Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi pengertian sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha, yaitu
berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau
hasil kegiatan untuk membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.
Sedangkan organisasi adalah suatu wadah pencapaian tujuan tertentu melalui
kerjasama dengan orang lain.
Jadi administrasi adalah penyelenggaranya dan organiasai adalah wadah orang
yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah
penyelengaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Wilayah kerja administrasi
pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan kepengawasan.
Dengan bidang garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar,
dan Sumber Fasilitas dan Dana, sehingga terlihat apa yang sedang dikerjakan
dalam konteks adminitrasi pendidikan dalam upaya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara produktif baik untuk perorangan maupun kelembagaan.
Di Indonesia dalam meningkatkan kesejakteraan masyarakat pemerintah
berusaha memperbaiki semua hal yang biasa mensejahterakan rakyatnya,
termasuk dalam perbaikan dalam kebijakan publik.  Sistem Administrasi Negara
Republik Indonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik,
geografis, demografi, kekayaan alam, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya
dan hankam.
Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negara
diselenggarakan fungsi-fungsi negara yang masing-masing dilaksanakan oleh
Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 dengan amandemennya.
     Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagian integral dari
sistem Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan
dalam UUD 1945 merupakan bagian yang sangat dominan dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara. Sistem Administrasi Negara Republik
Indonesia secara luas memiliki arti Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia.
2

Menurut UUD 1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan kehidupan negara


dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti sempit, Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia adalah idiil Pancasila, Konstitusional –
UUD 1945, operasional RPMJ Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan
berbagai kebijakan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari  membuat
sampai menerapkan kebijakan itu  dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dan lainnya. Berbagai gerakan reformasi publik yang dialami negara-negara maju
banyak diilhami oleh tekanan masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas
kebijakan publik yang diberikan oleh pemerintah.
Pada dasarnya setiap bentuk campur tangan pemerintah harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai perwujudan dari asas
legalitas, yang menjadi sendi utama negara hukum. Akan tetapi karena ada
keterbatasan dari asas ini, maka kepada pemerintah diberi kebebasan freies
ermessen, yaitu kemerdekaan pemerintah untuk dapat bertindak atas inisiatif
sendiri dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial.
Freies ermessen (diskresionare) merupakan salah satu sarana yang
memberikan ruang berbagai pejabat atau badan-badan administrasi negara untuk
melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-undang. Dalam
perkembangan nya asas-asas umum pemerintahan yang layak memiliki arti
penting dan fungsi diantaranya adalah bermanfaat sebagai pedoman dalam
melakukan penafsiran dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang bersifat sumir, samar atau tidak jelas.
Kecuali sekaligus membatasi dan menghindari kemungkinan administrasi
negara mempergunakan freies ermessen atau melakukan kebijaksanaan yang jauh
menyimpang dari ketadministrasi negara diharapkan terhindar dari perbuatan
ketentuan perundang-undangan. Kandungan freies emerssen seperti ini adalah
konsekuensi yang inheren pada fungsi pemerintah yang terkait dengan negara
modern kesejahteraan yang secara faktual berubah dari negara modern liberal
menjadi negara modern kesejahteraan tipe mutakhir, yaitu negara modern
kesejahteraan dengan fungsi penjamin kesejahteraan secara terencana.
3

Oleh karena itu administrasi sangat erat hubungannya dengan organisasi.


Karena organisasi juga merupakan suatu susunan tertentu terdiri dari orang-orang
atau kelompok-kelompok tertentu yang menjalankan dan mengelola (administrasi)
berbagai aktivitas manusia baik dengan institusi atau lembaga maupun tidak dan
mempunyai tujuan yang didalamnya terdapat manajemen yang mengarahkan
organisasi untuk dapat bekerja seefisien dan edektif mungkin dalam mencapai dan
mewujudkan tujuan organisasi.
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Umum


Merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani dan
mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.
Administrasi adalah bisnis dan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
kebijakan untuk mencapai tujuan.
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi: catatan,
surat menyurat, pembukuan ringan, mengetik, agenda, dan sebagainya
administrasi teknis. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerjasama
antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
infrastruktur tertentu yang efisien dan efektif.
Pengertian Administrasi Menurut Para Ahli:
1. Arthur Grager
Administrasi adalah fungsi komunikasi pelaksanaan dan jasa dari slip
organisasi.

2. George Terry
administrasi adalah pengendalian, dan pengorganisasian kerja, serta
mobilisasi mereka yang menerapkannya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

3. Sondang.P. Siagian, 1973


Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau
lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

4. William Leffingwell dan Edwin Robinson


5

Administrasi adalah cabang dari manajemen yang berkaitan dengan


pelaksanaan pekerjaan kantor yang efisien, kapan dan di mana pekerjaan itu harus
dilakukan.

5. Ulbert
Administrasi dalam arti sempit didefinisikan sebagai persiapan sistematis
dan pencatatan data dan informasi baik secara internal maupun eksternal untuk
tujuan memberikan informasi dan membuatnya lebih mudah untuk memulihkan
sebagian atau seluruhnya. Sebuah pemahaman sempit administrasi lebih dikenal
sebagai Administrasi.
6

1. SUB BAGIAN ADMINISTRASI

Sub Bagian Administrasi mempunyai tugas sebagai berikut :

a. melaksanakan administrasi Sub Bagian Administrasi;

b. menyusun program dan rencana kerja Sub Bagian Administrasi;

c. melaksanakan administrasi perusahaan, yang meliputi:

- kegiatan surat menyurat, antara lain membuat, menerima, mencatat,


mengagendakan, menggandakan dan mengekspedisikan surat masuk
dan surat keluar;
- kegiatan pengarsipan, antara lain menyimpan, memelihara,
menghimpun, menata dan mengatur arsip, melaksanakan pemusnahan
arsip yang sudah melewati masa retensi, melayani peminjaman dan
mendapatkan kembati berkas arsip;
- menyimpan dokumen penting perusahaan;

d. melaksanakan administrasi peijatanan dinas;

e. membuat, menyusun dan menghimpun laporan bulanan dan tahunan;

b. melaksanakan pemantauan dan pengecekan administrasi perusahaan;

c. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain.

2. BAGIAN KEUANGAN MEMPUNYAI TUGAS :

a. Mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang keuangan


b. Mengadakan program pendapatan dan pengeluaran keuangan
c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan
d. Membuat laporan kegiatan bagian keuangan
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
7

f. d) Memberikan informasi kepada masyarakat yang berhubungan


dengan kegiatan perusahaan
g. Membuat laporan kegiatan bagian umum
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

3. TUGAS BIDANG TEKNIK

Bagian Produksi Mempunyai Tugas :

a) Menyelenggarakan pengendalian atas kualitas dan kuantitas air,


termasuk rencana kebutuhan material produksi
b) Mengatur dan menyelenggarakan fungsi-fungsi mekanik mesin,
ketenagaan, kualitas dan laboratorium
c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
d) Mengadakan penelitian terhadap proses produksi agar lebih efisien dan
efektif
e) Membuat laporan kegiatan bagian produksi

Bagian Distribusi Mempunyai Tugas :

a) Mengawasi pemasangan dan pemeliharaan pipa-pipa distribusi agar


dapat berfungsi dengan baik
b) Mengatur distribusi air secara merata kepada pelanggan dan
menyelesaikan angsuran dibagian distribusi
c) Membuat peta jaringan pipa dan perlengkapannya
d) Membuat laporan kegiatan distribusi
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Bagian Perencanaan Teknik Mempunyai Tugas

a) Merencanakan pembangunan instalasi pengolahan air bersih pada


lokasi yang belum tersedia pengolahan air bersih
b) Merencanakan pengembangan instalasi pengolahan air bersih dan
jaringan perpipaan serta sarana atau prasarana penunjang lainnya
c) Mengevaluasi pelaksanaan sambungan rumah
8

d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan


e) Membuat laporan kegiatan bagian perencanaan teknik

Bagian Peralatan Teknik Mempunyai Tugas :

a) Membuat program kerja tentang perawatan/peralatan teknik


b) Meneliti dan menilai peralatan teknik sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
c) Membuat laporan kegiatan bagian peralatan teknik
d) Mengusulkan tentang pemeliharaan/perbaikan bangunan umum

4. BAGIAN HUBUNGAN PELANGGAN

A. FUNGSI JABATAN

Mengkoordinir, mengelola, memelihara, monitoring dan evaluasi, kegiatan


hubungan langganan, pemasaran dan pembacaan water meter pelanggan serta
menyampaiakan informasi hubungan langganan baik eksternal dan internal.

B. TUGAS POKOK

1. Memimpin bagian Hubungan Langganan.


2. Menyusun/mengusulkan rencana program kerja dan RKAP Bagian
Hubungan Langganan.
3. Mengkoordinir kegiatan hubungan langganan, pemasaran, penyuluhan
dan penyampaian informasi atas kebijakan PDAM untuk eksternal dan
internal melalui program kehumasan.
4. Memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional pembacaan water
meter sambungan langganan dan menyampaikan sesuai kondisinya.
5. Mengakomodir dan menyelesaikanpengaduan dari masyarakat/ pelanggan
sesuai peraturan yang berlaku dan berkoordinasi dengan bagian terkait.
6. Mengkordinir kegiatan survey kepuasan pelanggan.
7. Mengontrol/mengevaluasi penggunaan biaya operasional di Bagian
Hubungan Langganan agar menjadi efesien dan efektif.
8. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Umum.
9

C. TANGGUNG JAWAB

1. Meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan menangani keluhan


dengan baik dan cepat.
2. Menjamin terselenggaranya administrasi pelayanan hubungan langganan,
pemasaran dan akurasi pembacaan water meter sesuai kondisi lapangan.
3. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di Bagian
Hubungan Langganan..
4. Melakukan pembinaan, motivasi sumber daya manusia di Bagian
Hubungan Langganan.
5. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan

D.WEWENANG

1. Memberikan keringanan pembayaran rekening air pelanggan dalam


bentuk angsuran atas persetujuan yang diatur oleh Direksi.
2. Memberikan keterangan/ informasi tentang produk dan kegiatan
pelayanan PDAM kepada Media Massa melalui Humas PDAM.
3. Memberikan persetujuan atas pelaksanaan pekerjaan masing-masing sub
bagian hubungan langganan.
4. Memberikan persetujuan/menolak pengajuan usulan atas biaya-biaya
dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bagian Hubungan Langganan.
5. Memberikan rekomendasi/ penilaian atas kinerja pegawai di Bagian
Hubungan Langganan.
10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Usaha Penyempurnaan Administrasi Pada PDAM IBR Kota
Lhokseumawe
a. Kondisi PDAM IBR Kota Lhokseumawe
1. Interpretasi UU no 22 tahun 2004 Tidak Mendorong Pengembangan dan
Kerjasama Antar Daerah Dalarn Penyediaan Air Minum
UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air telah mengamanatkan dibentuknya
Dewan Air untuk manajemen air secara terpadu dan Badan Pengatur untuk
mengurusi air minum. Tetapi hingga saat ini lembaga lembaga tersebut belum
terbentuk. Belum adanya lembaga yang mengatur tata guna air secara terpadu
menyebabkan persoalan air di Indonesia ditangani secara sektorat sehingga tidak
terarah dan tidak terintegrasi.
Dengan otonomi daerah, kewenangan penyediaan air adatah pada pemerintah
daerah. Tetapi kebanyakan pemerintah daerah belum memandang air sebagai
persoalan prioritas.
Pemekaran wilayah yang berdampak pada pemekaran PDAM, sehingga terbentuk
PDAM berukuran kecil dan cenderung tidak efisien, ditambah lagi permasalahan
sumber air baku terletak diluar batas administrasi pengelola PDAM, sehingga
menjadi kendala untuk peningkatan pelayanan.
2. Kebijakan Yang Memihak Kepada Masyarakat Miskin Masih Belum
Berkembang
Pada dasarnya negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi
kebutuhan pokok minimal sehari hari guna memenuhi kehidupan yang sehat,
bersih dan produktif (UU No 7 tahun 2004, pasal 10). Namun pada kenyataannya
presentase penduduk miskin masih tinggi, sehingga kemampuan untuk mendapat
akses kesarana penyediaan air minum yang memenuhi syarat masih terbatas.
Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk
memperoleh air daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal ini menunjukkan
ketidak adilan dalam mendapatkan akses pada air minum.
11

Walaupun sudah terdapat program program air minum dan sanitasi untuk
masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum
menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan kebijakan yang lebih
fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
3. PDAM Tidak Dikelola Dengan Prinsip Kepengusahan
Air minum perpipaan sebagai sistem pelayanan air minum yang paling ideal
hingga saat ini baru dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia.
Secara nasional, cakupan air perpipaan baru sekitar 17%, meliputi 32% di
perkotaan dan 6,4% di perdesaan.
Pada umumnya PDAM secara rata rata nasional mempunyai kinerja yang belum
memenuhi harapan. Seperti tingkat pelayanan yang rendah (32%), kehilangan air
tinggi (41%), konsumsi air yang rendah (14 m3/bulan/RT).
Biaya produksi tergantung dari sumber air baku yang digunakan oleh PDAM.
Namun secara umum biaya produksi untuk sernua jenis air baku ternyata lebih
tinggi daripada tarif. PDAM yang menggunakan mata air sebagai sumber air
baku, biaya produksi rata rata Rp 787/m3, sedangkan tarif rata-rata Rp 61 8/m3.
PDAM yang menggunakan mata air, sumur dalam dan sungai sekaligus, biaya
produksi rata rata Rp 1.188/m3 , dan tarif rata rata Rp 1.112/m3. Sedangkan
PDAM yang mengandalkan sungai sebagai sumber air baku, biaya produksi rata
rata Rp 1.665/m3 , dan tarif rata rata Rp 1.175/m3.
PDAM belum mandiri karena campur tangan pemilik (Pemda) dalam manajemen
dan keuangan, cukup membebani PDAM. Sumber daya manusia pengelola
PDAM umumnya kurang profesional sehingga menimbulkan inefisiensi dalam
manajemen.
Dari segi keuangan, tarif air saat ini tidak bisa menutup biaya operasi PDAM,
sehingga PDAM mengalami defisit kas, dan tidak mampu lagi menyelesaikan
kewajibannya. PDAM masih mempunyai hutang jangka panjang yang cukup
besar dan tidak terdapat penyelesaian yang memuaskan.
Banyak PDAM yang mengabaikan pelayanan dan kepentingan pelanggan,
keluhan pelanggan sering tidak ditanggapi dengan baik oleh PDAM, pelanggan
12

merasa tidak berdaya. Hal ini menandakan kedudukan antara konsumen dan
produsen tidak setara.
Walaupun dibeberapa PDAM sudah terbentuk forum pelanggan/konsumen,
namun perannya belum maksimal, belum dianggap mitra kerja PDAM yang
potensial.
Pengawasan/akuntabititas terhadap pengelolaan penyedia air minum masih lemah,
belum ada sanksi untuk penyelenggara air minum yang tidak memberikan
pelayanan sesuai dengan syarat yang ditentukan. Badan pengawas masih
lemah/kurang berfungsi.
Berdasarkan uraian diatas, dari 300 lebih PDAM yang ada di Indonesia, sebagian
besar mengalami kendala dalam memberikan pelayanan yang baik akibat berbagai
persoalan, baik aspek teknis (air baku, unit pengolah dan jaringan distribusi yang
sudah tua, tingkat kebocoran, dan lain lain) maupun aspek non teknis (status
kelembagaan PDAM, utang, sulitnya menarik investasi swasta, pengelolaan yang
tidak berprinsip kepengusahaan, tarif tidak full cost recovery, dan lain lain).
4. Kualitas Air Belum Memenuhi Syarat Air Minum
Kualitas yang diterima pelanggan dari PDAM masih berkualitas air bersih, belum
memenuhi syarat kualitas air minum. Padahal didalam peraturan sudah
diisyaratkan bahwa yang dimaksud dengan air minum adalah air yang bisa
dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu.
Masyarakat tidak memahami akan hak haknya untuk memperoleh air yang sesuai
dengan persyaratan air minum yang ada, sehingga masyarakat sering menerima
saja apa yang diterima dari penyedia air minum. Sedangkan PDAM tidak pernah
menginformasikan kualitas air minum yang mereka sediakan kepada masyarakat.
Apabila masyarakat bisa memperoleh air dengan kualitas air minum, diperkirakan
angka penyakit yang ditularkan atau yang berhubungan dengan air akan bisa
berkurang 80%.
5. Keterbatasan Pembiayaan Mengakibatkan Rendahnya Investasi Dalam
Penyediaan Air Minum
Sampai tahun 1996 masih terdapat investasi yang cukup berarti dalam penyediaan
air minum, yang meliputi hibah pemerintah (pusat dan daerah), dan pinjaman
13

