AUFA ELMAROM
SUB BIDANG BUTA HURUF AL-QUR’AN
KEC. CIAMPEA KAB. BOGOR
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BOGOR
KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIAMPEA
Jl. Raya Warung Borong, KM 13 Ciampea Desa Bojongrangkas. Ciampea Bogor Kode Pos 16620
SURAT TUGAS
Nomor :…/KUA/01.01.14/…/I/…/2021
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciampea menugaskan Penyuluh Agama Islam Non PNS
Sesuai Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Nomor:
13221/Kw.10/KP.00.1/12/2019 dengan ini menugaskan yang bersangkutan untuk melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan Agama Islam kepada kelompok, sasaran/binaan di Kecamatan Ciampea
dengan uraian tugas sebagai berikut :
Demikian Surat Tugas ini kami buat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
H. HERMAN, S.Ag.
NIP. 19731031200511003
Tembusan :
Yth. Kepala Kemenag Kab. Bogor
SURAT PERNYATAAN
PEMILIHAN SPESIALISASI
Demikian Surat Tugas ini kami buat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak
manapun.
AUFA ELMAROM
SURAT PERNYATAAN
KUNJUNGAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT DAN PEJABAT
PEMERINTAH
Menyatakan telah melaksanakan kunjungan dalam rangka kordinasi penyuluhan Agama Islam
kepada Tokoh Masyarakat dan Pejabat Pemerintah, sebagai berikut :
SURAT PERNYATAAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK BINAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Bentuk Topik Waktu
No Kelompok Tujuan/Target
Kegiatan Bahasan Pelaksanaan
Sasaran
Pengajian Jum’at, 3 Januari
MT. Rijalul
Rutin 2020 Jam 08.00
Ansor
minguan WIB
Madrasah Pengajian Minggu, 5 Januari
Diniyah Darut Rutin 2020 Jam 16.00
Tafsir minguan WIB
Pengajian Jum’at, 10 Januari
MT. Rijalul
Rutin 2020 Jam 08.00
Ansor
minguan WIB
Madrasah Pengajian Minggu, 12
Diniyah Darut Rutin Januari 2020 Jam
Tafsir minguan 16.00 WIB
Pengajian Jum’at, 17 Januari
MT. Rijalul
Rutin 2020 Jam 08.00
Ansor
minguan WIB
Madrasah Pengajian Minggu, 19
Diniyah Darut Rutin Januari 2020 Jam
Tafsir minguan 16.00 WIB
Pengajian Jum’at, 24 Januari
MT. Rijalul
Rutin 2020 Jam 08.00
Ansor
minguan WIB
Madrasah Pengajian Minggu, 26
Diniyah Darut Rutin Januari 2020 Jam
Tafsir minguan 16.00 WIB
2 Ana Anisa -
3 Ayu Sulviyanti -
5 Deli Supriatna -
6 Hari Isnianto -
7 Intan Yuliani -
11 Muhammad Ridwan -
12 Nanda Zulfikri -
14 Novi Fadia -
17 Sipa Nuriyani -
18 Siti Munawaroh -
19 Teti Cahyati -
23 Anti Aryanti -
25 Fitri Nurhidayatulloh -
26 Fitriani Rosidah -
27 Haeruman Azizi -
28 Luzia Ulfasyara Annurul Haq -
29 Muhammad Farhan -
2 Abdul Basit -
4 Agasta Alfauzan -
6 Angga Apriansyah -
7 Dede Saputra -
10 Iqbal Fadillah -
11 Irfan Maulana -
14 M Chairil Alamsyah -
15 M Rafli -
16 M. Auf Habibi -
17 M. Farhan Awaludin -
18 M. Irgi Ardiansyah -
19 Maryono Nugroho -
22 Muhamad Fikral -
26 Panca Akbar -
27 Ridho Hadjiansyah -
28 Rohadiansyah -
29 Syahrul Romadhoni Az -
30 Yoga -
Menerangkan bahwa :
Nama : AUFA ELMAROM
Jabatan : Penyuluh Agama Islam Non PNS
Wilayah Penugasan : Kecamatan, Ciampea
Telah nyata melakukan kegiatan bimbingan dan penyuluhan Agama Islam sesuai dengan
tugasnya sebanyak 8 kali pada bulan Januari tahun 2020.
H. HERMAN, S.Ag
NIP. 19731031200511003
SURAT KETERANGAN
PELAKSANAAN BIMBINGAN PENYULUHAN
Menerangkan bahwa :
Telah melaksanakan binaan dan penyuluhan tatap muka dengan jama’ah di MT. Rijalul
Ansor, yang kami kelola dengan jadwal binaan :
Hari : Minggu
Bulan : Januari 2020
Waktu : Jam 16.00 WIB s/d selesai
Jumlah jama’ah : 30 orang
Materi :
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Nama : Drs.Madyani
Jabatan : Kepala Sekolah Madrasah Diniyah Darut Tafsir
Alamat : Kp. Pabuaran Kaum RT/RW 03/02 Desa Cibanteng Kec
ciampea
Menerangkan bahwa :
Telah melaksanakan binaan dan penyuluhan tatap muka dengan jama’ah di MD Darut Tafsir,
yang kami kelola dengan jadwal binaan :
Hari : Minggu
Bulan : Januari 2020
Waktu : Jam 16.00 WIB s/d selesai
Jumlah jama’ah : 30 orang
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Drs.Madyani
MATERI
Thaharah
Dalam hukum Islam, soal bersuci dan segala seluk-beluknya termasuk bagian ilmu dan
amalan yang penting, terutama karena diantara syarat-syarat salat telah ditetapkan bahwa
seseorang yang akan mengerjakan salat diwajibkan suci dari hadats dan suci pula badan,
pakaian, dan tempatnya dari najis.
Firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.” (Al-Baqarah : 222)
1. Bersuci dari hadats. Bagian ini khusus untuk badan, seperti mandi, berwudhu,
dan tayamum.
2. Bersuci dari najis. Bagian ini berlaku pada badan, pakaian, dan tempat.
a. Pengertian Hadats
Yang dimaksud dengan Hadats adalah suatu sifat atau keadaan yang oleh syar’i
dapat menghalangi sahnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt.
Yang dimaksud dengan “bersuci dari Hadats” ialah mensucikan badan dari hadats
kecil dengan wudhu dan hadats besar dengan mandi. Hadats adalah sifat syar’i yang
mengenai sebagian atau seluruh anggota badan sehingga menghilangkan kesucian. Sifat syar’i
ini disebut najis hukmiy, artinya bahwa syar’i ( pembuat syariat) menghukumi hadats sebagai
sesuatu yang najis yang dapat menjadi penghalang melakukan ibadah, seperti shalat dan
thawaf.
b. Dasar Hukum Bersuci dari Hadats
Bersuci dari hadats itu hukumnya wajib, karena dengan sucinya dari hadats, berarti
tidak ada lagi sesuatu yang menghalangi kita untuk melaksanakan ibadah, seperti shalat,
puasa, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Bersuci dari hadats dilakukan dengan jalan
berwudhu, tayamum, maupun mandi junub. Allah Swt berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” ( Al-Maidah: 6)
c. Macam-macam Hadats
a. Hadas kecil.
Mengeluarkan sesuatu dari dubur dan atau kubul yang berupa;
Air kencing.
Tinja.
Kentut.
b. Hadas besar.
Mengeluarkan mani.
Hubungan kelamin.
Terhentinya haid dan nifas.
d. Cara mensucikanya
a. Hadas kecil atau hadas ringan untuk mensucikanya diwajibkan berwudhu
b. Hadas besar , untuk mensucikanya diwajibkan mandi sesuai dengan syara dan
bila dalam keadaan darurat dapat bertayamum.
a. Pengertian Najis
Maksud dari najasah sesuatu yang najis adalah al-qadzarah sesuatu yang
kotor. Seorang muslim harus berusaha menjauhkan diri darinya dan mencuci apa yang
terkena olehnya. Bersuci dari najis itu hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah
berusia akil baligh. Anak kecil laki-laki maupun perempuan perlu dilatih atas hal itu.
pada usia tujuh tahun ia harus diperintah. Dan pada usia sepuluh tahun ia harus dipukul
jika menolak perintah tersebut. Hal ini sama seperti shalat. Sebab, shalat itu tidak sah
tanpa bersuci.
Yang dimaksud bersuci dari najis ialah membersihkan badan, pakaian, tempat
(terutama yang berhubungan dengan suatu ibadah yang mengharuskan suci / bersih
dari najis ) dengan menggunakan alat bersuci, seperti air sesuai dengan ketentuan air
yang dapat dipakai untuk bersuci. Najis adalah lawan dari suci, dan najis merupakan
istilah yang digunakan untuk dua perkara, yakni hadats dan khubts. Akan tetapi,
menurut bahasa, penggunaan istilah najis ialah untuk suatu yang kotor baik yang
bersifat hissy ( inderawi) seperti darah, kencing, tinja, dan lain sebagainya, maupun
yang bersifat ma’nawy ( abstrak ), seperti dosa.
Seorang dusun buang air kecil di masjid Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
yang tanahnya beralaskan pasir dan batu kerikil. Nabi Saw melarang hal itu. beliau lalu
menyuruh seorang sahabat untuk membawakan satu timba air dan menyiramkannya.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Nabi SAW bersabda, “ Air kencing anak perempuan harus dibasuh, dan air
kencing anak laki-laki cukup disiram.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i) Sebuah
Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi yang menganggapnya sebagai hadits
hasan, “ Air kencing anak laki-laki yang masih menyusui itu cukup disiram, dan air
kencing anak perempuan itu harus dibasuh.”