Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN MUTU KEPERAWATAN DAN KESELAMATAN PASIEN DI

RUMAH SAKIT

Oleh:
ALIF FANHARNITA BRILIANA
206070300111005
KEMINATAN MANAJEMEN REG 1

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
MANAJEMEN MUTU KEPERAWATAN DAN KESELAMATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat


asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Terdapat beberapa dasar
hukum nya termasuk dalam keselamtan pasien, antara lain Pasal 13 UU No. 44
Tahun 2009 tentang RS dimana setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah
Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan pasien. Kemudian Pasal 66 UU No. 36 Tahun
2014 tentang Nakes dimana Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi, standar pelayanan profesi, dan
standar prosedur operasional.
Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf/derajat
(kepandaian, kecerdasan, sebagian. Manajemen mutu terpadu adalah sistem
manajemen yg mengangkat mutu sbg strategi usaha, berorientasi pada kepuasan
pelanggan dg melibatkan seluruh anggota organisasi. Pelayanan merupakan
sebuah rangkaian kegiatan yang merupakan sebuah kegiatan atau proses (Borie &
Damanhouri, 2018).
Perawat merupakan salah satu tenaga professional yang jumlahnya
terbanyak di rumah sakit, sehingga perlu upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit melalui upaya peningkatan pelayanan keperawatan. Peranan penting
seorang perawat dapat mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit karena
sebagian besar tindakan pelayanan kesehatan terdiri dari tindakan keperawatan.
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang menjadi sorotan bagi
masyarakat pengguna layanan keperawatan. Mutu pelayanan rumah sakit
merupakan hal yang menjadi sorotan bagi masyarakat pengguna layanan
keperawatan. Hal ini mengingat dengan adanya peningkatan persaingan serta
kondisi pasien yang semakin selektif dan berpengetahuan, maka mengharuskan
pusat pelayanan kesehatan mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya
(Supriyanto, 2018)
Mutu pelayanan keperawatan adalah sebuah derajat kesempurnaan dari
pelayanan kesehatan yang mampu memberikan kepuasan dari setiap pengguna
jasa pelayanan kesehatan, sesuai dengan standar dan kode etik keprofesian yang
telah ditetapkan, berdasarkan penyesuaian potensi sumber daya yang tersedia
dengan efisien dan efektif, berdasarkan dengan tingkat kepuasan rata-rata dari
penduduk ataupun pihak penyelenggara menyelenggarakannya, serta diberikan
secara dan aman, nyaman, memberi kepuasan sesuai dengan norma hukum, etika,
dan sosial budaya dengan memperhatikan beberapa keterbatasan serta
kemampuan pemerintah dan konsumen itu sendiri, yaitu masyarakat, sehingga
didapatkan hasil pelayanan keperawatan yang optimal, dimana mutu pelayanan
keperawatan selalu berfokus pada hasil yang positif (Woldeyohanes et al. 2015).
Terdapat berbagai aspek-aspek mutu pelayanan yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan atau pasien dan difokuskan menjadi 5, yaitu tangible
(berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-
alat komunikasi. Reliability (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan
jasa yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pelanggan
(konsumen) dan menyediakan jasa/pelayanan yang cepat dan tepat. Assurance
(kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah- tamahan para karyawan dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaaan dan keyakinan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan. Emphaty (empati); meliputi pertumbuhan pemberian perhatian
secara individual kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi
yang baik, dan memberikan kebutuhan pelanggan (Xesfingi, et al. 2017).
Dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien, terdapat tiga peran
penting manajer keperawatan, yaitu interpersonal roles, decisional roles, dan
informational roles. Selain itu, proses fungsi manajemen dan peran manajer dalam
pelayanan keperawatan juga penting, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian (Pouragha & Zarei, 2016).
Penjaminan mutu asuhan keperawatan adalah upaya yang dilaksanakan
oleh sebuah institusi secara berkelanjutan, sistematis, objektif dan terpadu untuk
merumuskan masalah mutu dan penyebabnya, berdasarkan standar yang telah
ditetapkan untuk menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan institusi untuk menilai hasil yang telah dicapai dan untuk
menyusun rencana tindak lanjutnya untuk terus meningkatkan mutu asuhan
keperawatan. Mutu sebagai kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan dalam
memberikan layanan maupun produk perawatan kesehatan sesuai dengan yang
diinginkan. Terdapat dimensi mutu dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan,
yaitu efektif, sesuai, aman, efisien, responsif, dapat diakses, kontinyu, mampu,
dan berkelanjutan.
Divisi keperawatan dan komite keperawatan dalam menjaga mutu dan
keselamatan pasien dalam prosesnya melakukan kolaborasi yang
berkesinambungan sesuai dengan International Patient Safety Goals (IPSG)
dimana pertama memperkuat Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, kedua
menetapkan Patient Safety Officer di tiap ruangan (2 orang/ ruangan), dan
memantau pelaksanaan Indikator klinik di keperawatan seperti IPSG, Nursing
Sensitive Indicator, Audit dokumentasi pelaksanaan askep, observasi pelaksanaan
prosedur keperawatan ( kepatuhan SOP ), dan survey kepuasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Borie, H. M. A & Damanhouri, A. M. S. (2018). Patients' satisfaction of service


quality in Saudi hospitals: a SERVQUAL analysis. International Journal of
Health Care Quality Assurance.

Pouragha, B. & Zarei, E. (2016). The Effect Of Outpatient Service Quality On


Patient Satisfaction In Teaching Hospitals In Iran. Journal Of The
Academy Of Medical Sciences In Bosnia And Herzegovina

Supriyanto, S. & R. D. Wulandari (2018). “Manajemen Mutu Pelayanan


Kesehatan.” Surabaya, Health Advocacy :Pohon Cahaya.

Woldeyohanes, T. R., et al. (2015). "Perceived patient satisfaction with inpatient


services at Jimma University Specialized Hospital, Southwest Ethiopia."
BMC research notes 8(1): 285.

Xesfingi, S., et al. (2017). "Patient Satisfaction at Tertiary Level Healthcare


Services in Greece: Inpatient vs Outpatient Healthcare Services
Assessment." International Journal of Health Economics and Policy 2(3):
125.

Anda mungkin juga menyukai