Anda di halaman 1dari 31

Fisika Umum

Pengukuran, Besaran dan Satuan


Perkenalan
Nama: Ramli
Pendidikan:
S1 : Pendidikan Fisika (IKIP Padang, 1996)
S2 : Fisika (ITB, 2000)
S3 : Fisika (ITB, 2014)

HP: 081321029889
E-mail : ramlisutan@ymail.com,
ramli@fmipa.unp.ac.id
Web: https://sites.google.com/site/ramlitanmarajo
Pengukuran
Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala - gejala alam. Gejala alam dan
interaksi yang bisa diungkapkan biasanya dapat pula
dirumuskan dalam besaran-besaran Fisika.

Di antara besaran-besaran Fisika tersebut terdapat


besaran-besaran yang dapat diukur. Oleh karena itu,
pengukuran merupakan satu bagian penting dalam
Fisika.
A. Pengukuran

1. Memilih Alat Ukur dan Menentukan Ketelitiannya


a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar/Penggaris
Dari beberapa jenis mistar yang sering digunakan
antara lain: Stik meter, memiliki panjang 1 meter dan
memiliki skala desimeter, sentimeter dan milimeter.

Skala terkecil = 1 mm, maka ketelitian pengggaris = (1/2 x skala


terkecil ) =0,5 mm
A. Pengukuran

2. Jangka Sorong
Bagian-bagian jangka sorong:

mengukur 2 3
dimensi dalam Skala
dari suatu 5
Skala Utama
benda,
nonius

mengukur
dimensi Ketelitian Jangka Sorong adalah 0,1
luar suatu mm; yaitu 1 mm pada skala utama,
benda, dibagi 10 skala oleh skala nonius
A. Pengukuran

3. Mikrometer Sekrup
Bagian-bagian Mikrometer Sekrup
Selubung Skala Utama
Ulir

Skala Nonius

Skala terkecil = 0,5 mm dan dibagi 50 skala oleh skala nonius


yang terdapat pada selubung luar (teromol putar) sehinga,
tingkat ketelitian alat adalah : 0,01 mm
A. Pengukuran

b. Alat Ukur Massa

1. Neraca Pegas 3. Neraca Dua Lengan

2. Neraca Elektronik
4. Neraca Ohauss
A. Pengukuran

c. Alat Ukur Waktu


3. Stop Watch
1. Jam Dinding

2. Jam Matahari 4. Jam Pasir


A. Pengukuran

2. Jenis Pengukuran dan Cara Melaporkannya

a. Pengukuran Tunggal
1. Pengukuran dengan Mistar/Penggaris

Misalkan dari pengukuran panjang didapatkan hasil 5,6 cm. Mistar


mempunyai tingkat ketelitian ½ x 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm. Sehingga
dari hasil pengukuran dapat ditulis: ( 5,60 cm  0,05 ) cm

Arti penulisan hasil pengukuran tersebut adalah panjang kertas


(5,60 – 0,05) cm sampai (5,60 + 0,05) cm. Secara matematis
panjang kertas dapat dituliskan antara 5,55 ≤ xo ≤ 5,65 cm,
dengan xo adalah panjang kertas yang sebenarnya
2. Pengukuran dengan Jangka Sorong

2,1cm
0,05cm

2 3

5
Jadi: X=2,15 cm
2. Pengukuran dengan Jangka Sorong

Jangka sorong mempunyai skala terkecil 0,01 cm, tingkat ketelitiannya


½ x 0,01 cm = 0,005 cm. Hasil pengukuran dapat ditulis : ( hasil
pembacaan skala alat ukur  0,005 ) cm.

Jika tebal kotak adalah 2,15 cm, hasil pengukuran dapat ditulis
: (2,150  0,005) cm. Berarti hasil pengukuran tebal kotak berada
diantara 2,145 ≤ do ≤ 2,155 cm
3. Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian ½ x 0,01 mm


= 0,005 mm. Hasil pengukuran dapat ditulis : (hasil pembacaan
skala alat ukur  0,005 ) mm.

Jika ketebalan cover buku tulis 2,980 mm, maka dapat ditulis :
(2,980  0,005) mm. Berarti hasil pengukuran yang
sebenarnya adalah : 2,975 ≤ do ≤ 2,985 mm.
3. Aspek Pengukuran

a. Ketepatan (Presisi)
Kemampuan proses pengukuran untuk mendapatkan hasil yang
sama, khususnya pada pengukuran yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama.
Presisi → berkaitan dengan pembagian skala terkecil pada
sebuah alat ukur
Alat ukur yang presisi → berkaitan dengan penunjukan
yang konsisten

Skala mm (lebih Presisi) Skala cm


b. Akurasi (Ketelitian)
Kesesuaian antara hasil pengukuran dan nilai yang
sebenarnya

Akurasi → parameter penting dalam pengukuran.


Misalkan termometer yang akurat
❑ Menunjukkan nilai yang sama/dekat dengan nilai
yang sebenarnya

❑ Sensitif dan berespon terhadap perubahan


kecil pada temperatur
c. Kalibrasi
Kalibrasi/Peneraan: mencocokkan harga-harga yang tercantum
pada skala alat ukur dengan harga-harga standar (atau yang
dianggap benar)

Belum ada yang diukur, tapi kok angkanya tidak nol ???
d. Kepekaan (Sensitivitas)
Kemampuan alat ukur untuk mendapatkan suatu perbedaan
yang relatif kecil dari harga hasil pengukuran

Y (pembacaan skala) YA > YB


A
Alat ukur A lebih peka dari alat ukur B
YA
B dalam mengukur perbedaan suhu yang
relatif kecil
YB
Alat ukur A dapat menunjukkan
X (harga yang diukur) perbedaan suhu yang lebih jelas
Yx
dibandingkan dengan alat ukur B
3. Kesalahan Pengukuran

Kesalahan Paralaks
Kesalahan pembacaan alat ukur karena posisi mata yang tidak tepat.
NOTASI ILMIAH = BENTUK BAKU

Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang besar dan


kecil digunakan Notasi Ilmiah atau Cara Baku.
p,... .10 n

dimana : p,... ( angka-angka penting )


10n disebut orde
n bilangan bulat positif atau negatif

contoh : - Massa bumi = 5,98 . 10 24


- Massa elektron = 9,11 . 10 -31
- 0,00000435 = 4,35 . 10 -6
- 345000000 = 3,45 . 10 8
C. Besaran dan Satuan
Besaran Pokok : Besaran yang tidak diturunkan dari besaran yang lain
Besaran Turunan : Besaran yang diturunkan dari satu atau beberapa besaran pokok
Satuan Baku : Satuan yang telah diakui secara Internasional. Misalnya
meter, kilogram, dan sekon
Satuan tidak Baku : Satuan yang tidak diakui secara Internasional, misalnya didaerah-
daerah di Indonesia (depa, jengkal, hasta, dll), di Inggris Inci, feet (kaki)
BESARAN POKOK SATUAN SI
Nama Lambang Rumus
Dimensi
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram kg M
3. Waktu Sekon s T

Besaran Pokok 4. Arus listrik Ampere A I


5. Suhu termodinamika Kelvin K 
6. Jumlah zat Mol m N
7. Intensitas cahaya Kandela cd J
BESARAN TAMBAHAN SATUAN SI
8. Sudut datar radian rad
9. Sudut ruang steradian sr
Besaran Turunan
Awalan Yang Digunakan Dalam S.I.
BESARAN TURUNAN SATUAN SI
1. Energi Joule J AWALAN SIMBOL FAKTO
2. Gaya Newton N R
3. Daya Watt W Kilo K 10 3
4. Tekanan Pascal Pa Mega M 10 6
5. Frekwensi Hertz Hz Giga G 10 9
6. Beda Potensial Volt V Tera T 10 12
7. Muatan listrik Coulomb C Milli m 10 -3
8. Fluks magnit Weber W Mikro  10 -6
b Nano n 10 -9
9. Tahanan listrik Farad F Piko p 10 -12
10. Induksi magnetik Tesla T Femco f 10 -15
11. Induktansi Henry Hb Ato a 10 -18
12. Fluks cahaya Lumen Lm
13. Kuat penerangan Lux Lx
D. Dimensi
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara suatu besaran itu tersusun dari
besaran-besaran pokoknya.
BESARAN POKOK SATUAN SI
Nama Lambang Rumus
Dimensi
1. Panjang Meter m L
2. Massa Kilogram kg M
3. Waktu Sekon s T
4. Arus listrik Ampere A I
5. Suhu termodinamika Kelvin K 
6. Jumlah zat Mol m N
7. Intensitas cahaya Kandela cd J
BESARAN TAMBAHAN SATUAN SI
8. Sudut datar radian rad
9. Sudut ruang steradian sr
Kegunaan Dimensi
1. Untuk mengungkapkan kesetaraan beberapa besaran fisika yang
sepintas tampak berbeda.
2. Untuk menentukan satuan besaran turunan
3. Untuk menguji kebenaran suatu rumusan fisika

Contoh : Ek = 12 mv2 Ep = mgh W = F .s


m=M m=M
F = MLT −2
v = LT −1 h=L
s=L
−1 2
Ek = M [ LT ] g = LT − 2
W = ML2T − 2
Ek = ML2T − 2 Ep = ML2T − 2

Dari analisis dimensi di atas, maka energi kinetik, energi potensial,


dan usaha merupakan besaran yang memiliki kesetaraan
BESARAN VEKTOR dan SKALAR

• Skalar
– simbol: A
– Kuantitas yang hanya memiliki besaran saja.
– memenuhi aljabar biasa
• Vektor

– simbol: A atau A
– Kuantitas yang memiliki besaran dan arah
– memenuhi aljabar vektor
– Diagram: Gambar panah
• Panjang panah: besarnya vektor
• Arah panah: Arah vektor
PENJUMLAHAN VEKTOR TAIL-TO-HEAD

R=A+B

Besar dan arah


vektor diukur
langsung.
PENGURANGAN VEKTOR

1. Sebuah vektor jika dikalikan -1, besarnya tetap tetapi


arahnya berbalik 180 derajad.
2. Pengurangan vektor berdasarkan operasi penjumlahan
vektor.
KOMPONEN SEBUAH VEKTOR
Vektor A dengan komponen2
vektor Ax dan Ay yang saling
tegaklurus.
Komponen skalarnya:
Ax=A cos 
Ay=A sin 

Ada 2 cara menyatakan vektor A


1. A=Ax + Ay
2. A = A2 + A2
x y

 Ay 
 = tan 
−1

 Ax 
KOMPONEN SEBUAH VEKTOR
(lanjutan)

Arah komponen vektor


tergantung pada arah
sumbu2 yang digunakan
sbg acuan.
A =Ax + Ay
atau
A =A’x + A’y
PENJUMLAHAN VEKTOR
BERDASARKAN KOMPONENNYA
C=A+B C = C x2 + C y2
Cx = Ax + Bx dan
Cy = Ay + By Cy
 = tan (
−1
)
Cx
VEKTOR SATUAN
Vektor dapat dituliskan dalam vektor-vektor satuan. Sebuah
vektor satuan mempunyai magnitudo/ukuran yang besarnya
sama dengan satu (1). Vektor satuan dalam sistem koordinat
kartesis dinyatakan dengan i, j dan k yang saling tegaklurus.

Vektor A dapat ditulis:


y 
A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ
A atau
j A = Ax i + Ay j + Az k
dan
k x 
i A
z Aˆ =
A
PERKALIAN VEKTOR
B
• Perkalian titik
A.B = AB cos 
 A
A.B = AxBx + AyBy + AzBz
• Perkalian Silang
C
C=AxB
C = AB sin 
Cx = AyBz – AzBy
Cy = AzBx – AxBz B

Cz = AxBy – AyBz
 A

Anda mungkin juga menyukai