Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Herman Budiyono, M.Pd.

Disusun oleh:

Thresyanty Elsye Sasmita


G1B120027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI

TA. 2020/2021
Soal-soal:

1. Genre sebagai jenis teks, dapat digolongkan menjadi (1) genre faktual dan (2) genre
fiksional.
Jelaskan perbedaan kedua hal tersebut!
2. Buatlah “sebuah jenis teks” yang termasuk genre faktual, dengan ketentuan sebagai
berikut!
a. Topik sesuai dengan salah satu “spesialisasi bidang ilmu Anda”.
b. Panjang tulisan maksimal tiga halaman.
c. Menggunakan ejaan sesuai PUEBI.

Nama : Thresyanty Elsye Sasmita

NIM : G1B120027

Prodi : Ilmu Keperawatan

Jawaban:

1. Perbedaan teks genre faktual dan genre fiksional

Genre Faktual Genre Fiksional


Genre faktual adalah jenis teks yang dibuat Genre fiksional adalah jenis teks yang
berdasarkan kejadian, peristiwa, atau keadaan dibuatberdasarkan imajinasi, bukan berdasarkan
nyata yang berada disekitar lingkungan hidup. kenyataan yang sesungguhnya.
Genre faktual meliputi: laporan, deskripsi, Genre fiksional meliputi: rekon,
prosedur, rekon (recount),eksplanasi,eksposisi, anekdot,cerita/naratif, dan eksemplum.
dan diskusi.
Fakta, kenyataan empiris Rekaan, khayalan, tidak nyata
2. Teks genre faktual “Profesi dan Komunikasi Perawat”

Perawat adalah salah satu unsur vital yang berada di rumah sakit. Perawat, dokter, dan
pasien merupakan satu berinteraksi, saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dan
tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan karena perawat adalah
penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien yang di mana pelayanan keperawatan
berlangsung selama 24 jam.

Perawat yang profesional adalah seorang perawat yang memiliki dan menerapkan
teknologi keperawatan dalam menjalankan praktik keperawatan. Pada etika profesi baik dalam
melaksanakan praktik profesi maupun dalam kehidupan profesi. Untuk meningkatkan mutu dan
citra suatu rumah sakit, perawat perlu meningkatkan komunikasi antar personal khususnya dalam
hubungan antar personal antara perawat dengan keluarga pasien. Oleh karena itu perawat harus
mempunyai bekal berkomunikasi yang baik.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
menyatakan bahwa Perawat dituntut dapat menjadi figur yang dibutuhkan oleh pasiennya, yang
dapat bersimpati, selalu perhatian, fokus, dan hangat kepada pasien.

Dalam keperawatan, perlu menanamkan komunikasi yang baik antara perawat dengan
keluarga pasien terutama ketika di antara perawat dan keluarga terdapat perbedaan latar belakang
kebudayaan khususnya bahasa. Seorang perawat mempunyai peran dalam membantu pasien
untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya. Untuk itu dibutuhkan totalitas seorang perawat
dalam menjalankan tugas dan perannya. Salah satunya adalah hubungan antara perawat dengan
keluarga pasien, sedangkan hubungan antara perawat dan keluarga dapat terjalin dengan baik
jika di antara keduanya mampu berkomunikasi dengan baik.

Perawat harus mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dengan pasien untuk dapat
membina hubungan yang terapeutik. Komunikasi yang dilakukan oleh perawat kepada pasien
merupakan komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk kesembuhan pasien. Perawat dituntut
untuk melakukan komunikasi terapeutik dalam melakukan tindakan keperawatan agar pasien
atau keluarganya tahu tindakan apa yang akan dilakukan pada pasien dengan cara perawat harus
memperkenalkan diri, menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, membuat kontrak waktu untuk
melakukan tindakan keperawatan selanjutnya. Kehadiran atau sikap benar-benar ada untuk
pasien, adalah bagian dari komunikasi terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai