Anda di halaman 1dari 9

UAS Etika Profesi Tenaga Kependidikan

Nova Motmainnah(T20193120)

1. Apakah pengertian dari etika profesi keguruan? Jelaskan menurut pendapat beberapa
ahli! Dan bagaimana menurut pendapat saudara?

JAWAB:

- Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. (Mariyana, 2010)

- Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang kurang tepat dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa para ahli
merumuskan ta’rif seperti berikut ini:

o O.P. Simorangkir: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.

o Drs. Sidi Gazalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.

o H. Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. (Mariyana,
2010)

- Menurut pendapat saya etika profesi keguruan merupakan norma moral atau sikap
seseorang (profesi guru) yang tercermin nyata dalam menjalankan profesinya, atau
singkatnya suatu profesi keguruan yang dijalankan secara beretika atau bermoral.

2. Problematika sertifikasi guru, memperkaya diri? Apa miningkatkan mutu peserta didik?
Atau justru membentuk kapitalis? Jelaskan!

a. Mengapa ada sertifikasi guru?

b. Jelaskan sisi positif dan negative adanya sertifikasi guru!

c. Jelaskan problem-problem yang muncul pada guru sertifikasi dilembaga pendidikan


dan bagaimana cara mengatasinya menurut anda?

JAWAB:

problematika profesi guru merupakan masalah yang terjadi pada profesi keguruan.
Missal, guru tidak mampu mengelola kelas dan pembelajaran dengan baik, juga ada gur
yang kurang menguasai materi pembelajaran, rendahnya pemahaman sehubungan dengan
regulasi di bidang pendidikan karena minat baca guru juga rendah dan juga tersedianya
media pembelajaran yang kurang berfungsi karena guru miskin kreatifitas dan inovasi
dalam proses pembelajaran, disamping itu guru yang sering masuk-keluar kelas tidak
tepat waktu juga merupakan problematika profesi keguruan.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa problematika profesi guru ini tidak dapat
meningkatkan mutu peserta didik melainkan memperburuk mutu peserta didik.

a. Mengapa? Karena kebutuhan Guru untuk meningkatkan kompetensi semakin tinggi.


Sertifikasi juga dapat meningkatkan kinerja Guru. Dengan kinerja yang baik, dan
berhasil memiliki sertifikasi guru, Guru pun akan mendapatkan fasilitas yang sesuai
dengan kinerja dan kompetensi yang sudah dihasilkan.

b. Dampak Positif Sertifikasi Guru.

Sertifikasi guru sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di sekolah-


sekolah. Manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut:

- Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten
sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.

- Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan


professional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan
penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.

- Menjadi wahana penjamin mutu bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan


(LPTK) yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai
kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.

- Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan eksternal


yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

Dampak Negatif Sertifikasi Guru

Pelaksanaan program sertifikasi tujuan dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu


pendidikan. Karena dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka akan dapat
pula mendongkrak kualitas pendidikan bangsa Indonesia saat ini. Meski proses
sertifikasi guru sudah memasuki periode keempat, bukan berarti kendala dan
permasalahan yang menyertai sertifikasi guru sirna.

Adapun dampak negative dari sertifikasi guru berbasis portofolio terhadap kinerja
dan kompetensi guru adalah:
- Menjadi Sosok yang Certificate-Oriented. Ternyata implementasi sertifikasi
guru dalam bentuk penilaian portofolio ini kemudian menimbulkan polemik
baru. Banyak para pengamat pendidikan yang menyangsikan keefektifan
pelaksanaan sertifikasi dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Bahkan ada
yang berhipotesis bahwa sertifikasi dalam bentuk penilaian portofolio tak
akan berdampak sama sekali terhadap peningkatan kinerja guru, apalagi
dikaitkan dengan peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini berkaitan
dengan temuan-temuan dilapangan bahwa adanya indikasi kecurangan dalam
melengkapi berkas portofolio oleh para guru peserta sertifikasi. “Kecurangan
dengan memalsukan dokumen portofolio itu memang ada.

- Miskin Keterampilan dan Kreatifitas. Guru bukanlah bagian dari sistem


kurikulum, tetapi keberhasilan pelaksanaan kurikulum akan bergantung pada
kemampuan, kemauan, dan sikap professional tenaga guru (Soedijarto,
1993:136). Kalau dikaitkan persyaratan professional seorang guru yang sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan yaitu, mampu merencanakan,
mengembangkan, melaksanakan, dan menilai proses belajar secara relevan
dan efektif maka seorang guru yang professional akan dengan mudah lolos
sertifikasi berbasis portofolio tanpa harus memanipulasi berkasnya. Karena
sebelumnya ia telah giat mengembangkan dirinya demi anak didiknya.
Namun yang menjadi persoalan adalah mereka, para guru yang melakukan
kecurangan dalam sertifikasi.

- Merosotnya Kompetensi Profesi. Hasil penelitian United Nation


Development Programe (UNDP) pada tahun 2007 tentang Indeks
Pengembangan Manusia menyatakan Indonesia berada pada peringkat ke-107
dari 177 negara yang diteliti Peringkat Indonesia yang rendah dalam kualitas
sumber daya manusia ini adalah gambaran mutu pendidikan Indonesia yang
rendah. Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah
komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat
dilihat dari kelayakan guru mengajar.

c. Problematika dalam pelaksanaan sertifikasi yaitu kendala penyebarluasan


informasi sertifikasi guru didaerah pelosok, pengingkaran nilai-nilai pendidikan,
sertifikasi guru tidak menyentuh masalah pendidikan, miskin keterampilan dan
kreatifitas, masalah kesejahteraan.

Cara Mengantisipasi Pengaruh Negatif Sertifikasi Guru Berbasis Portofolio


terhadap Kinerja dan Kompetensi Guru. Berdasarkan gejala-gejala yang
ditimbulkan dari sertifikasi berbasis portofolio di atas, penulis mencoba
merumuskan cara untuk mengantisipasi pengaruh negatif yang lahir akibat gejala-
gejala tersebut. Diharapkan cara yang dimaksud dapat mendatangkan hasil positif
bagi permasalahan yang diangkat. Sehingga yang menjadi masalah dapat
dikendalikan.

3. Ada dua prinsip dalam upaya meningkatkan kompetensi guru, yaitu prinsip-prinsip
umum dan prinsip-prinsip khusus. Jelaskan dan uraikan dari masing-masing tersebut!

JAWAB:

Prinsip-Prinsip Peningkatan Kompetensi Guru dan Karir.

a) Prinsip-prinsip Umum Peningkatan Kompetensi Guru.

Secara umum program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan


menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini.

- Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

- Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

- Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang


hayat.

- Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru


dalam proses pembelajaran.

- Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam


penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

b) Prinsip-pinsip Khusus Peningkatan Kompetensi Guru

Secara khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan


menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini.

- Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi
dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

- Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga
pendidik profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional.

- Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara


fungsional dalam mencapai kompetensi.

- Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi dan
indikator.
- Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan Ipteks.

- Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan


kebutuhan dan perkembangan jaman.

- Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara
individual maupun institusional.

- Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan
mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator
terukur dari kompetensi profesinya.

- Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan
pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan,
kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani
hidup bersama orang lain.

- Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu


meningkatkan kompetensi guru secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.

- Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan


dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.

- Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru


dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi yang
dimiliki oleh guru.

- Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan


secara berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan
kompetensi yang ada pada standar kompetensi.

- Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan


sejalan dengan perkembangan ilmu pentetahuan, teknologi dan seni, serta adanya
kebutuhan penyegaran kompetensi guru;

- Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat


dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;

- Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih
lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru.

- Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
didasari atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk
mendapatkan hasil yang optimal.

4. Komitmen guru professional merupakan keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban
sebagai guru yang melahirkan tanggung jawab dan sikap responsive dan inovatif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

a. Sebutkan ciri-ciri guru yang memiliki komitmen tinggi!

b. Bagaimana cara anda mengatasi guru yang memiliki komitmen rendah

c. Jelaskan macam-macam komitmen guru professional

JAWAB:

a. Seorang guru yang mempunyai komitmen tinggi akan memiliki kepedulian terhadap
tugas, kebutuhan siswa, teman sejawat, atau atasan langsung. Ia punya komitmen
terhadap tugas yang dibebankannya, termasuk tanggungjawab terhadap bangsa,
Negara dan sesama manusia. Pembentukan sikap seperti ini karena ia mendasarkan
diri pada panggilan jabatan yang pada akhirnya ia juga bertanggungjawab terhadap
sang pencipta. Fracis Fuller (1969) seorang pionir studi longitudinal memberi
kesimpulan tentang guru, yaitu bahwa setiap saat para guru harus meningkatkan
komitmen dan kepedulian terhadap setiap perubahan tugas profesinya. Guru yang
punya komitmen terhadap tugas akan menyediakan waktu dan tenaga untuk membaca
buku-buku baru, atau mengembangkan penelitian yang sederhana baik dikelas pada
waktu mengajar, maupun dalam tugas lainnya.

b. Langkah strategis dalam upaya meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui
terobosan antara lain:

1. Kepala Sekolah harus memahami dan melakukan tiga fungsi sebagai penunjang
peningkatan kinerja guru antara lain: a. Membantu guru memahami, memilih dan
merumuskan tujuan pendidikan yang berhasil. b. Mendorong guru agar mampu
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang berhasil dan dapat melihat hasil
pekerjaan. c. Berikan penghargaan terhadap prestasi kerja guru yang layak, baik yang
diberikan oleh kepala sekolah maupun yang diberikan semasa guru, staf tata usaha,
siswa, dan masyarakat umum maupun yang diberikan pemerintah. d. Mendelegasikan
tanggung jawab dan kewenangan kerja kepada guru untuk program belajar mengajar
dengan memberikan kebebasan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
e. Membantu memberikan bantuan kepada guru dalam proses pengajuan kenaikan
pangkatnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Membuat kebijakan sekolah
dalam pembagian tugas guru, baik beban tugas mengajar, administrasi guru maupun
beban tugas tambahan lainnya harus disesuaikan dengan kemampuan guru itu sendiri.
g. Melaksanakan tehnik supervisi yang tepat sesuai dengan kemampuannya dan
sesuai dengan keinginan guru-guru secara berkesinambungan dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. h.
Mengupayakan selalu meningkatkan kesejahteraannya yang dapat diterima guru serta
memberikan pelayanan sebaik-baik. i. Menciptakan hubungan kerja yang sehat dan
menyenangkan dilingkungan sekolah baik antara guru dengan kepala sekolah, guru
dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan tata usaha atau yang lainnya. j.
Menciptakan dan menjaga kondisi dan iklim kerja yang sehat dan menyenangkan di
lingkungan sekolah, terutama di dalam kelas, tempat kerja yang menyenangkan, alat
yang bersifat cukup dan bersifat terkini, tempat bersantai di sekolah yang nyaman,
kebersihan dan keindahan sekolah, penerangan yang cukup dan masih banyak lagi. k.
Peluang memberiukan pada guru untuk tumbuh dalam meningkatkan pengetahuan,
meningkatkan keahlian mengajar, dan memperoleh keterampilan yang baru. l.
Mengupayakan adanya efek kerja guru di sekolah terhadap keharmonisan anggota
keluarga, pendidikan anggota keluarga, dan kebahagiaan keluarga. m. Mewujudkan
dan menjaga keamanan kerja guru tetap stabil dan mengerjakan pekerjaan tetap
mantap sehingga guru merasa aman dalam pekerjaannya. n. Memperhatikan
peningkatan status guru dengan memenuhi kelengkapan status berupa perlengkapan
yang mendukung kerja guru, misalnya tersediahnya ruang khusus untuk
melaksanakan tugas, tempat istirahat khusus, tempat parkir khusus, kamar mandi
khusus dan sebagainya. (Junaidin, 2006). O. Menggerakkan guru-guru, karyawan,
siswa dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikan di
sekolah. p. Menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat,
dinamis dan nyaman sehingga anggota yang bekerja dengan produktivitas penuh dan
memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.

2. Langkah lain yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerja guru
melalui peningkatan teknologi informasi yang sedang berkembang sekarang ini dan
mendorong guru untuk menguasainya. Melalui teknologi informasi yang dimiliki baik
oleh daerah maupun oleh individu sekolah, guru dapat melakukan beberapa hal di
antaranya: (1) melakukan penelusuran dan pencarian bahan pustaka, (2) membangun
Program Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) untuk memodelkan sebuah
rencana kasar, (3) memberi kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan
ruang kelas virtual ataupun universitas virtual, (4) pemasaran dan promosi hasil karya
penelitian.

c. Komitmen guru profesional adalah suatu keterikatan diri terhadap tugas dan
kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung jawab dan sikap responsive
dan inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ciri-ciri
komitmen guru profesional, yaitu : 1) Tingginya perhatian terhadap siswa-siswi, 2)
Banyaknya waktu dan tenaga yang dikeluarkan, 3) Bekerja sebanyak-banyaknya
untuk orang lain.

5. Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugas mengajar di kelas! Jelaskan!

JAWAB:

Berikut ini ialah kekeliruan guru saat mengajar yang menyebabkan kegagalan peserta
didik menjangkau tujuan pembelajaran secara optimal. Kesalahan-kesalahan itu
diantaranya:

1. Tidak Ada Persiapan Ketika Mengajar

2. Mamaksa Peserta Didik Harus Bisa Memahami Materi yang Kita Ajarkan.

3. Tidak Peka dengan Perilaku Peserta Didik yang Membanggakan Ketika Sedang
Belajar

4. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik

5. Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil

6. Tidak Sadar Memberikan Contoh Tindakan Kurang Tepat Pada Peserta Didik

7. Mengambil Jalan Pintas Dalam Pembelajaran

8. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negative

9. Menggunakan Destructive Disclipline

10. Memaksa Hak Peserta Didik

Sedangkan menurut keterangan dari Dr. Wina Sanjaya ( 2005 : 70 )melafalkan ada 4
kesalahan dalam proses belajar melatih yangdilaksanakan oleh guru yakni :

1. Ketika mengajar, guru tidak berjuang mencari informasi, apakah pelajaran yang
diajarkannya sudah dicerna oleh murid atau belum.

2. Dalam proses belajar melatih guru tidak berjuang mengajakberanggapan kepada


siswa. Komunikasi dapat terjadi satu arah, yakni dari guru ke siswa. Guru
memandang bahwa untuk siswa menguasai materilatihan lebih penting
dikomparasikan dengan mengembangkan keterampilan berpikir.
3. Guru tidak berjuang mencari umpan balik kenapa siswa tidak maumemperhatikan
penjelasannya.

4. Guru memandang bahwa ia ialah orang yang paling dapat dan menguasai pelajaran
dikomparasikan dengan siswa. Siswa dirasakan sebagai " tong kosong " yang mesti
dipenuhi dengan sesuatu yang dianggapnya paling penting.

Anda mungkin juga menyukai