Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589
Muhammad Sabil
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan
Universitas Trisakti
E-mail: sintorinimargareta@yahoo.com
Abstrak
PT Kota Jati Furindo merupakan industri mebel yang menggunakan teknologi dalam
proses produksinya. Proses produksinya yaitu pembahanan, mesin, sanding, finishing,
dan packing. Proses produksi mebel menggunakan mesin yang dapat menimbulkan
bising dan paparan debu. Penelitian ini dibagi 7 titik sampling untuk kebisingan dan 3 titik
sampling untuk paparan debu. Alat sampling kebisingan menggunakan Sound Level
Meter dengan baku mutu kebisingan 85 dB(A) dan alat sampling debu menggunakan
High Volume Air Sampler dengan baku mutu debu kayu 1 mg/m3. Hasil penelitian
kebisingan yang melebihi baku mutu yaitu titik 1 pembahanan sebesar 87,9 dB(A) dan titik
2 mesin sebesar 88,8 dB(A). Hasil penelitian paparan debu semuanya melebihi baku
mutu yaitu 4,354 mg/m3 untuk titik 1 mesin, 5,593 mg/m3 untuk titik 2 sanding, dan 1,572
mg/m3 untuk titik 3 finishing. Pada analisis hubungan pekerja terhadap paparan
kebisingan dan paparan debu, faktor kebisingan terhadap risiko sakit kepala (OR = 1,43),
cepat lelah (OR = 2,02), gangguan pendengaran (OR = 2,3). Faktor paparan debu
terhadap risiko penyakit batuk (OR = 1,55), sesak nafas (OR = 2,06), iritasi mata (OR =
2,18). Saran yang direkomendasikan adalah membuat dinding antara area pembahanan
dan area mesin agar mengurangi resonansi kebisingannya. Memakai APD lengkap agar
menunjang kinerja pekerja.
Kata kunci: Analisis Risiko, Kebisingan, Debu, Odds Ratio, PT Kota Jati Furindo
Pendahuluan
PT Kota Jati Furindo merupakan industri mebel yang menggunakan teknologi
dalam proses produksinya. Proses produksi mebel menimbulkan kebisingan dan paparan
debu karena banyak menggunakan mesin-mesin gergaji besar, baik secara manual
maupun mekanik, sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran, penglihatan,
konsentrasi, dll. Penulis tertarik mengambil topik ini karena mayoritas orang jepara
bekerja pada industri mebel salah satunya di PT Kota Jati Furindo. Oleh karena itu untuk
mencegah dampak negatif, perlu dilakukan analisis terhadap bahaya-bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja yang diakibatkan oleh paparan bising dan paparan
debu sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian yang tepat. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui paparan kebisingan dan paparan debu pada proses produksi PT Kota
Jati Furindo, melakukan analisis terhadap faktor-faktor risiko dari proses produksi
terutama pada paparan kebisingan dan paparan debu.
Studi Pustaka
Analisis risiko adalah suatu kegiatan sistematik dengan menggunakan informasi
yang ada untuk mendeterminasi seberapa besar konsekuensi (severity) dan (likelyhood)
suatu kejadian yang timbul (AS/NZS 4360: 1999). Analisis risiko dilakukan untuk
menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan konsekuensi dengan
perhitungan terhadap program pengendalian yang telah dilakukan (AS/NZS 4360 : 2004).
Menurut KepMenLH no. 48 tahun 1996 kebisingan adalah bunyi yang tidak diingankan
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan kurun waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Sedangkan menurut
PerMenNaker no.13 tahun 2011 bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat produksi dan alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat
503
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589
Metodologi Penelitian
Metodologi peneltian ini dilakukan dengan berbagai tahapan penelitian, mulai dari
persiapan sampai pembahasan dapat dilihat pada gambar 1 diagram alir berikut ini :
Pengolahan
Kebisingan:
Identifikasi K3: Debu:
1. Menggunakan peraturan
1. Presentase KepMen LH 48/1996. 1. Baku mutu
Kuisioner 2. Baku mutu kebisingan kebisingan mengacu
mengacu pada Permanaker pada Permenaker
No 13/Men/X/2011 No 13/Men/X/2011
Pembahasan
504
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589
Dari hasil sampling kebisingan pada 7 (tujuh) titik selama 2 minggu dapat diketahui
rekapitulaasi nilai kebisingannya pada tabel 2 berikut ini:
505
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589
Dengan menghitung Leq (rata-rata) antara minggu pertama dan minggu kedua, tingkat
kebisingan terhadap titik pengukuran disimpulkan bahwa antara titik 1 sampai titik 7
terjadi perbedaan tingkat kebisingan yang berdampak langsung dan tidak langsung
kepada pekerja. Kebisingan tertinggi terdapat pada titik 1 (pembahanan) dan titik 2
(mesin) karena pada kedua titik tersebut telah melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu
85 dB (A).
Dari hasil sampling paparan debu kayu pada 3 (tiga) titik selama 3 hari dapat diketahui
nilai kebisingannya pada tabel 3 berikut ini:
Dari hasil sampling pengukuran paparan debu, semua titik sampling menghasilkan kadar
debu berlebih. Nilai paparan debu yang dihasilkan telah melewati baku mutu debu kayu
yang ditentukan yaitu sebesar 1 mg/m3 menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No. PER.13/MEN/X/2011.
Berikut adalah upaya pengendalian paparan kebisingan dan debu yaitu:
1. Membuat dinding/ sekat antara area pembahanan dan area mesin agar mengurangi
resonansi kebisingannya.
2. Memakai APD lengkap agar menunjang kinerja pekerja.
506
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589
507
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589
Kesimpulan
Simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada proses produksi PT Kota Jati Furindo
adalah sebagai berikut :
1. Paparan kebisingan rata-rata pada PT Kota Jati Furindo dari ke 7 titik pengukuran
dengan rata-rata tiap titik 1 sebesar 87,9 dB(A), titik 2 sebesar 88,8 dB(A), titik 3
sebesar 81,3 dB(A), titik 4 sebesar 76,0 dB(A), titik 5 sebesar 70,0 dB(A), titik 6
sebesar 61,5 dB(A), titik 7 sebesar 66,5 dB(A). Pada area pembahanan dan mesin
paparan kebisingannya melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.13/Men/X/2011, yaitu sebesar 85 dB(A).
2. Nilai paparan debu PT Kota Jati Furindo pada ke 3 titik pengukuran yaitu titik 1
(mesin) sebesar 4,354 mg/m3, titik 2 (sanding) sebesar 5,593 mg/m3, titik 3 (finishing)
sebesar 1,572 mg/m3. Ke 3 titik pengukuran tersebut telah melewati baku mutu yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011, yaitu sebesar 1 mg/m3.
3. Pada analisis hubungan pekerja terhadap paparan kebisingan dan debu, faktor
kebisingan terhadap risiko sakit kepala (OR = 1,43), cepat lelah (OR = 2,02),
gangguan pendengaran (OR = 2,3). Faktor paparan debu terhadap risiko penyakit
batuk (OR = 1,55), sesak nafas (OR = 2,06), iritasi mata (OR = 2,18).
Daftar pustaka
Standar Nasional Indonesia SNI-7231-2009 tentang Metode Pengukuran Intensitas
Kebisingan di Tempat Kerja, BSN, 2009
Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
The Australian Standard/New Zealand Standard (AS/NZS 4360: 1999). Risk Management
Guideliness. 1999.
Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/1996/25 November 1996. Jakarta.
508