Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu produk


berupa modul praktikum bengkel elektronika. Pengembangan yang dilakukan
menggunakan model 4-D (Four-D Models). Alur pengembangan model 4-D,
yaitu tahap define (pendefinisian), design (perancangan), develop
(pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Berikut ini merupakan
penjelasan dari tahapan pengembangan modul praktikum bengkel elektronika.

1. Define (Pendefinisian)
Pada tahap define (pendefinisian) merupakan tahapan analisis dan
identifikasi masalah untuk memperoleh berbagai informasi yang berkaitan
dengan produk yang akan dikembangkan.
a. Analisis awal (Front-end analysis)
Analisis awal merupakan proses identifikasi masalah-masalah
yang dihadapi saat melaksanakan peroses pembelajaran. Analisis ini
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung. Hasil dari
pengamatan menunjukkan bahawa masih terdapat beberapa
permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan-permasalahan tersebut adalah belum terdapat modul
praktikum yang digunakan sebagai bahan pembelajaran, proses
pembelajaran yang masih terpaku pada dosen, kurangnya pemahaman
mahasiswa terhadap setiap langkah kerja yang dilakukan dalam
praktikum, mahasiswa tidak dapat belajar secara mandiri karena tidak
adanya bahan ajar yang memadai. Pada tahap ini juga dilakukan analisis
terhadap silabus bengkel elektronika agar dapat menentukan materi-
materi yang akan dimuat dalam modul praktikum.

44
b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)
Pada dasarnya sistem pembelajaran yang diterapkan pada bengkel
elektronika masih terpaku pada penjelasan dosen. Hingga saat ini masih
belum terdapat media pembelajaran berupa modul praktikum yang
digunakan. Hal seperti ini membuat mahasiswa menjadi tidak dapat
belajar secara mandiri melainkan hanya dapat belajar ketika peroses
pembelajaran berlangsung. Selain itu, langkah-langkah kerja yang
dilakukan pada saat melakukan praktikum juga kurang dipahami secara
detail dan terperinci karena hanya mengandalkan instruksi-instruksi yang
diberikan dosen pada saat praktikum berlangsung.

c. Perumusan Konsep (Concept Analysis)


Perumusan konsep dilakukan dengan cara mengidentifikasi hal-
hal yang disajikan pada modul pembelajaran yang dikembangkan,
dengan mengacu pada silabus bengkel elektronika yang diterapkan pada
Program Studi Pedidikan Teknik Elektronika di Universitas Negeri
Yogyakarta. Silabus yang ada terdiri dari 8 kompetensi dasar, tetapi yang
dikembangkan pada modul hanya 2 kompetensi dasar yaitu kompetensi
dasar membuat PCB dan kompetensi dasar perakitan elektronika.

d. Perumusan Tugas (Task Analysis)


Perumusan tugas dilakukan dengan cara memetakan materi-
materi berdasarkan dari analisis konsep. Hasil analisis ini menjadi
beberapa materi pokok, sehingga materi yang ditampilkan pada modul
disusun menjadi beberapa bagian. Pada tiap materi pokok diberikan
beberpa tugas agar dapat menguasai modul secara mendalam. Tugas
yang diberikan berupa pencarian literatur dan job yang harus diselesaikan
pada tiap materi pokok.

45
e. Perumusan tujuan (Specyfing instructional objectives)
Perumusan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian hasil
belajar dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum pada
silabus. Kompetensi dasar dapat diuraikan menjadi beberapa materi.
Materi yang disajikan pada modul harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran modul. Adapun uraian tujuan modul praktikum bengkel
elektronika dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 8. Tujuan Pembelajaran
No. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat merancang layout PCB secara efisien.
2. Mahasiswa dapat melakukan penyablonan PCB menggunakan
teknik transfer paper.
3. Mahasiswa dapat melarutkan PCB menggunakan FeCl3.
4. Mahasiswa dapat menguji kebenaran koneksi jalur PCB.
5. Mahasiswa dapat melakukan pengeboran PCB dengan baik dan
benar.
6. Mahasiswa dapat menggunakan solder dan attractor.
7. Mahasiswa dapat menyolder secara efektif dan berkualitas.
8. Mahasiswa dapat membongkar dan memasang komponen
elektronika.

2. Design (Perancangan)
Tahap design (perancangan) bertujuan untuk menyiapkan
pedoman/landasan dalam penyusunan modul secara menyeluruh.
a. Penyusunan Peta Kompetensi
Penyusunan peta kompetensi dibuat berdasarkan kompetensi
dasar yang akan dimuat pada modul praktikum. Rancangan ini berisi
rencana awal mengenai apa saja yang akan ditampilan didalam modul
bengkel elektronika. Adapun peta kompetensi dapat dilihat pada Gambar
2.

46
Kegiatan Belajar 1
“Teknik Pembuatan PCB”
Modul Praktikum
Bengkel Elektronika
Kegiatan Belajar 2
“Perakitan Elektronika
(Penyolderan)”

Gambar 2. Peta Kompetensi

b. Perumusan Materi
Perumusan materi disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada
pada silabus sebagaimana yang terlihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 9. Rumusan Materi Bengkel Elektronika
Kompetensi Dasar Materi Dasar
Membuat PCB Metode pembuatan PCB yang
effektif, mulai dari perancangan
layout, penyablonan, pelarutan,
pengeboran sampai pengujian
papan rangkaian tercetak.
Perakitan Elektronika Metode penyolderan/
penyambungan yang baik,
efektif dan berkualitas.

c. Pemilihan Format
Format yang digunakan dalam modul praktikum bengkel
elektronika adalah sebagai berikut :
1. Jenis huruf yang digunakan Times New Roman ukuran 12 dan disusun
secara proporsional antara judul, susb bab, dan isi naskah.
2. Spasi antar baris 1,5 untuk memudahkan keterbacaan teks.
3. Format kolom dan kertas disesuaikan dengan ukuran kertas A4.
4. Penyajian tanda (icon) dibuat untuk memudahkan mengetahui hal
yang dianggap penting atau khusus serta dapat memperjelas isi materi.

47
5. Penyusunan materi diorganisasikan secara sistematis dan berurutan.
6. Daya tarik, bagian sampul dibuat dengan kombinasi warna, gambar,
bentuk, dan ukuran huruf yang menarik.
7. Menggunakan ruang kosong secara proporsional.

d. Penulisan Naskah Modul


1. Judul yang digunakan yaitu “Modul Praktikum Bengkel Elektronika”.
2. Rancangan modul meliputi pendahuluan, pembelajaran, evaluasi, dan
penutup.
3. Bab I merupakan Pendahuluan yang terdiri dari deskripsi, prasyarat,
petujuk penggunaan modul, tujuan akhir, kompetensi, cek
kemampuan, dan rencana belajar.
4. Bab II merupakan Pembelajaran yang hanya memuat kegiatan belajar.
Kegiatan belajar terdapat 2 topik pembahasan yaitu teknik pembuatan
PCB dan perakitan elektronika (penyolderan). Pada masing-masing
topik terdapat tujuan pembelajaran, uraian materi, rangkuman, tugas,
tes free lab, dan lembar kerja. Berikut ini inti dari kegiatan
pembelajaran :
a) Kegiatan belajar 1 : Teknik Pembuatan PCB
b) Kegiatan belajar 2 : Perakitan Elektronika (Penyolderan).
5. Bab III merupakan Evaluasi yang memuat soal evaluasi dan ketentuan
penilaian.
6. Bab IV merupakan penutup yang merupakan bagian akhir dari modul.

3. Develop (Pengembangan)
Pada tahap develop atau pengembangan ini untuk menghasilkan
produk yang sudah direvisi berdasarkan masukan dan saran dari para ahli.
Tahap pengembangan ini meliputi validasi ahli dan uji coba pengembangan.
Diketahui dari hasil validasi ahli dan uji coba kemudian dilakukan revisi
sampai produk layak dan dapat digunakan sebagai bahan ajar. Penilaian atau
validasi oleh ahli dapat ditentukan dengan kriteria kelayakan yang didapat
dari rerata skor responden. Nilai rerata skor responden yang telah didapat

48
kemudian dikonversikan sesuai tabel konversi kelayakan untuk mengetahui
tingkat kelayakan modul pembelajaran menurut responden.
a. Validasi Instrumen
Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan validitas konstruk, untuk menguji validitas konstruk
dilakukan dengan cara expert judgement yaitu dengan
mengkonsultasikan dengan ahli instrumen. Ahli instrumen dalam hal ini
merupakan dosen pembimbing dari jurusan pendidikan teknik
elektronika Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Validasi Ahli
Untuk mengetahui kelayakan dari modul praktikum bengkel
elektronika maka dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media.
1) Validasi ahli materi
Validasi materi dilakukan oleh dua orang ahli yaitu dosen dari
Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri
Yogyakarta. Angket yang digunakan berjumlah 24 butir penilaian
dengan rentang skor perbutir 1-4. Aspek penilaian oleh ahli materi
meliputi aspek self instruction, self contained, stand alone, adaptif,
user friendly. Skor penilaian yang telah diperoleh melalui angket
kemudian dirata-rata menjadi skor penilaian dengan rentang 1-4.
Hasil rerata skor yang telah diperoleh selanjutnya dikategorikan
tingkat kelayakannya sesuai dengan yang termuat pada tabel 6.
Adapun data hasil penilaiann oleh ahli materi terdapat pada Tabel 9.
Tabel 10. Data Hasil Penilaian Ahli Materi

Skor Ahli Rerata


Aspek Penilaian Kategori
1 2 Total
Self Instruction 3,53 3,07 3,30 Sangat Layak
Self Contained 3,67 3,00 3,33 Sangat Layak
Stand Alone 3,00 2,50 2,75 Layak
Adaptif 3,50 3,50 3,50 Sangat Layak
User Friendly 3,50 3,00 3,25 Layak
Rerata Skor Total 3,23 Layak

49
Penilaian modul untuk ahli materi terbagi menjadi 5 aspek.
Hasil penilaian masing-masing aspek mendapatkan rerata skor yang
berbeda-beda. Pada aspek Self Instruction didapatkan rerata skor
sebesar 3,30 yang berarti masuk dalam kategori “sangat layak”. Pada
aspek Self Contained didapatkan rerata skor sebesar 3,33 yang berarti
masuk dalam kategori “sangat layak”. Apek Stand Alone
mendapatkan rerata skor sebesar 2,75 yang berarti masuk dalam
kategori yang “layak”. Aspek Adaptif mendapatkan rerata skor
sebesar 3,50 yang berarti masih dalam kategori “sangat layak”.
Sementara pada aspek User Friendly mendapatkan skor sebesar 3,25
yang berarti masuk dalam kategori “layak”. Adapun saran dan
masukan yang diberikan oleh ahli materi dapat dilihat pada tabel 10.
Hasil penilaian ahli materi secara keseluruhan mendapatkan
rerata skor total sebesar 3,23 dari skor maksimal 4. Berdasarkan tabel
kategori kelayakan modul pada tabel 6, maka modul termasuk dalam
kategori “layak”. Untuk diagram hasil penilaian ahli materi dapat
dilihat pada Gambar 3.

4 3,30 3,33 3,50


3,25
2,75
3

0
Self Self Contained Stand Alone Adaptif User Friendly
Instruction

Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi

50
Tabel 11. Saran dan Masukan Ahli Materi

No. Saran dan Masukan Tindak Lanjut


1. Bahasa agar lebih diperjelas. Beberapa kata dan kalimat
dirubah dan disesuaikan
kembali.
2. Kelengkapan gambar. Ilustrasi gambar dilengkapi
pada tiap materi dan langkah
kerja.
3. Lembar penilaian dibetulkan Lembar penilaian dijabarkan
lagi. dan dibuat lebih rinci.

2) Validasi ahli media


Validasi media dilakukan oleh dua orang ahli yaitu dosen dari
Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri
Yogyakarta. Angket yang digunakan berjumlah 44 butir penilaian
dengan rentang skor perbutir 1-4. Aspek penilaian oleh ahli media
meliputi format, organisasi, daya tarik, bentuk dan ukuran huruf,
ruang kosong, dan konsistensi. Skor penilaian yang telah diperoleh
melalui angket kemudian dirata-rata menjadi skor penilaian dengan
rentang 1-4. Hasil rerata skor yang telah diperoleh selanjutnya
dikategorikan tingkat kelayakannya sesuai dengan yang termuat pada
tabel 6. Adapun data hasil penilaian oleh ahli media terdapat pada
Tabel 11.
Tabel 12. Data Hasil Penilaian Ahli Media

Skor Ahli Rerata


Aspek Penilaian Kategori
1 2 Total
Format 3,00 3,67 3,33 Sangat Layak
Organisasi 2,27 3,18 2,73 Layak
Daya Tarik 2,30 3,30 2,80 Layak
Bentuk dan Ukuran Huruf 3,00 3,43 3,21 Layak
Ruang Kosong 3,00 3,00 3,00 Layak
Konsistensi 3,33 3,50 3,42 Sangat Layak
Rerata Skor Total 3,08 Layak

51
Penilaian ahli media tebagi menjadi 6 aspek. Hasil penilaian
setiap aspek mendapat rerata sekor yang berbeda-beda. Untuk aspek
format mendapatkan rerata skor sebesar 3,33 yang berarti masuk
dalam kategori “sangat layak”. Aspek organisasi mendapatkan rerata
skor sebesar 2,73 yang berarti masuk dalam kategori “layak”. Pada
aspek daya tarik mendapat rerata skor sebesar 2,80 yang berarti masuk
dalam kategori “layak”. Pada aspek bentuk dan ukuran huruf
mendapat rerata skor sebesar 3,21 yang berarti masuk dalam kategori
“layak”. Aspek ruang kosong mendapat rerata skor sebesar 3,00 yang
berarti masuk dalam kategori “layak”. Sementara pada aspek
konsistensi mendapat rerata skor sebesar 3,42 yang berarti masuk
dalam kategori “sangat layak”. Adapun saran dan masukan yang
diberikan oleh ahli media dapat dilihat pada tabel 12.
Hasil penilaian oleh ahli media secara keseluruhan
mendapatkan rerata skor total sebesar 3,08 dari skor maksimal 4.
Berdasarkan tabel kategori kelayakan modul pada tabel 6, maka
modul dari segi media termasuk dalam kategori “layak”. Untuk
diagram hasil penilaian ahli media dapat dilihat pada Gambar 4.

4
3,33 3,42
3,21
3,00
3 2,73 2,80

0
Format Organisasi Daya Tarik Bentuk dan Ruang Konsistensi
Ukuran Kosong
Huruf

Gambar 4. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media

52
Tabel 13. Saran dan Masukan Ahli Media

No. Saran dan Masukan Tindak Lanjut


1. Konsistensi istilah dan organisasi Istilah-istilah yang
penjelasan perlu diperbaiki. digunakan dibuat
konsisten.
2. Penulisan kata-kata asing harus Semua kata-kata asing
dengan huruf italic. dibuat italic.

3. Gambar-gambar belum sinkron Gambar dan penjelasan


dengan teks atau belum dibahas disesuaikan agar
dipenjelasannya dalam teks. membentuk keterkaitan.
4. Perlu ilustrasi-ilustrasi untuk Ilustrasi-ilustrasi berupa
memperjelas teks, tentukan untuk gambar ditambahkan.
materi-materi pokok dalam
membuat PCB.

c. Uji Coba Pengembangan


Setelah modul divalidasi oleh ahli materi dan ahli media serta
dinyatakan layak digunakan sebagai bahan pembelajaran, kemudian
modul di uji cobakan pada mahasiswa untuk mendapatkan respon
sebagai pengguna. Angket yang digunakan berjumlah 25 butir penilaian
dengan rentang skor perbutir 1-4. Aspek penilaian uji coba
pengembangan meliputi media, materi dan pembelajaran. Skor penilaian
yang telah diperoleh melalui angket kemudian dirata-rata menjadi skor
penilaian dengan rentang 1-4. Hasil rerata skor yang telah diperoleh
selanjutnya dikategorikan tingkat kelayakannya sesuai dengan yang
termuat pada tabel 6. Adapun data hasil penilaian uji coba pengembangan
dapat dilihat pada Tabel 13.

53
Tabel 14. Data Hasil Uji Coba Pengembangan

Rerata
Aspek Penilaian Kategori
Total
Media 3,48 Sangat Layak
Materi 3,35 Sangat Layak
Pembelajaran 3,39 Sangat Layak
Rerata Skor Total 3,41 Sangat Layak

Dalam uji coba pengembangan modul, ada 3 aspek penilaian yang


dilakukan. Hasil dari rerata skor masing-masing aspek berbeda-beda.
Aspek media mendapatkan rerata skor total sebesar 3,48 yang berarti
masuk ke dalam kategori “sangat layak”. Aspek media mendapatkan
rerata skor sebesar 3,35 yang berarti masuk ke dalam kategori “sangat
layak”. Sementara, untuk aspek pembelajaran mendapatkan rerata skor
sebesar 3,39 yang termasuk dalam kategori “sangat layak”.
Hasil uji coba pengembangan secara keseluruhan mendapatkan
rerata skor total sebesar 3,41 dari skor maksimal 4. Berdasarkan tabel
kategori kelayakan modul pada tabel 6, maka modul termasuk ke dalam
kategori “sangat layak”. Adapun diagram hasil penilaian uji coba
pengembangan dapat dilihat pada Gambar 5.

4
3,48 3,35 3,39

0
Media Materi Pembelajaran

Gambar 5. Diagram Hasil Uji Coba Pengembangan

54
4. Disseminate (Penyebaran)
Modul pembelajaran yang sudah melalui berbagai tahap
pengembnagan dan dinyatakan layak digunakan sebagai modul
pembelajaran, kemudian di sebarkan secara terbatas di Program Studi
Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Kajian Produk
1. Tahap Revisi
Revisi dilakuakan berdasarkan saran dan masukan yang diberikan
oleh ahli materi dan ahli media. Adapaun hal-hal yang yang direvisi pada
modul adalah sebagai berikut :
a. Materi
Dari segi materi, hal-hal yang direvisi adalah kejelasan bahasa,
kelengkapan gambar dan lembar penilaian pada modul. Adapun
uraiannya adalah sebagai berikut :
1) Kejelasan bahasa
Beberapa kalimat pada modul menggunakan kalimat yang
tidak pasif. Kalimat-kalimat tersebut kemudian diperbaiki agar
membentuk kalimat-kalimat yang pasif dan dapat memperjelas isi
materi modul.

Gambar 6. Kejelasan Bahasa Gambar 7. Kejelasan Bahasa


Sebelum Revisi Sesudah Revisi

55
2) Kelengkapan gambar
Beberapa icon berupa gambar dianggap masih kurang
lengkap. Oleh karena itu, dibeberapa bagian modul ditambahkan
icon berupa gambar yang dapat memperjelas isi materi pada modul.

Gambar 8. Kelengkapan Gambar 9. Kelengkapan


Gambar Sebelum Gambar Sesudah
Revisi Revisi

3) Lembar penilaian
Lembar penilaian pada modul kurang datail dan terperinci.
Lembar penilaian tersebut kemudian direvisi dengan cara
menjabarkan setiap aspek yang dinilai dan memberikan rentangan
skor penilian.

56
.

Gambar 10. Lembar Penilian Gambar 11. Lembar Penilaian


Sebelum Revisi Sesudah Revisi

b. Media
Dari segi media, hal-hal yang diperbaiki adalah konsistensi istilah
dan organisasi penjelasan, penulisan kata-kata asing, sinkronisasi
gambar dengan teks, dan kelengkapan ilustrasi-ilustrasi pada modul.
1) Konsistensi istilah dan organisasi.
Kalimat-kalimat yang terdapat pada modul, memiliki
beberapa istilah tidak konsisten seperti kertas yang digunakan untuk
mencetak layout PCB menggunakan tiga istilah yang berbeda-beda
yaitu kertas transfer paper PCB, kertas glossy, dan kertas OHP.
Istilah-istilah semacam ini kemudian dibuat konsisten dengan cara
memakai satu istilah saja.

57
Hanya menggunakan 1 istilah
saja yaitu kertas transfer paper
PCB.

Masih menggunakan 3 istilah


yang berbeda, yaitu kertas
glossy, plastik OHP dan kertas
tranfer paper PCB.

Gambar 12. Konsitensi Istilah Gambar 13. Konsitensi Istilah


Sebelum Revisi Sesudah Revisi

2) Penulisan kata-kata asing.


Kata-kata asing yang diketik dalam modul tidak
menggunakan italic, sedangkan dalam tata cara penulisan ilmiah,
kata-kata asing harusnya dibuat italic. Oleh karena itu, semua kata-
kata asing yang terdapat pada modul dijadikan italic.

Belum
menggunakan
italic

Sudah
menggunakan
italic

Gambar 14. Penulisan Kata Gambar 15. Penulisan Kata


Asing Sebelum Revisi Asing Sesudah Revisi

58
3) Sinkronisasi gambar dengan teks.
Ada beberapa gambar yang tidak sesuai dengan penjelasan
yang ada didalam modul. Gambar dan penjelasan yang tidak sesuai
kemudian diperbaiki dan disesuaikan agar membentuk keterkaitan
satu sama lain.

Gambar 16. Sinkronisasi Gambar 17. Sinkronisasi


Gambar dengan Teks Gambar dengan Teks
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

4) Kelengkapan ilustrasi-ilustrasi pada modul.


Ilustrasi-ilustrasi yang digunakan pada modul masih kurang
lengkap. Untuk itu pada beberapa bagian dan inti pokok pembahasan
ditambahkan ilustrasi-ilustrasi berupa gambar agar dapat
memperjelas isi materi yang ada pada modul.

59
Gambar 18. Ilustrasi Gambar Gambar 19. Ilustrasi Gambar
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

2. Hasil Penilaian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
modul praktikum bengkel elektronika mendapatkan rereata skor total dari
ahli media sebesar 3,08 dari skor maksimal 4. Dari ahli media mendapat
rerata skor total sebesar 3,23 dari skor maksimal 4. Sedangkan dari
pengguna, modul praktikum bengkel elektronika memperoleh rerata skor
total sebersar 3,41 dari skor maksimal 4. Dari ketiga hasil penilaian tersebut,
setelah di rata-rata maka didapatkan rearata skor total sebesar 3,24 dari skor
maksimal 4. Hal ini menunjukkan bahwa modul praktikum bengkel
elektronika termasuk dalam kategori yang “layak” digunakan sebagai media
pembelajaran bengkel elektronika. untuk lebih jelasnya, hasil penilaian
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 14.

60
Tabel 15. Data Hasil Penilaian Keseluruhan

Responden Rerata Skor Kategori


Ahli Materi 3,23 Layak
Ahli Media 3,08 Layak
Uji Coba
3,41 Sangat Layak
Pengembangan
Rerata Skor Total 3,24 Layak

Sedangkan untuk diagram hasil penilaian keseluruhan dapat dilihat


pada gambar 20 berikut.

4
3,41
3,23
3,08
3

0
Ahli Materi Ahli Media Uji Coba Pengembangan

Gambar 20. Diagram Hasil Penilaian Keseluruhan

3. Produk Akhir
Produk akhir dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan
modul praktikum bengkel elektronika. Pengembangan modul menggunakan
metode pengembangan melalui empat tahapan yaitu define, design, develop,
dan disseminate sehingga dapat menghasilkan produk berupa modul yang
baik dan berkualitas. Kompetensi yang harus dicapai dalam modul sesuai
dengan kompetensi dasar yang telah dipilih yaitu kompetensi membuat PCB
dan kompetensi perakitan elektronika.

61
Sasaran utama pengguna modul Bengkel Elektronika yaitu
mahasiswa pendidikan teknik elektronika semester dua yang mengambil
mata kuliah bengkel elktronika. Alasan pemilihan sasaran tersebut
dikarenakan belum adanya modul praktikum yang digunakan dalam peroses
belajar mengajar bengkel elektronika. Materi modul pembelajaran yang
dikembangkan berasal dari beberapa referensi yang berupa E-Book/buku
antara lain: 1) direktorat pembinaan sekolah menengah kejuruan
departemen pendidikan nasional 2005, Keterampilan Dasar Perbengkelan;
2) direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah departemen
pendidikan nasional 2003, Dasar Elektronika Analog dan Digital; 3)
kementrian pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia 2013, Teknik
Dasar Elektronika Komunikasi 2; 4) kementrian pendidikan dan
kebudayaan republik Indonesia 2013, Teknik Dasar Elektronika
Komunikasi 1.
Kisi-kisi modul Bengkel Elektronika yang dihasilkan berasal dari
proses penyusunan draft modul yang terdapat pada tahap design. Judul
modul yang digunakan yaitu Modul Praktikum Bengkel Elektronika. Garis
besar rancangan modul meliputi pendahuluan, materi, evaluasi dan penutup.
Bab I merupakan pendahluan yang terdiri dari deskripsi modul, prasyarat,
petunjuk penggunaan modul, tujuan akhir, dan kompetensi, cek
kemampuan dan rencana belajar. Bab II merupakan pembelajaran yang
terdiri dari dua topik materi, yaitu teknik pembuatan PCB dan perakitan
elektronik. Setiap materi pembelajaran tersusun dari tujuan, uraian materi,
rangkuman, tugas, tes free lab, dan lembar kerja. Pada akhir modul terdapat
kunci jawaban untuk tes free lab (tes free lab 1 dan tes free lab 2). Bab III
merupakan evaluasi yang terdiri dari soal-soal evaluasi. Bab IV merupakan
penutup yang merupakan bagian akhir dari modul. Uraian-uraian diatas
dapat dijelaskan pada gambar-gambar dibawah ini.

62
Gambar 21. Cover Modul Praktikum Bengkel Elektronika

Gambar 22. Tampilan Halaman Gambar 23. Tampilan Deskripsi


Bab I dan Prasyarat

63
Gambar 24. Tampilan Petunjuk Gambar 25. Tampilan Tujuan
Penggunaan Modul Akhir dan Kompetensi

Gambar 26. Tampilan Cek Gambar 27. Tampilan Rencana


Kemampuan Belajar

64
Gambar 28. Tampilan Halaman Gambar 29. Tampilan Tujuan
Bab II dan Uraian Materi
Pembelajaran 1

Gambar 30. Tampilan Gambar 31. Tampilan Free Lab 1


Rangkuman dan
Tugas Pembelajaran
1
65
Gambar 32. Tampilan Lembar Gambar 33. Tampilan Tujuan
Kerja 1 dan Uraian Materi
Pembelajaran 2

Gambar 34. Tampilan Gambar 35. Tampilan Tugas


Rangkuman dan Tes Free Lab 2
Pembelajaran 2

66
Gambar 36. Tampilan Lembar Gambar 37. Tampilan Halaman
Kerja 2 Bab III

Gambar 38. Tampilan Evaluasi Gambar 39. Tampilan Halaman


Bab IV

67
Gambar 40. Tampilan Penutup Gambar 41. Tampilan Daftar
Pustaka

Gambar 42. Tampilan Kunci Gambar 43. Tampilan Kunci


Jawaban Tes Free Jawaban Tes Free
Lab 1 Lab 2

68
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengembangan Modul Bengkel Elektronika
Penelitian yang menghasilkan produk akhir berupa modul ini
merupakan jenis R&D (Research and Development) menggunakan model
pengembangan 4-D (Four-D Models). Tahapan yang dilakukan yaitu
define, design, develop, dan disseminate.
Pada tahapan pendefinisian (Define) dilakukan identifikasi dan
analisis masalah berupa analisis awal, analisis peserta didik, analisis konsep,
analisis tugas dan perumusan tujuan pembelajaran. Hasil yang didapat dari
tahapan pendefinisian ini ditemukan permasalahan yang memerlukan
dikembangkannya modul praktikum bengkel elektronika. Modul
dikembangkan dalam betuk media cetak.
Pada tahap perancangan (design) terdapat beberapa langkah-
langkah, yaitu penyusunan peta kompetensi, perumusan materi, pemilihan
format modul, dan penulisan naskah modul. Penyusunan peta kompetensi
dibuat memuat rencana awal materi yang ditampilkan. Sedangkan langkah
perumusan materi dilakukan untuk menentukan detail materi yang disajikan
didalam modul. Pada langkah pemilihan format dan komponen-komponen
modul disesuaikan dengan kajian teori tentang pengembangan modul yang
baik. Kemudian modul pembelajaran yang sudah tersusun, dikonsultasikan
dengan pembimbing sehingga mendapat masukan dan saran untuk tujuan
perbaikan dan penyempurnaan.
Tahap pengembangan (develop) bertujuan untuk menghasilkan
produk jadi berupa modul yang telah melalui revisi ahli materi dan ahli
media. Validasi yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dilakukan
untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan dari modul. Setelah modul
divalidasi dan diberi komentar oleh ahli media dan ahli materi kemudian
dilakukan tahap revisi. Revisi dilakukan untuk penyempurnaan dan
perbaikan produk. Setelah tahap revisi selasai maka modul diuji cobakan
kepada mahasiswa. Uji coba pengembangan dilakukan untuk mengetahuai
respon atau tanggapan mahasiswa terhadap modul pembelajaran yang telah
dikembangkan.

69
Sebagai tahap terakhir dari penelitian ini yaitu penyebaran
(disseminate). Penyebaran modul pembelajaran ini hanya dilakukan pada
Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika di Universitas Negeri
Yogyakarta.

2. Kelayakan Modul Praktikum Bengkel Elektronika


Hasil kelayakan Modul Praktikum Bengkel menunjukkan bahwa,
modul secara keseluruhan layak digunakan sebagai bahan ajar. Kelayakan
tersebut dibuktikan dari hasil evaluasi oleh ahli materi, ahli media, uji coba
pengembangan dan rerata skor keseluruhan dari hasil evaluasi oleh ahli
materi, ahli media, serta uji coba pengmbangan. Berdasarkan analisis data
hasil penelitian, diperoleh hasil-hasil penilaian yang dapat dijabarkan dalam
pembahasan sebagai berikut :
a. Ahli Materi
Kelayakan materi pada modul praktikum bengkel elektronika
dibagi menjadi lima aspek penilaian, yakni self instruction, self
contained, stand alone, adaptif, user friendly. Berdasarkan hasil
penilaian ahli materi, kelayakan modul pembelajaran mencapai nilai
rata-rata skor total sebesar 3,23 dari nilai skor maksimal 4. Hal ini dapat
diartikan bahwa ahli materi menyatakan bahwa modul praktikum
bengkel elektronika dalam kategori “Layak” digunakan sebagai media
pembelajaran.

b. Ahli Media
Kelayakan media pada modul praktikum bengkel elektronika
dibagi menjadi enam aspek penilaian, yakni format, organisasi, daya
tarik, bentuk dan ukuran huruf, ruang kosong, konsistensi. Berdasarkan
hasil penilaian ahli media, kelayakan modul pembelajaran mencapai
nilai rata-rata skor total sebesar 3,08 dari nilai skor maksimal 4. Hal ini
dapat diartikan bahwa ahli media menyatakan bahwa modul praktikum
bengkel elektronika dalam kategori “layak” digunakan sebagai media
pembelajaran.

70
c. Uji Coba Pengembangan
Angket penilaian untuk pengguna terbagi menjadi 3 aspek, yaitu
aspek media, aspek materi dan aspek pembelajaran. Berdasarkan hasil
dari penilaian yang telah dilakukan oleh mahasiswa dalam uji coba
pengembangan, diperoleh nilai rata-rata skor total sebesar 3,41 dari
nilai skor maksimal 4. Hal ini dapat diartikan bahwa modul praktikum
bengkel elektronika dalam kategori “Sangat Layak” untuk digunakan
oleh peserta didik sebagai media pembelajaran dalam menempuh mata
kuliah bengkel elektronika.
Berdasarkan analisis data diatas didapatkan rerata keseluruhan
dari hasil evaluasi oleh ahli materi, ahli media, serta uji coba
pengembangan memperoleh rerata skor sebesar 3,24 dari nilai skor
maksimal 4 sehingga modul termasuk dalam kategori “Layak”. Hal ini
menunjukkan bahwa modul praktikum bengkel elektronika layak
digunakan sebagai sumber acuan belajar untuk mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Yogyakarta yang
mengambil mata kuliah bengkel elektronika.

71

Anda mungkin juga menyukai