dalam dan luar negeri. Sejak itu kemampuan pemerintah semakin terbatas dalam
membiayai investasi sarana penyediaan air minum, termasuk pula pinjaman baik
dari dalam maupun luar negeri.
Investasi dalam bidang air minum sangat tergantung dari pinjaman dari dalam
negeri dan terutama dari luar negeri. Sementara sumber sumber keuangan untuk
investasi melalui pinjaman semakin terbatas, dan akan semakin terhambat oleh
hutang PDAM, apabila tidak terdapat penyelesaian yang mernuaskan.
Apabila untuk sektor perumahan terdapat pembiayaan yang murah untuk
pembangunannya, bahkan dimasa yang lalu pernah didanai melalui Kredit
Likuiditas Bank Indonesia, sektor air minum yang merupakan hajat hidup orang
banyak tidak terdapat sumber dana murah yang bisa diakses oleh PDAM.
Sumber pembiayaan sampai saat ini masih mengandalkan pinjaman dan hibah
yang semakin terbatas jumlahnya, dan belum berkembang sumber pendanaan
alternatif seperti obligasi. Dilain pihak terdapat Pemerintah Kota/Kabupaten yang
mempunyai pendapatan yang tinggi dari PAD atau Bagi Hasil (PPn, PPh, dan
PBB), namun kurang mempunyai perhatian terhadap pengembangan sektor air
minum.
6. Kelembagaan Pengelolaan Air Minum Yang Ada Sudah Tidak Memadai
Lagi Dengan Perkembangan Saat Ini
Fungsi PDAM sampai saat ini operator penyedia air minum dan sekaligus sebagai
pengatur kebijakan air minum didaerah. Disamping itu terdapat ambiguitas misi
PDAM, karena ketidakjelasan antara misi sosial dan misi komersial.
Sementara itu dalam UU No 7 tahun 2004 (SDA) telah mengamanatkan
pembentukan badan pengatur yang bertujuan untuk pengembangan sistem
penyediaan air minum dan sanitasi, yang sampai saat ini belum terbentuk.
Didalam UU No 7 tahun 2004 (SDA) diamanatkan bahwa penyelenggaraan
pengembangan sistem penyediaan air minum diatur datam Peraturan Pemerintah,
saat ini sedang dalam penyusunan.
Dari lebih 300 PDAM yang ada, hanya sebagian kecil (3%) yang mempunyai
pelanggan diatas 100.000 sebagian besar (49%) PDAM berukuran kecil dengan
14

pelanggan dibawah 10.000 sehingga skala ekonominya kurang atau tidak


menguntungkan.

7.Kemitraan Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Air Minum Kurang


Berkembang
Belum terdapat kesamaan persepsi dan kesepakatan tentang keterlibatan swasta
dalam penyediaan air minum, dikalangan pemerintah Kota/Kabupaten. Akibatnya
pengelola penyediaan air minum dan atau pemerintah daerah belum siap dalam
bermitra dengan swasta.
Belum terdapat aturan yang cukup mantap dan komprehensip bagi kemitraan
pemerintah swasta dalam penyediaan air minum. Proses penyediaan ijin kepada
swasta yang berminat jadi penyedia air minum belurn optimal. Sehingga swasta
merasa investasi tidak aman dan tidak terjamin pengembaliannya.
Belum terdapat skema pembiayaan yang mendukung keterlibatan swasta datam
penyediaan air minum. Umumnya swasta mendapat pembiayaan dari bank dengan
bunga komersial, sehingga biaya keuangan yang tinggi mengakibatkan tarif yang
tinggi dan membebani petanggan.
Ketentuan pengaturan tarif air minum yang saat ini berlaku, harus mendapat
persetujuan oleh DPRD. Ketentuan ini mengakibatkan swasta merasa
kepentingannya kurang terlindungi.
8. Kemitraan Pernerintah dan Masyarakat Dalam Penyediaan Air Minum
Kurang Berkembang
Peran serta masyarakat datam penyelenggaraan penyediaan air minum masih
terbatas.
Kelembagaan masyarakat yang tertibat dan berkecimpung dalam penyediaan air
minum tidak berkembang.
9. Pemahaman Masyarakat Tentang Air Minum Tidak Mendukung
Pengembangan Air Minum
Sebagian besar masyarakat Lhokseumawe, menyediakan air minum secara
mandiri, tetapi tidak tersedia cukup informasi tepat guna hal hal yang terkait
15

dengan persoalan air, terutama tentang konservasi dan pentingnya menggunakan


air secara bijak. Masyarakat masih menganggap air sebagai benda sosial.
Masyarakat pada umumnya tidak memahami prinsip pertindungan sumber air
minum tingkat rumah tangga, maupun untuk skala lingkungan. Sedangkan sumber
air baku (sungai), difungsikan berbagai macam kegiatan sehari hari, termasuk
digunakan untuk mandi, cuci dan pembuangan kotoran/sampah.
Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa air hanya urusan pemerintah atau
PDAM saja, sehingga tidak tergerak untuk mengatasi masalah air minum secara
bersama.
Belum ada kesepahaman dari semua stakeholders termasuk stakeholders didaerah
dan masayarakat, tentang tujuan dan target target MDG, khususnya di bidang air
minum, serta peran strategis pencapaian target MDG tersebut bagi kemajuan
pembangunan air minum di Indonesia.
Keterlibatan perempuan sebagai pengguna utama dan pengelota air minum dalam
skala rumah tangga, pada setiap tahapan pengembangan penyediaan air minum
masih sangat kurang.
Ditingkat pemerintah pusat telah cukup banyak NSPM tentang penyediaan air
minum masih yang dihasilkan, namun kurang dan tidak tersebar luas pada tingkat
pemerintah daerah maupun masyarakat.

B. Upaya Yang Harus dilalukakan PDAM Lhokseumawe


1. Atribut-atribut pelayanan yang sangat membutuhkan perhatian dari pihak
PDAM untuk segera diperbaiki menurut sales point, tingkat kepentingan,
dan nilai raw weightnya adalah sebagai berikut : Kualitas air yang
didistribusi bersih, Kecepatan memperbaiki kebocoran air, Petugas cepat
dan tanggap menghadapi keluhan pelanggan, Distribusi air ke pelanggan
lancar, dan kecepatan pelayanan diloket.
2. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan atribut-atribut
pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh pelanggan, maka tindakan atau
respon teknis yang dapat dilakukan adalah : Meningkatkan kualitas air,
16

Memberikan pelatihan kepada pegawai, Memperbaiki jaringan distribusi,


Memberikan tanggapan terhadap keluhan yang lebih cepat.
3. Peningkatan kualitas pelayanan di PDAM yang sesuai dengan kebutuhan
atau keinginan pelanggan yaitu pelayanan dengan mengutamakan
peningkatan kualitas pelayanan atribut-atribut yang sangat dibutuhkan
oleh para pelanggan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai