Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut UU ASN No. 5 Tahun 2014, ASN (Aparatur Sipil Negara)

adalah profesi bagi Pegawai Negri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN

diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam

suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pegawai negeri adalah

pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,

atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Salah satu usaha Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk

menciptakan ASN yang memiliki kompetensi unggul dan selaras dengan

dinamika perkembangan zaman adalah melalui pendidikan dan pelatihan

prajabatan yang harus diikuti oleh semua calon ASN atau yang biasa kita

kenal dengan sebuatan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Pendidikan

dan Pelatihan Prajabatan yang harus diikuti oleh semua Calon ASN atau

Calon PNS bertujuan membentuk PNS yang profesional, yaitu PNS yang

karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga mampu

melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan


masyarakat. Nilai dasar yang dimaksud adalah akuntabilitas,

nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.

Dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut,

maka diharapkan CPNS dapat menjadi bibit-bibit ASN yang mampu

membawa perubahan bagi lingkungan kerja dan juga lingkungan

sosialnya sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan tugas

jabatannya yang akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap PNS. Melalui serangkaian pembelajaran yang dilakukan,

diharapkan para calon birokrat ini akan memiliki wawasan kebangsaan,

memiliki etika dan budaya kerja yang baik, seluruh kegiatannya dapat

dipertanggungjawabkan, memiliki komitmen terhadap mutu dan bebas

korupsi serta menyadari pentingnya memberikan pelayanan prima.

Maka dari itu sebagai ASN yang berkerja di UPT Puskesmas Buru

perlu membuat rancangan aktualisasi dan kegiatan aktualisasi dengan

menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) khususnya di bidang pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Buru.

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014,

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat

berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu

tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat

bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk

komunitasnya. Pelayanan Kesehatan Jiwa bagi setiap orang dan jaminan


hak Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ) belum dapat diwujudkan secara optimal. Hak

ODMK dan ODGJ sering terabaikan, baik secara sosial maupun hukum.

Secara sosial masih terdapat stigma di masyarakat sehingga keluarga

menyembunyikan keberadaan anggota keluarga yang menderita

gangguan jiwa. Hal ini menyebabkan terbatasnya akses ODMK dan ODGJ

terhadap layanan kesehatan.

Selain itu, belum optimalnya pelayanan Kesehatan Jiwa secara tidak

langsung memengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan kesehatan.

Sebagian besar ODGJ mengalami penurunan kesehatan secara fisik yang

akhirnya menurunkan produktivitas, baik dalam bekerja maupun dalam

beraktivitas sehari-hari. Secara keseluruhan gangguan Kesehatan Jiwa

memengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dan

meningkatkan beban dana sosial untuk kesehatan masyarakat.

Pelayanan Kesehatan Jiwa dimaksudkan untuk menjamin setiap orang

dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan

yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat

mengganggu Kesehatan Jiwa; menjamin setiap orang dapat

mengembangkan potensi kecerdasan; memberikan pelindungan dan

menjamin pelayanan Kesehatan Jiwa bagi ODMK dan ODGJ berdasarkan

hak asasi manusia; memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi,

komprehensif, dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif; menjamin ketersediaan dan keterjangkauan


sumber daya dalam Upaya Kesehatan Jiwa; meningkatkan mutu Upaya

Kesehatan Jiwa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi; dan memberikan kesempatan kepada ODMK dan ODGJ untuk

dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai Warga Negara

Indonesia.

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

nomor 54 tahun 2017 tentang penanggulangan pemasungan pada orang

dengan gangguan jiwa Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya

disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,

perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan

gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat

menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang

sebagai manusia

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

43 tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan

bahwa setiap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar, selain itu pelayanan kesehatan

terhadap ODGJ termasuk dalam indikator keluarga sehat untuk

mendukung program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga.

Kesehatan jiwa dan kemiskinan berinteraksi dalam siklus negatif.

Kemiskinan meningkatkan risiko gangguan jiwa dengan peningkatan

stres, pengucilan sosial, malnutrisi, kekerasan, dan trauma. Sementara,

gangguan jiwa meningkatkan risiko kemiskinan melalui peningkatan


pengeluaran kesehatan, penurunan produktivitas, stigma, dan kehilangan

pekerjaan.

Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,

diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita

tidak mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau

mereka akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah.

Marginalisasi dan diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada

hak-hak individu, hak politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Beberapa tahun yang lalu di wilayah kerja UPT Puskesmas Buru

tepatnya di kelurahan Buru, telah terjadi tindakan kekerasan yang

dilakukan oleh seorang ODGJ pada abang kandungya dengan

menggunakan benda tajam. ODGJ tersebut menggunakan parang

mencelakai tangan korban sehingga tangan korban harus diamputasi.

Sampai saat ini ODGJ tersebut masih terus dalam tahap pengobatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan P2 kesehatan jiwa, jumlah

kasus kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Buru tahun 2020 adalah 41

orang, sementara itu jumlah kasus ODGJ berat di UPT Puskesmas Buru

pada tahun 2020 adalah 13 orang.

UPT Puskesmas Buru merupakan fasilitas pelayanan kesehatan di

Kecamatan Buru. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik

promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Melalui


media informatif tentang kesehatan jiwa diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan masyarakat dan pasien ODGJ dapat terdeteksi secara dini.

Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk meningkatkan

pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa melalui media informatif

UPT Puskesmas Buru.

B. PROFIL INSTANSI

1. GAMBARAN UMUM

UPT Puskesmas Buru merupakan salah satu fasilitas kesehatan

tingkat pertama yang terletak di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan

Riau. UPT Puskesmas Buru berlokasi di Jalan M. Rasip-Kandis RW 009

RT 001, Kelurahan Buru, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. Wilayah

kerja UPT Puskesmas Buru terdiri dari 2 kelurahan, 2 desa, 29 RT, dan 63

RW. Kelurahan Buru dan Kelurahan Lubuk Puding terletak di Pulau Buru,

sedangkan Desa Tanjung Batu Kecil dan Desa Tanjung Hutan terletak di

Pulau Gunung Papan.

Secara geografis wilayah Kerja UPT Puskesmas Buru Kecamatan

Buru terletak antara N 0o53’52.854” dan E 103o29’56.3532” . Dengan luas

wilayah 7.265 Ha dan luas perairan 1.135 Ha. yang terdiri dari 2

Kelurahan, 2 Desa, 29 RW dan 64 RT dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Pulau Pandan dan Pulau Parit

(KecamatanTg.Balai)
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Pulau Belat (Kecamatan

Tg.Berlian).

Sebelah Barat : berbatasan dengan Selat Papan (Kecamatan Tg.

Berlian).

Sebelah Timur : berbatasan dengan Selat Durian (Kecamatan Moro).

a. Sumber Daya Puskesmas

Data ketenagaan UPT Puskesmas Buru 2020 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Ketenagaan UPT Puskesmas Buru Tahun 2020


N
JENIS KETENAGAAN JLH
O PNS PTT CPNS HK BOK NS TKS
Dokter            
1
  Dokter Umum 4 2 1   1    
  Dokter Gigi 1   1      
2 Keperawatan            
  S 1 Ners            
  S1          
  D III 6       5   1
  SPK 1 1        
  Perawat Gigi 1      1    
3 Bidan            
  D III 18 7 2 4  5  
  P2B            
4 Farmasi            
  Apoteker            
  Asisten Apoteker 1     1     
5 Kesmas 1   1     
6 Kesling 1 1
7 Gizi  2         1 1
8 Keterapian Fisik            
9 Keteknisan Medis            
  Analis :            
  Labor :  1       1   
  AKL :            
10 Lain – lain            
Administrasi
             
Perkantoran :
  S 1 / D III 2       1   1
  SMA/SMU 3 1     2
  SLTP            
  SD            
  Sopir :            
  SMA/SMU 1       1  
  SLTP            
  SD            
  Rumah Tangga :            
  Cleaning Servis        
  SMA/SMU 2        2   
  SLTP 1        1  
  SD            
  Satpam :            
  ABK Kapal :            
JUMLAH TOTAL 46 11 4 8  18 3 1 1
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah status sumber daya manusia
kesehatan di Puskesmas Buru sebagai berikut :
1. PNS : 19 Orang
2. PTT : 4 Orang
3. Honor Daerah : 0 Orang
4. Honor Kontrak : 18 Orang
5. Nusantara Sehat : 1 Orang
6. TKS : 1 Orang
7. BOK : 3 Orang
Jumlah Total : 46 Orang

b. Program Puskesmas

Program/ upaya kesehatan yang dijalankan oleh UPT

Puskesmas Buru adalah:

1) Upaya kesehatan masyarakat (UKM)


Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM)

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya

masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,kelompok,dan

masyarakat. Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 (dua)

kelompokyaitu UKM esensisal dan UKM pengembangan

a. UKM esensial

1) Promosi kesehatan dan UKS

2) Kesehatan lingkungan

3) KIA/KB yang bersifat UKM

4) Pelayanan gizi yang bersifat UKM

5) Pencegahan dan pengendalian penyakit

6) Perawatan kesehatan masyarakat

c. UKM Pengembangan

1) Posyandu Lansia

2) Posbindu penyakit tidak menular (PTM)

3) Program kesehatan jiwa

4) Program yankestrad

5) Program Upaya Kesjaor

6) Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

7) Program Usaha Kesehatan Gigi masyarakat Desa

(UKGMD)

2. Upaya kesehatan perorangan (UKP)


Merupakan suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan

pencegahan dan penyembuhan penyakit, pengurangan

penderitaan akibat penyakit, dan memulihkan kesehatan

perorangan. UKP di UPT Puskesmas Buru dilaksanakan dalam

bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan

kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB (yang bersifat

UKP), pelayanan gizi yang bersifat UKP, pelayanan

kefarmasian dan pelayanan laboratorium.

c. Tugas Pokok Bidan

Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 36 tahun 2019 tentang

jabatan fungsional bidan menyebutkan bahwa Jabatan Fungsional Bidan

adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab,

dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan kebidanan.

2. VISI DAN MISI ORGANISASI

a. Visi

Gambaran masa depan masyarakat Kabupaten Karimun yang ingin

dicapai adalah KARIMUN SEHAT melalui visi UPT Puskesmas Buru yaitu

“Terwujudnya kecamatan Buru yang sehat melalui pelayanan

Kesehatan yang Optimal”, artinya masyarakat Kabupaten Karimun

khususnya wilayah kerja UPT Puskesmas Buru harus hidup dalam


lingkungan yang sehat, mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS), mampu memilih, menjangkau, dan memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga memiliki derajat

kesehatan yang optimal.

b. Misi

Misi mencermikan peran, fungsi, dan kewenangan seluruh jajaran

organisasi kesehatan di seluruh wilayah Kecamatan Buru yang

bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan

sasaran pembangunan kesehatan Kecamatan Buru. Untuk mewujudkan

visi tersebut ada 3 (Tiga) misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas

kesehatan di UPT Puskesmas Buru, yaitu :

1) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

2) Memelihara dan meningkatkan pelayanan yang bermutu, merata dan

terjangkau.

3) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

c. Sasaran

Sasaran pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan Karimun

Sehat adalah :

a) Meningkatnya kerja sama lintas sektor dalam pembangunan

kesehatan, kontribusi positif sektor lain terhadap kesehatan, upaya


penanggulanan dampak negatif terhadap kesehatan serta

meningkatnya perilaku dan lingkungan hidup yang kondusif bagi

terwujudnya masyarakat yang sehat

b) Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

memperbaiki keadaan kesehatannya serta menjangkau pelayanan

kesehatan yang layak sesuai kebutuhan

c) Meningkatnya upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM), swasta

serta jumlah anggota masyarakat yang memanfaatkan upaya

kesehatan.

d) Meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan diri,

melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan, jumlah bayi yang

memperoleh imunisasi lengkap, ASI eksklusif, jumlah anak balita

ditimbang setiap bulan, jumlah PUS peserta KB, jumlah penduduk

dengan makanan beraneka ragam, jumlah penduduk yang buang air

besar di jamban, jumlah penduduk yang memperoleh air bersih, jumlah

rumah yang memenuhi syarat kesehatan, jumlah penduduk

berolahraga dan istirahat teratur, jumlah keluarga yang menjalankan

komunikasi dengan baik, jumlah keluarga yang menjalankan ajaran

agama dengan baik, jumlah penduduk yang tidak merokok dan tidak

minum minuman keras/obat dan zat adiktif lainnya, jumlah keluarga

yang tidak berhubungan seks bebas serta penduduk yang menjadi

peserta JPKM
e) Meningkatnya budaya lingkungan sehat yaitu antaranya TTU sehat,

rumah dan bangunan sehat, sarana sanitasi, air minum, pembuangan

limbah, lingkungan sosial termasuk pergaulan sehat, kemanan

lingkungan serta berbagai standar dan peraturan perundang-undangan

yang mendukung lingkungan sehat.

f) Meningkatnya jumlah sarana kesehatan yang bermutu dan terjangkau,

cakupan pelayanan kesehatan, penggunaan obat generik,

penggunaan obat secara rasional, pemanfaatan pelayanan promotif

dan preventif serta ketersediaan pelayanan kesehatan sesuai

kebutuhan

g) Meningkatnya sistem informasi pembangunan kesehatan dan keluarga

berencana serta kemampuan daerah dalam pelaksanaan

desentaralisasi pembangunan kesehatan, kepemimpinan dan

manajemen kesehatan serta peraturan perundang-undangan yang

mendukung pembangunan kesehatan

h) Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi

dan ibu, menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit, menurunnya

angka kecacatan dan ketergantungan, meningkatnya status gizi

masyarakat dan menurunnya angka fertilitas

d. Strategi

a) Pemantapan manajemen kesehatan di kecamatan


b) Konsolidasi seluruh sumber daya yang ada termasuk budaya kerja

sumber daya manusia

c) Pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan

keluarga menuju kemandirian masyarakat yang bertumpu pada potensi

yang ada

d) Pemantapan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan melalui

pendayagunaan potensi seluruh sumber daya yang ada dengan

pendekatan paradigma sehat

e) Meningkatkan advokasi dan kemitraan kepada seluruh stakeholder

dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan

f) Memantapkan sistem informasi manajemen, sehingga setiap

pengambilan keputusan selalu berdasarkan fakta

g) Mengembangkan sistem pembiayaan yang serasi dan sesuai

kemampuan bayar masyarakat

3. NILAI-NILAI ORGANISASI

Adapun moto atau nilai yang dipegang oleh puskesmas adalah BURU.

1) Bersih dari kepentingan pribadi

2) Unggul Berkompeten dalam melaksanakan tugas sebagai fasilitas

kesehatan tingkat pertama

3) Rajin dan konsisten dalam melayani masyarakat

4) AkUntabel Bertanggung jawab dalam melayani masyarakat


C. ROLE MODEL

Tokoh yang menjadi role model peserta yaitu dr. Dapot

Nainggolan. Dalam teori kepemimpinan, secara sederhana arti dari

kata role model adalah teladan. Peserta memilih dr. Dapot

Nainggolan sebagai role model atau panutan peserta yang patut

diteladani dalam menjalani fungsi peran dan kedudukan sebagai

Aparatur Sipil Negara. dr. Dapot Nainggolan merupakan Kepala

UPT Puskesmas Buru yang sudah menjabat kurang lebih selama

17 tahun.
Di mata peserta beliau adalah sosok yang memiliki karakter

yang ramah, sopan dan santun, memiliki disiplin yang tinggi,

komitmen, tanggung Jawab, integritas, dan kepedulian. Teladan

yang beliau tunjukkan sebagai pemimpin sejalan dengan nilai-nilai

dasar ASN yaitu nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) yang tercermin dalam

kinerja beliau. Sebagai seorang ASN, beliau adalah sosok yang

berjiwa kepemimpinan, taat pada aturan, berorientasi mutu,

profesional ketika memberikan pelayanan, dan tanggung jawab

untuk melakukan perubahan dalam organisasi. Pembawaan pribadi

beliau yang sederhana dan hangat namun menunjukkan totalitas

dan kualitas dalam bekerja turut menjadikan beliau sebagai salah

satu sosok yang pantas untuk diteladani.

Oleh karena itu peserta bertekat dan berkomitmen untuk

menjalankan fungsi, tugas dan peran ASN dalam keseharian

dengan mengimplentasikan sikap dan perilaku yang dr. Dapot

Nainggolan miliki.
BAB II

PERUMUSAN GAGASAN

A. IDENTIFIKASI ISU

Analisis isu merupakan masalah yang terjadi di dalam suatu

organisasi atau pelayanan publik yang belum ditemukan pemecahan

masalahnya. Isu menunjukkan suatu kesenjangan antara praktik

organisasi maupun layanan publik terhadap harapan-harapan para

stakeholder. Secara garis besar isu dapat diartikan sebagai suatu hal

yang terjadi baik di dalam ataupun di luar organisasi yang jika tidak

ditangani segera dengan efektif dan efisien akan menimbulkan masalah

terhadap organisasi tersebut. Adapun tujuan dari dilakukan analisis isu

adalah laporan aktualisasi.

Berdasarkan dengan rancangan isu di lingkungan kerja peserta

selama 2 (dua) tahun 2 (dua) bulan, berdasarkan kegiatannya dengan

Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik

peserta menemukan beberapa isu sebagai berikut :

1. Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa

2. Ketidakpatuhan minum obat pada pasien Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) berat


3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan tradisional di UPT Puskesmas

Buru

B. DESKRIPSI ISU

1. Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan P2 kesehatan jiwa,

jumlah kasus kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Buru tahun 2020 adalah

41 orang, sementara itu jumlah kasus ODGJ berat di UPT Puskesmas

Buru pada tahun 2020 adalah 13 orang. Seseorang dengan gangguan

jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan marginalisasi. Upaya

pelayanan kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Buru sudah cukup baik,

namun masih belum ada media informatif tentang kesehatan jiwa untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa sehingga

pasien ODGJ dapat terdeteksi secara dini. Masalah tersebut berkaitan

dengan Pelayanan Publik. Jika masalah ini tak terselesaikan akan

mengakibatkan stigma, diskriminasi dan marginalisasi di masyarakat.

2. Ketidakpatuhan minum obat pada pasien Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) berat

Melalui upaya kesehatan jiwa pasien ODGJ berat akan didata dan

diberikan pengobatan rutin. Pasien ODGJ diberikan obat melalui

Puskesmas dan atau di rujuk ke RSUD. Pasien akan mendapatkan obat

rutin perbulannya untuk mengontrol kesehatan jiwanya. Namun, di


lapangan saat monitoring banyak sekali ditemukan kendala keluarga

pasien yang tidak bisa memberikan obat rutin kepada pasien karna

kondisi dari pasiennya. Sehingga obat yang diberikan tidak tepat dosis

dan tepat waktu. Obat yang seharusnya habis dalam sebulan terkadang

masih bersisa. Sehingga pengobatan untuk penyembuhan pasien menjadi

tidak maksimal. Masalah tersebut berkaitan dengan Pelayanan Publik.

Jika masalah ini tak terselesaikan maka pengobatan pada pasien ODGJ

tidak maksimal.

3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan tradisional di UPT Puskesmas

Buru

Pelayanan kesehatan tradisional di UPT Puskesmas Buru masih

belum berjalan semestinya. Pelayanan kesehatan tradisional salah

satunya pelayanan akupresure belum ada di gedung maupun diluar

gedung. Begitu juga pemanfaatan TOGA belum berjalan. Masyarakat

belum mendapatkan pelayanan akupresure dan pemanfaatan TOGA.

Masalah tersebut berkaitan dengan Pelayanan Publik dan Manajemen

ASN. Jika masalah ini tak terselesaikan maka masyarakat tidak bisa

menyelesaikan masalah kesehatan ringan yang seharusnya bisa

diselesaikan secara mandiri oleh masyarakat.

C. PENETAPAN CORE ISU

Berdasarkan identifikasi isu yang telah ditemukan, maka akan

dilakukan analisis isu berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur

menggunakan metode APKL. Unsur-unsur yang dinilai menggunakan


metode APKL ini adalah Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/

Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan.

Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks

sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan

artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya

isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya.

Analisis APKL mengunakan rentang nilai berupa matrik skor yaitu 1-5

yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat

mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya.

Dengan menggunakan metode APKL tersebut, diperoleh hasil analisis

isu sebagai berikut:

N ISU FAKTOR TOTAL


O A P K L
1 Kurang optimalnya publikasi tentang  5 5  4  4  18
kesehatan jiwa
2 Ketidakpatuhan minum obat pada  4 4  4  4  16
pasien Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) berat
3 Belum optimalnya pelayanan 4 4 3 4 15
kesehatan tradisional di UPT
Puskesmas Buru
pelayanan

Tabel 2.1 Analisis APKL

Berdasarkan analisis APKL yang telah dilaksanakan , terlihat bahwa

isu mengenai “Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa“

memiliki peringkat tertinggi dengan skor 18 point.

C. RUMUSAN ISU
Berdasarkan hasil analisis prioritas masalah yang telah dilakukan,

maka isu yang diangkat menjadi prioritas untuk diselesaikan adalah

“Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa di UPT Puskesmas

Buru Tahun 2021”.

D. PENYEBAB ISU

“Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa di UPT

Puskesmas Buru Tahun 2021”

Disebabkan Oleh :

1. Kurangnya media informatif tentang kesehatan jiwa

2. Kurangnya sosialisasi tentang kesehatan jiwa

3. Karakter masyarakat mengkaitkan dengan mistis

Berdasarkan isu “Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa

di UPT Puskesmas Buru Tahun 2021” maka diidentifikasi penyebab isu

lebih lanjut menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Metode USG menitikberatkan pada beberapa penilaian, yaitu:

a. Urgency (U) berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan masalah. Semakin mendesak suatu masalah

untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgency masalah tersebut.

b. Seriousness (S) berkaitan dengan dampak dan pengaruh dari masalah

yang ada. Dampak yang menimbulkan kerugian, seperti menurunnya

produktivitas atau terancamnya keselamatan jiwa manusia. Semakin

besar dampak suatu masalah maka semakin serius masalah tersebut.


c. Growth (G) berkaitan dengan seberapa besar kemungkinan

memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani.

Tingkat urgency, seriousness dan growth ini kemudian diukur dengan

rentang nilai 1-5 dengan ketentuan sebagai berikut :

1 = sangat kecil
2 = kecil
3 = sedang
4 = besar
5 = sangat besar
Hasil analisis penetapan kriteria menggunakan metode USG dapat

diliat melalui table analisis berikut

Tabel 2.2 Analisis penyebab isu berdasarkan USG


No Masalah U S G Jumlah Ranking
.
1. Kurangnya media informatif 4 5 4 13 I
tentang kesehatan jiwa

2. Kurangnya sosialisasi tentang 4 4 3 11 II


kesehatan jiwa

3. Karakter masyarakat 4 3 3 10 III


mengkaitkan dengan mistis

Berdasarkan nilai USG yang tertinggi pada tabel di atas, maka

penyebab isu yang dipilih adalah: “Kurangnya media informatif tentang

kesehatan jiwa”

E. GAGASAN AKTUALISASI

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan


jiwa
Gagasan inovatif Pemecahan Isu : “Peningkatan pemahaman

masyarakat tentang kesehatan jiwa melalui media informatif di UPT

Puskesmas Buru”
BAB III

MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI

A. Matrik Rancangan Aktualisasi

a. Unit Kerja : UPT Puskesmas Buru

b. Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya publikasi tentang kesehatan jiwa


c. Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa melalui media

informatif di UPT Puskesmas Buru

Kontribusi
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil terhadap visi-misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
organisasi
1. Konsultasi kepada 1. Menyiapkan 1. Dibuktikan Akuntabilitas 1. Kegiatan 1. Kegiatan
  pimpinan terkait bahan dengan Saya akan melakukan konsultasi konsultasi
  pelaksanaan kegiatan konsultasi rancangan konsultasi bersama atasan peningkatan peningkatan
  peningkatan berupa dan jadwal dengan penyampaian yang pemahaman pemahaman
  pemahaman rancangan kegiatan jelas, transparan, dan masyarakat masyarakat
masyarakat tentang dan jadwal bertanggung jawab terhadap tentang tentang kesehatan
kesehatan jiwa melalui kegiatan rencana dan pelaksanan kesehatan jiwa melalui media
media informatif yang akan kegiatan dengan langkah- jiwa melalui informatif di
  dilaksanaka langkah: media puskesmas
  n 2. Bertemu 1. Menyampaikan rencana informatif di dilakukan dengan
  2. Memohon pimpinan kegiatan kepada atasan puskesmas benar dan
kesediaan dibuktikan secara detail dan sesuai bertanggung jawab
waktu dengan foto- sistematis dengan visi dengan moto
kepada foto kegiatan 2. Mengumpulkan informasi puskesmas puskesmas yakni
pimpinan atau data dari sumber yang untuk menjadi
untuk valid, secara teliti sehingga memberikan puskesmas yaitu
melakukan hasilnya dapat pelayanan Rajin dan
konsultasi 3. Konsultasi dipertanggung jawabkan. kesehatan Akuntabel
3. Melakukan dilakukan Nasionalisme yang optimal 2. Pelaksanaan
konsultasi dibuktikan Pada saat saya melaksanakan kepada kegiatan yang
dan meminta dengan konsultasi dengan atasan mayarakat. benar dan jujur
persetujuan lembaran tentang pemantapan rencana 2. Kegiatan sejalan dengan
pelaksanaan catatan kegiatan, saya akan konsultasi moto puskesmas
aktualisasi di konsultasi mengaktualisasikan nilai peningkatan untuk bekerja
UPT Nasionalisme berupa pemahaman dengan Bersih
Puskesmas pancasila sila ke 4 masyarakat  
Buru (utamakan musyawarah tentang
  4. Mendapat dalam pengambilan keputusan kesehatan
persetujuan
  pimpinan untuk kepentingan bersama) jiwa melalui
  dibuktikan yaitu dengan langkah- media
dengan langkah : informatif di
lembar puskesmas
persetujuan 1.Berdiskusi mengutamakan sejalan
pelaksanaan musyawarah bersama dengan misi
aktualisasi atasan, saling berpendapat puskesmas
yang telah dan mengajukan usul atau untuk
ditandatangai perbaikan hingga mencapai meningkatkan
oleh kesepakatan dalam kesehatan
pimpinan pengambilan keputusan individu
  untuk kelancaran maupun
  pelaksanaan kegiatan. masyarakat
2.Bersedia menerima kritik
dan saran dari atasan
Etika public
Saya akan
mengaktualisasikan nilai-nilai
sopan dan santun serta
menghargai komunikasi
dengan langkah-langkah
1. mencatat setiap saran dan
arahan yang diberikan dari
atasan
2. menggunakan bahasa
yang santun, bersikap
sopan dan hormat selama
melaporkan rencana
kegiatan
Komitmen mutu
Pada saat saya akan
melakukan konsultasi dengan
atasan tentang pemantapan
rencana kegiatan secara
efektif dan efisien dengan
langkah-langkah:
1. Membuat notulen selama
konsultasi berlangsung
2. Mencatat poin-poin penting
hasil diskusi
Anti Korupsi
Dalam melakukan konsultasi
dengan atasan saya akan
menerapkan nilai-nilai anti
korupsi berupa jujur, mandiri
dan kerja keras dengan
langkah-langkah :
1. Mengumpulkan semua
data terkait isu,
2. Tidak memanipulasi data,
dan menyampaikan semua
data apa adanya.
3. Mempersiapkan rencana
kegiatan secara lengkap
sebelum konsultasi
Manajemen ASN:
Konsultasi tentang rencana
kegiatan dengan menerapkan
etika profesi

Pelayanan Publik:
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya akan menerapkan nilai-
nilai pelayanan publik yaitu
akuntabel, responsif dan
partisipatif

WOG:
Konsultasi dengan atasan
dan sinergitas dengan 1. Kegiatan
pemegang program kesehatan Membuat 1. Kegiatan Membuat
jiwa di puskesmas dalam media media informasi
mengumpulkan data. informasi berupa standing
2. Membuat media 1.Menyusun 1. Draft Akuntabilitas berupa banner tentang
informasi berupa dan mendesain standing Dalam membuat media standing kesehatan jiwa
standing banner draft standing banner informasi berupa standing banner sejalan dengan
tentang kesehatan banner banner tentang kesehatan jiwa tentang moto atau nilai
jiwa saya akan melaksanakannya kesehatan yang dipegang UPT
2. Meminta izin 2. Dokumetasi dengan sikap tanggung jiwa sejalan Puskesmas Buru
dengan atasan konsultasi jawab dan berintegritas. dengan visi yaitu Unggul
pembuatan dengan Saya akan menerapkan teknik UPT berkompeten dalam
standing banner atasan berfikir kreatif dengan Puskesmas melaksanakan
langkah-langkah: Buru yaitu tugas sebagai
3. Mencetak 3. Dokumentasi memberikan fasilitas kesehatan
standing banner saat 1. Mempelajari kembali pelayanan tingkat pertama
ke tempat mencetak materi kesehatan jiwa dari kesehatan 2. Kegiatan Membuat
reklame standing sumber yang valid yang optimal media informasi
banner 2. Mencantumkan referensi 2. Kegiatan berupa standing
yang digunakan pada Membuat banner tentang
standing banner media kesehatan jiwa
4. Memasang Nasionalisme
4. Terwujudnya informasi sejalan dengan
standing banner Saya akan membuat standing
media berupa moto atau nilai
sesuai lokasi banner tentang kesehatan jiwa
informasi standing yang dipegang UPT
yang telah sesuai dengan nilai-nilai dari
berupa banner Puskesmas Buru
ditentukan Pancasila yaitu sila ke- 4
standing tentang yaitu akuntabel
banner yaitu mau mendengar kesehatan bertanggung jawab
tentang pendapat orang lain dan kerja jiwa sejalan dalam melayani
kesehatan sama dengan pihak lain dan dengan misi masyarakat
jiwa tidak membedakan dengan UPT  
menggunakan teknik diskusi, Puskesmas  
dengan langkah-langkah: Buru yaitu  Masyarakat
1. Materi di standing banner menodorong
dapat diperoleh oleh siapa kemandirian
saja (tidak diskriminatif) masyarkat
2. Bekerja sama dengan untuk hidup
pihak reklame untuk sehat
mencetak standing banner 3. Kegiatan
yang berkualitas Membuat
Etika publik media
Dalam membuat standing informasi
banner tentang kesehatan jiwa berupa
saya akan memberikan standing
informasi secara jujur dan banner
santun dengan menggunakan tentang
teknik deskriptif, dengan kesehatan
langkah-langkah: jiwa sejalan
dengan misi
1. Membaca dengan cermat UPT
materi yang berkenaan Puskesmas
kesehatan jiwa Buru yaitu
memilihara
2. Menggunakan Bahasa yang dan
mudah dimengerti masyarakat meningkatkan
saat penyajian materi standing kesehatan
banner. individu,
keluarga dan
3. Saling menghormati dan masyarakat
menghargai mitra kerja dalam beserta
hal ini pihak reklame lingkungannya
Komitmen mutu  
Kegiatan ini merupakan suatu  
inovasi dan bermutu. Dalam  
kegiatan membuat standing
banner saya akan lakukan
secara efektif dan inovasi,
dengan menggunakan teknik
berifikir kreatif dengan
langkah-langkah:

1. Menampilkan point- point


penting dari materi
2. Membuat isi materi
standing banner yang
singkat padat dan jelas
3. Mendesain template
standing banner yang
menarik
Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya menerapkan nilai-nilai
anti korupsi yaitu jujur dan
mandiri menggunakan teknik
konsultasi, dengan langkah-
langkah:

1. Membuat materi standing


banner dengan sungguh-
sungguh dan tanggung
jawab
2. Membuat isi materi
standing banner secara
mandiri kemudian
berdiskusi dengan atasan
3. Menyampaikan informasi
secara jujur di standing
banner

Manajemen ASN:
Membuat standing banner
sesuai dengan etika profesi
dan profesional dengan cara
konsultasi kepada atasan

Pelayanan Publik:
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya akan menerapkan nilai-
nilai pelayanan publik yaitu
aksesibel dan akuntabel.
Informasi di dalam standing
banner dapat diakses oleh
siapa saja. Materi standing
banner dikutip dari sumber
yang valid
Dengan memilih media
sosialisasi yaitu standing
banner yang mudah dan
murah serta efektif dan
efisien diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan
pemahaman yang baik bagi
masyarakat

WOG:
Dalam membuat standing
banner, saya akan
bersinergitas dengan pihak
reklame dalam proses
pencetakan

3. Membuat media 1. Mencari dan 1. Draft leaflet Akuntabilitas 1. Kegiatan 1. Kegiatan Membuat
informasi berupa mempelajari kesehatan Dalam membuat media Membuat media informasi
leaflet tentang materi jiwa informasi berupa leaflet media berupa leaflet
kesehatan jiwa kesehatan tentang kesehatan jiwa saya informasi tentang kesehatan
jiwa akan melaksanakannya berupa leaflet jiwa sejalan dengan
2. Mendesain 2. Leaflet dengan sikap tanggung tentang moto atau nilai
draft leaflet kesehtaan jawab dan berintegritas. kesehatan yang dipegang UPT
jiwa Saya akan menerapkan teknik jiwa sejalan Puskesmas Buru
3. Meminta izin 3. Dokumentasi berfikir kreatif dengan dengan visi yaitu Unggul
kepada konsultasi langkah-langkah: UPT berkompeten dalam
atasan untuk kepada Puskesmas melaksanakan
pembuatan atasan 1.Mempelajari kembali materi Buru yaitu tugas sebagai
leaflet 4. Terwujudnya kesehatan jiwa dari sumber memberikan fasilitas kesehatan
4. Mencetak media yang valid pelayanan tingkat pertama
leaflet informasi kesehatan 2. Membuat media
berupa 2.Mencantumkan referensi yang optimal informasi berupa
leaflet yang digunakan pada leaflet 2. Kegiatan leaflet tentang
tentang Membuat kesehatan jiwa
kesehatan Nasionalisme media sejalan dengan
jiwa Saya akan membuat leaflet informasi moto atau nilai
5. Membagikan 5. Dokumentasi tentang kesehatan jiwa sesuai berupa leaflet yang dipegang UPT
leaflet membagikan dengan nilai-nilai dari tentang Puskesmas Buru
tentang leaflet Pancasila yaitu sila ke- 4 kesehatan yaitu akuntabel
kesehatan yaitu mau mendengar jiwa sejalan bertanggung jawab
jiwa kepada pendapat orang lain dan dengan misi dalam melayani
masyarakat bertanggung jawab, diskusi, UPT masyarakat
yang kerja sama dengan pihak lain Puskesmas  
berkunjung dan tidak membedakan Buru yaitu  
ke dengan menggunakan teknik menodorong  
Puskesmas diskusi, dengan langkah- kemandirian
Buru langkah: masyarkat
6. Meletakkan untuk hidup
leaflet di 1. Lembaran leaflet dapat sehat
papan diperoleh oleh siapa saja 3. Kegiatan
informasi (tidak diskriminatif) Membuat
puskesmas 2. Berdiskusi dengan atasan media
tentang isi materi leaflet informasi
dan mau menerima saran berupa leaflet
dan kritik untuk perbaikan tentang
leaflet kesehatan
Etika publik jiwa sejalan
Dalam membuat leaflet
tentang kesehatan jiwa saya dengan misi
akan memberikan informasi UPT
secara jujur dan santun Puskesmas
dengan menggunakan teknik Buru yaitu
deskriptif, dengan langkah- memilihara
langkah: dan
meningkatkan
1. Membaca dengan cermat kesehatan
materi yang berkenaan individu,
kesehatan jiwa keluarga dan
masyarakat
2. Menggunakan Bahasa yang beserta
mudah dimengerti masyarakat lingkungannya
pada leaflet.

Komitmen mutu
Kegiatan ini merupakan suatu
inovasi. Dalam kegiatan
membuat leaflet saya akan
lakukan secara efisien,
dengan menggunakan teknik
berifikir kreatif dengan
langkah-langkah:

1. Menampilkan point- point


penting dari materi
2. Membuat isi materi leaflet
yang singkat padat dan
jelas
3. Mendesain template leaflet
yang menarik
Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya menerapkan nilai-nilai
anti korupsi yaitu jujur,
mandiri dan kerja keras
menggunakan teknik
konsultasi, dengan langkah-
langkah:

1. Membuat materi leaflet


dengan sungguh- sungguh
dan tanggung jawab
2. Membuat isi materi leaflet
secara mandiri kemudian
konsultasi dengan atasan
3. Menyampaikan informasi
secara jujur di leaflet

Manajemen ASN:
Membuat leaflet sesuai
dengan etika profesi dan
profesional dengan cara
konsultasi kepada atasan.

Pelayanan Publik:
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya akan menerapkan nilai-
nilai pelayanan publik yaitu
aksesibel dan akuntabel.
Informasi di dalam leaflet
dapat diakses oleh siapa saja.
Materi leaflet dikutip dari
sumber yang valid
Dengan memilih media
sosialisasi yaitu leaflet yang
mudah dan murah serta
efektif dan efisien
diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman
yang baik bagi masyarakat.

WOG:
Dalam membuat leaflet,
saya akan bersinergitas
dengan teman sejawat.

4. Menampilkan/memuta 1. Mencari dan 1. Video Akuntabilitas 1. Kegiatan 1.Kegiatan


r video learning mempelajari learning Dalam mencari media Menampilkan/ Menampilkan/memutar
kesehatan jiwa pada materi kesehatan informasi berupa video memutar video learning
TV ruang tunggu UPT kesehatan jiwa learning tentang kesehatan video learning kesehatan jiwa pada
Puskesmas Buru jiwa dalam jiwa saya akan kesehatan TV ruang tunggu
bentuk video melaksanakannya dengan jiwa pada TV sejalan dengan moto
2. Meminta izin 2. Dokumentasi sikap tanggung jawab dan ruang tunggu atau nilai yang
kepada saat berintegritas. Saya akan UPT dipegang UPT
atasan untuk konsultasi menerapkan teknik berfikir Puskesmas Puskesmas Buru yaitu
memutar kreatif dengan langkah- Buru yaitu Unggul berkompeten
video langkah: memberikan dalam melaksanakan
learning pelayanan tugas sebagai fasilitas
kesehatan 1.Mempelajari kembali materi kesehatan kesehatan tingkat
jiwa di TV kesehatan jiwa dari sumber yang optimal pertama
ruang yang valid 2. Kegiatan 2.kegiatan
tunggu UPT Menampilkan/ Menampilkan/memutar
Puskesmas Nasionalisme memutar video learning
Buru Saya akan memutar video video learning kesehatan jiwa pada
3. Bekerja 3. Dokumentasi learning kesehatan jiwa sesuai kesehatan TV ruang tunggu
sama saat dengan nilai-nilai dari jiwa pada TV sejalan dengan moto
dengan bermusywara Pancasila yaitu sila ke- 4 ruang tunggu atau nilai yang
rekan kerja h dengan yaitu mau mendengar UPT dipegang UPT
untuk rekan kerja pendapat orang lain dan Puskesmas Puskesmas Buru yaitu
memutar bertanggung jawab, diskusi, Buru yaitu akuntabel bertanggung
video kerja sama dengan pihak lain menodorong jawab dalam melayani
learning dan tidak membedakan kemandirian masyarakat
kesehatan dengan menggunakan teknik masyarkat  
jiwa di ruang diskusi, dengan langkah- untuk hidup
tunggu UPT langkah: sehat
Puskesmas 3. Kegiatan
Buru 1. Video learning kesehatan Menampilkan/
4. Memutar 4. Terwujudnya jiwa dapat ditonton oleh siapa memutar
video media saja (tidak diskriminatif) yang video learning
learning informasi berkunjung ke puskesmas kesehatan
kesehatan berupa video jiwa pada TV
2. Berdiskusi dengan atasan
jiwa di TV learning tentang isi materi video ruang tunggu
ruang tentang learning kesehatan jiwa dan UPT
tunggu UPT kesehatan mau menerima saran dan Puskesmas
Puskesmas jiwa kritik untuk perbaikan Buru yaitu
pada pasien (dokumentasi memilihara
berkunjung ) Etika publik dan
ke UPT Dalam memutar video meningkatkan
Puskesmas learning kesehatan jiwa saya kesehatan
Buru akan memberikan informasi individu,
secara jujur dan santun keluarga dan
dengan menggunakan teknik masyarakat
deskriptif, dengan langkah- beserta
langkah: lingkungannya

1. Mempelajari dengan cermat


materi yang berkenaan
kesehatan jiwa pada video
learning tentang kesehatan
jiwa

Komitmen mutu
Kegiatan ini merupakan suatu
inovasi. Dalam memutar
video learning saya akan
lakukan secara efisien,
dengan menggunakan teknik
berifikir kreatif dengan
langkah-langkah:
1.Memutar video learning
tentang kesehatan jiwa yang
singkat padat jelas dan
menarik

Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya menerapkan nilai-nilai
anti korupsi yaitu jujur,
mandiri dan kerja keras
menggunakan teknik
konsultasi, dengan langkah-
langkah:

1. Memilih materi video


learning kesehatan jiwa
dengan sungguh- sungguh
dan tanggung jawab
kemudian konsultasi
dengan atasan

Manajemen ASN:
Membuat leaflet sesuai
dengan etika profesi dan
profesional dengan cara
konsultasi kepada atasan.

Pelayanan Publik:
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya akan menerapkan nilai-
nilai pelayanan publik yaitu
aksesibel dan akuntabel.
Informasi di dalam video
learning dapat diakses oleh
siapa saja. Materi video
learning dikutip dari sumber
yang valid
Dengan memilih media
sosialisasi yaitu video learning
yang mudah dan murah
serta efektif dan efisien
diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman
yang baik bagi masyarakat.

WOG:
Dalam memutar video
learning, saya akan
bersinergitas dengan
teman sejawat.

5. Mempublikasikan 1. Mencari dan 1. Informasi Akuntabilitas 1. Kegiatan 1. Kegiatan


informasi tentang mempelajari berkaitan Dalam mencari media Mempublikasi Mempublikasikan
kesehatan jiwa melalui materi tentang informasi tentang kesehatan kan informasi informasi tentang
facebook UPT kesehtan kesehatan jiwa saya akan tentang kesehatan jiwa
Puskesmas Buru jiwa jiwa melaksanakannya dengan kesehatan melalui facebook
(termasuk sikap tanggung jawab dan jiwa melalui UPT Puskesmas
leaflet) berintegritas. Saya akan facebook UPT Buru sejalan
2. Meminta izin 2. Dokumentasi menerapkan teknik berfikir Puskesmas dengan moto atau
kepada saat kreatif dengan langkah- Buru yaitu nilai yang dipegang
atasan untuk konsultasi langkah: memberikan UPT Puskesmas
membagikan dengan pelayanan Buru yaitu Unggul
informasi atasan 1.Mempelajari kembali materi kesehatan berkompeten dalam
tentang kesehatan jiwa dari sumber yang optimal melaksanakan
kesehatan yang valid 2. Kegiatan tugas sebagai
jiwa melalui Mempublikasi fasilitas kesehatan
akun Nasionalisme kan informasi tingkat pertama
facebook Saya akan memposting tentang 2. kegiatan
UPT informasi tentang kesehatan kesehatan Mempublikasikan
Puskesmas jiwa sesuai dengan nilai-nilai jiwa melalui informasi tentang
Buru dari Pancasila yaitu sila ke- 4 facebook UPT kesehatan jiwa
3. Berkerjasam 3. Dokumentasi yaitu mau mendengar Puskesmas melalui facebook
a dengan saat pendapat orang lain, diskusi, Buru yaitu UPT Puskesmas
rekan kerja bermusyawar kerja sama dengan pihak lain menodorong Buru sejalan
(admin) ah dengan dan tidak membedakan kemandirian dengan moto atau
akun rekan kerja dengan menggunakan teknik masyarkat nilai yang dipegang
facebook diskusi, dengan langkah- untuk hidup UPT Puskesmas
UPT langkah: sehat Buru yaitu
Puskesmas 3. Kegiatan akuntabel
Buru 4. Postingan 1. informasi tentang Mempublikasi bertanggung jawab
4. Membagikan facebook kesehatan jiwa dapat dilihat kan informasi dalam melayani
informasi UPT oleh siapa saja (tidak tentang masyarakat
tentang Puskesmas diskriminatif) melalui akun kesehatan  
kesehatan Buru facebook UPT Puskesmas jiwa melalui
jiwa melalui mengenai Buru facebook UPT
postingan kesehatan 2. Berdiskusi dengan atasan Puskesmas
akun jiwa tentang isi materi kesehatan Buru yaitu
facebook jiwa dan mau menerima saran memelihara
UPT dan kritik untuk perbaikan dan
Puskesmas meningkatkan
Buru Etika publik pelayanan
Dalam memposting informasi yang bermutu,
tentang kesehatan jiwa saya merata dan
akan memberikan informasi terjangkau
secara jujur dan santun 4. Kegiatan
dengan menggunakan teknik Mempublikasi
deskriptif, dengan langkah- kan informasi
langkah: tentang
kesehatan
1. Mempelajari dengan cermat jiwa melalui
materi yang berkenaan facebook UPT
kesehatan jiwa Puskesmas
Buru yaitu
2. Menggunakan bahasa yang memilihara
santun dan mudah dimengerti dan
masyarakat meningkatkan
kesehatan
Komitmen mutu
individu,
Kegiatan ini merupakan suatu
keluarga dan
inovasi. Dalam memposting
masyarakat
informasi tentang kesehatan
beserta
jiwa saya akan lakukan secara
lingkungannya
efisien, dengan
menggunakan teknik berifikir
kreatif dengan langkah-
langkah:

1.Memposting informasi
tentang kesehatan jiwa yang
singkat padat jelas dan
menarik

Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya menerapkan nilai-nilai
anti korupsi yaitu jujur,
mandiri dan kerja keras
menggunakan teknik
konsultasi, dengan langkah-
langkah:

1. Memilih materi kesehatan


jiwa dengan sungguh-
sungguh dan tanggung jawab
kemudian konsultasi dengan
atasan

Manajemen ASN:
Memposting materi kesehatan
jiwa sesuai dengan etika
profesi dan profesional
dengan cara konsultasi
kepada atasan.
Pelayanan Publik:
Dalam melakukan kegiatan ini,
saya akan menerapkan nilai-
nilai pelayanan publik yaitu
aksesibel dan akuntabel.
Informasi d dapat diakses oleh
siapa saja. Materi kesehatan
jiwa dikutip dari sumber yang
valid
Dengan memilih media
sosialisasi yaitu memposting
informasi tentang kesehatan
jiwa yang mudah dan murah
serta efektif dan efisien
diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman
yang baik bagi masyarakat.

WOG:
Dalam memposting materi
informasi kesehatan jiwa, saya
akan bersinergitas dengan
teman sejawat.

6. Menyusun laporan 1. Mengumpulk 1. Dokumentasi Akuntabilitas 1. Dengan 1. Dengan melakukan


kegiatan an dan kegiatan Dalam mendokumentasikan melakukan pembuatan laporan
mengolah secara visual dan tulisan pembuatan kegiatan
data setiap kegiatan saya lakukan laporan diharapkan dapat
kegiatan dengan tanggung jawab, kegiatan akan mewujudkan moto
. 2. Hardcopy transparan dan berintegritas berkontribusi atau nilai yang
laporan dengan langkah-langkah : dalam dipegang UPT
2. Mencetak kegiatan mewujudkan Puskesmas Buru
laporan 1. Mengumpulkan semua visi UPT yaitu bersih dari
kegiatan 3. Dokumentasi hasil kegiatan aktualisasi Puskesmas kepentingan
seminar hasil mulai dari awal hingga Buru yaitu pribadi, unggul,
3. Pemaparan kegiatan akhir secara teliti, baik terwujudnya rajin, akuntabel dan
hasil kegiatan tersebut kecamatan bertanggung jawab
kegiatan terlaksana ataupun tidak Buru yang  
kepada yang hasilnya akan saya sehat melalui
atasan laporkan ke atasan pelayanan
2. Mempresentasikan kesehatan
kegiatan dalam seminar yang optimal
evaluasi aktualisasi 2. Dengan
dengan penuh tanggung melakukan
jawab. pembuatan
Nasionalisme laporan
Saya akan membuat laporan kegiatan akan
kegiatan dengan jujur dan berkontribusi
mempunyai integritas (sila dalam
ke-1), sesuai aturan dan mewujudkan
berkonsultasi (sila ke-4) misi UPT
dan bekerja keras (sila ke-5) Puskesmas
Saya akan menghargai Buru yaitu
komunikasi, konsultasi dan memelihara
kerja sama (sila ke-3), dan
dengan cara berkomunikasi meningkatkna
secara efektif selama pelayanan
memaparkan hasil kegiatan, yang bermutu,
menerima segala masukan, merata dan
dan kritik yang membangun terjangkau
agar kedepannya kegiatan ini
dapat terlaksana lebih baik
dan menjadi habituasi.

Etika publik
Dalam melaksanakan
pembuatan laporan kegiatan,
saya akan laksanakan secara
jujur tanpa ada rekayasa,
profesional dan tanggung
jawab
Komitmen mutu
Dalam melaksanakan
kegiatan pembuatan laporan
kegiatan saya harus
mempunyai ide yang kreatif,
efektif, efisien, inovatif agar
dokumen yang saya buat jelas
untuk dibaca dan foto yang
saya ambil jelas untuk dilihat.
Anti Korupsi
Dalam melaksanakan
kegiatan pembuatan laporan
kegaiatan, saya akan
laksanakan secara jujur
tanpa ada manipulasi,
mandiri dan disiplin dengan
cara:
1. Mengelola data kegiatan
secara mandiri sebaik
mungkin
2. Menyusunan laporan sesuai
dengan aturan penulisan,
3. Melampirkan bukti kegiatan
sehingga menghasilkan
laporan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Manajemen ASN:
Dengan melakukan
pembuatan laporan kegiatan
sesuai etika profesi dan
profesional
Pelayanan Publik:
Dalam melakukan pembuatan
laporan kegiatan saya akan
menerapkan nilai pelayanan
public yaitu transparan dan
akuntabel agar dapat
dipertanggung jawabkan
Whole of government
Dalam melakukan
dokumentasi saya akan
berkoordinasi dengan teman
sejawat
B. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Nilai-Nilai Dasar PNS

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN


TOTAL
N NILAI INDIKATOR I KEGIATAN II KEGIATAN III IV KEGIATAN V VI
O DASAR NILAI II
I II II I II I IV I II III IV V VI I II III IV I II III IV I II III
Transparansi                                                 2
Tanggung
1. Akuntabilitas Jawab                                                 8
Integritas                                                 5
Kejelasan                                                 4
Religi                                                 2
Kerjasama                                                 4
Konsultasi                                                 3
2. Nasionalisme
Musyawarah                                                 1
Adil                                                 5
Diskusi                                                 6
Sopan                                                 4
Santun                                                 7
3. Etika Publik
Jujur                                                 7
Taat Aturan                                                 1
Efektif                                                 3
Komitmen Efisien                                                 10
4.
Mutu Kreatif                                                 3
Inovatif                                                 5
5. Anti Korupsi Tanggung                                                 3
Jawab
Jujur                                                 9
Peduli                                                 7
Mandiri                                                 4
Kerja Keras                                                 6
C. Matrik Visi Misi dan Tata Nilai Organisasi

D. Matrik Keterkaitan dengan Kedudukan dan Peran PNS

Anda mungkin juga menyukai