Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK DAN PROSEDUR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRIORITAS

MASALAH GANGGUAN DEPRIVASI TIDUR PADA PASIEN HIPERTENSI

Oleh:
Krisnawati (201501021) Rizky Fadillah (201501031)
Lisa Aulia Putri Rachmadani (201501022) Silvi Ramadhani (201501032)
Mazidatul Alifiah (201501023) Siti Putri Lujeng Wulandari (201501033)
Muhammad Irfandi darmawan(201501024) Tegar Dianing Gesang (201501034)
Nita Nur Anggraini (201501025) Tiara Arfianingrum (201501035)
Nur Danyssa Supartono (201501026) Wahyu Prakoso (201501036)
Nuril Wardatun Nisa' (201501027) Adela Rahma Putri (201501037)
Putra Hutha Pramanda (201501028) Adelia Nanda Puspita (201501038)
Rahmania firdausy (201501029) Annisa Berliana (201501039)
Riki Arum Ardito (201501030) Dela Meilena Puspita (201501040)

SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2020/2021

i
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................3
2.1. DEFINISI ISTIRAHAT & TIDUR............................................................................3
2.1.1. Pengertian Istirahat...............................................................................................3
2.1.2. Pengertian Tidur...................................................................................................3
2.1.3. Jenis-jenis tidur....................................................................................................4
2.1.4. Fungsi Tidur.........................................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP DAN SARAN........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia


dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia
menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum),
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Virginia Henderson (Potter dan Perrry,
1997), membagi kebutuhan dasar manusia menjadi empat belas komponen dan salah
satunya adalah dalam poin ke lima yaitu Tidur dan Istirahat (Hidayat, 2009).
Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan,
aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan
tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa
sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang
berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Tidur merupakan kebutuhan dasar yang sangat di butuhkan oleh setiap manusia.
Setiap manusia pasti membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup .Jika manusia
mengalami gnagguan pada pola tidur maka akan sangat berdampak kepada aktivitas yang
akan di lakukan keesokan harinya.Dalam mendiagnosis pasien yang mengalami
gangguan pola tidur perawat terlebih dahulu melihat dan mengetahui apa masalah yang
di alami oleh pasien. Dalam diagnosis keperawatan gangguan pola tidur perawat harus
melihatdan mengkaji status kesehatan pasien yang nyata supaya perawat dapat
menganalisa dan mendiagnosis apa masalah yang di alami pasien sehingga mengalami
gangguan pola tidur. Dalam diagnos keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan
pola tidur perawat harus dapat mengidentifikasi masalah di mana adanya respon klien
terhadap status kesehatan atau penyakit mengidentifikasi faktor faktor yang menunjang
atau menyebabkan suatu masalah atau etiologi dan juga mengidentifikasi kemampuan
klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalahnya.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang
sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel.   

1
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di
harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam
kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu,orang yang mengalami kelelahan juga
memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaiakan, maka perlu sebagai perawat
mengetahui dan memahami bagaimana tehnik dan prosedur tatapelaksanaan asuhan
keperawatan kebutuhan istirahat tidur
1.3. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai konsep kebutuhan istirahat
dan tidur.
2. mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
3. Mahasiswa dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur klien.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. DEFINISI ISTIRAHAT & TIDUR


2.1.1. Pengertian Istirahat

Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai,


menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan
diri dari apapun yang membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan
demikian, apat dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks
tanpa tekanan emosional dan bebes dari kecemasasn, (Ansietas). Terdapat beberapa
karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di kutip oleh Perri an
Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan
istirahat diantaranya :
1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi
2. Merasa di terima
3. Mengetahui apa yang terjadi
4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan
5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujusn. 
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu mememrlukan

2.1.2. Pengertian Tidur

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan
sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya
aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses
fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
a. Aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadaran yang bervariasi
c. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh

3
d. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam.Dalam tidur ini gelombanng
otak lebih lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan
tanda : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan
turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata lambat             Selama tidur maka
dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis,antara lain :
Penurunn tekanan darah dan denyut nadi diatasi pembuluh darah perifer Kadang
kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.
Relaksasi otot otot rangka basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%
2.1.3. Jenis-jenis tidur

Terdapat dua jenis tidur yaitu :


1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat   

a. Tahap I
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks,
masih sadar dengan lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari
samping ke samping, frekueansi nadi dan nafas seadikit menurun, dapat bangun
segera selama tahap ini berlangsungselama lima meanit.
b.Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri :
Mata umumnya menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan
berakhir 5-10 menit
c.Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan
sulit banngun.
d.Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun,
jaranng bergerak dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng
turun, tonus otot turun.
2. Tidur REM(Rapid Eye Movemen)

4
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit.Periode
pertam terjadi selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka
awal tidur sangat cepat menabahkan jenis tidur ini tidak ada.
   
2.1.4. Fungsi Tidur
1. Efek Fisiologis :
a) Efek pada system saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan
normal    dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.
b) Efek struktur tubuh dengn memulihkan kesegaran dan funngsi dalam organ
tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.

c) Kebutuhan tidur pada semua usia. Usia merupakan salah satu faktor penentu
lamanya tidur yang butuhkan seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit
pula lama tidur yang di butuhkan.
Hal tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :
Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal
a)   0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh
sedikit, 50% tidur NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II
dan IV tidur NREM.setiap siklus sekitar 45-60 menit
b)  1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih
lama pada malam hari, punya pola terbangun sebentar.
c)   18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur
pada mala hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal
sudah menetap pada umur 2-3 tahun
d)   3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun
kedua hilang pada umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali
kebiasaan tidur sore hari.
e)   6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur
relative kostan.
f)   12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.
g)   18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10%
tidur terhadap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.

5
h)   40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin
mengalami imsomnia dan sulit untuk dapat tidur.
i)   60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap
IV nyata berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan
sering terbangun sewaktu tidur malam hari.\

2. Fisiologi tidur
Fisiologi tidur merupaka peangaturan kegiata tudur oleh adanya hubungan
mekanisme screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan
susunan saraf pusat, saraf perifer Endokrin kardiosvakuler, respirasi
muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter). Tiap kejadian tersebut dapat di
identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram (EEG) untuk aktifitas
listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan elektromiogram(EMG) dan
elektroculogram (EOG) untuk mengukur pergeraka mata.
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme
selebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur
dan bangun.Recticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas di
yakini mampunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga
menerima stimulus dari korteks serebri. (emosi,proses,pikir).

Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan


katekolamin misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh pelpasa
serum serotinin dari sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah yaitu
Bulbarsyncronizing regional (BSR) bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari
keseimbangan implus yang di terima dari pusst otak, reseptor sensori perifer
misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system limbiks seperti emosi.
Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha
dalam posisi rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS menurun, pada
saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin.
3. Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur
a. Penyakit

6
Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih
banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur atau tidak dapat tidur, misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan
seperti asma,bronkitis,penyakit kardiovaskuler dan lain-lain.
b. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat
menenngah orang dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang
berlebihan akan menyebabkan priode tidur REM lebih pendek.
c. Stres Psikologis
Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
di sebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah
melalui sisitem saraf simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan
NREM.
d. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :
1. Diuretik : menyebabkan imsomnia
2. Anti depresan : Suprnsi REM
3. Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
tidur.
4. Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.
5. Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.
6. Amfetamin : Menurunkan tidur REM
7. Nutrisi.

Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam


amino dari protein yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat
mamperceapat terjadinya ptoses tidur.
e. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk


tidur .Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang
dapat tidur dengan nyeyak dan saebaliknya.
f. Motivasi

7
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses
tidur.
g. Alkohol

Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum


alkohol dapat menyebabkan insomnia dan lekas marah.

8
1. Identitas/biodata klien
Nama :Ny. C
Tempat/Tgl lahir : Jombang, 17 Januari 1965
Umur : 55 tahun
Alamat : Jombang
Jenis kelamin :Perempuan
Pekerjaan :Penjahit
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Tgl. MRS : 26 September 2020
Tgl. Pengkajian : 26 September 2020
Penanggung jawab
Nama :Tn. F
Alamat :Jombang
Umur : 60 tahun
Pekerjaan :Pedagang
Hubungan dg klien :Suami
2. Keluhan utama :
Ny.C mengatakan ketika di malam hari sering terbangun dari tidurnya dan tidak dapat
tidur dengan nyenyak, klien juga mengeluhkan sakit kepala.
3. Riwayat kesehatan sekarang :
Klien menderita hipertensi sejak usia 53 tahun, klien sering merasa sakit pada tengkuk dan
kepala bagian belakang ketika tekanan darah naik dan sangat mengganggu aktivitas klien.
4. Riwayat kesehatan masa lalu :
Klien pernah terjatuh di kamar mandi ± 2 tahun lalu yang mengakibatkan kaki sebelah
kanan klien kaku dan sulit digerakkan sampai saat ini.Klien mengaku tidak pernah
memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Saat dilakukan pengkajian, Ny.S mengatakan jika almarhum orangtua klien dulunya
mempuyai penyakit hipertensi.
6. Riwayat sehari-hari
 Persepsi klien terhadap sehat sakit Klien mengatakan sehat apabila klien dapat
melakukan aktivitas sehari- hari dan tidur dengan nyenyak di malam hari, sedangkan
sakit adalah ketika klien tidak mendapatkan tidur yang cukup karena tidak nyenyak

9
dan terbangun tengah malam. Klien mengatakan yakin bahwa penyakitnya adalah
faktor usia.
 Kebiasaan
Ny.Ny. S memiliki kebiasaan menonton tv di siang hari sambil menjaga cucu klien.
 Pola nutrisi
Ny.S makan 3 kali sehari dengan porsi sedang yaitu pagi, sore, dan malam. Jenis
makanan biasanya yaitu: nasi, lauk, sayur. Klien tidak memiliki kesulitan dalam
makan.
 Pola istirahat
Ny.S mulai mencoba untuk tidur pukul 22.00, tapi susah untuk tidur. Klien mencoba
tidur dengan menghayal dan mendengarkan musik, tapi dengan cara itupun kurang
berhasil, dikarenakan setiap beberapa jam sekali selalu terbangun. Sehingga klien
biasanyaakan mulai tidur pukul 02.00 dan bangun pada pukul 05.00.
 Pola eliminasi
a) Pola eliminasi BAK Ny.S mengatakan tidak memiliki masalah pola eliminasi BAK,
4-6 kali ̸ hari.
b) Pola eliminas BAB Frekuensi BAB 1 kali ̸ hari yaitu dipagi hari dan tidak ada
kesulitan buang air besar.
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum Ny.S tampak lesuh, terdapat lingkaran hitam ̸ kantung mata ,
konjungtiva merah.
 Tanda-tanda vital
-  Suhu : 36,4°
-  Tekanan darah : 180 ̸ 120 mmHg
-  Nadi : 80 x ̸ i
-  Pernafasan : 24 x ̸ i

10
N Data Penyebab Masalah
o Keperawatan
1 Dari hasil pengkajian didapat Hipertensi Gangguan
Data Subjektif: ↓ pola tidur
-Klien mengatakan kamar klien Internal:
panas dan tempat tidur kurang Lingkungan
nyaman. (suhu ruangan
-Klien mengatakan tidur kurang panas, tempat tidur
dari 5 jam di malam hari. kurang nyaman)
-Klien mengatakan sering ↓
terbangun di malam hari dan bila Ekster
sudah terbangun akan sulit tidur nal:
lagi. Faktor
Data Objektif: ekono
-Kamar pasien terasa panas dan mi
ventialsi ruangan sangat kurang ↓
sehingga udara tidak bebas berganti Gangguan pola
diruangan. tidur
-Tempat tidur pasien tidak ada kasur
hanya terbuat dari kayu yang keras.
-Terlihat lingkaran hitam di bagain
bawah mata
klien.

2 Data Subjektif: Hipertensi Perubahan


-Klien mengatakan cemas terhadap ↓ kualitas tidur
penyakit Stres

ANALISIS DATA

11
hipertensi klien. ↓
-Klien mengatakan Nyeri
merasakaan sakit pada ↓
tengkuk dan kepala bagian Kurang tidur
belakang ↓
-Klien mengatakan Perubahan kualitas dan
mengantuk tapi sulit tidur. kuantitas tidur
DataObjektif:
-Klien memegangi
tengkuknya saat sedang
berbicara.
-Klien terlihat tidak
nyaman dan tampak
bagian mata klien sedikit
bengkak.
TD:180 ̸ 120 mmHg
HR: 80 x ̸i
RR:24 x ̸ i
T:36,4 °c

Rumusanmasalah

a) Gangguan polatidur

b) Perubahan kualitastidur

Diagnosakeperawatan

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan (suhu ruangan


panas, tempat tidur kurangnyaman)

2. Perubahan kualitas dan kuantitas tidur berhubungan dengan faktor


psikologis: cemas dannyeri.

12
13
Hari ̸ Diagnosa Rencana tindakan / Implementasi
Tanggal
Senin, Gangguan pola Tujuan:
12 Juni tidur berhubungan Masalah gangguan tidur klien dapat teratasi.
2017 dengan faktor Kriteria Hasil:
lingkungan (suhu -Klien dapat tidur malam ± 7jam
ruangan terlalu -Tidak terlihat tanda-tanda kurang tidur
panas, tempat tidur (lingkaran hitam pada mata,lesu)
kurang nyaman) -Klien mampu melakuakan aktivitas yang
mempercepat tidur
Rencana Tindakan Rasional
1.Kaji pola tidurklien 1.Untuk
menentukan
rencana
keperawatan
2.Mengatur pola
2.Identifikasi penyebab tidur
gangguan tidurklien
3.Meningkatkan
3.Anjurkan klien untuk polatidur.
merubah posisi tidur
klien sesuai kondisi
klien 4.Meningkatkan
4.Atur suhu ruangan polatidur
agar tidak terlalu panas
dengan memasang
kipas angin dan
meredupakan ata
mematikanlampu.
5.Ajarkan klienuntuk 5.Mengurangi
menciptakan gangguantidur
lingkungan yang

14
nyaman.
6.Anjurkan klien 6.Meningkatkan
membersihkan tempat pola tidur
tidur
7.Anjurkan klien tidak
7.meningkatkan
banyak tidur siang
tidur malam
8.Berikan pengetahuan
8.Meningkatkan
kesehatan pada klien
pengetahuan
tentang jadwal tidur
klien
dan bangun tepat
waktu.
Senin, Perubahan kualitas Tujuan:
12 juni tidur berhubungan Mempertahankan pola tidur normal ± 7 jam
2017 dengan faktor tanpa putus-putus.
psikologis cemas Kriteria Hasil:
dan nyeri -Klien mampu menunjukan pola tidur dalam
rentang ± 7 jam
-Klien mampu mengatasi ansietas (cemas)
-Mengurangi keluhan nyeri kepala dan
tengkuk

Rencana Tindakan Rasional


1.Kaji penyebabansietas 1.Untuk mendapat
informasi
2.Untuk
2.Berikan kesempatan mendapatkan
pada klien informasi
menyampaikan
perasaannya.

3.Bantu klien 3.Untuk


mengungkapkan mendapatkan
ansietasnya informasi

15
4.Pantau pola tidurklien 4.Menentukan
rencana
keperawatan
5.Meningkatkan
5.Kaji gangguan pola tidur
tidur yang langsung
berhubungan dengan
cemas atau ketakutan
tertentu.
6.Anjurkan klien untuk 6.Mengurangi
menghindari minuman gangguantidur
mengandung
kafeinseperti teh, kopi
dan yang mengandung
gas atausoda
7.Anjurkan klien
mengkonsumsi 7.Meningkatkan
makanan seperti susu, tidur
kacang kedelai, ikan,
buah.
8.Berikan pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi dan bahaya 8.Menanbah
hipertensi serta cara pengetahuan
mengurangi stres dan klien tentang
cemas dengan teknik penyakitnya dan
relaksasi meotifasi klien
9.Anjurkan klien untuk hidupsehat
kepelayanankesehatan

16
Implementasi danEvaluasi

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 Gangguan pola  Mengkaji pola S: Klien mengatakan
tidur tidurpasien mulai bisa tidur di
berhubungan  Mengidentifikasi malam hari
dengan faktor penyebab O:-Tidak ada tanda-tanda
lingkungan gangguan tidur kurang tidur seperti
(suhu ruangan klien terdapat lingkaran
panas dan  mengajarkan hitam di bagian bawah
tempat tidur klien tidur yang mata
tidaknyaman) adekuat dengan -Klien tidak terlihat
merubah posisi kelelahan
tidur sesuai TTV
kondisiklien TD: 160 ̸ 100 mmHg

 mengatur suhu HR: 80 x ̸i

ruangan dengan RR: 20 x ̸ i

menghidupkan T: 36,2 °c

kipas angin
sebelumtidur A: Masalah teratasi

 menganjurkan sebagian.

klien
membersihkan P: Intervensi dilanjutkan.

tempat tidur dan


menjemur tempat
tidur 1 kali dua
minggu.
 Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
jadwal tidurdan
bangun tepat

17
waktu.
2 Perubahan  Mengkaji S:-Klien mengatakan
kualitas tidur penyebabansietas malam hari sudah tidur
berhubungan  Memberikan nyenyak
dengan faktor -Klien tidak merasa
kesempatan
psikologis cemas dan gelisah
kepada klien
cemas dan nyeri -Klien mengatakan
untuk
mulai jarang merasa
menyampaikan
nyeri pada tengkuk dan
perasaanklien
kepala
 Membantu klien
mengungkapkan
perasaanklien O:-Tidak ada tanda-tanda
klien kurang tidur
 Mengkaji
seperti terdapat
gangguan pola
lingkaran hitam di
tidur klien
bangian bawah mata
berhubungan
-Klien tampak segar
dengancemas
-Klien mulai dapat
 Memberikan
tersenyum ketika
tindakan
menceritakan
keperawatan yang
masalahnya.
mendukung tidur
-Klien tidak tidak lagi
seperti latihan
memegangi tengkuk
relaksasi dan
dan tidak lagi
mengajarkan
meringis seperti
posisi duduk kesakitan.
 Mencega klien
meminum yang
TTV
mengandung
TD: 150 ̸ 90 mmHg
kafein dan gas
HR: 82 x ̸ i
atau soda
RR: 22 x ̸ i
 Menganjurkan T: 36, 3°c
klien

18
mengkonsumsi A: Masalah teratasi
susu, kacang sebagian
kedelai, ikan,
buah. P: Intervensi dilanjutkan
 Menganjurkan
klienkepelayanan
kesehatan

19
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kata ”Istirahat” mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan
diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang
membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan bahwa
istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari
kecemasasn, (Ansietas).
Hasil asuhan keperawatan yang dilkukan pada pasien Ny.C dengan masalah gangguan
pola tidur dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian yag didapatkan sesuai dengan data subjektif pasien Ny.C:
-Klien mengatakan kamar klien panas dan tempat tidur kurang nyaman.
-Klien mengatakan tidur kurang dari 5 jam di malam hari.
-Klien mengatakan sering terbangun di malam hari dan bila sudah terbangun akan sulit
tidur lagi.
Data Objektif:
-Kamar pasien terasa panas dan ventialsi ruangan sangat kurang sehingga udara tidak bebas
berganti diruangan.
-Tempat tidur pasien tidak ada kasur hanya terbuat dari kayu yang keras.
-Terlihat lingkaran hitam di bagain bawah mata

2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu


1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan (suhu ruangan panas,
tempat tidur kurangnyaman)
2. Perubahan kualitas dan kuantitas tidur berhubungan dengan faktor psikologis:
cemas dan nyeri.
3.Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan yng diberikan sesuai dengan intervensi
yang sudah disusun secara teori dan memberikan dampak positif bagi kondisi Ny.C yaitu
terjadinya peningkatan kualitas tidur.

20
BAB III

PENUTUP DAN SARAN


Meningkatkan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien penderita gangguan pola
tidur.
Dan perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan dengan baik dalam mempertahankan
kesembuhan

21
DAFTAR PUSTAKA

Utara, U. S. (2016). Program studi diiikeperawatan fakultas keperawatan universitas sumatera


utara juni 2016.

22

Anda mungkin juga menyukai