Anda di halaman 1dari 25

TUGAS REVIEW BOOK

Dosen Pengampu: Lianto, M. Th

Nama : Eri

NIM : 1802111590

Kelas : B

Semester : VI

Prodi : PAK

Mata Kuliah : Misiologi

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN)

PALANGKA RAYA 2021


Identitas Buku : "Teks - teks Klasik tentang Misi dan Kekristenan Sedunia "

Penulis : Norman E Thomas

Penerbit : BPK Gunung Mulia.

Bab : 5 - 17

Halaman review : 115 s.d 463

BAB 5

Misi Sebagai Kehadiran kita Gereja Bersama orang lain

Pada tahun 1981,Gereja Katolik di Korea Selatan Mengorganisasikan "Tahun Penginjilan kepada
sesama".Gerakan ini di carikan oleh "kepekaan terhadap kebutuhan sesama, kesaksian rasul, dan
tindakan misioner".keseluruhan pendekatan ini mengambil bentuk hubungan
antarpribadi,antarkeluarga,dalam sebuah komunitas kecil. Misi seperti inI adalah Sebuah contoh
tentang paradigma kontemporer pertama Bosch-misi sebagai kehadiran gereja bersama orang
lain.

Pada masa sebelumnya, kebanyakan orang kristen di Eropa dan Amerika Utara memandang misi
sebagai kegiatan "jauh di sana"yang di laksanakan oleh para spesialis misi. Jemaat setempat
sering kali "melakukan misi"melalui dukungan terhadap orang lain ketimbang melalui tindakan
langsung.

Pergeseran -pergeseran dalam pemikiran Protestan mengenai kewajiban antara gereja dan misi di
mulai pada awal abad ke-20. Roland Alien, seorang misionaris Anglikan di Tiongkok,merupakan
salah seorang pertama yang menyerukan pemulihan model gereja apostolik.

Ia mengontraskan metode-metode misi pada masanya, yang menghasilkan ketergantungan yang


lebih kurang bersifat permanen dari gereja misi terhadap kepemimpinan dan dukungan
asing,dengan metode Paulus yang mendirikan gereja-gereja pribumi yang terorganisasi lengkap.
Dari Konferensi IMC di Tambatan, 1938,muncul pernyataan yang jelas bahwa "tugas hakiki
Gereja adalah menjadi duta kristus".
Pernyataan Dietrich Bonhoeffer bahwa "gereja baru menjadi gereja apabila ia hadir bagi orang
lain," yang di tulis pada tahun 1944 dari sebuah penjara Nazi, adalah pernyataan motif yang
paling sering dikutip. Sidang IMC di Ghana pada tahun 1958 menambahkah keyakinan bahwa
misi adalah "milik Kristus, vukan milik kita. Kristus membentuk suatu umat, sebagai wujud
Kristus harus membentuk suatu umat yang selalu prihatin tentang bagaimana membentuk suatu
umat-umat yang adalah anggota Yesus Kristus, suatu umat yang terdiri dari dari saudara/i, dari
orang - orang Kudus. Sebagai tubuh Kristus yang kelihatan, gereja membentuk suatu umat, yang
semuanya dipersatukan di dalam Allah,dan keesaan yang dihasilkan dari setiap orang bersama
dengan yang lainnya, artinya suatu komunitas yang bertumbuh didalam kemitraan.

Tugas hakiki Gereja adalah menjadi duta Kristus, memberitakan kerajaan-Nya. Semua aktivitas
Gereja, baik pelayanan sosial, pendidikan, penyebaran literatur Kristen, penyembuhan tubuh dan
jiwa, atau usaha adapun lainnya. Semua itu tanda-tanda yang menunjuk kepada Kristus sebagai
juruselamat semua manusia. Gereja bagi orang lain, hidup didalam Kristus dalam keyakinan
Bonhoeffer berarti menjadi gereja yang hadir bukan orang - orang percaya yang saleh melainkan
bagi orang lain. Gereja masa depan didalam dunia, gereja harus berbicara tentang hidup
sederhana, kemurnian, kepercayaan, kesetiaan, kesungguhan, kesabaran, disiplin, rendah hati,
kepuasan dan menahan diri... Dapat menolong bagi masa depan gereja. Motif sejati dari misi
Kristen dan satu-satunya standar yang dengannya semangat, metode, dan cara organisasi kristen
harus dinilai.

Tugas Misioner gereja pada tahun 1961, DGG sedunia, pada sidang raya III di New Selfi, india,
menugaskan suatu studi tentang Struktur Misioner Jemaat. Studi ini berkembang dari
keprihatinan untuk mendefinisikan bentuk-bentuk atau pola-pola kehidupan yang paling tepat
bagi tugas misioner gereja. Sejumlah kelompok regional mempelajari tema ini dari 1961 sampai
1966. Sasaran dan tujuan misi digambarkan sebagai "Syalom" oleh kelompok Eropa dan sebagai
humanisasi oleh kelompok amerika utara. Jemaat didalam misi haruslah menjadi suatu struktur
yang lentur yang berkembang di sekitar kebutuhan - kebutuhan spesifik orang - orang di dunia.
Kristus yang berada diluar, berbicara tentang tindakan Allah di dalam dunia masa kini berarti
mengangkat masalah tentang Kristus yang berada diluar tembok gereja. Gereja sebagai sebuah
keluarga besar, berarti gereja adalah bagaikan Keluarga Besar yakni pengaruh yang
mempersatukan yang mengatasi suku dan klan.
BAB 6

Misi sebagai Missio Dei

Gagasan tentang Missio Dei, menurut Bosch (TMK, 596), Mula mula muncul pada konferensi
IMC di willingen pada tahun 1952. Para utusan mengukuhkan bahwa misi berasal dari hakiki
Allah sendiri. Kewajiban misioner gereja "tidak ada partisipasi di dalam Kristus tanpa partisipasi
di dalam misi-Nya kepada dunia. Misi tugas rajawi gereja adalah kewajiban misioner gereja
berasal dari kasih Allah dalam hubungannya yang aktif dengan umat manusia. Oleh karena itu
Allah mengirimkan anak-Nya Yesus Kristus untuk mencari, dan mengumpulkan, serta
mengumpulkan, serta mengubah, semua orang yang terasingkan karena dosa dari Allah dan
sesamanya. Misi bukanlah soal kehendak manusia dan usahanya untuk memperbaiki, melainkan
masalah kehendak ilahi. Misi Allah yang missioner, Allah yang mengutus.

Melalui Firman dan Roh-Nya, Ia menciptakan laki-laki dan perempuan di dalam gambar-Nya
sendiri dan mengutus mereka untuk menguasai alam di bawah kehendak-Nya yang adil dan
penuh kasih. Lebih jauh, Allah yang missioner ini telah memilih untuk bertindakdi dalam
sejarah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-
Nya yang tungga.”, kata Yohanes, meskipun ia melanjutkan dengan mengatakan betapa dunia ini
memusuhi Allah dan kehendak-Nya. Tetapi ksih Allah bagi dunia ini dinyatakan di dalam
maksud-Nya untuk mentransformasi dunia-suatu transformasi yang diperlihatkan di dalam
kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Maksud ini mencakup tindakan Allah di dalam penciptaan dan penebusan dengan mitra manusia
yang sepenuhnya bertanggung jawab dan ikut serta di dalam kedudukannya sebagai Tuhan atas
ciptaan di dalam keadilan dan perdamaian. Di dalam Kristus, manusia yang baru ini telah
tercipta, dan dari tujuan misi ini adalah bahwa semuanya ikut serta di dalmnya. Missio Dei juga
menegaskan gagasan bahwa misi adalah milik Allah yang mempertajam fokus kita kepada Injil
sebagai kabar baik dari manusia yang diperbarui di dalam Kristus. Alkitab mengungkapanrealitas
yang sama dari manusia yang baru ini di dalam kata syalom, perdamaian. Tujuan yang disasar
Allah di dalam pekerjaan-Nya, tujuan akhir dari misi-Nya, adalah mendirikan syalom. Ini
meliputi perwujudan realisasi potensi-potensi sepenuhnya dari seluruh ciptaan dan pendamaian
akhir dan kesatuan di dalam Kristus. Misi tritunggal didalam nama Bapak, Anak dan Roh Kudus,
tetapi ini merupakan partisipasi dalam kehidupan Tritunggal yang kudus, sebuah ungkapan kasih
dengan segala kuasa keberadaan "dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap
akal budi. Misi adalah suatu ungkapan hakiki dari kesadaran Ortodoks, suatu seruan di dalam
tindakan demi penggenapan kehendak Allah di bumi seperti di dalam sorga.

BAB 7

Misi sebagai usaha untuk mengantarkan kesempatan

Keselamatan yang terpadu, dimana gereja merindukan, dengan sunguh-sunguh untuk kebaikan
bersama. Gereja menegaskan tugasnya yang telah diberikan Allah untuk mengukuhkan martabat
manusia, memberitahukan hak-hak asasi manusia, dan melayani demi kebaikan semua. Hanya
Allah yang dapat memuaskan hati, sesungguhnya Gereja menyadari bahwa hanya Allah yang
diabdinyalah, yang dapat memenuhi keinginan hati manusia yang termakan, dan tidak pernah
akan mencapai kepuasan sepenuhnya dengan apa saja yang disajikan oleh dunia.

Keselamatan di dunia sekuler yang Kristus tawarkan kepada manusia di dalam dunia sekuler.
Keselamatan yang bersifat sosial versus yang pribadi. Keselamatan dan keadilan sosial,
keselamatan yang Kristus bawa, dan didalamnya kita berpartisipasi, menawarkan sesuatu
keutuhan yang menyeluruh di dalam kehidupan yang terpech-pecah ini. Pemahaman tentang
keselamatan yang menyeluruh ini menuntut dari seluruh umat Allah suatu pendekatan yang
menyeluruh terhadap partisipasi mereka di dalam keselamatan. Empat dimensi keselamatan, a)
Karya keselamatan di dalam perjuangan demi keadilan ekonomi dalam melawan penghisapan
oleh manusia atas sesamanya, b) Karya keselamatan di dalam perjuangan demi martabat manusia
dalam melawan penindasan politik terhadap manusia, c) Karya keselamatan di dalam perjuangan
demi solidaritas dalam melawan keterasingan manusia dari sesamanya. d) Karya keselamatan di
dalam perjuangan pengharapan dalam melawan keputusan dalam kehidupan pribadi.

Apakah keselamatan masa kini, keselamatan menurut Alkitab, berarti keselamatan yang kekal
atau peningkatan kehidupan yang berorientasi duniawi, keselamatan masa kini berarti
pembebasan politik, distribusi tanah, gajih yang lebih baik bagi para buruh pabrik, keseluruhan
aparatus misi dengan tepat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Keselamatan sebagian
hamanisasi istilah terkait demam pemakaian saat ini : keselamatan, Syalom, pembebasan, dan
hamanisasi. Misi gereja harus dilihat dalam hubungan dengan maksud penyelamatan Allah yang
memadukan kegenapan umat manusia, kegenapan seluruh ciptaan.

Keselamatan mencari keadilan yang sejati dimana ketaatan dan partisipasi militan di dalam
perjuangan-perjangan vital manusia. Tidak ada dikotomi Alkitabiah di antara firman yang
diucapkan dan firman yang menjadi tampak di dalam kehidupan umat Allah. Misi gereja harus
dilihat dalam hubungan dengan maksud penyelamatan Allah yang memadukan kegenapan umat
manusia, kegenapan seluruh ciptaan. Misi Allah haruslah berusaha mengalahkan keterasingan
total umat manusia untuk mengatasi semua tantangan, untuk membawa segala sesuatu harmoni
puncak dimana kasih-Nya diakui berdaulat.

BAB 8

Misi sebagai usaha untuk memperjuangkan keadilan

Misi dan Kepedulian sosial "Kami berseru kepada semua kaum evangelikan untuk berdiri
dengan terbuka dan teguh demi keadilan sosial ". Masalah yang mendasari pada abad ke-20
banyak yang telah kehilangan perspektif alkitab dan membatasi diri hanya pada pemberitaan injil
tentang keselamatan pribadi tanpa keterlibatan yang cukup dalam tanggung jawab sosial dan
komunitas mereka, namun sekarang ini kaum evangelikan mencari bimbingan di dalam Alkitab
tentang apa yang harus mereka lakukan dan seberapa jauh mereka harus melangkah didalam
mengungkapkan kepedulian mereka, tanpa mengucilkan prioritas pemberitaan injil tentang
keselamatan individu.

Mandat untuk melaksanakan misi Allah yang didalamnya kita ikut serta, sebagai karunia ciptaan
yang baru yang merupakan pembaruan radikal terhadap yang lama dan undangan kepada seluruh
umat manusia untuk bertumbuh menuju kemanusiaan yang utuh di dalam manusia yang baru,
Yesus Kristus. Sebagai anak-anak Allah yang bertanggung jawab kepada bapak mereka, kepada
sesamanya dan kepada dunia.

Pemberitahuan dan pembebasan, "pembebasan, pembangunan, hamanisasi, atau penginjilan


adalah Bagian-bagian yang hakiki dan integral dari misi yang dipercayakan kepada kita.
Pemberitaan penginjilan dapat dan harus mempunyai suatu titik pusat, seperti salib,
pengampunan dosa, atau penyembuhan orang sakit. Injil bagi mereka yang tertimpa perbuatan
dosa, manusia itu bukan hanya orang berdosa, melainkan juga ditimpa oleh perbuatan dosa orang
lain. Injil bagi mereka yang tertimpa dosa untuk bertobat dari dosa dan juga untuk melawan
kekuatan -kekuatan yang menyebabkan mereka tertimpa dosa. Yesus, model misi yang Yesus
lakukan dalam pelayanan-Nya? Hal yang pertama yang IA lakukan adalah selalu berhubungan
dengan Bapa-Nya tetapi di sisi yang lain kehidupan Yesus sangat solider dengan orang-orang
yang berada di sekitanya, salah satunya adalah dengan memenuhi kebutuhan mereka secara
jasmani.

Model-model kesucian yang sesungguhnya ialah mengakui dan mengembangkan model-model


kesucian yang sesungguhnya.

BAB 9

Misi Sebagai Penginjilan

Kata-kata dari sekretaris DGD untuk penginjilan ini berkaitan dengan pertikaian - pertikaian
utama pada saat ini mengenai misi sebagai penginjilan. Injil disebut masalah hidup dan mati dan
penginjilan merupakan suatu tugas mendesak bagi semua orang Kristen dan bagian penting dari
program pembangunan yang baru dari GDG. Allah bermaksud untuk memperdamaikan semua
orang kepada diri-Nya dan kepada sesamanya di dalam Yesus Kristus, anak-Nya. Maksud
tersebut terwujud dalam Yesus Kristus penjelmaan-Nya, Pelayanan-Nya, kematian-Nya pada
salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga.

Penginjilan cara hidup Gereja, penginjilan ibaratnya seorang pengemis menceritakan kepada
rekannya di mana makanan dapat diperoleh. Misi penginjilan kristen sebagai suatu pertobatan
menuju kemiripan dalam kesaksian yang utuh di dalam dunia. Maksud penginjilan yakni
membawa kembali mereka yang terbilang ke tempat di dalam tata rumah tangga (economy)
Allah. Tujuan penginjilan adalah pertobatan, pertobatan pada Kristus dan secara pribadi menjadi
murid-Nya. Pembaruan Misi selama dua tahun pada tahun 1970-an, Devisi Misi dan penginjilan
dunia DGD mengembangkan mandatnya untuk misi.

Gereja didalam misi adalah gereja bagi orang lain, adalah untuk semua orang yang dimana-
mana. Oleh karena itu Gereja adalah untuk orang lain, misinya harus menentang serta
mengikutsertakan laki-laki dan perempuan dimana pun mereka berada. Penginjilan yang
individualistik tidak cukup "kebanyakan seruan untuk penginjilan pribadi tidaklah cukup untuk
menghadapi tantangan kita di masa kini". Rasa tidak percaya terhadap "orang Kristen Statistik "
pembaruan dalam Misi mencermainkan keprihatinan yang kuat terhadap pertumbuhan Gereja
secara rohani, dengan rasa tidak percaya yang terkait terhadap orang kristen Statistik. Penginjilan
yang membebaskan artinya penginjilan yang sejati bersifat holistik.

Penginjilan adalah pemberitaan di dalam Roh dan di dalam keuntungan Alkitabiah dari kabar
baik tentang kasih Allah yang diwujudkan di dalam Yesus Kristus. Penginjilan yang sejati
bersifat holistik : keseluruhan Injil untuk manusia seutuhnya dan seluruh umat manusia.
Penginjilan yang sejati bersifat Alkitabiah, beritanya adalah pemberitaan (kerugma) para Rasul
seperti yang dinyatakan di dalam perjanjian baru dan berpusat kepada Yesus kristus. Fukusnya
adalah panggilan kepada pertobatan (metanoia), perubahan dan bergabung kedalam komunitas
iman. Tujuannya adalah kerajaan Allah, perdamaian menurut Alkitab (Syalom), rekonsiliasi
semua orang dan segala sesuatu di dalam Yesus kristus. Hak dan kewajiban gereja untuk
menunjuk juga menggabungkan kembali hak dari setiap manusia didalam dunia ini untuk
mengenal Yesus kristus dan Ijin-Nya yang membebaskan. Penginjilan adalah suatu tugas
permanen.

Konversi sebagai identitas pengorbanan bersama Kristus "Konversi adalah tantangan oleh
Kristus, identitas bersama Kristus dan solidaritas masyarakat di sekitar Kristus ". Pemberitaan
tentang Kristus yesus (Yoh. 15:26) merupakan tugas yang terus-menerus dari komunitas Kristen,
begitu pula jawaban atas panggilan Kristus, pertobatan merupakan suatu pengalaman terus-
menerus, suatu proses pertumbuhan ke daerah kedewasaan Kristen. Kita ditantang untuk
menempatkan "kekayaan Kristus yang tidak terduga " (Ef. 3:8) pada realitas kehidupan dalam
komunitas manusia dan masyarakat pada umumnya. Identitas bersama Kristus berarti
mengidentifikasi diri bersama Kristus Yesus.

Hidup sebagai penginjilan "Biarlah kaum miskin yang melihat engkau, ditarik kepada Kristus. "
pertobatan dan pengudusan, tujuan utamanya perhimpunan ini adalah bekerja demi pertobatan
dan pengudusan kaum miskin di daerah - daerah kumuh; artinya dengan merawat mereka yang
sakit dan sekarat, dengan mengumpulkan dan mengajarkan anak-anak jalanan yang kecil-kecil,
misi dengan mengunjungi dan menunjukkan kasih kepada para pengemis dan anak-anak mereka.
Bawalah mereka kepada Allah tetapi jangan sekali-kali kepada diri kita sendiri.

BAB 10

MISI SEBAGAI KONTEKSTUALISASI

Dari Pembribumian kepada kontekstualisasi Injil adalah suatu kebutuhan misiologis, Istilah
kontekstulisasi secara resmi muncul dalam sebuah laporan tahun 1972 yang diterbitkan oleh dana
pendidikan teologi DGD sedunia yang berjudul Ministry in Contact. Kontekstualisasi ini
menyiratkatkan usaha untuk memperhitungkan proses sekularisasi, teknologi dan perjuangan
-perjuangan demi keadilan manusia yang dialami oleh bangsa-bangsa di dunia ketiga.
Kontekstualisasi dan misi gereja, harus menjadi keprihatinan utama karena hanya melalui cara
inilah akan muncul reformasi dan pembaruan. Misi gereja yang terpanggil untuk ikut serta di
dalam Missio Dei. Kontekstualisasi juga harus melakukannya dengan cerdik, dengan memahami
masalah -masalah Kontekstual dan maknanya.

Lingkaran hermeneutik "lebih bersifat membebaskan ketimbang berbicara tentang pembebasan. "
Teologi kontekstualisasi sering kali digambarkan sebagai teologi pembebasan. Lingkaran
hermeneutik yakni perubahan yang terus - menerus di dalam penafsiran kita terhadap Alkitab
yang dituntut oleh perubahan -perubahan terus-menerus di dalam realitas kita masa kini, baik
secara pribadi maupun kemasyarakatan. Hermeneutik berarti berkaitan dengan penafsiran. Dua
prasyarat harus dipenuhi bila kita ingin mendapatkan lingkaran hermeneutik dalam teologi,
pertama adalah pernyataan yang muncul dari masa kini cukup kaya, cukup umum dan cukup
mendasar untuk memaksa kita mengubah konsepsi -konsepsi yang lazim tentang kehidupan,
maut, pengatahuan, masyarakat, politik dan dunia pada umumnya. Prasyarat kedua terkait erat
dengan prasyarat pertama, bila teologi mengasumsikan bahwa ia dapat menjawab pertanyaan
baru tanpa mengubah penafsiran yang lazim terhadap Kitab Suci, hal ini dengan segera akan
mengakhiri lingkaran hermeneutik.

Kekhasan yang Kontekstual dari ungkapan Kristen, pada tahun 1987, istilah kontekstualisasi
telah lazim dipergunakan diantara para misiolog, semua ungkapan Kristen bersifat Kontekstual
yang sampai sekarang dianggap universal kini dipandang dengan cara berbeda. Kontekstualisasi
dan penjelmaan artinya Allah telah selamanya menjelma di dalam budaya-budaya manusia.
Kristus adalah Firman Allah yang menjelma di dalam budaya Yahudi-Halenis, dan Ia menerangi,
menghakimi dan meninggikannya. Yang dimaksudkan oleh Uskup dengan penjelmaan adalah
"gerakan yang dengannya apa yang dianggap hakiki di dalam berita Kristus menebus dan
lahirkan di dalam sebuah budaya. Yang dijelmakan bukanlah sekedar ajaran-ajaran Alkitab yang
ditafsirkan melainkan juga tradisi -tradisi mengajar dan percaya dari Umat Allah.

Teologi Kontekstual bersifat Misiologis, Teologi Kontekstual adalah teologi yang dalam
menjalankan iman sangatlah peka terhadap situasi orang - orang yang kepadanya iman tersebut
diberitakan. Dalam pengertian tertentu ini bukanlah sebuah teologi kekal yang ditunjukkan
kepada segala bangsa, dalam segala situasi dan zaman. Ini adalah iman yang diberitakan kepada
suatu kelompok manusia tertentu, inilah barangkali yang membuat teologi Kontekstual lebih
bersifat misiologi ketimbang teologi yang konvensional.

BAB 11

MISI SEBAGAI PEMBEBASAN

Pembebasan yang otentik "Bagi pembebasan kita otentik, kita semua membutuhkan pertobatan
yang mendalam. " Dia adalah Allah yang sama yang lain ketika waktunya sudah genap,
mengutuskan Anak-Nya sebagai manusia, agar Ia dapat datang untuk membebaskan semua orang
dari perbudakan yang telah diakibatkan oleh dosa atas mereka (Yoh. 8:32-35): kelaparan,
penderitaan, penindasan dan kebodohan, singkatnya, ketidakadilan dan kebencian yang berasal
dari egoisme manusia.

Demi pembebasan kita yang otentik, kita semua membutuhkan pertobatan yang mendalam
sehingga "kerajaan keadilan, kasih dan perdamaian "boleh datang kepada kita. Perjuangan
Kristen demi keadilan adalah suatu tuntutan yang muncul dari pengajaran Alkitab. Dukungan
terhadap kaum tertindas Gereja umat Allah akan memberi dukungannya kepada kaum tertindas
dari setiap kelas sosial sehingga mereka boleh mengatahui hak - hak mereka dan bagaimana
memanfaatkannya. Demi tujuan ini Gereja akan memanfaatkan kekuatan moralnya dan akan
berusaha bekerja sama dengan kaum profesional dan lembaga - lembaga yang kompeten.

Teologi pembebasan dan solidaritas yang sejati, semua teologi... pembebasan tidaklah
terbadingkan dengan satu tindakan solidaritas yang sejati dengan kelas-kelas sosial yang
tertindas. Teologi pembebasan berusaha merefleksikan pengalaman dan makna iman yang
didasarkan pada komitmen untuk menghapuskan ketidakadilan dan membangun sebuah
masyarakat yang baru; teologi ini harus dibuktikan dengan praktek terhadap komitmen tersebut,
dengan partisipasi aktif dan efektif di dalam perjuangan yang telah dilakukan oleh kelas-kelas
sosial tertindas melawan para penindas mereka. Ikut serta kaum tertindas di dalam perjuangan
mereka demi pembebasan. Kristus sang pembebas Alkitab adalah Allah dari Yesus Kristus yang
meletakkan pada bahu-Nya sendiri kondisi penindasan dan kemiskinan. Yesus Kristus memihak
kepada kaum miskin dan lemah. Ia berbicara tentang diri-Nya sebagai seorang "hamba".

Pembebasan yang utuh, pembebasan yang gereja beritakan adalah utuh. Ini adalah pembebasan
dari dosa dalam segala perwujudannya tentang keterasingan dari Allah dan sesama. Pembebasan
dari eksploitasi ekonomi, dehumanisasi, dan penindasan. Pembebasan dan pengharapan di dalam
Alkitab, berita Alkitab adalah bahwa penindasan itu berdosa dan jahat, suatu pelanggaran
terhadap Allah. Para penindas adalah orang-orang berdosa yang tidak mengenal Allah dan kaum
tertindas itu menderita karena dosa-dosa para penindas mereka. Tetapi ada pengharapan karena
Yahweh, Allah Alkitab, akan membebaskan kaum tertindas dari penderitaan dan sengsara
mereka. Ia akan menebus mereka dari penindasan dan kekerasan :Mzm. 72:17).

Pembebasan dan keutuhan "perjuangan kita adalah perjuangan demi keutuhan. Teologi
perempuan Asia dilahirkan dari air mata dan keluhan perempuan Asia dan kerinduan yang
berkobar-kobar akan pembebasan dan keutuhan.

BAB 12

MISI SEBAGAI INKULTURASI


Bagi Bosch, varian kedua dari misi sebagai kontekstualisasi adalah misi sebagai inkulturasi.
Istilah yang kebanyakan dipergunakan oleh para misiolog Katolik Roma ini pertama kali
diciptakan oleh J. Masson pada tahun 1962 (TMK, 447) istilah ini didefinisikan oleh Robert
Schreiter sebagi suatu proses yang menggabungkan "prinsip teologis tentang penjelmaan dengan
konsep ilmu sosial tentang akulturasi (menyesuaikan diri dengan suatu budaya) ".

Adaptasi atau Akomodasi "Gereja harus berpegang pada norma-norma dogmatis dan moral dari
negara-bangsa negara misi". Para misionaris sebagai siswa "bayangkanlah diri saudara dalam
keseluruhan sikap mental dan emosional orang lain". Inkulturasi akan membawa budaya Afrika
dibawah terang Kristus, sebagai dasarnya. Mencari akomodasi teologi kekristenan bukanlah
budaya ataupun suatu lembaga yang monolit,.sebaliknya, ia secara superfisial melainkan secara
konkret dalam situasi - situasi kehidupan. Tugas gereja, sebagai "garam dunia". Adalah
membiarkan Kristus, Firman Allah, mengasimilasikan suatu kelompok masyarakat tertentu,
seolah-olah melalui osmosis.

Orang Kristen harus merasa bahwa gereja mereka adalah suatu karya orisinal didalam budaya
mereka sendiri. Inkulturasi adalah suatu yang terjadi secara alamiah. Ia tidak dapat dipaksakan
secara artifisial. Artinya, inkulturasi adalah produk sampingan dari suatu keterlibatan dalam
masyarakat ketimbang tujuan yang disusun secara sadar dari suatu program aksi. Menolong
sekelompok orang untuk bangkit dan berjalan diatas kaki budaya mereka sendiri. Misi sebagai
inkulturasi mempradugakan konflik budaya. Nilai - nilai budaya, lembaga, ritual, dan artefak
tampaknya hampir memiliki nyawa sendiri, sementara para pendukungkungnya Melawan
inovasi.

Roh menerima dan mengadaptasi semua budaya, dimana gereja tidak lagi dipandang sebagai
suatu yang mapan dan khusus dalam budaya atau benua tertentu. Dunia kristen mungkin lahir di
Timur Tengah, tetapi tempat lahir kekristenan adalah di dalam hati Yesus Kristus sendiri. Tidak
ada satupun budaya yang pada hakikatnya Kristen atau anti Kristen. Roh kebenaran dan
kehidupan, yang adalah jiwa gereja, menerima dan mengadaptasi semua budaya dan semua
orang ke dalam karunia dan tuntutan -tuntutan pemerintahan Allah. Jadi, misi gereja adalah
bertindak sebagai perantara, meletakkan budaya - budaya dan jiwa-jiwa ini di dalam suatu
hubungan dengan Roh Yesus, yang dicurahkan melalui Injil.
Setiap misi harus menjadi dialog dan komuni. Para misionaris terlibat di dalam misi sejauh
mereka telah mengalami misi. Sikap misionaris yang telah saya sebut hakiki ini jelas
mengasumsikan suatu kemiskinan injili yang redikal.hanya kaum miskin yang dapat terlibat di
dalam misi, tanpa campur tangan yang menjajah, tanpa ketergantungan luar, tanpa etnosentrisme
budaya ataupun gerejawi. Mereka sepenuhnya bergantung kepada Dia yang mengutus mereka
dan kepada orang - orang yang kepadanya mereka diutus. Misi adalah pelayanan, dalam dialog
dan kemiskinan.

BAB 13

MISI SEBAGAI KESAKSIAN BERSAMA

Keesaan Kristen di dalam misi "Gereja - gereja dilapangan misi dapat memimpin jalan menuju
keesaan. " perpecahan sebagai kelemahan misi. Perpecahan -perpecahannya adalah suatu sumber
kelemahan dan merugikan efektivitas kesaksiannya tentang satu Injil dari Anak Allah yang
diakuinya. Masalahnya adalah sedemikian hebat sehingga kita tidak dapat meremehkannya. Kita
harus memerangi memiliki satu gereja "Perpecahan di dalam dunia Kristen adalah dosa dan
skandal." kesaksian bersama di hadapan dunia non Kristen, dimana injil telah masuk, perpecahan
di dalam gereja telah menjadi batu penghalang bagi orang non Kristen, perpecahan ini
membingungkan si pencari yang berpikir. Gereja manakah yang akan dimasuki? Kesaksiannya
sering kali di kacaukan dengan suara-suara yang bertentangan; orang tidak yakin dengan tugas
mereka, dan nurani mereka tidak disentuh oleh kewibawaan yang bersatu dari Gereja yang Esa.
Untuk menciptakan barisan yang bersatu dan memberitakan iman bersama kepada dunia non
Kristen, kita harus bersatu. Demi kehidupan Gereja di dalam misi, kita harus memiliki gereja
yang Esa.

Allah menghendaki keesaan "Bekerjalah, di dalam penyesalan iman, untuk membangun kembali
tembok-tembok kita yang telah runtuh. Seruan menuju keesaan, Allah menghendaki keesaan.
Dialah yang telah memanggil kita kesini, Kehadiran-Nya telah nyata di dalam ibadah kita,
pertimbangan - pertimbangan kita dan seluruh persekutuan kita. Panggilan Allah yang nyata
telah mengumpulkan kita. Dengan iman yang dirangsang oleh pimpinan-Nya kepada kita disini
kita bergerak maju. Kristus menyatukan keesaan dan misi "Setiap usaha untuk memisahkan (misi
dan keesaan) melanggar keutuhan pelayanan Kristus kepada dunia. Karya Kristus yang menebus,
a) Karyab tersebut didasarkan pada karya-Nya yang telah selesai pada Salib. Ia telah
menghasilkan perdamaian antara manusia dan Allah dan seluruh umat manusia. b) ini dasarkan
pada karya-Nya yang berlanjut sebagai Tuhan yang bangkit, yang telah mengalahkan dosa dan
maut, duduk di sebelah kanan Allah, dan Roh-Nya mengkomunikasikannya kepenuhan-Nya
sendiri kepada kita.

Kesaksian bersama untuk pembaruan dan misi "Kesaksian bersama adalah panggilan hakiki
Gereja. " Kesaksian bersama muncul dari kesadaran akan persekutuan kita bersama dengan
Kristus dan keterbukaan kita terhadap pembaruan di dalam kuasa Roh. Dorongan untuk
memberikan kesaksian bersama tidak muncul dari strategi apa pun melainkan dari pengalaman
pribadi dan komunitas bersama Yesus Kristus. Mendorong orang - orang Kristen untuk
memberikan kesaksian bersama yang sungguh - sungguh kelihatan. Dari kesaksian anggota -
anggota Tubuh Kristus di dalam satu Roh kepada keesaan yang lebih besar dimana segala
sesuatu di sorga dan di bumi kelak akan dipersatukan di bawah satau Kepala yaitu Kristus :Ef.
1:10).

Kesaksian bersama adalah panggilan yang hakiki dari Gereja dan dalam cara yang khusus hal ini
menanggapi roh dari zaman oikumenis dalam kehidupan gereja. Kesaksian in mengungkapkan
keesaan kita yang sesungguhnya dan meningkatkan pelayanan kita kepada Firman Allah
memperkuat gereja dalam pemberitaan Injil maupun dalam mengusahakan penggenapan keesaan
tersebut. Partisipasi dan kesaksian bersama adalah masalah - masalah yang saling terkait, yang
memberikan, melalui pengalaman yang timbulkannya, suatu dasar penting untuk
mempertimbangkan pertanyaan - pertanyaan yang lebih besar tentang eklesiologi dan
oikumenisme

BAB 14

MISI SEBAGAI PELAYAN OLEH SELURUH UMAT ALLAH

Kehidupan awam sebagai panggilan dan pelayanan di dunia sekuler. Kristen adalah "suatu
awamisme yang radikal, " dan Gereja terdiri terutama sekali dari kaum awam yang
melaksanakan pekerjaan sekuler mereka yang dan bersaksi tentang kehidupan sejati dunia
sekuler "yang tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Gereja merasa cemas karena merasa
bahwa kaum awam perlu diteolong untuk melaksanakan "pelayanan " mereka - tetapi hanya di
lingkungan Gereja.

Umat Allah yang kudus mengambil bagian juga dalam tugas kenabian Kristus, dengan
menyebarluaskan kesaksian hidup tentangNya terutama melalui hidup iman dan cinta kasih, pun
dengan mempersembahkan kepada Allah korban pujian, buah-hasil bibir yang mengakui nama-
Nya (lih.Ibr. 13:15). Panggilan kaum awam, yaitu terhimpun dalam umat Allah dan berada
dalam satu Tubuh Kristus di bawah satu kepala, tanpa kecuali dipanggil untuk sebagai anggota
yang hidup menyumbangkan segenap tenaga, yang mereka terima berkat kebaikan sang pencipta
dan Sang Penebus demi perkambangan Gereja serta pengudusan terus menerus.

Pelayanan di dalam pekerjaan - pekerjaan Sekuler. Orang - orang ini adalah mayoritas. Mereka
berada di pusat dunia sekuler dan terbuka terhadap semua pengaruhnya yang merusak. Kaum
awam sebagai kesimpulan misioner Gereja yang sesungguhnya. Semua orang Kristen ikut
bertanggung jawab di dalam tugas misioner Gereja. Kerasulan kaum awam "memberikan
kesaksian yang jelas bagi Kristus di tengah dunia. Suatu teologi untuk kaum awam dalam
panggilan mereka di dalam dunia. Teologi ini akan diarahkan bukan hanya pada pelayanan ilahi
di dalam gereja, tetapi juga kepada pelayanan ilahi di dalam kehidupan sehari-hari di dalam
dunia.

Gerakan kaum perempuan sekarang ini menantang Gereja masa kini. Sebagai dari perdebatan
yang paling sengit mengenai tempat kaum awam di dalam pelayanan dan misi telah berlangsung
dikalangan gereja - gereja historis dengan tradisi yang panjang yang membatasi peranan
kependetaan hanya kepada laki - laki. Tujuan pembebasan kaum perempuan dan perjuangan
demi kesederajatan di gereja dan di dalam masyarakat bukanlah untuk melakukan pembalasan
terhadap laki-laki ataupun menggantikan mereka sebagai penindas. Tujuan sejati dari perjuangan
- perjuangan kita adalah masyarakat yang mencerminkan kerajaan Allah yang penuh kasih.
Komunitas gereja basis sebagian peristiwa keselamatan.

Komunitas gereja basis menolong seluruh gereja dalam proses deklarikalisasi (penghilangan hak
- hak klerus-pen. Mereka menolong seluruh gereja untuk membarui dirinya kembali, sampai ke
tahap dasar - dasarnya. Misi bersama kita sebagai murid, semua orang Kristen mempunyai dasar
misi yang sama, Misi Yesus disimpulkan dengan tajam dalam Yohanes 10:10:" Aku datang
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Inilah rencana
Allah bagi seluruh umat manusia.

Pelayanan gereja sebagai suatu yang utuh menolong memperlengkapi gereja untuk menjalankan
misi di dalam dunia. Pelayanan dalam lingkungan komunitas Iman, pelayanan tahbisan, atau
pelayanan Firman dan sakramen, bukanlah satu-satunya satunya bentuk pelayanan di lingkungan
Komunitas orang percaya.

Menangkap kembali visi perjanjian baru, pelayanan gereja adalah pelayanan Yesus Kristus
melalui Roh. Pelayanan diberikan kepada seluruh gereja dan kepada berbagai orang di dalamnya.
Kebutuhan untuk menangkap kembali visi dan praktek pelayanan perjanjian Baru telah
ditekankan dengan kuat dalam abad kita ini oleh Gereja - gereja independen di Afrika, gerekan
pembaruan Kharismatik di lingkungan gereja-gereja arus utama, komunitas - komunitas basis di
Amerika Latin, sejumlah dekrit Vatikan II, studi DGD se-dunia tentang pelayanan dan kaum
awam, dan dikukuhkan oleh para teolog dari berbagai tradisi dalam telaah mereka dalam
pelayanan. Pelayanan gereja sebagai suatu yang utuh membangun gereja di dalam iman dan
kasih, dan menolong melengkapi gereja untuk menjalankan misinya di dunia.

BAB 15

MISI SEBAGAI KESAKSIAN ANTAR-IMAN

Kristus, Penggenapan Agama - Agama, di dalam diri Yesus yang historis kita memiliki suatu
agama yang sama sekali rohani dan etis yang dapat memberikan penggenapan dan melengkapi
berbagai kerinduan dan pencarian yang ditemukan di dalam sejarah - sejarah agama bangsa-
bangsa. Sistem Yesus adalah sistem yang sungguh universal. Ia justru memberikan kepada
mereka prinsip - prinsip-Nya sendiri dan kebebasan ilahi bagi anak -anak Allah. Dengan ini Ia
mencapai dua tujuan yang paling berharga. Sistem-Nya benar - benar universal, dapat
diberlakukan bagi segala ras, segala negeri, dan segala zaman. Metode Kristus memberikan
kepada setiap orang kebebasan, memungkinkan mereka untuk membangun tatanan kehidupan
sosial mereka sesuai dengan kecakapan nasional mereka sendiri.

Kesaksian terhadap agama - agama lain, Kristus sebagai tolok ukur acuan tertinggi, adalah krisis
bagi semua agama. Sikap terhadap agama-agama Non-kristen . Dasar satu - satunya yang
mungkin adalah iman bahwa Allah telah menunjukkan satu-satunya jalan Kehidupan dan
kebenaran di dalam Yesus Kristus dan menginginkan bahwa hal ini dikenal di seluruh dunia.
Kekristenan sebagai lembaga keagamaan yang historis sepenuhnya bersifat manusiawi, artinya,
suatu kombinasi antara Unsur-unsur yang agung, yang hina dan yang dapat ditoleransi.
Kekristenan di dalam perwujudan historisnya lebih unggul dari agama - agama lain. Kristus
sebagai tolok ukur acuan tertinggi, adalah krisis dari semua agama, dari semua agama Non-
kristen dan juga kekristenan yang empirik.

Agama adalah ketidakpercayaan suatu usaha manusia untuk mengantisipasi apa yang Allah ingin
lakukan dan memang lakukan di dalam pernyataan-Nya. Agama sebagai hasil upaya manusia,
agama adalah ketidakpercayaan. Memang agama adalah suatu keprihatinan, bahkan salah satu
keprihatinan yang besar, dari manusia yang tidak bertuhan. Agama sejati, kasih karunia adalah
pernyataan dari Allah. Tidak ada agama yang dapat berdiri sendiri di hadapannya sebagai agama
yang sejati. Semua agama berada di bawah penghakiman.

Urusan Allah dengan semua orang "Dalam melahirkan diri dari Allah atau pencapaian akan
Allah atau penerimaan Allah. Manusia bereaksi terhadap tindakan Allah atas mereka di dalam
karya keselamatan. Kisah dalam Perjanjian Lama adalah bukti yang berlimpah bahwa Allah
selalu sibuk sepanjang waktu bukan hanya dengan Israel melainkan dengan segala bangsa. Allah
di dalam aktivitas keselamatan -Nya, Allah selalu sibuk dengan setiap orang, karena masing -
masing kita diciptakan sesuai dengan gambar Allah.

Jangan menolak apa pun yang benar dan Kudus "akuilah, lestarikan, dan gelakanlah kebenaran -
kebenaran rohani moral. Kesadaran akan kuasa yang tersembunyi adalah kesadaran dan
pengakuan tadi merasapi kehidupan bangsa-bangsa itu dengan semangat religius yang
mendalam. Gereja katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan
suci. Namun Gereja tiada hentinya mewartakan dan wajib mewartakan Kristus, yakni "jalan,
kebenaran, dan hidup " (Yoh. 14:6); dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup
keagamaan, dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya (Kor. 5:18-19).

Dialog dalam komunitas "Dalam dialog keyakinan dan keterbukaan dijaga tetap seimbang "
Iman Kristen kepada Allah Tritunggal pencipta seluruh umat manusia, Penebus di dalam Yesus
Kristus, Roh yang menyikapkan dan memperbaharui yang memanggil kita orang kristen kedalam
hubungan manusia dengan banyak sesama kita. Iman kristen yang membebaskan kita untuk
terbuka terhadap iman yang lainnya, mengambil resiko, percaya dan menjadi rentan.

Menuju oikumenisme yang oikumenis adalah cara bagi agama-agama di dunia untuk memasuki
dialog dengan banyak suara. Oikumenisme Kristen berusaha untuk mencapai keesaan antara
orang - orang Kristen tanpa mencekik kepelbagaian mereka. Tujuannya selalu adalah suatu titik
kesepakatan yang baru, dalam kesetiaan yang lebih mendalam terhadap suatu prinsip yang
transenden dan imanen dari berbagai konfesi Kristen. Oikumenisme yang oikumenis adalah cara
bagi agama-agama dunia untuk memasuki suatu dialog dengan banyak suara.

Dialog sebagai usaha mencari keadilan "Dalam proses dialog, keadilan bukan hanya dikukuhkan
melainkan juga diciptakan. " menggunakan keadilan sebagai norma berarti bahwa visi-visi
primer dalam masing - masing agama tentang bagaimana kehidupan sosial itu harusnya di
sebuah dunia yang sempurna dalam intern masing-masing agama untuk menilai bentuk-bentuk
keadilan di tengah'tengah Masyarakat sekarang ini. Dialog yang otentik "Berusaha menemukan
Kristus yang telah ada di dalam diri orang lain. Beberapa Kriteria untuk dialog yang otentik, a)
dialog tidak dapat berlangsung dari suatu posisi kekuasaan. b) dialog bukanlah suatu teknik atau
proses yang niscaya memberikan hasil. c) yang mendasar bagi dialog adalah pemahaman akan
diri sendiri, nilai, sikap prasangka sendiri.

Dialog sebagai misi "Suatu situasi dialogis memungkinkan pengukuhan terhadap identitas kita
masing-masing". Identitas misioner adalah bagian dari pusat iman kita, pemahaman kita tentang
Allah ini adalah dasar bagi kristologi dan antropologi kita. Unsur dalam dialog pertama, dalam
setiap situasi dialogis, hubungan - hubungan kekuatan antara para peserta harus
dipertimbangkan. Dialog multilateral yang melibatkan dua golongan agama yang berbeda yang
hidup berdampingan dan datang berkumpul untuk berbagi pengalaman dan keprihatinan.
Sinkretisme agama sebagai sebuah proyek sama sekali tidak artifisial sifatnya. Orang kristen
berharap bahwa hal itu akan menjadi sinkretisme yang berpusat kepada Kristus. Sinkretisme
bukanlah suatu tujuan; bukan suatu yang harus dicari, sebaliknya suatu dialogis yang
memungkinkan kita mengukuhkan identitas kita masing-masing.

BAB 16

MISI SEBAGAI TEOLOGI


Upaya misioner dan teologi "Upaya misioner memberikan teologi tema, masalah, dan praduga-
praduga yang tepat bagi pemecahannya. " hubungan timbal balik antara upaya misioner dan
teologi, bila kita hubungan yang sungguh - sungguh, tidak mungkin tetap sepihak. Oleh karena
itu bagi karya teologis Gereja, misi adalah masalah hidup atau mati, bila Gereja tetap
berhubungan atau memutuskan hubungan tersebut dengan upaya misioner. Bila misi dibahas
hanya di bawah judul "teologi praktika" dan dalam hubungan dengan pekerjaan amal Gereja,
maka hal tersebut bukanlah bukti vitalitas intelektual dan spiritualitas dalam teologi. Misi
memberikan tema - tema teologi, gereja mempunyai sejarah hanya karena Allah telah
memberikan kepadanya hak hak istimewa untuk ikut serta di dalam Misi-Nya sendiri. Hanya dari
titik pandang inilah sejarahnya dapat dilihat mempunyai makna dan tujuan. Upaya misioner
dalam pengertiannya yang sempit, artinya penyataan dari Allah Tritunggal di dalam anak dan
Roh Kudus, memberikan teologi tema-tema, Masalah-masalah dan praduga-praduga yang tepat
untuk memecahkannya. Tuhan dari Gereja adalah juga Tuhan dari teologi.

Miai diseluruh kurikulum "Misi harus diajarkan oleh setiap profesor Teologi yang bersungguh -
sungguh. " seorang sarjana mendesak agar mata kuliahnya dijadikan pusat Kurikulum. Nukleus
atau lingkaran inti tidaklah sama jaraknya dari yang lainnya, sebaliknya disiplin - disiplin yang
terpisah - pisah itu agak berbeda jaraknya dari situasi - situasi mereka. Misi adalah tanggapan
yang tepat dari orang percaya kepada Allah yang bertindak, suatu tindakan yang dimulai dari
Perjanjian Lama dan Baru, dan selalu dijelmakan kembali di dalam diri orang - orang percaya
dari setiap zaman. Kurikulum seminari itu adalah satu kesatuan. Kurikulum teologi merupakan
bagian dari keseluruhannya. Ia harus ditafsirkan demikian rupa sehingga saling berkaitan dengan
disiplin - disiplin lainnya.

Misi sebagai ujian iman "Kesaksian sang misionaris selalu merupakan ujian iman Bagi Gereja."
Misi sebagai ujian iman adalah sebuah pertemuan yang dipusatkan pada usaha menemukan
kembali dasar -dasar Alkitabiah untuk misi. Menerjemahkan iman kedalam kesaksian Kristen
Iman diuji dalam berbagai cara, tetapi ada ujian yang lebih menentukan daripada ujian
menyangkut penerjemahan iman ke dalam kesaksian misioner. Didalam kesaksian inilah Gereja
membuktikan atau menolak apakah imannya itu benar-benar nyata, artinya, apakah imannya itu
benar-benar secara keseluruhan dan semata-mata berakar di dalam kerugma apostolik.
Misiologi sebagai katalisator "lawanlah segala cobaan untuk mengasingkan dari dalam dan dari
luar". Misi sebagai keterlibatan kita membutuhkan suatu spiritualitas dari keterlibatan misioner. "
dunia struktur - struktur lembaga -lembaga saling terkait oleh jaringan hubungan sedunia. Oleh
karena itu mereka didominasi oleh struktur - struktur dan merupakan suatu dimensi dunia kira
masa kini. Spiritualitas misi, misi tanpa spiritualitas tidak dapat bertahan lama seperti halnya
ledakan tanpa oksigen.

Tugas misioner teologi "melihat tujuan pendidikan teologi sebagai persiapan bagi misi". Misi
adalah tindakan dalam menganggapi kebutuhan, para pengikut Yesus diutus, mereka diutus
untuk menjalankan misi. Misinya didefinisikan berdasarkan apa yang harus mereka lakukan.
Misi didefinisikan dalam pengertian tindakan, dalam arti melakukan. Teologi sebagai refleksi
tentang tindakan Allah, artinya teologi mempertahankan tugas untuk mengatakan apa yang harus
dikatakannya dalam berbagai lingkuo budaya yang berbeda - beda, dalam berbagai tempat dan
waktu, teologi telah mendapatkan tugas baru yang sangat penting yaitu tugas berbicara tentang
Allah dan Kristus. Memfokuskan kembali tujuan pendidikan teologi untuk memahami tujuan
teologi sebagai usaha untuk mempersiapkan misi di dalam dan ke dalam dunia yang
membutuhkan pelayanan, baik oleh mereka yang ditahbiskan maupun anggota awam dari Laos
(umat Allah), mungkin akan menolong kita untuk menginterpretasikan semua potongan yang
ikut membentuk pendidikan teologi dalam suatu cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Teologi di tengah - tengah kemiskinan dan agama - agama lain "teologi agama dan teologi dialog
adalah pertanyaan - pertanyaan teologis yang sentral dimasa kini. Pendidikan teologi dan
pluralisme agama, suatu kemiskinan materi dan keterbelakangan pada satu pihak dan situasi
pluralisme agama-agama pada pihak lain memberikan matriks umum yang di dalamnya refleksi
-refleksi teologis di Asia harus dilaksanakan. Usaha mempertahankan ciri khas Kristen dilautan
spiritualitas Asia yang beraneka ragam telah menjadi keprihatinan utama bagi kebanyakan orang
kristen Asia. Misi pada dasarnya adalah suatu ujian iman di dalam dunia. Demikian pula
penginjilan bukanlah semata-mata pernyataan terbuka tentang kepercayaan - kepercayaan
tertentu; penginjilan juga berarti kualitas hidup dan berbagi ditengah - tengah orang banyak yang
mengundang perhatian terhadap keunikan kasih Allah. Tujuan pengajaran misi dan penginjilan
dalam pendidikan teologi bukanlah untuk memenangkan orang kedalam kekristenan melainkan
untuk berpikir secara teologis dan memberikan respons secara tepat dalam berbagai situasi misi
dan pelayanan.

Teologi di bawah pohon "Teologi di masa kita kini hanya dapat dipelajari didalam tindakan
membebaskan kaum miskin " teologi di masa kita sekarang hanya dapat dipelajari di dalam
tindakan pembebasan terhadap kaum miskin. Teologi lisan mungkin teologi ini tidak akan
menggunakan kosakata para sarjana dan filsuf. Tetapi bukan Allah pun berbicara dalam bahasa
para petani penggarap dan gembala agar dapat dinyatakan kepada umat Munusia? Kita harus
menemukan kembali dimensi lisan teologi, yang tidak kalah pentingnya daripada summae atau
tulisan-tulisan yang besar. Teologi Kristen harus dibebaskan dari suatu sistem budaya yang
kadang-kadang menyampaikan kesan yang keliru bahwa Firman itu telah menjadi teks.

Bukan lagi penonton atau pertapa, kita harus memberikan tanggung jawab kepada setiap gereja
lokal kita atas pemikiran teologisnya sendiri. Kita harus menimbulkan desentralisasi dalam
menghasilkan makna teologis yang resmi dan kita harus mengakhiri keterasingan wacana
teologis barat. Teologi kristen telah memasuki suatu zaman baru. Tugas yang ada ditangan kita
adalah untuk beralih konflik kebudayaan ke kebudayaan konfrontasi. Meskipun mungkin bunuh
diri, itulah satu - satunya hasil yang mungkin bagi para teolog yang tidak ingin lagi hidup
sebagai penonton atau pertapa.

BAB 17

MISI SEBAGAI TINDAKAN DI DALAM PENGHARAPAN

Misi dan kemahakuasaan Allah "Pemerintah Allah telah datang kepada kita". Mereka juga
mengidentifikasi Masalah-masalah untuk studi lebih jauh tentang hubungan gereja dan
signifikansi eskatologi untuk misi, serta hubungan misi Gereja dengan Kerajaan Allah. Dasar
pengharapan kita Allah kita adalah Tuhan, biarlah seluruh umat bersuka-cita; Tuhan adalah raja,
janganlah umat begitu tidak sabar. Tuhan misioner Gereja adalah menjadikan ketaatan dunia
kepada Yesus kristus sebagai Tuhan jelas dan persuasif di mana saja Dia belum dikenal dan
belum diakui. Dengan iman kita kepada Kristus yang disalibkan, dengan kasih yang dimulai
pada salib, dan dengan pengharapan yang tertanam pada Dia yang menang disana, Gereja harus
memberitakan bahwa Allah di dalam Kristus berkuasa atas dunia ini.
Misi sebagai eskatologi Allah "Misi adalah unsur yang hakiki di dalam rencana keselamatan
eskatologi ilahi. "karya misioner Gereja adalah suatu cicipan eskatologi terhadap kerajaan Allah,
dan pengharapan Alkitabiah tentang akhir zaman merupakan dorongan yang paling kuat untuk
bertindak. Keyakinan kepada Allah dengan tindakan kita sendiri. Kita tidak dapat Membawa
masuk kerajaan Allah. Keseluruhan kesaksian Perjanjian Baru begitu jelas tentang hal ini
sehingga tidak dibutuhkan bukti lebih jauh. Kita diingatkan bahwa Allah adalah Tuhan atas
waktu. Kita telah memasuki tahap akhir zaman ini, teologi yang akan berakhir dengan
kedatangan kembali Kristus. Eskatologi dan Misi, kehadiran Roh Kuduslah yang membuat
tindakan Gereja eskatologis. Gereja sendiri adalah suatu gejala eskatologis. Ia berada di tengah
-tengah hadirat Kristus sebagai Tuhan. Roh Kudus dan misi inilah tanda-tanda dari tahap akhir,
yang ditentukan oleh masa depan, dimana kita berdiri.

Misi dengan memperhatikan akhir zaman "misi adalah bagian dari pekerjaan Allah pada akhir
zaman. Zaman keselamatan dan Akhir zaman, didalam perjanjian Baru perintah misioner dan
pemberitaan misioner ditetapkan secara tegas dalam arti waktu. "pertama-tama Injil harus di
beritakan; kemudian akhir zaman akan tiba. Misi adalah Karya Allah pada akhir zaman. Misi
adalah bagian dari karya Allah pada akhir zaman. Misi adalah tanda akhir zaman yang ditetapkan
oleh Allah. Misi mempunyai martabat bukan di dalam itikad baik manusia; apalagi tindakan
manusia sama sekali bukanlah alasan yang cukup untuk akhir zaman yang akan datang itu. Misi
adalah tanda akhir zaman yang tidak akan gagal. Misi akan diberitakan; ia terjadi. Misi tindakan
pengharapan, keberhasilan misi adalah pengutusan akhir zaman Yesus kepada murid -muridnya-
Nya. Misi berarti menepatkan Kristus sebagai Tuhan menjelang akhir zaman. Misi adalah
pengharapan, yang sadar mengarahkan pandangan kepada zaman akhir. Misi adalah karya Gereja
memberikan kesaksian fakta bahwa "bertekuk lutut segala yang ada dilangit dan yang ada di
bumi dan yang ada dibawah bumi"dan segala lidah mengakui "bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapak" (Flp. 2:10 dst).

Penginjilan sebagai pelayanan eskatologis "Penginjilan adalah pengharapan di dalam tindakan. "
Pemberitaan misioner istilah "penginjilan " selalu dipergunakan demikian rupa sehingga
menyiratkatkan "maju ke depan " maupun "diutus kedepan ". Usaha misioner hanya mungkin
apabila tidak ada jemaat. Pemahaman eskatologis tentang penginjilan, asosiasi penginjilan
dengan misi- misi asing memastikan suatu pemahaman eskatologis tentang penginjilan.
Penginjilan berdiri berdampingan dengan pemahaman ini. Tanpa ini, gagal sebagai pemberitaan
yang misioner. Bila penginjilan tidak dipahami secara eskatologis, pada akhirnya ia hanya akan
menjadi usaha membentuk sikap dan usaha untuk membangun hubungan, tetapi tidak lebih.
Definisi tentang penginjilan adalah partisipasi gereja-gereja di dalam karya mesianik Yesus
Kristus. Lebih singkatnya penginjilan adalah pengharapan di dalam tindakan.

Misi dan teologi pengharapan "Panggilan dari misi Allah pengharapan menuntut tanggung jawab
dan keputusan bagi dunia sejarah. " Janji Allah dalam sejarah keselamatan adalah janji tentang
penciptaan yang baru di dalam Kristus yang bangkit. Pengharapan adalah mengubah dunia
didalam penantian akan transformasi eskatologisnya yang dijanjikan oleh Allah. Eskatologi dan
sejarah, titik acuan yang sesungguhnya bagi eksposisi dan penerimaan terhadap kesaksian
Alkitab yang historis, dan yang menjadi motif dan kekuatan pendorongnya, terdapat di dalam
misi kekristenan masakini, misi dan di dalam masa depan universal Allah bagi dunia dan bagi
seluruh manusia dan kesanalah misi berlangsung. Dengan demikian pengharapan eskatologis dan
misi membuat realitas manusia menjadi historis. Terbuka bagi masa depan, pengharapan
eskatologis memperlihatkan bahwa apa yang mungkin dan dapat diubah di dalam dunia ini
bermakna, dan misi ya mungkin dan dapat diubah di dalam dunia ini bermakna, dan misi yang
praktis mencakup apa yang kini berada di dalam batas-batas kemungkinan didalam dunia.
Panggilan dan misi "Allah pengharapan " tidak lagi membiarkan manusia untuk hidup di tengah
-tengah alam sekitarnya dan tidak lagi di dalam dunia sebagai rumahnya, melainkan memaksa
mereka untuk eksis di dalam cakrawala sejarahnya.

Misi diantara dua zaman "Dipanggil untuk mewujudkan Kerajaan Allah disini dan sekarang juga.
" diantara dua zaman menurut kehendak Allah, gereja dipanggil untuk mewujudkan kerajaan
Allah sekarang dan disini di dalam keberadaannya maupun didalam apa yang diberitakannya.
Karena kerajaan Allah itu sudah datang dan masih akan datang," diantara dua zaman ini gereja
merupakan realitas eskatologis dan juga historis. Misi gereja adalah perwujudan historis dari
kuasa tersebut melalui kata-kata kata-kata dan perbuatan, didalam kuasa Roh Kudus. Dua zaman
ini, gereja komunitas yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan melalui Dia mengakui
Allah sebagai "Khalik dan juga hakim atas seluruh manusia " terpanggil untuk membagikan
keprihatinan -Nya akan keadilan dan perdamaian di seluruh masyarakat manusia dan demi
pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan. Komitmen kepada Yesus Kristus adalah
komitmen kepada Dia sebagai Tuhan atas seluruh alam ini, Raja yang dihadapkan-Nya segala
lutut akan berkelut, tujuan akhir sejarah manusia. Tetapi penggenapan kerajaan Allah itu adalah
pekerjaan Allah sendiri.

Menjadi manusia pengharapan "Bahwa Allah itu aktif di dalam proses mengubah dunia adalah
pengharapan yang mempertahankan kita". Harapan kita mempertahankan kita dan membuat kita
semakin kreatif untuk mengeluarkan apa yang terbaik di dalam diri manusia. Pengharapan telah
mengambil makna yang baru karena Yesus Kristus, dan karenanya pengharapan adalah tanda
bagi orang kristen. Pada hakikatnya kita terpanggil untuk menjadi manusia-manusia
pengharapan, sehingga kita dapat menghidupkan kembali bara api kasih yang sedang dimatikan
melalui kekerasan. Misi di dalam kasih Kristus merupakan misi sebagai orang Kristen adalah
mewujudkan pengalaman iman di dalam Yesus Kristus, sehingga dengan kita dapat percaya, dan
kepercayaan itu dapat menginjili.

Kesetiaan kepada Allah adalah pengharapan "sementara Afrika hitam semakin dimiskinkan,
haruskah kita menutup pintu terhadap pengharapan?." Salib dunia ketiga bila kita memandang
salib Yesus Kristus sebagai salib Dunia Ketiga, eksistensi Dunia ketiga itu sendiri
memperlihatkan kepada kita apakah dosa itu dan bagaimana ia disusun didalam sejarah. Dunia
ketiga membawa serta dengannya Kristus yang tersembunyi. Inilah tubuh Yesus Kristus yang
historis sekarang ini. Nyanyikan kidung kemuliaan di dalam perbuatan, maka kita akan mampu
menyanyikan Kidung Kemuliaan, bukan dalam bahasa latin, melainkan dalam perbuatan, dimana
pun iman dijalani diantara kaum miskin. Kita akan mampu menyanyikan kidung kemuliaan
dipermukiman-permukiman kumuh, didesa-desa, dijalan-jalan dimanapun kita berada karena
kebenaran Allah sepenuhnya dilibatkan baik di negara -negara yang kelaparan maupun
dimasyarakat yang menjajah.

Misi sebagai ciptaan baru "Misi sebagai ciptaan baru diorientasikan kepada transformasinya.
"misi sebagai ciptaan baru, misi adalah ciptaan baru dari umat manusia yang baru sedunia yang
baru pula. Misi itu historis, tetapi juga melampaui sejarah. Misi adalah pengharapan kita, tetapi
juga karunia ilahi yang adalah perwujudan dari janji Allah. Misi adalah tugas kita tetapi juga
karya Roh. Misi adalah panggilan kepada pertobatan, tetapi juga kepada komitmen. Misi adalah
Nabuat yang mengarahkan perhatian kita kepada masa depan yang kreatif, yang dijamin oleh
tindakan Allah yang penuh rahmat dimasa lampau. Misi sebagai ciptaan baru bersinabung
dengan ciptaan, tetapi tidak berorientasi pada pelestariannya, melainkan transformasinya. Rekan
pencipta bersama Allah di dalam iman, dunia baru dan ciptakan baru yang sedang kita kerjakan
bukanlah tujuan yang ditunjukkan oleh futurologi, melainkan perspekstif-perspektif iman. Iman
juga adalah tanggapan kepada Allah yang memanggil kita untuk bersama Allah sendiri menjadi
rekan pencipta langit baru dan bumi baru. Ini adalah komitmen kepada aksi, ini adalah panggilan
untuk taat. Ini adalah tantangan untuk melibatkan diri secara konkret di dalam realitas kehidupan
dan dunia yang berlangsung terus.

Anda mungkin juga menyukai