Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PENGGANTI PADA PERTEMUAN MINGGU

PERTAMA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Organisasi Manajemen Pelayanan

Kebidanan

NAMA : Azmi Rakhmawati Hidayah

NPM : 205401446022

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Tahun Akademik

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan dalam pelayanan kebidana mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
asuhan kebidanan. Dalam memberikan asuhan bidan sebagai individu yang
memegang tanggung jawab terhadap tugas klien, bio-psiko social. Di tengah
masyarakat, bidan juga berperan dalam member pendidikan kesehatan dan
mengubah prilaku masyarakat terhadap pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat.
Jadi tidak hanya member asuahan pada individu tapi juga terhadap keluarga dan
masyarakat. Oleh karena itu, bidan, bidan harus mempunyai pendekatan manajemen
agar dapat mengorganisasikan semua unsure unsure yang terlibat dalam pelayanan
dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematiam ibu dan anak.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan –penemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang terfokus pada klien. (Varney, 1997)
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara
umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat
menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan
sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam
suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager
yang baik dalam rangka pemecahan, masalah dari klien tersebut. (Sitti Saleha,
2009).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Organisasi


a. Pengertian organisai
Dikatakan organisasi jika ada aktifitas/kegiatan yang dikerjakan
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh
dua orang atau lebih dan bukan satu orang. Karena jika kegiatan itu
dilakukan oleh satu orang bukan dikatakan organisasi. Organisasi berasal
dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Untuk
memahami organisasi secara baik, maka perlu kiranya kita berangkat dari
berapa defenisi yang ada untuk mewakili pemahaman setiap orang di
antaranya :
1. James D. Mooney (1974) mengutarakan bahwa organisasi adalah
setiap bentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan bersama.
2. Ralp Currier Davis (1951) berpendapat bahwa organisasi adalah suatu
kelompok orang-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama
dibawah satu kepemimpinan.
3. Herbert A. Simon (1958) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu
rencana mengenai usaha kerjasama yang mana setiap peserta
mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-
kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan.
4. Drs. Dydiet Hardjito, M.Sc organisasi  adalah kesatuan sosial yang di
koordinasikan secara sadar yang memungkinkan anggota mencapai
tujuan yang tidak dapat dicapai melalui individu secara terpisah.
5. Menurut Maringan (2004) pengertian organisasi dapat dibedakan pada
dua macam, yaitu :
a) Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi sebagai
wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk
manajemen yang memungkinkan manajemen bergerak atau dapat
dikaitkan.
b) Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi dalam
arti dinamis (bergerak) yaitu organisasi yang memberikan
kemungkinan tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-
batas tertentu. Dinamis berarti baa organisasi itu bergerak
mengadakan pembagian pekerjaan. Misalnya pimpinan harus
ditempatkan di bagian yang strategis.
c) Hakekat Oragnisasi menurut Edgar H. Shein dalam bukunya the
Psykologi of Organization (1982) organisasi adalah Koordinasi
yang direncanakan mengenai kegiatan-kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian kerja dan
fungsi berdasarkan tingkatan otoritas (kewenangan) dan
tanggungjawab. Dengan definisi ini, pada hakekatnya dalam
sebuah organisasi diperlukan sejumlah pesyaratan atau gagasan,
antara lain:
 Bahwa Organisasi memerlukan pengembangan dan
pemeliharaan koordinasi.
 Bahwa didalam organisasi terdapat tujuan bersama yang
pencapaianya harus di upayakan semaksimal mungkin.
 Di dalam Organisasi tedapat pembagian kerja (division of
labor).
 Seluruh kegiatan dalam organisasi harus menciptakan
keterpaduan (integration), menekankan bahwa objek
koordinasi pada dasarnya bukan orang tetapi kegiatan atau
pekerjaan.

b. Unsur-unsur yang ada di dalam organisasi


Menurut Keith Davis (dalam Juliana, 2012) ada tiga unsur penting
partisipasi, sebagai berikut:
1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya
merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada
semata-mata hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi suatu sumbangan untuk
mencapai tujuan kelompok.
3. Unsur ketiga adalah unsur tanggungjawab. Unsur tersebut merupakan
segi yang menonjol menjadi anggota.

c. Tujuan organisasi
Organisasi memang harus ada di dalam kehidupan manusia sebagai
instrumen yang dapat mempersatukan manusia dalam proses dinamika dan
keteraturan hidup. Dengan lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia
mengakibatkan lahirnya organisasi-organisasi yang lain yang tentu memiliki
tujuan dan sasaran yang berbeda.
Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang
akan dicapai. Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu
menetapkan visi dan misi organisasi.
1. Visi merupakan pernyataan untuk memandang masa depan organisasi
dalam perspektif yang lebih luas. Visi organisasi merupakan:
a) Nilai-nilai, aspirasi dan tujuan yang merupakan pernyataan
mendasar.
b) Suatu mimpi atau wujud organisasi yang akan dating.
2. Misi adalah adalah suatu pernyataan umum tentang maksud
organisasi. Misi organisasi merupakan kerangka kerja dengan
memaksimalkan tujuan serta memaksimalkan kegiatan serta
keputusan. Di dalam misi ini akan mencakup identitas produk, pasar
dan pandangan teknologi dari organisasi dan meliputi maksud, desain
dan arah tujuan yang memberikan indikasi karakter fundamental dan
peran organisasi.
Secara umum tujuan organisasi dapat diklasifikasikan menjadi 5
tujuan yaitu :
a) Tujuan kemasyarakatan, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan
dengan kelas-kelas organisasi yang luas untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
b) Tujuan keluaran, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan
jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi
konsumen. Contoh: perusahaan barang-barang konsumen,
perusahaan biro jasa-jasa bisnis.
c) Tujuan sistem, yaitu tujuan organisasi yang melaksanakan
fungsi organisasi yang tidak tergantung pada barang/jasa yang
diproduksi/tujuan yang harus dicapai.
d) Tujuan produk, yaitu tujuan organisasi yang bergerak untuk
tujuan produk tertentu, berbagai karakteristik barang-barang/jasa
produksi.
e) Tujuan turunan, yaitu tujuan organisasi yang digunakan untuk
meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain.

d. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi


Sebuah organisasi dalam menjalankan roda keorganisasiannya harus
mempunyai prinsip-prinsip organisasi. Adapun prinsip-prinsip tersebut
adalah:
1. Prinsiple of Organisasi ( Azas Tujuan Organisasi ) Menurut
azas ini organisasi harus jelas dan rasional, apakah bertujuan untuk
memperoleh laba ( busenis organization ) ataukah untuk memberi
pelayanan publik ( publik organization ) Hal ini bagian penting
dalam menentukan struktur organisasi
2. Priciple Unity of Obyective ( azas kesatuan tujuan ) Menurut asas
ini, didalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ingin
dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya
harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Principle of Unity of commando ( azas kesatuan perintah ) azas ini
hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan.
Tetapi satu atasan dapat memerintah lebih dari satu orang.
4. Priciple of The span of managemen ( azas rentang kendali ) Azas
ini seseorang manager hanya dapat memimpin secara efektif
sejumlah bawahan tertentu. Misalnya 3 orang sampai dengan 9
orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan
manager yang bersangkutan.
5. Priciple of delegation of authority ( azas pendelegasian
wewenang) Pimpinan dibenarkan memberikan / melimpahkan
sebagian wewenang kepemimpinanannya kepada seorang atau
sekelomok orang lain agar pencapaiantujuan leboh efektif.
Pendelegasian harus jelas sehingga mengetahui wewenangnya.
6. Principle of parity of authority and reponsibility ( azas
kewenangan dan tanggung jawab). Azas ini hendaknya wewenang
dan tanggung jawab hendaknya seimbang. Wewenang yang
didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya
harus sama besarnya. Misalkan wewenang yang diberikan X maka
tanggung jawab juga sebesar X.
7. Principle of Responsibility : (azas tanggung jawab). Menurut
azas ini, pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan harus
sesuai dengan garis wewenang ( line authority ) dan pelimpahan
wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang
yang memberikan tanggung jawab.
8. Principle of departementation ( principle of devision of work )
azas pembagian kerja. Menurut azas ini, pengelompok tugas-tugas,
pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan yang sama ke dalam satu unit
kerja ( departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan
pekerjaan tersebut.
9. Principle of personnel placement ( azas penempatan personalia )
Menurut azas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap
jabatannya harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan
ketrampilannya ( the right man, in the right job ), oleh karena itu
harus dilakukan seleksi sesuai dengan kebutuhan.
10. Principle of scalar chain ( azas jenjang berangkai ) : Saluran
perintah dari atas kebawah harus merupakan mata rantai vertikal
yang jelas dan tidak terputus dan sebaiknya menempuh jarak yang
terpendek., dan sebaliknya pertanggungjawaban bawahan ke
atasan juga serupa.
11. Princip of effiiciency ( asas efisiensi ) Suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal
dengan pengorbanan yang minimal
12. Principle of continuity (azas kesinambungan) Organisasi harus
mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
13. Priciple of coordination : ( asas koordinasi ) Asas ini merupakan
tindakan lanjut dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi
dimaksudkan untuk mensikronisasikan dan mengintegrasikan
segala tindakan

e. Pola-pola atau bentuk-bentuk Organisasi


Ada beberapa pola-pola/bentuk-bentuk organisasi, antara lain :
1. Organisasi pola Lini (Lini Organization)
Dalam bentuk ini garis komando terbentang lurus dari atas
(pucuk pimpinan) sampai kepada pelaksana di bawah, dan garis
pertanggung jawaban baik secara ketat menurut hirarkis dari bawah,
melalui unsure-unsur di tengah samapai ke atas. Dalam pola
organisasi ini terdapat  garis wewenang yang berhubungan langsung
dengan vertical antara bawahan dan atasan.
2. Organisasi berpola Staf (staf Organization)
Dalam pola ini semua hak, kekuasaan, dan tanggung jawab
dibagi habis pada unit kerja yang ada secara bertingkat dibawahnya.
Setiap unit memperoleh sebagian hak dalam menentukan
kebijaksanaan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan
umum dan pucuk pimpinan atau pimpinan tertinggi. Hak tersebut
tentunya berkenaan dengan bidang tugasnya masing-masing. Masing-
masing pimpinan mempunyai hak penuh atas bagian yang
dipimpinnya juga mempertanggung jawabkannya kepada pimpinan
tertinggi.
3. Organisasi pola lini dan staf (line and staf organization)
Pola ini merupakan gabungan dari kedua pola organisasi
tersebut di atas. Yaitu menempatkan menempatkan pucuk pimpinan
sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi, namun tidak semua
hak/tanggung jawab tersebut dilimpahkan sepenuhnya pada
bagian/unit kerja yang ada. Menurut masry (2003), cirri-ciri organisasi
lini dan staf adalah pimpinan dibantu dibantu oleh staf dan kesatuan
komando.

2.2 Konsep Manajemen Kesahatan


a. Pengertian manajemen
Manajemen  berasal dari kata  manage  atau  managiare (romawi
kuno)  berarti melatih dalam melangkahkan kaki. Manajemen adalah
proses pengaturan berbagai sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan
yang sudah ditentukan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berikut merupakan beberapa definisi manajemen menurut para ahli:
1.   Manajemen adalah sebuah proses karena manajemen memerlukan
waktu untuk melaksanakannya dan elemen-elemen dalam proses
manajemen dilaksanakan berulang-ulang membentuk sebuah siklus
yang terarah dan teratur. Elemen-elemen tersebut dijalankan dengan
aktivitas yang saling berkaitan. ( Erna Juliana, 2012).
2.   Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan
dengan menggunakan orang lain (Robert D. Terry).
3.   Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu
tujuan diselenggarakan dan diawasi (Encyclopaedia of sosial
sciences).
4.    Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang
lain dan fungsi-fungsinya dapat dipecahkan sekurang-kurangnya 2
tanggung jawab utama (perencanaan dan pengawasan).
5.    Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang /lebih
untukmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai
hasil (tujuan) yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja.
(Evancevich).

b. Sejarah Perkembangan Manajemen


IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada
tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and
motion study dengan teorinya ban berjalan. Berdasarkan hal inilah lahir
konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku
berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan
awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Selain itu ilmu manajemen
sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
(Dalimunthe RF,2005):
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua
orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan proses/usaha.
4. Adanya tujuan.
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu
sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari
masyarakat modern. Fenomena masyarakat modern itu merupakan gejala
sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kehidupan suatu organisasi, yaitu (Dalimunthe RF,2005):
1. Tekanan pemilik perusahaan.
2. Kemajuan teknologi.
3. Saingan baru.
4. Tuntutan masyarakat.
5. Kebijaksanaan pemerintah.
6. Pengaruh dunia Internasional.
Terdapat tiga aliran pemikiran manajemen yaitu (Dalimunthe
RF,2005) :
1. Aliran klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi.
3. Aliran manajemen modern.

Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik


Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri
di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian
temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan
usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI
antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya
(Dalimunthe RF,2005).
1. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek
memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13
jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja tersebut, Owen
mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini. Pada
tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap
instrumen yang tidak berdaya, Owen meningkatkan kondisi kerja di
pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi
jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik,
mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan
dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan
hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah
dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik menjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen
Modem”. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja,
karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah
sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja,
beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas,
seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka
(Dalimunthe RF,2005).
2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang
tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik,
dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud
peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertama kali
mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga
pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan
alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis
pada tahun 1822, yang disebut “mesin penambah dan pengurang
(Difference Machine)”. Prinsip-prinsip dasamya digunakan pada
mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833
beliau menyusun sebuah mesin analitis (analysical machine), yaitu
sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern,
sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer.
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the
Economy Of Machinery and Manufactures” (1832) (Dalimunthe
RF,2005).
Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas
dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan
seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja
supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu
Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, Babbage
menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan
antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja
memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut
menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan
para pekerja selayaknya menerima pembayaran tetap atas dasar sifat
pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan
bonus untuk setiap saran yang diberikan dalam peningkatkan
produktivitas (Dalimunthe RF,2005).
3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam
upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah
gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang
menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana
pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan
produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan
yaitu (Dalimunthe RF,2005):
1) Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2) Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan
pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3) Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4) Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau mengan-jurkan
perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja.
Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah
adalah (Dalimunthe RF,2005):
a) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja
yang asal-asalan.
b) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
c) Adanya kerja sama sesama pekerja dan bukan bekerja secara
individual.
d) Bekerja untuk hasil yang maksimal.
e) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang
setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum
para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
4. Henry L Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus
harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga
memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan “Gant
Chart”. Grant menekankan pentingnya mengembangkan minat
hubungan timbal balik antara manajemen dan para karyawan, yaitu
kerja sama yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia
sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan
manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah metode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya
pengendalian manajerial yang lebih baik dengan menekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya
“Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-
teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review
Techique) (Dalimunthe RF,2005).
5. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth: 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth
(1878-1972)
Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah,
namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu
kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu
mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik
perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan
pekerja sebagai manusia biasa. Dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti
kepribadian serta kebutuhannya. Ketidakpuasan di antara pekerja
karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap
pekerja (Dalimunthe RF,2005).
6. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial
management”. Pada tahun 1916, dengan sebutan teori mana-jemen
klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja,
disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol
berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh
mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode
manajemen yang tepat (Dalimunthe RF,2005).

Aliran Hubungan Manusiawi


Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi
melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini
memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu
diramalkan perilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu,
para manajer perlu dibantu dalam menghadapi manusia, melalui ilmu
sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu
(Dalimunthe RF,2005):
a. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri.
Sumbangannya yang terpenting adalah berupa peman-faatan
psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produk-tivitas sarna
seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya “Psychology
and Indutrial Efficiency”, Hugo memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas:
1) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai
dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
2) Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-
syarat psikologis untuk memaksimalkan produk-tivitas.
3) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
b. Elton Mayo (1880-1949)
Tokoh ini memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai
satu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan
bawahan sehingga manajer dan bawahan secara serasi mewujudkan
kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja
yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan
psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan
(Dalimunthe RF,2005).
c. William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America
Business Can Meet The Japanese Challen ge (1981)”, mem-
perkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi
Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan
pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe
perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika
disebut perusahaan tipe Amerika. Sumbangan para ilmuan yang
beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok,
ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja
bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil
dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan
muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-
masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep
komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan,
karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali
bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang
begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang
sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan
(Dalimunthe RF,2005).
Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan
dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini
berkumpul para sarjana matematika, fiiska, dan sarjana eksakta lainnya
dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana
ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan
sebutan “OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang
industri. Masalah-masalah sulit yang memerlukan “OR Tim” ini antara
lain di bidang transportasi dan komunikasi. Kehadiran teknologi komputer,
membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen
Modem (Dalimunthe RF,2005).
Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat
memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para
manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu
manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai
kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash
flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,
perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian
kepadahubungan manusia. Oleh karena itu, sangat cocok untuk bidang
perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-
masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi, dan kepegawaian.
Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer
karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa
jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen
yang sangat ilmiah dan kompleks (Dalimunthe RF,2005)
c. Fungsi manajemen
Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal
masyarakat yaitu :
1) Fungsi perencanaan (planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan
perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
2) Fungsi pengorganisasian (organizing)
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan perusahaan.
3) Fungsi pengarahan (directing)
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal
serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain
sebagainya.
4) Fungsi pengendalian (controlling)
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat
perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

d. Unsur-unsur manajemen
Unsur manajemen adalah sesuatu yang menjadi bagian mutlak sebagai
pembentuk manajemen banyak yang mengemukakan bahwa unsur
manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the
six M’S in management (6M didalam manajemen), yaitu man, money,
materials, market, and methods. Sesuai dengan pengertian manajemen
yaitu suatu kegiatan usaha kearah pencapaian tujuan tertentu dengan
melalui kerja sama orang lain serta denga pemanfaatan sumber-sumber
lain yang tersedia maka unsur-unsur manajemen meliputi :
1. Manusia (manusia pemimpin,manusia pelaksana,dan atau manusia
objek pelaksana)
2. Tujuan yang hendak digapai sebagai pemegangan titik pengarahan
3. Wadah yakni badan /organisasasi sebagaai tempat orang-orang
melakukan kerja sama
4. Alat atau sarana mencapai tujuan
5. Kegiatan /aktivitas seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dsb

Unsur-unsur Manajemen
1. Manusia (pelaksana yang handal dan terampil)
2. Money (ketersediaan dana)
3. Mesin (perlengkapan mesin-mesin sebagai alat bekerja,apabila
diperlukan)
4. Metode (cara)
5. Material (sarana dan prasarana)
6. Market (pemasaran, pemasyarakatan dan pembudayaan)
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait
satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem
Fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha maencapai tujuannya tergantung
dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur tehadap tujuan yang telah
ditentukan

1. Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu.
Prilaku sistem umumnya dapat diamati pada caranya
mengkonversikan masukkan (input) menjadi hasil (output ).
2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-
komponennya.
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara
benar, maka akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari
pada jumlah bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan
berbeda, tergantung siapa yang mengamatinya dan untuk
kepentingan apa.
4. Mempunyai Sasaran yang Jelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau
sasaran yang jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah
awal untuk mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh factor luar dan dalam. Faktor luar berupa
hambatan dari lingkungan, sedangkan
factor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
a) Siklus dan proses system aspek penting dari pendekatan system
terletak pada siklus system dan prosesnya, yaitu perubahan
teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama
system masih aktif.
b) Penahapan dalam siklus system
Proses mewujudkan system untuk keperluan oprasi atau
produksi sampai siklus system berhenti berfungsi dikelompokan
menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang
dominant.

e. Tingkatan Manajemen
1. HIGH LEVEL (tingkat tinggi)
Contoh halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan
terhadap organisasi secara keseluruhan. Membuat rencana jangka
panjang, merumuskan strategi, menetapkan kebijaksanaan, dan
menetapkan interaksi / hubungan organisasi dengan lingkungan luar.
Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap jalannya
perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang
tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.
2.  MIDDEL LEVEL (tingkat menengah)
Salah satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali
manajemen dalam suatu organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang
lingkupnya, wilayah, divisi dll. Merumuskan rencana jangka
menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur, dan
membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai
pengendali dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi
menjalankan strategic yang sudah ditetapkan secara baik, efektif dan
se’efisien mungkin.

3. LOW LEVEL (tingkat bawah)


Seperti supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya
operasional. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran
operasional. Membuat keputusan jangka pendek dan mengendalikan
transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang diambil yaitu
keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan rutin.

f. Manajemen Pelayanan Kesehatan


Dari batasan-batasan definisi manajemen secara umum dapat diambil
suatu kesimpulan umum bahwa “Manajemen adalah suatu kegiatan untuk
mengatur orang lain guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan
pekerjaan.” Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan
masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut :
“ Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah
penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah
sistem pelayanan kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)
Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun
sosial, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau
kelemahan saja. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem kesehatan
adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi (manajemen)
kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business
adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari
keuntungan finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat
digolongkan ke dalam administrasi umum/publik (public administration)
oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan pencapaian
kesejahteraan masyarakat umum.
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi
kesehatan di Indonesia seperti Kantor Depkes, Dinas Kesehatan di daerah,
Rumah Sakit dan Puskesmas dan jajarannya. Untuk memahami penerapan
manajemen kesehatan di RS, Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu
dilakukan kajian proses penyusunan rencana tahunan Depkes dan Dinas
Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan
manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun setiap lima
tahun (micro planning), pembagian dan uraian tugas staf Puskesmas sesuai
dengan masing-masing tugas pokoknya.
Dari uraian teori-teori manajemen diatas, yang diapakai sebagai acuan
manajemen pelayanan kesehatan adalah Teori dari George Terry dimana
Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of
Management yaitu “Suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya”, karena dalam pelayanan kesehatan tidak hanya ilmu yang
dibutuhkan tapi juga seni dalam pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimaan orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana,
data dan lain sebagainya yang digunakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan.
Pada umumnya, fungsi manajemen dalam suatu organisasi meliputi:
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3.  Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating)
4. Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal)
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor


369/MENKES/SK/III/2007 tentang profesi bidan .

Saifuddin,Abdul Bari.dkk.2006.Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

https://angelinaps88.blogspot.com/2018/03/organisasi-dan-manajemen-
pelayanan.html
https://www.researchgate.net/profile/Syamsul_Arifin20/publication/34053579
4_BUKU_AJAR_DASAR-
DASAR_MANAJEMEN_KESEHATAN/links/5e8f33634585150839cb59c7/B
UKU-AJAR-DASAR-DASAR-MANAJEMEN-KESEHATAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai