara menyeluruhdan terjadi dalam waktu yang reatif singkat.

Adapun common sourceepidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan

keracunanmakanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu

puncakepidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanyadalam hitungan

jam, tidak ada angka serangan kedua.

Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat

dalam waktu yang singkat ( point source ofepiemic), maka resultan dari semua kasus/

kejadian berkembang hanyadalam satu masa tunas saja Point source epidemic dapat

pula terjadi pada penyakit oleh faktor penyebab bukan infeksi yang

menimbulkanketerpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia yang

beracun di udara terbuka.

5
2). Propagated / Progresive Epidemic

Bentuk epidemik dengan penularan dari orang ke orangsehingga waktu lebih lama

dan masa tunas yang lebih lama pula.Propagated atauprogresif epidemik terjadi karena

adanya penularandari orang ke orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif

lamawaktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan pendudukserta

penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat,

masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke

waktu sampai pada batasminimal anggota masyarakat yang rentan, lebih

memperlihatkan.

penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Masatuntas

penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan sehinggatampak bahwa masa epidemi

cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai

pada saat di mana jumlah masyarakat yang rentan mencapai batas yang

minimal.Contohnya, kejadian wabah demam berdarah di suatu tempat yangdalam

penyebarannya memerlukan waktu yang lama, dimana wabahini memerlukan masa

inkubasi. Selain itu penularan wabah demam berdarah ini, melalui vector yang berupa

nyamuk Aides Aigepty

2. Berdasarkan Cara Transmisinya

Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas :

1). Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicleepidemics), yaitu:

a. Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis.

b. Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (dilaboratorium)

c. Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis serum

6
2). Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu(epidemics

propagated by serial transfer from host to host ), yaitu :

a. Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral(shigellosis), rute

genitalia (sifilis), dan sebagainya.

b. Penjalaran melalui debu.

c. Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda)

C. Ruang Lingkup Wabah

1. Outbreak

Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita sutau penyakityang sama dimana

penderita tersebut mempunyai hubungan satusama lain.

2. Epidemi

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit)yang ditemukan pada suatu

derah tertentu dalam waktu yang singkatfrekwensinya meningkat

3. Pandemi

Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),frekwensinya pada wilayah

tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal

biasa timbuldalam suatu wilayah tertentu.

D. Kriteria Kerja Wabah

Kepala wilayah atau daerah setempat yang mengetahui adanya tersangkawabah (KJB

penyakit menular) diwilayahnya atau tersangka penderita penyakityang dapat menimbulkan

wabah, wajib segera melakukan tindakan – tindakan penanggulangan seperlunya, dengan

bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi wabah (UU No. 4 dan

PerMenKes 560/ MenKes/ Per/ VIII/1989).

7
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhicriteria

sebagai berikut :

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.

2. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian terus – menerus selama tiga kurunwaktu

berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).

3. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian, dua kali atau lebihdibandingkan dengan

periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).

4.Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali ataulebih

dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kalilipat atau

lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahunsebelumnya.

6. Case fatality rate (CFR) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentumenunjukan

kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periodesebelumnya

7. Proportional rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukankenaikan dua

kali atau lebih dibandingkan periode,

8. Kurun waktu atau tahun sebelumnya.

9. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : cholera dean demam berdarah

dengue.

a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis),

b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu,

c. Sebelumnya, daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

10. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebihsebagai KLB.

a. Keracunan makanan

8
b. Keracunan pestisida

11. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditanganiseperti

penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB dan perlu

penanganan khusus. Peningkatan jumlah kasus atau penderita yangdilaporkan belum

tentu suatu wabah (pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa

karena :

a. Perubahan cara pencatatan

b. Ada cara – cara dignosis baru

c. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat

d. Ada penyakit lain dengan gejala sama

e. Jumlah penduduk bertambah

E. Tujuan Penyelidikan Wabah

Tujuan diadakannya penyelidikan wabah sesuai dengan kebutuhan penyelidikan wabah,

misalnya etiologinya sudah ditemukan, maka penyelidikantidak diarahkan pada upaya

penegakan diagnosis tetapi lebih diarahkan untukmnemukan sumber dan cara penyebarannya.

Laporan penyelidikan pertama selalumenjelaskan kapasitas adanya kejadian tersebut dan

penegakkan etiologinya serta besarnya masalah pada saat penyelidikan berlangsung.

Cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penyelidikan antara lain sebagai

berikut :

1. Desain penyelidikan, apabila terdapat beberapa sasaran dan beberapa desai

penyelidikan perlu dijelaskan dengan sistematis.

2. Daerah penyelidikan, populasi, dan sampel penyelidikan.

3. Cara mendapatkan dan mengolah data primer dan sekunder.

9
4. Cara melakukan analisis

Tujuan utama investigasi wabah (Weber,dkk dalam Thomas dan Weber, 2001;CDC, 1992) :

1. Mengidentifikasi dengan cepat sumber dan reservoir dari wabah.

2. Melaksanakan intervensi untuk menanggulangi dan mengeliminasi wabah.

3. Mengembangkan kebijakan untuk mencegah wabah di masa mendatang

1. Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah

a. Upaya penanggulangan dan pencegahan

b. Surveilans ( lokal, nasional, dan internasional )

c. Penelitian

d. Pelatihan

e. Menjawab keingintahuan masyarakat

f. Pertimbangan program

g. Kepentingan politik dan hukum

h. Kesadaran masyarakat

2. Tujuan khusus penyelidikan KLB / wabah

a. Memastikan diagnose

b. Memastikan bahwa terjadi KLB/ wabah

c. Mengidentifikasi penyebab KLB

d. Mengidentifikasi sumber penyebab

e. Rekomendasi :cepat dan tepat

f. Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode KLB,serta

tempat terjadinya KLB ( variabel orang, waktu dan tempat).

10
F. Prinsip-prinsip dasar investigasi wabah

Menurut ( Thomas dan Weber, 2001) prinsip-prinsip dasar investigasi wabah antara lain :

1. Bersifat dinamis dan dapat dilaksanakan secara simultan.

2. Komunikasi antara berbagai pihak

3. Penerapan prinsip-prinsip epidemiologi dan statistik.

4. Data atau informasi harus direkam atau dicatat secara teliti dan hati-hati.

5. Tinjau (review) yang kritis dan hati-hati harus dilakukan berdasarkankeputusan ilmiah

yang relevan.

6. Berpikir terbuka terhadap berbagai kemungkinan sumber KLB atau wabah yang belum

terungkap

G. Langkah-langkah dalam melakukan investigasi

Langkah melakukan investigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang

sistemik yang terdiri dari:

1. Persiapan Investigasi di Lapangan

Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu :

b. Investigasi : Pengetahuan ilmiah perlengkapan danalat.

c. Administrasi : Prosedur administrasi termasuk izindan pengaturan perjalanan.

d. Konsultasi : Peran masing-masing petugas yangturun kelapangan.

2. Pemastian Adanya WabahDalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a). Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu

atau bulan sebelumnya.

11
b). Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlahyang

diharapkan.

c). Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya.

1. Catatan hasil surveilans

2. Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, danlain-lain.

3. Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah didekatnya atau

data nasional.

4. Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit

yang biasanya ada.

d). Pseudo endemik (jumlah kasus yang dilaporkan belum tentu suatuwabah) :

1. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita.

2. Adanya cara diagnosis baru.

3. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat.

4. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa.

5. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan.

3. Pemastian DiagnosisSemua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis

wabah,hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a). Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut.

b). Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan

peningkatan kasus yang dilaporkan.

c). Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi.

d). Kunjungan terhadap satu atau dua penderita.

12
4. Pembuatan Definisi Kasus

Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat kriteria untukmenentukan apakah seseorang

harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak.Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan

orang. Penyelidikan seringmembagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin

(probable), meragukan (possible), sensivitas dan spefsifitas.

5. Penemuan dan Penghitungan Kasus

Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakitdan kejadian yang

diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikandiagnosis. Informasi berikut ini

dikumpulakan dari setiap kasus :

a). Data identifikasi (nama, alamat, nomor telepon).

b). Data demografi (umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan).

c). Data klinis.

d). Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit.

e). Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau memberi umpan balik.

6. Epidemiologi Deskriptifa

a. Gambaran waktu berdasarkan waktu

Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafikhistogram yang

berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :

1. Memberi informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana

kemungkinan kelanjutannya.

2. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada

periode tersebut, bila telah diketahui penyakitdan masa inkubasinya.

13
3. Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikianmengetahui apakah

bersumber tunggal, ditularkan dari orang keorang, atau campuran keduanya.

b. Gambaran wabah berdasarkan tempat

Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambarangrafik berbentuk

Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengantitik atau symbol tempat tertentu

yang menggambarkan distribusigeografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis

kejadian namunmengabaikan populasi.

c. Gambaran wabah berdasarkan ciri orang

Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristikindividu yang ada

hubungannya dengan keterpajanan atau kerentananterhadapa suatu penyakit. Misalnya

karakteristik inang (umur, jeniskelamin, ras atau suku, status kesehatan) atau

berdasarkan pemaparan(pekerjaan, penggunaan obat-obatan).

7. Pembuatan Hipotesis

Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugasmemformulasikan

hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan,dan pemaparan yang

mengakibatkan sakit.

a. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu :

1. Apa reservoir utama agen penyakitnya?

2. Bagaimana cara penularannya?

3. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?

4. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?

b. Wawancara dengan beberapa penderita.

c. Mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan.

14
d. Kunjungan rumah penderita.

e. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat.

f. Epidemiologi diskriptif.

8. Penilaian Hipotesis

1). Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada,

2). Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungandan menyelidiki

peran kebetulan,

3). Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

9. Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahan

Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini:

1. Penelitian Epidemiologi (epidemiologi analitik).

2. Penelitian Laboratorium (pemeriksaan serum) dan Lingkungan(pemeriksaan tempat

pembuangan tinja).

10. Pengendalian dan Pencegahan

Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan

biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabahdiketahui Pada umumnya, upaya

pengendalian diarahkan pada mata rantaiyang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya

pengendalian mungkindiarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

11. Penyampaian Hasil Penyelidikan

Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporanlisan pada

pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat danmereka yang bertugas

mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yangkedua laporan tertulis. Penyampaian

penyelidikan diantaranya:

15
a. Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepatdan beralasan

b. Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah: simpulandan saran harus

dapat dipertahankan secara ilmiah.

c. Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknyasesuai dengan

tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang,metodologi, hasil, diskusi,

kesimpulan, dan saran).

d. Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan.

e. Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, danmerupakan bahan

rujukan apabila terjadi hal yang sama di masadatang.

H. Penanggulangan Penyebaran Wabah

Penanggulangan wabah biasa disebut dengan Sistem Kewaspadaan Dini(SKD-KLB),

yang dapat diartikan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan wabah secara dini

dengan melakukan kegiatan untukmengantisipasi wabah. Kegiatan ini dilakukan berupa

pengamatan yangsistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap atau waspada

yangcepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat.Kegiatan

yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit- penyakit yang

berpotensi terjadi wabah secara mingguan. Data-data yang telahterkumpul dilakukan

pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim

epidemiologi. Penyelenggaraan SKD- KLB telah diatur dalam PERMENKES

No.949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan

Dini KLB. Upaya penanggulangan KLB dilaksanakan den gantujuan untuk memutus rantai

penularan sehingga jumlah kesakitan, kematian maupun luas daerah yang terserang dapat

ditekan seminimal mungkin. Dalam operasionalnya kegiatan penanggulangan selalu disertai

16
kegiatan penyelidikanyang selanjutnya digunakan istilah penyelidikan dan penanggulangan

KLB. Upaya penyelidikan dan penanggulangan secara garis besar meliputi:

a. Persiapan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB

b. Memastikan adanya KLB

c. Menegakan etiologi KLB

d. Identifikasi ganbaran epidemologi KLB

e. Menegtahui seumber dan cara penyebaran KLB

f. Menetapkan cara-cara penanggulanagn

g. rekomendasi

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wabah dapat diartikan sebagai kejadian penyakit melebihi dari normal(kejadian

yang biasa terjadi). Langkah - langkah investigasi wabah dapatdilakukan melalui

beberapa tahap yaitu persiapan invetigasi di lapangan,Pemastian adanya Wabah,

Pemastian diagnostik, Pembuatan definisi kasus,Penemuan dan Perhitungan kasus,

epidemiologi deskriptif, pembuatan hipotesis,Penilaian hipotesis, Perbaikan hipotesis,

Pengendalian dan Pencegahan.Penyampaian hasil penyelidikan.Penanggulangan wabah

biasa disebut dengan Sistem Kewaspadaan Dini(SKD-KLB), yang dapat diartikan

sebagai upaya pencegahan dan penanggulanganwabah secara dini dengan melakukan

kegiatan untuk mengantisipasi wabah.Kegiatan ini dilakukan berupa pengamatan yang

sistematis dan terus-menerusyang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan

tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat.

B. Saran

18
DAFTAR PUTAKA

Hari Santoso. 2005. Laporan Akhir Tim Analisi Dan Evaluasi Hukum Tentang Wabah

Penyakit Menular.

https://bphn.go.id/data/documents/wabah_penyakit_menular.pdf

https://bawas.mahkamahagung.go.id/rb/spip/sosialiasi/BAHAN_ANALISA_RESIKO_D

AN_AKTIVITAS_PENGENDALIAN.pdf

Syahrul Basri. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan

https://media.neliti.com/media/publications/137478-ID-analisis-risiko-kesehatan-

lingkungan-mod.pdf

http://wiki.isikhnas.com/images/d/d0/Pedoman_Penilaian_Risiko_Cepat_Wabah_Penyak

it_Luar_Negeri.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai