Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PERUBAHAN POLA


URINISASI

Dosen Pengampu : Ns.Mutia Dwi Sagita,S.Kep.,M.Kep


Mata Kuliah : KMB II
Oleh : Sri Bulandari (19010014)
Nadila Octavia (19010007)
Gilang Putra (19010004)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas, dengan judul “asuhan keperawatan perubahan pola urinasi”.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya
ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi manfaat
tersendiri bagi teman-teman sekalian.
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
D. Manfaat...............................................................................................................
Bab II Tinjauan Teori......................................................................................................................
A. Defenisi perubahan pola urinasi............................................................................
B. Patofisiologi perubahan pola urinasi......................................................................
C. Etiologi perubahan pola urinasi............................................................................
D. Pemeriksaan penunjang prubahan bola urinasi......................................................
E Manifestasi perubahan pola urinasi………………………………………………...
F. Penatalaksanaan perubahan pola urinasi…………………………..……………….
G. Konsep asuhan perubahan pola urinasi…………..………………………………..
H. Pengkajian perubahan pola urinasi………………………………………………...
I. Diagnosa keperawatan…………………………..………………………………….
J. Rencana asuhan keperawatan………………………….……………………………
K.. Pelaksanaan keperawatan………………………………………………………….
L. Evaluasi keperawatan……………………………………………………………….

Bab III Penutup..............................................................................................................................


A. Kesimpulan.........................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan dialami oleh
usia lanjut, salah satunya dalam proses berkemih, seperti merasakan keluarnya urin dalam
bentuk beberapa tetes pada saat sedang batuk, jogging atau berlari. Bahkan ada juga
yang mengalami kesulitan menahan urin sehingga keluar sesaat sebelum berkemih.
Semua gejala ini disebut dengan inkontinensia urin (Suparman dan Rospas, 2008).
Inkontinensia urin merupakan pengeluaran urine secara tak terkendali dan atau tidak pada
tempatnya (mengompol) (Tjokronegoro dan Utama, 2001). Sikap lansia dalam
menghadapi perubahan pola eliminasi urine merupakan suatu respon atau faktor
pendorong dari lansia untuk menghadapi perubahan pola eliminasi urine (inkontinensia
urine).
Salah satu komplikasi dari inkontinensia urine adalah infeksi saluran kemih (ISK).
Pasien yang didiagnosa dengan ISK sekitar 10,8 juta, khususnya infeksi kandung kemih,
infeksi ginjal, atau keduanya. Pasien yang dilarikan ke unit gawat darurat di tahun 2006
hingga 2009, hampir 17% pernah dirawat di rumah sakit (Jurnal World Journal of
Urology, dalam Kompas.com).
Perubahan yang terjadi pada lansia dengan sistem perkemihan yaitu penurunan
tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) yang disebabkan oleh penurunan
hormone esterogen, sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urine, otot–otot
menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi
berkemih meningkat, perubahan letak uterus akan menarik otot–otot vagina dan bahkan
kandung kemih dan rectum seiring dengan proses penurunan ini, masalah tekanan dan
perkemihan (inkontinensia urine) akibat pergeseran kandung kemih. Fungsi sfingter yang
terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin, biasanya juga
disebabkan oleh kelainan disekeliling daerah saluran kencing, fungsi otak besar yang
terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih, terjadi hambatan pengeluaran
urine sehingga urine yang keluar sedikit (Brunner&Suddarth,2002).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai
berikut :
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien perubahan pola urinasi”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara Umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Asuhan


Keperawatan Pada Pasien perubahan pola urinasi

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian


1.3.2.2 Melakukan analisa data

1.3.2.3 Merumuskan diagnosa keperawatan

1.3.2.4 Menyusun rencana asuhan keperawatan

1.3.2.5 Melakukan tindakan keperawatan

1.3.2.6 Melakukan evaluasi keperawatan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian pola eliminasi

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Pembuangan


dapat melalui urine dan bowel (Tarwoto, Wartonah, 2006)
Gangguan eliminasi urinarius adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
gangguan dalam pola berkemih (fundamental of nursing hal 1079, 2001)

B. Karakteristik Urine
- Volume (pd org dewasa urin yg dikeluarkan setiap berkemih sekitar 250-400
mltergantung intake & kehilangan cairan)
- Warna (normal : jernih kekuning-kuningan)
- Bau bervariasi tergantung komposisi
- pH 4,5 – 8
- Berat jenis 1,003 – 1,030
- Komposisi air 93-97%
- Osmolaritas 855-1.335
- Bakteri tidak ada

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine


- Pertumbuhan & perkembangan (usia & berat badan mempengaruhi jmlh & pengeluaran
urine)
- Sosiokultural (budaya masyarakat yg hanya bisa berkemih di tempat tertutup & ada juga
yg bisa berkemih di tempat terbuka)
- Psikologis (cemas & stress meningkatkan stimulasi berkemih)
- Kebiasaan (seseorang yg hanya bisa berkemih di toilet)
- Tonus otot (jika ada gg tonus otot, dorongan utk berkemih akan berkurang)
- Intake cairan & makanan (alkohol menghambat ADH dlm pembuangan urin sedangkan
kopi, teh, coklat, cola meningkatkan ekskresi urine)
- 7. Kondisi penyakit (pd px demam tjd penurunan produksi urin krn banyak cairan yg
dikeluarkan mell kulit)
- 8. Pembedahan (penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerulus shg produksi
urin akan menurun)
- 9. Pengobatan (diuretik meningkatkan output urin sedangkan antikolinergik &
antihipertensi menimbulkan retensi urin)

D. Etiologi
- Obstruksi
- Infeksi
- Calculi
- Pertumbuhan jaringan yg abnormal
- Masalah sistemik

E. Patofisiologi
F. Tanda & Gejala

- Urine mengalir lambat


- Terjadi poliuria yg makin lama makin parah krn pengosongan kandung kemih tdk efisien
- Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih
- Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri & merasa ingin BAK
- Pada retensi berat bisa mencapai 2000 – 3000 cc

G. Perubahan Pola Berkemih


1. Frekuensi
meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yg meningkat biasanya tjd pd
sistisis, stress & wanita hamil
2. Urgensi
perasaan ingin segera berkemih & biasanya tjd pd anak2 krn kemampuan spingter utk
mengontrol kurang
3. Disuria
rasa sakit & kesulitan utk berkemih, biasanya pd ISK, trauma, & striktur uretra
4. Poliuria (Diuresis)
produksi urin melebihi normal tanpa peningkatan intake cairan misalnya tjd pd px DM)
5. Urinary suppresion
keadaan dimana ginjal tdk memproduksi urin secara tiba2.
anuria (urin < 100 ml/24 jam)
oliguria ( urin berkisar 100-500 ml/24 jam)
6. Nokturia : berkemih berlebihan/sering dimalam hari
7. Dribling : kebocoran/rembesan urin walaupun ada kontrol thd pengeluaran urin
8. Hematuria : tdp darah dlm urin

H. Masalah Eliminasi Urine


1. Retensi urin
adl penumpukan urin dlm bladder & ketidakmampuan utk mengosongkan kandung
kemih. Penyebab distensi bladder adl urin yg tdp dlm bladder melebihi 400 ml.
normalnya 250-400 ml
2. Inkontinensia Urin
ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara/menetap utk mengontrol ekskresi urin
3. Enuresis
mrpkn ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yg diakibatkan krn
ketidakmampuan utk mengendalikan spinter eksterna. Biasanya pd anak2 & org jompo
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN POLA ELIMINASI (URINE)

1. Identitas Klien
- Nama : Tn. N
- Umur : 41 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Tingkat Pendidikan  : SMA
- Pekerjaan : Swasta
- Agama    : Islam
- Suku : Madura
- Status Perkawinan : Menikah
- Tgl. MRS : 23 Januari 2009
- Tgl. Pengkajian : 26 Januari 2009
- Alamat : Pamekasan
- No. RM : 184395

2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pinggang kiri hilang timbul. Nyeri muncul dari pinggal sebelah kiri,
menjalar ke depan sampai ke ujung penis.

3. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Sejak 2 minggu yang lalu, klien mengeluh nyeri pinggang kiri hilang timbul, nyeri muncul
dari pinggang sebelah kiri dan menjalar ke depan sampai ke penis. Penyebab nyeri tidak
diketahui. Akhirnya pasien berobat ke mantri, setelah diberi obat (nama tidak tahu) keluhan
berkurang tetapi kadang muncul lagi. 1tahun yang lalu, klien mengalami nyeri pinggang yang
hebat, akhirnya oleh keluarga di bawah ke RSU. Setelah dilakukan pemeriksaan, klien
dinyatakan menderita kencing batu. Setelah pulang dari RSU, klien tidak kontrol, tetapi berobat
ke mantri lagi. 2 bulan yang lalu, klien mengalami serangan nyeri hebat lagi dan dibawa ke RSU.
Sehubungan dengan keterbatasan alat, maka klien dirujuk ke RSCM, untuk penanganan
selanjutnya 
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit hipertensi, jantung tidak diketahui, hepatitis
tidak pernah, kencing batu tidak pernah.

5. Riwayat Kesahatan Keluarga


Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti pasien, TB,
DM, Hipertensi.

Pemeriksaan Fisik
 Status kesehatan umum :
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, tekanan darah
120/70 mmHg, suhu tubuh 36,7oC, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit (regular), GCS
4 5 6.
 Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit tidak kering, tekstur tidak kasar, rambut hitam dan
bersih, tidak botak, perubahan warna kulit tidak ada, dekubitus tidak ada.
 Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala (+), benjolan tidak ada.
 Muka
Simetris, odema (+), otot muka dan rahang kekuatan lemah, sianosis tidak ada.
 Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjungtiva anemis, pupil isokor sclera ikterus, reflek
cahaya positif, tajam penglihatan normal, mata tidak cowong.
 Telinga
Sekret, serumen, benda asing, dan membran timpani normal.
 Hidung
Deformitas, mukosa, sekret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada.
 Mulut dan faring
Bau mulut (+), stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah muda, kelainan lidah
tidak ada.
 Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, pembesaran vena jugularis.
 Thoraks
Gerakan simetris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi resonan,
rhonchi +/+ pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak teridentifikasi.
 Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan
dan ics 5 mid axilla kanan, perkusi dullness. Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur
(-), capillary refill 2-3 detik.
 Abdomen
Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada,
hepar tidak teraba, asites (-).
 Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada, tidak
ada hemoroid.
 Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/- , kekuatan 5/5, gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-, capillary
refill 3 detik, abses tidak ada, ganggren (-), reflek patella N/N, achiles N/N.
Pembuluh darah perifer : radialis (+/+), femoralis (+/+), poplitea (+/+), tibialis posterior
(+/+), dorsalis pediss (+/+).
 Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
Analisa Data
Diagnosa 1

KEMUNGKINAN MASALAH
DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
DS
Ø  Klien mengeluh sakit Penekanan/distorsi Nyeri
pinggang tembus jaringan setempat
belakang Pelepasan mediator kimia
Ø  Klien menyatakan (bradikidin)
nyeri tekan pada Merangsang nosireseptor
pinggang kanan
Implus ke thalamus
Ø  Klien menyatakan
sakit saat miksi Cortex serebri
DO : Nyeri

 k/u lemah,
klien tampak
menyeringai
kesakitan
 TTV :
– TD : 130\90
– S : 37
– N : 89x/menit
– RR : 19x/menit

Intervensi :
1. Nyeri (akut) b.d peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral, trauma jaringan,
pembentukan edema, iskemia jaringan.
Tujuan : Klien dapat menunjukkan rasa nyeri berkurang/hilang setelah
dilakukan asuhan keperawatan.
 TTV dalam batas normal
 TD : 120/80 mmHg
 N : 80-100 x/ menit
 P : 12-20 x/ menit
 S : 36- 37’5 o C
 Ekspresi wajah tampak rileks
 Skala nyeri 1-3
 Klien dapat tidur dan istirahat
Rencana Tindakan :
 Kaji dan catat lokasi, lamanya, intensitas nyeri (0-10) dan penyebarannya.
 Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan bila terjadi perubahan
kejadian/karakteristik nyeri.
 Berikan tindakan nyaman contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat.
 Bantu atau dorong penggunaan napas dalam, bimbingan imajinasi.
 Dorong/bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan
sekitar 3-4 liter/hari.
 Perhatikan keluhan peningkatan/menetapnya nyeri abdomen.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgesik.

Analisa Data
Diagnosa 2
KEMUNGKINAN MASALAH
DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
DS
Ø  Klien menyatakan Obstruksi saluran
Perubahan Eliminasi
kurang minum
kemih Urine
Ø  Klien menyatakan sakit
saat miksi Pengeluaran urine
DO
inkomplit
Ø  Warna urine klien jernih
dan kekuning-kuningan Kapasitas vesika
 TTV :
urinaria
– TD : 130\90
– S : 37 Perubahan eliminasi
– N : 89x/menit urine
– RR : 19x/menit
Intervensi :
2. Perubahan pola eliminasi urin b.d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau
ureteral.
Tujuan : Klien dapat menunjukkan pola eliminasi normal setelah dilakukan
asuhan keperawatan
 Aliran urine lancar
 Klien bebas dari tanda-tanda obstruksi (hematuria)
 Klien berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya.
Rencana Tindakan :
 Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin.
 Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi.
 Dorong meningkatkan pemasukan cairan : 3 – 4 liter/hari.
 Periksa semua urin, catat adanya keluaran batu.
 Palpasi untuk distensi suprapubik dan perhatikan penurunan keluaran urin, adanya edema
periorbital/tergantung.
 Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran.
 Kolaborasi
Pemeriksaan laboratorium : elektrolit, BUN, kreatinin.

Analisa Data
Diagnosa 3
KEMUNGKINAN MASALAH
DATA
PENYEBAB KEPERAWATAN
DS
Ø  Klien menyatakan Perubahan status Kurang pengetahuan
tidak tahu tentang
kesehatan
penyakitnya
DO Hospitalisasi
Klien terlihat cemas
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
Intervensi :
 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kurangnya informasi.
Tujuan : Klien dan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakitnya setelah
dilakukan asuhan keperawatan.
‐ Klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit.
‐ Klien mampu menghubungkan gejala dan faktor penyebab
‐  Klien mampu melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi dalam program
pengobatan.
BAB III
KESIMPULAN

Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan dialami oleh usia
lanjut, salah satunya dalam proses berkemih, seperti merasakan keluarnya urin dalam bentuk
beberapa tetes pada saat sedang batuk, jogging atau berlari. Bahkan ada juga yang mengalami
kesulitan menahan urin sehingga keluar sesaat sebelum berkemih. Semua gejala ini disebut
dengan inkontinensia urin (Suparman dan Rospas, 2008). Inkontinensia urin merupakan
pengeluaran urine secara tak terkendali dan atau tidak pada tempatnya (mengompol)
(Tjokronegoro dan Utama, 2001). Sikap lansia dalam menghadapi perubahan pola eliminasi
urine merupakan suatu respon atau faktor pendorong dari lansia untuk menghadapi perubahan
pola eliminasi urine (inkontinensia urine).
Salah satu komplikasi dari inkontinensia urine adalah infeksi saluran kemih (ISK). Pasien
yang didiagnosa dengan ISK sekitar 10,8 juta, khususnya infeksi kandung kemih, infeksi ginjal,
atau keduanya. Pasien yang dilarikan ke unit gawat darurat di tahun 2006 hingga 2009, hampir
17% pernah dirawat di rumah sakit (Jurnal World Journal of Urology, dalam Kompas.com).
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Fitria. 2015. Makalah Sistem Eliminasi Urine. Dikutip dari


https://www.academia.edu/36109139/Makalah_sistem_eliminasi_urine . Dilakukan pada 12 Februari
2019 pukul 19.21 WIB
Dr. Marianti. 2017. Hematuria. Dikutip dari https://www.alodokter.com/hematuria dilakukan pada
tanggal 11 Februari 2019 pukul 20.04 WIB
Wijaya, Andre Tjie. 2017. Poliuria. Dikutip dari http://www.kerjanya.net/faq/6175-poliuria.html
dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 20.23 WIB
One, Bie. 2012. Oliguria. Dikutip dari https://nefrologyners.wordpress.com/2012/01/18/oliguria/
dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 20.35 WIB
Rr.Bamandhita. 2018. Anuria. Dikutip dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/anuria-
adalah/ dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 20.48 WIB
Doktersehat. 2018. Disuria. Dikutip dari https://doktersehat.com/disuria/ dilakukan pada tanggal 11
Februari pukul 20.52 WIB
Dr. Budi Iman. 2004. Definisi Klasifikasi Kontinensia. Dikutip dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/budi.iman/material/definisiklassifikasiinkontinensia.pdf dilakukan
pada tanggal 11 Februari pukul 20.59 WIB
Samiadi, Lika Aprilia. 2017. Nokturia. Dikutip dari https://hellosehat.com/penyakit/nokturia/
dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 21.07 WIB
Webster. 2014. Strangury. Dikutip dari https://www.artikata.com/arti-301091-strangury.html
dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 21.18 WIB
Doktersehat. 2018. Gejala Berkemih Terlalu Sering. Dikutip dari https://doktersehat.com/gejala-
berkemih-terlalu-sering/ dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 21.30 WIB
Samiadi, Aprilia. 2016. Inkontinensia Urin. Dikutip dari
https://hellosehat.com/penyakit/inkontinensia-urin/ dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 21.45
WIB
Irawanti, Trina Primalia. 2017. Hidronefrosis. Dikutip dari http://www.kerjanya.net/faq/4651-
hidronefrosis.html dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 22.18 WIB
Sabilla, Medical. 2008. Dribbling. Dikutip dari
http://sabilla-medical.blogspot.com/2008/01/dribbling.html dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul
22.27 WIB
Fredy, Felix Chikita. 2017. Glikosuria. Dikutip dari http://www.kerjanya.net/faq/5825-
glikosuria.html dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 22.34 WIB
Children Hospital. 2013. Chyluria. Dikutip dari https://www.chop.edu/conditions-diseases/chyluria
dilakukan pada tanggal 11 Februari pukul 22.41 WIB
Women Health. 2015. Bubbles in Urine Pneumaturia Arti Penyebab Bubbly. Dikutip dari
https://id.womenhealthguide.net/bubbles-in-urine-pneumaturia-arti-penyebab-bubbly-303 dilakukan
pada tanggal 12 Februari pukul 22.53 WIB
SDKI DPP PPNI, Tim Pokja. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai