Anda di halaman 1dari 10

RESUME 1 BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian, Tujuan, dan Arah Pelayanan BK

OLEH:
PUTRI HAFIZZOH AHMAD
NIM: 19031099

DOSEN PENGAMPU:
Zadrian Ardi, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam
praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan.
Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).
1. Pengertian Bimbingan
a. Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya
“guide”memiliki beberapa arti :
1) Menunjukkan jalan (showing the way)
2) Memimpin (leading)
3) Memberikan petunjuk (giving instruction)
4) Mengatur (regulating)
5) Mengarahkan (governing)
6) Memberi nasihat (giving advice)

b. Pengertian Bimbingan Secara Terminologi


1) Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan
masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
2) Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960)
menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang
baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan
yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk
menolongnya mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan
sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).
3) Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus –
menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk
mencapai kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang
sebesar – besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur
dan M. Surya 1975).
4) Djumhur dan M. Surya  memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu
proses pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu
dalam memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan
untuk memahami dirinya sendiri (self understanding), kemampuan untuk
menerima dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan untuk mengarahkan
diri sendiri (self direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri
(realization), sesuai dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti :  bantuan yang


diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai
kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian
nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku

2. Pengertian Konseling
a. Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus
artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to
obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).
Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat,
anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).

b. Pengertian Konseling Secara Terminologi


1) Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan
antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya (Tohirin,
2011: 22).
2) James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal
balik antara dua orang individu di mana seorang Counselor membantu
Counsele supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungan dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan
datang. (kutipan Djumhur dan M. Surya (1975) .
3) Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan
hubungan langsung antar individu, dengan tujuan memberika bantuan
kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
4) Mortensen dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance in today’s
school (1964) mengemukakan konseling adalah suatu proses hubungan
seseorang dengan seseorang di mana yang seseorang di bantu oleh yang
lainnya untuk meningkatan pengertian dan kemampuan dalam menghadapi
masalahnya.
5) Wren dalam bukunya yang berjudul student person al work in college,
berpendapat bahwa konseling adalah pertalian pribadi yang dinamis antara
dua orang yang berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkan
bersama sama, sehingga akhirnya orang yang lebih muda atau orang yang
mempunyai kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya di bantu oleh
orang lain untuk memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri
sendiri.
6) Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and
Dicipline mengemukakan bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan
langsung di mana yang seorang terlibat dalam situasi itu karena latihan dan
keterampilan yang dimilikinya atau karena mendapat kepercayaan dari yang
lain, berusaha menolong yang kedua dalam menghadapi, menjelaskan,
memecahkan, dan menanggulangi masalah penyesuaian diri.
7) Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA)
mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang
terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang
berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan
(Tohirin, 2011: 23).

Jadi pengertian KONSELING adalah  kontak atau hubungan timbal balik antara


dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh
keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang
berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan
Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya
sendiri.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar
norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu
memandirikan siswa dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu
supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi
tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan
itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan
konseling di sekolah:
1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat
hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka
capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk
mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.

2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan
mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa
adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.

3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal


Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari
suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi
dirinya sendiri.
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar
pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada
keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.

5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri


Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan
dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya
sendiri.

Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial (afektif), belajar
(akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial siswa adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
d. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
f. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat dan harga dirinya.
g. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas dan kewajibannya.
h. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan
dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silahturahmi dengan
sesama manusia.
i. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik) siswa adalah:
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motifasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa (kebanyakan bagi
siswa SMA) adalah:
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan
sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita kariernya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g. Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila
seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier
keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya
dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakan ia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.

C. Arah Pelayanan Bimbingan dan Konseling


1. Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling
elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat
(significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak
langsung dan mendorong para significant persons berperan optimal dalam memenuhi
kebutuhan paling elementer siswa.

2. Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-
tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup
baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar,
tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi
yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan
pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik.
Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran
dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini,
pelayanan BK yang dilaksanakan oleh Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan
mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
3. Pelayanan Teraputik,
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan
terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan.
Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan
peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan
teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar,
pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan peminatan.

4. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi Siswa


Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah
peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan
kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan
pengembangan tersebut di atas.     

5. Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti
personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu
terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan
suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi
pengembangan potensi siswa. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung
ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan
pelayanan teraputik tersebut di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers.

Syahril, Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa Raya.

Syamsu, Yusuf dan Ahmad Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Rosdakarya.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integrasi). Jakarta : PT Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai