Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK DAN PROSEDUR PELAKSANAAN ASUHAN

KEPERAWATAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN


ELIMINASI

Mata Kuliah Keperawatan Dasar


Dosen Pengampu : Rodiyah, S,Kep.mNs.,M.Kes
Nama Kelompok 3 :
1. Tri Wulan Ferdiana (201501066) 11.Tegar Alfian Rachman(201501080)
2. Eva Rahmawati (201501046) 12. M Rohman Dwi Fauzi.A(201501053)
3. Rinda windy Astuti 13. M.Syahrul Eko Wahyudi(201501054)
4. Mutiyah Putri Ramadhani (201501078) 14.M.Zulfikar Bayu Abdillah(201501055)
5. Insani Putri Nurlaily (2015010480 15. Ella Damayanti(201501076)
6. Iva Elfiana (201501079) 16. M.Agung Dhani Setiawan(201501072)
7. Syahputra Dwi Santoso (201501081) 17. Cory Adisti Anggraini(201501070)
8. Eka Rahma Adilla (201501045) 18. Dewi Ratih Purnomo(201501041)
9. Edvin Zuhri Akhirul Azal (201501044) 19. Putri Yuni Astuti(201501060)
10. Sheila Aprilia Anggra (201501071)
11. Cory Adhisti Anggraini (201501070)

KELAS 1B
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
2020
1
 

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sebelumnya terimakasih kepada teman-teman yang
telah membantu dan ikut bekerja samaselama proses penulisan laporan ini. Dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih pada ibu …..selaku pembimbing yang telah memberikan waktu dan
kesempatan, sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masuh jauh dari kata sempurna masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun penulisan. Hal ini disebabkan keterbastasan kami. Maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam makalah ini bisa mengandung banyak manfaat,
khususnya bagi kami yang masih dalam tahap belajar, dan umumnya bagi semua pembaca.

Jombang, 01 Juni 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
JUDUL…………...……………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR………………..……….
………………………………………………………….2
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………………3
BAB PENDAHULUAN……….…………………………………………………………….
…………4
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….4
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. GANGGUAN MASALAH KEBUTUHAN ELIMINASI URINE...…………………….7
B. TINDAKAN YANG DAPAT MENGATASI ELIMINASI URINE …………………….7
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE…………………………….7
D. TEKNIK DAN PROSEDUR ELIMINASI PADA URINE ………………………………
8

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN……………………..……………………………………………………10
B. SARAN…………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA……...…………………………………………………………………….10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Eliminasi urin merupakan salah satu proses dari metabolic tubuh. Zat yang tidak
dibutuhkan dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan pencernaan. Paru-paru secara
primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama
metabolism pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawah ke paru-paru oleh
system vena dan dieksresikan melalui pernafasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium
atau keringat. Ginjal merupakanbagian tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan
kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hydrogen, dan asam.
Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan dan
sirkulasi volume darah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin akan menurun.
Pengeluaran juga berubah pada seseorang dengan penyakit ginjal yang mempengaruhi
kuantitas urin dan kandungan produk sampah di dalam urin.
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup dikatakan sebagai hidup karena
manusia memiliki ciri-ciri diantranya: Dapat bernafas, berkembangbiak, tumbuh
beradaptasi, memerlukan makanan, dan mengeluarkan metabolisme tubuh (eliminasi).
Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh dikarenakan peranan masing-masing organ.
Membuang urin dana alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus
dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia
akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retrensi, inkontinesia, urin,
enuresis, perubahan eliminasi urin, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai
macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ
lainnya seperti system pencernaan, ekresi dll.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Untuk Memenuhi Kebutuhan Eliminasi”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja gangguan atau masalah kebutuhan eliminasi urin?
2. Apa saja tindakan untuk mengatasi eliminasi urin?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi eliminasi urin?
4. Apa saja teknik dan prosedur eliminasi pada urine ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui gangguan atau masalah kebutuhan eliminasi urin
2. Untuk mengetahui tindakan yang dapat mengatasi eliminasi urin
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi eliminasi urin
4. Untuk mengetahui teknik dan procedure eliminasi pada urine

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. GANGGUAN ATAU MASALAH KEBUTUHAN ELIMINASI URINE


1. Retensi urine
Merupakan penumpukan urin dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan kandung kemih untuk mengongsokan kandung kemih.
Penyebab kecemasan, pembesaran prostat, kelainan patologi uretra, trauma,
disfungsi neurogenik kandung kemih.
2. Inkontinensia urine urgensi
Merupakan ketidakmampuan otot sphincter ekternal sementara atau
menetap untuk mengontrol ekresi urin. Faktor Risiko Efek samping obat, kopi
dan alkohol Hiperrefleks destrussor. Gangguan sistem saraf pusat Kerusakan
kontraksi kandung kemih: relaksasi spingter tidak terkendali Ketidakefektifan
kebiasaan berkemih Kapasitas kandung kemih kecil. Kondis Klinis Terkait
Infeksi/tumor/batu saluran kemih dan/atau ginjal Gangguan sistem saraf pusat.
3. Enuresis
Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang
diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksternal.
4. Perubahan pola eliminasi urine
Merupakan keadaan yang mengalami gangguan pada eliminasi urin karena
obstruksi anatomis kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih.
Perubahan eliminasi urin terdiri atas : Frekuensi, Urgensi, Disuria, Poliuria,
Urinaria supresi.
5. Kesiapan peningkatan eliminasi urin
Merupakan Pola fungsi sistem perkemihan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi yang dapat ditingkatkan Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urin
Objektif Jumlah urin normal Karakteristik urin normal Gejala dan Tanda
Minor Sujektif (tidak tersedia) Objektif Asupan cairan cukup Kondisi Klinis
Terkait Cedera medula spinalis Sklerosis multiple Kehamilan Trauma pelvis
Pembedahan abdomen Penyakit prostat.
6. Inkontinensia urine stress
Merupakan Kebocoran urine mendadak dan tidak dapat dikendalikan
karena aktivitas yang meningkat tekanan intraabdominal   Penyebab
Kelemahan intrinsik spinkter uretra Perubahan degenerasi/non degenerasi otot
pelvis Kekurangan estrogen Peningkatan tekanan intraabdomen Kelemahan
otot pelvis. Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh keluar urin <50 ml
saat tekanan abdominal meningkat (mis. saat berdiri, bersin, tertawa, berlari,
atau mengangkat benda berat) Objektif (tidak tersedia). Gejala dan Tanda

5
Minor Subjektif Pengeluaran urin tidak tuntas urgensi miksi Frekuensi
berkemih meningkat Objektif Overdistensi abdomen. Kondisi Klinis Terkait
Obesitas Kehamilan/melahirkan Menopose Infeksi saluran kemih Operasi
abdomen Operasi prostat Penyakit Alzheimer Cedera medula spinalis.
7. Inkontinensia urine refleks
Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung kemih
tertentu tercapai Penyebab Kerusakn konduksi inplus di atas arkus refleks
Kerusakan jaringan (mis. terapi radiasi). Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
Tidak mengalami sensasi berkemih Dribbling Sering buang air kecil
Hesitnacy Nokturia Enuresis   Objektif Volume residu urin meningkat. Gejala
dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif (tidak tersedia). Kondisi
Klinis Terkait Cedera/tumor/infeksi medula spinalis Cyistitis Pembedahan
pelvis Sklerosis multipel Kanker kandung kemih atau pelvis Penyakit
Parkinson Demensia.
8. Inkontinensia urine berlebih
Merupakan pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak
mampu mencapai toilet pada waktu yang tepat   Penyebab Ketidakmampuan
atau penurunan mengenali tanda-tanda berkemih Penurunan tonus kandung
kemih Hambatan monilitas Faktor psikologis : penurunan perhatian pada
tanda-tanda keinginan berkemih (depresi, bingung, delirium) Hambatan
lingkungan (toilet jauh, tempat tidur terlalu tinggi, lingkungan baru)
Kehilangan sensorik dan motorik (pada geriatri) Gangguan penglihatan Gejala
dan Tanda Mayor Subjektif Mengompol sebelum mencapai atau selama usaha
mencapai toilet Objektif (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor Subjektif
Mengompol di waktu pagi hari Mampu mengosongkan kandung kemih
lengkap Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Neuropati alkoholik Penyakit
Parkinson Penyakit dimielinsasi Sklerosis multipel Stroke Demensia progresif
Depresi.  
9. Inkontinensia urin fungsional
Merupakan kehilanag urin yang tidak terkendali akibat overditensi
kandung kemih. Penyebab Blok spinger Kerusakan atau tidakadekuatan jalur
aferen Obstruksi jalan keluar urin (mis. Impaksi fekal, efek agen farmologis)
Ketidakadekuatan detrusor (mis. pada kondisi stres atau tidak nyaman,
deconditioned voiding)   Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Residu volume
urin setelah berkemih atau keluhan kebocoran sedikit urin Nokturia   Objektif
Kandung kemih distensi (bukan berhubungan dengan penyebab reversibel
akut) atau kandung kemih distensi dengan sering , sedikit berkemih atau
dribbling   Gejala dan Tanda Minor (tidak tersedia)   Objektif Residu urin 100
ml atau lebih   Kondisi Klinis Terkait Asma Alergi Penyakit neurologi :
cedera/tumor/infeksi medula spinalis Cedera kepala Sklerosis multipel
Dimielinisasi saraf Neuropati diabetikum Neuropati alkohol Striktura
uretra/leher kandung kemih Pembesaran prostat Pembengkakan periental
10. Inkontinensia urin berlanjut

6
Pengeluaran urin tidak terkendali dan terus menerus tanpa distensi atau
perasaan penuh pada kandung kemih   Penyebab Neuropati arkus refleks
Disfungsi neurologis Kerusakan refleks kontraksi detrusor Trauma Kerusakan
medula spinalis Kelainan anatomis (mis.fitsula) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Keluarnya urin konstan tanpa distensi Nokturia lebih dari 2 kali
sepanjang tidur   Objektif (tidak tersedia)   Gejala dan Tanda Minor Subjektif
Berkemih tanpa sadar Tidak sadar inkontinensia urin   Objektif (tidak
tersedia)   Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Trauma Tumor Infeksi
medula spinalis Fistula saluran kemih  

B. TINDAKAN YANG DAPAT MENGATASI ELIMINASI URINE


1. Pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan
2. Menolong BAK dengan menggunakan urieneal
3. Melakukan kateterisasi

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URINE


1. Diet dan asupan
Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
output urine itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine.
2. Respon dan keinginan awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat
menyebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi
ukuran vesika urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
3. Gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
4. Stress psikologis
Meningkatkan stress dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah
urine yang diproduksi.
5. Tingkat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus oto vesika urinearia yang baik untuk
fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot di dapatkan dengan beraktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinearia dapat menyebabkan
6. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola
kemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami kesulitan
untuk mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang
air kecil meningkat dengan bertambahnya usia.
7. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes
mellitus.
8. Sosiokultural

7
Budaya dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti
adanya kultul pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di
tempat tertentu.
9. Kebiasaan seseorang
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet, biasanya
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam
keadaan sakit.
10. Tonus otot
Tonus otot yang berperan penting dalam membantu proses berkemih
adalah otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan
dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine.
11. Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari
pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi
urine.
12. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan proses perkemihan.
13. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik ini juga dapat memengaruhi kebutuhan eliminasi
urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan
pemeriksaan saluran kemih seperti intra venus pyelogram (IVP).

D. TEKNIK DAN PROSEDUR ELIMINASI PADA URINE


 Alat dan Bahan:
a. Tromol steril berisi
b. Gass steril
c. Deppers steril
d. Handscoen
e. Cucing
f. Neirbecken
g. Pinset anatomis
h. Doek
i. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j. Tempat spesimen urine jika diperlukan
k. Urobag
l. Perlak dan pengalasnya
m. Disposable spuit
n. Selimut
 Prosedur Kerja
(Untuk pasien laki-laki)
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Atur ruangan / pasang sampiran

8
4. Pasang perlak / alas
5. Gunakan sarung steril
6. Pasang duk steril
7. Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikit ke
pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat / savlon.
8. Beri minyak pelumas atau jeli pada ujung kateter (kurang lebih 12,5-17,5 cm),
lalu masukkan pelan-pelan (kurang lenih 17,5-20 cm) sambil anjurkan untuk
menarik napas.
9. Jika tertahan jangan dipaksa/tegangkan
10. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk
yang dipasangtetap, dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali sambil pasien
disuruh napas dalam.

11. Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi ke arah atas paha / abdomen
12. Rapikan alat
13. Cuci tangan

(Untuk Pasien Perempuan)


1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Atur ruangan / pasang sampiran
4. Pasang perlak / alas
5. Gunakan sarung steril
6. Pasang duk steril\
7. Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (kurang lebih 3
kali hingga bersih)
8. Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri lalu bersihkan
bagian dalam
9. Beri minyak pelumas atau jeli pada ujung kateter (kurang lebih 2,5-5 cm), lalu
masukkan pelan-pelan sambil anjurkan untuk menarik napas (kurang lenih
2,5-5 cm) atau hingga urinkeluar.
10. Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya menggunakan
spuituntuk yang dipasang tetap dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali
sambil suruh pasienuntuk napas dalam.
11. Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi ke arah samping
12. Rapikan alat
13. Cuci tangan

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Organ yang berperan dalam eliminasi urin adalah ginjal, kantung kemih, dan
uretra. Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urin terjadi proses berkemih. Berkemih
merupakan proses pengosongan vesikaureniaria (kandung kemih). Faktor-faktor yang
mempengaruhi eliminasi urin diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih
kebiasaan seseorang dan stress psikologis. Gangguan kebutuhan eliminasi urin adalah
retensi urin, inkontinensia urin, dan enuresis dsb. Dan tindakan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah pengumpulan urin untuk bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan
uineal dan melakukan katerisasi.

B. SARAN
Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urin dalam kehidupan sehari-hari
dan menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urin

Daftar Pustaka
http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/category/fisiologis/eliminasi/page/2/
http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/category/fisiologis/eliminasi/
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-KDM-1-
Komprehensif.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai