Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH : Ns.

Mutia Dwi Sagita,


KMB II M.Kep.
DOSEN PENGAMPU :

KANKER KOLOREKTAL

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Muhammad Iqbal (20010008)


2. Sri Wahyuni (20010010)
3. Melani Noval Dwi Juliana (20010020)
4. Wirda Tol Jannah (20010024)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kanker
Kolorektal ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah KMB II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Mutia Dwi Sagita, M. Kep.
selaku dosen mata kuliah KMB II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 21 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Tujuan...............................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................................1
1.3. Manfaat.............................................................................................................1

BAB II
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................2
1. Defenisi Kanker Kolorektal.................................................................................2
2. Etilogi..................................................................................................................2
3. Patofisiologi.........................................................................................................3
4. Manifestasi Klinis................................................................................................4
5. Komplikasi...........................................................................................................4
6. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................4
7. Penatalaksanaan...................................................................................................6

BAB III
Asuhan Keperawatan...............................................................................................7
1. Pengkajian Keperawatan....................................................................................7
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................12
3. Intervensi Keperawatan...................................................................................12
4. Implementasi....................................................................................................16
5. Evaluasi............................................................................................................17
Pathway Kanker Kolorektal.................................................................................18

BAB IV
PENUTUP....................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus
buntu) Kanker colon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rectum.(Boyle &Langman, 2000 : 805). Umumnya tumor
kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip adenoma. Insidensi
tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di rektum dan
kolon nsigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar tumbuh dalam waktu 5-
10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin
sudah menyebar ke dalam lapisan lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ
yang berdekatan. Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke
sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus. Sebagian besar tumor
maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan 20–30 % terjadi di sigmoid dan
kolon desending. Kanker kolorektal terutama adenocarcinoma (muncul dari lapisan
epitel usus) sebanyak 95%. Tumor pada kolon asenden lebih banyak ditemukan
daripada pada transversum (dua kali lebih banyak).

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan Kanker
Kolorektal.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui Definisi, Etologi, dan Patofisiologi Kanker Kolorektal.
2. Mengetahui Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan
penunjang, dan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal.
3. Mengetahui Asuhan Keperawatan Kanker Kolorektal.

1.3. Manfaat

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan tentang Kanker Kolorektal.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Defenisi Kanker Kolorektal

Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni
bagian akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai
dari sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar menjadi tumor (Yayasan
Kanker Indonesia, 2018).
Kanker kolon adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri
dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite Penanggulangan Kanker
Nasional, 2015).
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus
buntu) Kanker colon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rectum.(Boyle &Langman, 2000 : 805).
Kanker colon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
colon dan menginvasi jaringan sekitarnya.(Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah
suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat disekitar kolon (usus besar).

2. Etilogi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan
waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feses) yang meliputi faktor kausatif.
Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The
National Cancer Institut, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi untuk kanker kolon :
 Usia lebih dari 40 tahun
 Darah dalam feses
 Riwayat polip rektal atau polip kolon
 Adanya polip adematosa atau adenoma villus
 Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
 Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan – makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang


menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu
peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan
sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus
besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam
jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi
sayuran dan buah-buahan. ( Mormons,seventh Day Adventists ).

2
Makanan yang harus dihindari :
 Daging merah.
 Lemak hewan.
 Makanan berlemak.
 Daging dan ikan goreng atau panggang.
 Karbohidrat yang disaring (example : sari yang disaring).

Makanan yang harus dikonsumsi :


 Buah – buahan dan sayur – sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli),
 Butir padi yang utuh,
 Cairan yang cukup terutama air.

3. Patofisiologi

Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari


polip adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya
masih terjadi di rektum dan kolon nsigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian
besar tumbuh dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip
membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi dinding usus.
Tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis
dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang
menyebabkan ulkus pada suplai darah (Black & Hawks, 2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam lapisan
lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal
menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan
dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung,
duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal
juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering
berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang
jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor
primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. Penyemaian dari tumor ke
area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau
selama pemotongan pembedahan (Black & Hawks, 2014).
Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan 20-
30 % terjadi di sigmoid dan kolon desending. Kanker kolorektal terutama
adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. Tumor pada kolon
asenden lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali lebih banyak).
Tumor bowel maligna menyebar dengan cara (Black & Hawks, 2014) :
1. Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara langsung
misalnya ke abdomen dari kolon transversum. Penyebaran secara langsung
juga dapat mengenai bladder, ureter dan organ reproduksi.
2. Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa mengenai
paru-paru, ginjal dan tulang.
3. Tertanam ke rongga abdomen.

3
4. Manifestasi Klinis

Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia, 2018):


1. Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi atau
perubahan pada lamanya saat buang air besar, dimana pola ini berlangsung
selama beberapa minggu hingga bulan. Kadang-kadang perubahan pola itu
terjadi sebagai perubahan bentuk dari feses atau kotoran dari hari ke hari
(kadang- kadang keras, lalu lunak, dan seterusnya)
2. Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses,
seringkali hanya dapat dideteksi di laboratorium
3. Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas atau
rasa sakit yang berulang
4. Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang air
besar
5. Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih
6. Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan sebabnya

5. Komplikasi

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.


2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemoragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker kolorektal


adalah sebagai berikut (Sayuti & Nouva, 2018) :
1. Pemeriksaan laboratorium klinis
Pemeriksaan laboratorium terhadap karsinoma kolorektal bisa untuk
menegakkan diagnosa maupun monitoring perkembangan atau
kekambuhannya. Pemeriksaan terhadap kanker ini antara lain
Pemeriksaan darah, Hb, elektrolit, dan pemeriksaan tinja yang merupakan
Pemeriksaan rutin. Anemia danhipokalemia kemungkinan ditemukan
oleh karena adanya perdarahan kecil.Perdarahan tersembunyi dapat
dilihat dari pemeriksaan tinja. Selain pemeriksaan rutin diatas, dalam
menegakkan diagnosa karsinoma kolorektal dilakukan juga skrining
CEA (Carcinoma Embrionic Antigen). Carcinoma Embrionic Antigen
merupakan pertanda serum terhadap adanya karsinoma kolon dan rektum.
Carcinoma Embrionic Antigen adalah sebuah glikoprotein yang terdapat
pada permukaan sel yang masuk ke dalam peredaran darah, dan
digunakan sebagai marker serologi untuk memonitor status kanker
Kolorektal dan untuk mendeteksi rekurensi dini dan metastase ke hepar.
Carcinoma Embrionic Antigen terlalu insensitif dan nonspesifik untuk
bisa digunakan sebagai skrining kanker kolorektal. Meningkatnya nilai
CEA serum, bagaimanapun berhubungan dengan beberapa parameter.

4
Tingginya nilai CEA berhubungan dengan tumor grade 1 dan 2, stadium
lanjut dari penyakit dan adanya metastase ke organ dalam. Meskipun
konsentrasi CEA serum merupakan faktor prognostik independen. Nilai
CEA serum baru dapat dikatakan bermakna pada monitoring
berkelanjutan setelah pembedahan.

2. Pemeriksaan laboratorium Patologi Anatomi


Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi pada kanker kolorektal adalah
terhadap bahan yang berasal dari tindakan biopsi saat kolonoskopi maupun
reseksi usus. Hasil pemeriksaan ini adalah hasil histopatologi yang
merupakan diagnosa definitif. Dari pemeriksaan histopatologi inilah dapat
diperoleh karakteristik berbagai jenis kanker maupun karsinoma di
kolorektal ini.

3. Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan yaitu foto polos abdomen atau
menggunakan kontras. Teknik yang sering digunakan adalah dengan
memakai double kontras barium enema, yang sensitifitasnya mencapai 90%
dalam mendeteksi polip yang berukuran >1 cm. Teknik ini jika digunakan
bersama sama sigmoidoskopi, merupakan cara yang hemat biaya sebagai\
alternatif pengganti kolonoskopi untuk pasien yang tidak dapat
mentoleransi kolonoskopi, atau digunakan sebagai pemantauan jangka
panjang pada pasien yang mempunyai riwayat polip atau kanker yang telah
di eksisi. Risiko perforasi dengan menggunakan barium enema sangat
rendah, yaitu sebesar 0,02 %. Jika terdapat kemungkinan perforasi, maka
sebuah kontras larut air harus digunakan daripada barium enema.
Computerised Tomography (CT) scan, Magnetic Resonance Imaging
(MRI),
Endoscopic Ultrasound (EUS) merupakan bagian dari teknik pencitraan
yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan
kanker kolon, tetapi teknik ini bukan merupakan skrining tes.

4. Kolonoskopi
Kolonoskopi dapat digunakan untuk menunjukan gambaran seluruh mukosa
kolon dan rektum. Prosedur kolonoskopi dilakukan saluran pencernaan
dengan menggunakan alat kolonoskopi, yaitu selang lentur berdiameter
kurang lebih 1,5 cm dan dilengkapi dengan kamera. Kolonoskopi
merupakan cara yang paling akurat untuk dapat menunjukkan polip dengan
ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan dari pemeriksaan kolonoskopi
sebesar 94%, lebih baik daripada Barium enema yang keakuratannya hanya
sebesar 67%. Kolonoskopi juga dapat digunakan untuk biopsi, polipektomi,
mengontrol perdarahan dan dilatasidari striktur. Kolonoskopi merupakan
prosedur yang sangat aman dimana komplikasi utama (perdarahan,
komplikasi anestesi dan perforasi) hanya muncul kurang dari 0,2% pada
pasien. Kolonoskopi merupakan cara yang sangat berguna untuk
mendiagnosis dan manajemen dari inflammatory bowel disease, non akut
divertikulitis, sigmoid volvulus, gastrointestinal bleeding, megakolon non
toksik, striktur kolon dan neoplasma. Komplikasi lebih sering
terjadi pada kolonoskopi terapi daripada diagnostik kolonoskopi,
perdarahan merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi terapeutik,

5
sedangkan perforasi merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi
diagnostik.

7. Penatalaksanaan

Prinsip tatalaksana kanker kolon pada tabel di atas (Komite Penanggulangan


Kanker Nasional, 2015).

Stadium Terapi

 Eksisi lokal atau polipektomi sederhana


Stadium 0
 Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak
(TisN0M0)
memenuhi syarat eksisi lokal

Stadium I (T1- A. Wide surgical resection dengan anastomosis

2N0M0) tanpa kemoterapi adjuvan

Stadium II  Wide surgical resection dengan anastomosis

(T3N0M0, T4a-  Terapi adjuvan setelah pembedahan pada

bN0M0) pasien dengan risiko tinggi

Stadium III (T
 Wide surgical resection dengan anastomosis
apapun N1-2
 Terapi adjuvan setelah pembedahan
M0)
 Reseksi tumor primer pada kasus kanker

Stadium IV (T kolorektal metastasis yang dapat direseksi

apapun, N  Kemoterapi sistemik pada kasus kanker

apapun, M1) kolorektal dengan metastasis yang tidak dapat

direseksi dan tanpa gejala

6
BAB III

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan merupakan catatan tentang hasil pengkajian

yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat

data dasar tentang pasien, dan membuat catatan tentang respons kesehatan

pasien. Pengkajian yang komprehensif atau menyeluruh, sistematis yang

logis akan mengarah dan mendukung pada identifikasi masalah-masalah

pasien. Pengumpulan data dapat diperoleh dari data subyektif melalui

wawancara dan dari data obyektif melalui observasi, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang (Dinarti & Yuli Muryanti, 2017) :

1) Pengumpulan Data

a) Identitas pasien : Meliputi nama, umur, jenis kelamin,

pekerjaan, alamat, tempat tinggal

b) Riwayat penyakit sekarang : Pada pengkajian ini yang perlu

dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran

c) Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat penyakit dahulu

yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon.

d) Riwayat penyakit keluarga : Adakah anggota keluarga yang

mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah

anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya

e) Riwayat psikososial dan spiritual : Bagaimana hubungan pasien

dengan anggota keluarga yang lain dan lingkungan sekitar

7
sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami

kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya, dan

bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2) Riwayat bio- psiko- sosial- spiritual

a) Pola Nutrisi

Bagaimana kebiasaan makan, minum sehari- hari, jenis

makanan apa saja yang sering di konsumsi, makanan yang

paling disukai, frekwensi makanannya

b) Pola Eliminasi

Kebiasaan BAB, BAK, frekwensi, warna BAB, BAK, adakah

keluar darah atau tidak, keras, lembek, cair ?

c) Pola personal hygiene

Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan sabun

atau tidak, menyikat gigi.

d) Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan istirahat tidur berapa jam ?

Kebiasaan – kebiasaan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?

e) Pola aktivitas dan latihan

Kegiatan sehari-hari, olaraga yang sering dilakukan, aktivitas

diluar kegiatan olaraga, misalnya mengurusi urusan adat di

kampung dan sekitarnya.

f) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum-minuman keras,

ketergantungan dengan obat-obatan ( narkoba ).

8
g) Hubungan peran

Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetangga, teman-

teman sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat ?

h) Pola persepsi dan konsep diri

Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap

keluarga, kebersamaan dengan keluarga.

i) Pola nilai kepercayaan

Kepercayaan terhadapTuhan Yang Maha Esa, keyakinan

terhadap agama yang dianut, mengerjakan perintah agama

yang di anut dan patuh terhadap perintah dan larangan-Nya.

j) Pola reproduksi dan seksual

Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan

dengan keluarga besarnya dan lingkungan sekitar.

3) Riwayat pengkajian nyeri

P : Provokatus paliatif: Apa yang menyebabkan gejala? Apa

yang biasa memperberat dan mengurangi nyeri ?

Q : QuaLity-quantity: Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana

gejala dirasakan ?

R : Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan dan apakah gejala

yang dirasakan menyebar?

S : Skala – severity: Berapa tingkat keparahan dirasakan?

T : Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala

dirasakan?

4) Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan leher : Dengan tehnik inspeksi dan palpasi

9
b) Rambut dan kulit kepala : Pendarahan, pengelupasan,

perlukaan, penekanan

c) Telinga : Perlukaan, darah, cairan, bau ?

d) Mata : Perlukaan, pembengkakan, replek pupil, kondisi kelopak

mata, adanya benda asing, skelera putih ?

e) Hidung : Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan

anatomi akibat trauma ?

f) Mulut : Benda asing, gigi, sianosis, kering ?

g) Bibir : Perlukaan, pendarahan, sianosis, kering ?

h) Rahang : Perlukaan, stabilitas ?

i) Leher : Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar

tiroid

5) Pemeriksaan dada

a) Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, inspirasi dan ekspirasi

pernapasan, irama, gerakkan cuping hidung, terdengar suara

napas tambahan.

b) Palpasi : Pergerakkan simetris kanan kiri, taktil premitus sama

antara kanan kiri dinding dada.

c) Perkusi : Adanya suara-suara sonor pada kedua paru, suara

redup pada batas paru dan hepar.

d) Auskultasi : Terdengar adanya suara visikoler di kedua lapisan

paru, suara ronchi dan wheezing

6) Kardiovaskuler

a) Inspeksi: Bentuk dada simetris

10
b) Palpasi: Frekuensi nadi,
c) Parkusi: Suara pekak

d) Auskultasi: Irama regular, systole/ murmur

7) System pencernaan / abdomen

a) Inspeksi : Pada inspeksi perlu diperliatkan, apakah abdomen

membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak,

lembilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan benjolan /

massa.

b) Palpasi : Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa (

tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajat

bildrasi pasien, apakah tupar teraba, apakah lien teraba?

c) Perkusi : Abdomen normal tympanik, adanya massa padat

atau cair akan menimbulkan suara pekak ( hepar, asites, vesika

urinaria, tumor).

d) Auskultasi : Secara peristaltic usus dimana nilai normalnya 5-

35 kali permenit.

8) Pemeriksaan extremitas atas dan bawah meliputi:

a) Warna dan suhu kulit

b) Perabaan nadi distal

c) Depornitas extremitas alus

d) Gerakan extremitas secara aktif dan pasif

e) Gerakan extremitas yang tak wajar adanya krapitasi

f) Derajat nyeri bagian yang cidera

g) Edema tidak ada, jari-jari lengkap dan utuh

h) Reflek patella

9) Pemeriksaan pelvis/genitalia

11
a) Kebersihan, pertumbuhan rambut

b) Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis, terpasang kateter,

terdapat lesi atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai seseorang, keluarga,

atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan

yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam

penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan (Dinarti & Yuli Muryanti,

2017). Diagnosa yang mungkin muncul menurut (PPNI, 2017):

Pre kemoterapi

1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

Intra kemoterpi

a. Risiko Infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif

b. Risiko Gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif

Post kemoterapi

a. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis


b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan atau
pengobatan (misal. Pembedahan, kemoterapi dan radioterapi)
c. Resiko defisit nutrisi ditandai dengan ketidakmampuan menelan
makanan.
3. Intervensi Keperawatan

Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan untuk


mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Perencanaan
keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah
pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan, rencana tindakan dan
penilaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisis data dan
diagnosa keperawatan (Dinarti & Yuli Muryanti, 2017).

12
Rencana Keperawatan Pre kemoterapi

1) Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional (D.0080)


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
tingkat ansietas pasien menurun.
Kriteria Hasil :

a) Verbalisasi kebingungan menurun

b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi

c) Perilaku gelisah menurun

d) Perilaku tegang menurun

e) Frekuensi pernapasan, nadi dan tekanan darah menurun

Intervensi Reduksi Ansietas (I.09314):


Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (misal kondisi, waktu,
stressor)
2) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik
1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
3) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi
1) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
3) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

Rencana keperawatan Intra kemoterapi

a. Resiko infeksi ditandai dengan Efek prosedur invasif (D.0142)


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko
infeksi dapat menurun.
Kriteria Hasil :
1) Demam menurun
2) Kemerahan menurun
3) Nyeri menurun
4) Bengkak menurun

13
Intervensi Pencegahan Infeksi (I.14539):
Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
Terapeutik
1) Batasi jumlah pengunjung
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien

Edukasi
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

b. Risiko gangguan integritas kulit ditandai dengan bahan kimia iritatif


(D.0139)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko
gangguan integritas kulit menurun.
Kriteria Hasil :
1) Elastisitas meningkat
2) Hidrasi meningkat
3) Kerusakan jaringan menurun
4) Kerusakan lapisan kulit menurun
Intervensi perawatan integritas kulit (I.11353):
Observasi
1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit Terapeutik
2) Gunakan produk berbahan ringan atau alami dan hipoalergik
pada kulit sensitif
3) Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

Edukasi
1) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

Rencana keperawatan Post kemoterapi

a. Nausea berhubungan dengan tindakan kemoterapi (D.0076)


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
tingkat nausea dapat menurun.
Kriteria Hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Keluhan mual menurun
3) Perasaan ingin muntah menurun
4) Pucat tampak membaik
Intervensi Menejemen Mual (I.03117):
Observasi
1) Identifikasi faktor penyebab mual
2) Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup

14
3) Monitor mual

Terapeutik
1) Kontrol faktor lingkungan penyebab mual
2) Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

Edukasi
1) Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
2) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek


tindakan/pengobatan (D.0083)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan persepsi tentang penampilan pasien dapat
meningkat.
Kriteria Hasil :

1) Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan


tubuh menurun
2) Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan atau reaksi
orang lain
3) Menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun
4) Respon nonverbal pada perubahan tubuh membaik
5) Hubungan sosial membaik

Intervensi Promosi citra tubuh (I.09305):


Observasi
1) Identifikasi harapan citra tubuh
berdasarkan tahap perkembangan
2) Identifikasi perubahan citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi sosial
3) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
sendiri

Terapeutik
1) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
2) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap
harga diri
3) Diskusikan cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
4) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh

Edukasi

15
1) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap
citra tubuh
2) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
3) Latih peningkatan penampilan diri

c.Resiko defisit nutrisi (D.0032)


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan nutrisi pasien meningkat
Kriteria hasil :
1. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
2. Kekuatan otot pengunyah meningkat
3. Kekuatan otot menelan meningkat
4. Frekuensi makan membaik
5. Nafsu makan membaik

Intervensi Manajemen Nutrisi (L.03119)

1) Identfikasi status nutrisi


2) Identifikasi alergi atau intoleran makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

Terapeutik

1) Fasilitasi menentukan pedoman diet


2) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
3) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
4) Berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi
1) Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(misal. Pereda nyeri, antiemetik)
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrien yang dibutuhkan, jika
perlu

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2011).

Komponen tahap implementasi :

16
1) Tindakan keperawatan mandiri
2) Tindakan keperawatan kolaboratif
3) Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
asuhan keperawatan.
5. Evaluasi

Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan


seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu
sendiri (Ali, 2009). Evaluasi adalah membandingkan secara sistematik dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan
kenyataan yang ada pada pasien, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan
melibatkan psien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan
merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai (Dinarti & Yuli
Muryanti, 2017).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP yaitu (Suprajitno dalam Wardani, 2013):
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

17
Pathway Kanker Kolorektal

18
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus
buntu) Kanker colon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rectum.. Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui.
Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feses) yang
meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika
Cancer Society, The National Cancer Institut, dan organisasi kanker lainnya.
Makanan – makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker pada usus besar. Diet dengan karbohidrat murni yang
mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran
dalam usus besar.

19
DAFTAR PUSTAKA

PAJONG , YUSTINUS EDANG. 2019. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.


J.M. DENGAN DIAGNOSA MEDIK KANKER USUS DI RUANG ASOKA
RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANES KUPANG”Kupang. POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES KUPANG. http://repository.poltekeskupang.
ac.id/1604/1/KTI%20%28ASKEP%20CA%20COLON%20PADA%20Tn.J.M
%29%20Yustinus%20E%20pajong-converted.pdf

HARTATI, WIDYA. 2020. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


KEMOTERAPI DENGAN CA COLON YANG DIRAWAT DI RUMAH
SAKIT : Samarinda. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR. http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/1084/1/KTI%20WIDYA%20HARTATI.pdf

Tim pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Idikator Diagnostik (Cetakan II). Jakarta.

Timurtini, S. (2019). Komplikasi Kanker Kolon.

Sayuti, M., & Nouva. (2018). Kanker Kolorektal. Yayasan Kanker Indonesia.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Standar Diagnosis. 103.

Potter, & Perry. (2011). Implementasi keperawatan.

Wahyuningsih, A. (2018). Pathway Ca Colon.

20

Anda mungkin juga menyukai