Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE

NAMA : AZKIA MANTASYA

NIM : 1019031028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

SERANG BANTEN

2020/2021
A. DEFINISI
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan atau partus adalah
proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang – kurangnya 28 minggu, atau kalau
bayi yang dilahirkan beratnya 1000 gram lebih.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan (37-42 minggu), atau hampir cukup bulan di susul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu atau Persalinan adalah proses pengeluaran
produk konsepsi yang viable melaluijalan lahir biasa (Zuhriani, 2017)

B. TEORI PERSALINAN
1. Bentuk-bentuk persalinan
a. Persalinan Spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, melalui jalan lahir
b. Persalian Bantuan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar, misalnya
ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi Sectio Secaria
c. Persalianan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan rangsangan misalnya, pemberian Pitocin dan prostaglandin
(Fauziyah, n.d.).
2. Persalinan menurut lama kehamilan dan berat janin
a. Abortus : Keluarnya hasil konsepsi (bayi) sebelum dapat hidup pada usia
40 minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram.
b. Persalinan Imatur : Keluarnya hasil konsepsi pada UK 20-27 minggu atau
bayi dengan berat badan 500-999 gram
c. Persalinan Prematur : Keluarnya hasil konsepsi pada UK 28-35
minggu.denagn berat janin 1000-2499 gram
d. Persalinan Matur atau Aterm : persalian melampaui umur hamil 37
minggu sampai 42 minggu dan berat janin diatas 2500 gram
e. Persalinan Postmatur atau Serotinus : persalinan melampaui umur 42
minggu dan pada janin terdapat tanda tanda post maturitis (Fauziyah, n.d.)

3. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teoritis yang
kompleks.Factor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai factor-faktor
yang mengakibatkan persalinan mulai.
a. Pengaruh Kadar Progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya
estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan,
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di
dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga timbul his.
b. Peningkatan Hormone Oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadan Oxcytosin bertambah.Oleh karena itu
timbul kontraksi dari otot-otot rahim.
c. Peregangan Otot-Otot
Dengan majunya kehamilan, maka semakin tereganglah Otot-otot
rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.
d. Pengaruh Janin Hipofisis dan kadar suprarenal
janin rupanya memegang peranan pentin oleh karena itu pada
ancepalus kelahiran sering lebih lama.
e. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga
aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi
miometrium
f. Plasenta Menjadi Tua
Dengan tuanya kehamilan plasenta menjadi tua, villi corialis
mengalami perubahan sehingga kadar progesterone dan estrogen
menurun (Oktavina et al., 2020)

4. Tanda – Tanda Persalinan


a. Tanda persalinan sudah dekat
Sebelum terjadi persalinan, bebrapa minggu sebelumnya
wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang
di sebut dengan kala pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda
sebagai berikut
1) Lightening
Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
karena kepala bayi sudah memasuki pintu atas panggul yang
disebabkan oleh :
a) Kontraksi Braxton hicks
b) Ketegangan otot
c) Ketegangan ligamentum rotundum
d) Gaya berat janin kepala kearah bawah
2) 2) Terjadinya his permulaan
Makin tua usia kehamilan pengeluaran progesterone dan estrogen
semakin berkurang sehingga oxcytosin dapat menimbulkan kontraksi,
yang lebih sering yang disebut his palsu, Sifat his palsu : Rasa nyeri
ringan dibagian bawah , Datanganya tidak teratur, Tidak ada
perubahan serviks, Durasinya pendek, Tidak bertambah jika
beraktivitas
b. Tanda persalinan
1) Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya
sebagai berikut :
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan
b) Teratur
c) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat
intensitasnya.
d) Jika dibawa berjalan bertambah kuat
e) Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
(Dewi Setiawati,
2) Bloody show (pengeluaran lender disertai darah melalui vagina)
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaan, lender yang terdapat di
kanalis servikalis lepas, 13 kapiler pembuluh darah pecah, yang
menjadikan darah sedikit
3) Dengan pendataran dan pembukaan
Lendir dari canalis servikalis keluar di sertai dengan
sedikit darah.Perdarahan yang sedikit ini disebabnya karena
lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim
hingga beberapa kapiler terputus
4) Pengeluaran cairan
Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban
robek.Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap tetapi kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, hal ini
di sebut dengan ketuban pecah dini (Oliver, 2019)
5. Tahap –tahap persalinan
a. Kala I
Kala I persalinan yaitu dimulainya proses persalinan yang ditandai
dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan meyebabkan
perubahan pada servik hingga mencapai pembukaan lengkap. Kala I
persalinan terdiri dari tiga fase, yaitu
1. Fase Laten
Dimulai saat masuknya persalinan dan diakhiri dengan
masuknya persalinan fase aktif. Durasi 6-8 jam untuk
primipara, dan 5-3 jam untuk multipara. Aktivitas uterine:
lembut, sering dan tidak teratur, kontraksi setiap 5-30 menit,
durasi 10-30 detik. Serviks menjadi lembut dan cair pada
pembukaan 3-4 cm.
2. Fase Aktif Dimulai dari masuknya fase aktif dan mengalami
kemajuan sampai fase trasnsisi. Pembukaan 4-7 cm, durasi 4-6
jam untuk primipara, 2-4 jam untuk multipara. Aktifitas
Uterine: sedang, 23 setiap 2-5 menit, dengan durasi 30-90
detik. Pembukaan serviks untuk primipara 1.2 cm/jam. Untuk
multipara 1.5 cm/jam, sama seperti fase transisi.
3. Fase Transisi Pembukaan sudah mencapai 8-10 cm
b. Kala II
Dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap ( 10 cm ) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Karakteristik lain pada kala 2 adalah
dorongan men ekan, tekanan apada anus, perenium menonjol, peningkatan
lendir darah.
c. Kala III
Kala 3 berlangsung setelah bayi lahir dan berakhir setelah
keluarnya plasenta dan selaput ketuban . Kala 3 terdiri dari 2 fase yaitu
fase pelepasan dan fase pengeluaran.
d. Kala IV
Kala 4 dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
post partum. Pemantauan yang harus dilakukan adalah kontraksi uterus
harus baik, tidak ada perdarahan dari vagina, kandung seni kosong, tidak
ada rasa mual, muntah dan sakit kepala (Suharti, 2011)

C. KONSEP DASAR ADAPTASI FISIOLOGIS PSIKOLOGIS INTRANATAL


1. KALA I
a. Adaptasi fisik/ fisiologis
1) Selama fase laten, perilaku ibu: umumnya gembira, waspada,
banyak bicara atu diam, tenang atau cemas, mengalami kram
abdomen, nyeri punggung, pecah ketuban, nyeri terkontrol, dan
dapat berjalan.
2) Selama fase aktif, Ibu umumnya mengalami peningkatan
ketidaknyamanan, berkeringat, mual, muntah, gemetar paha
dan kaki, tekanan kandung kemih dan rektum, nyeri punggung,
pucat sekitar mulut, Ibu merasa lebih takut, kehilangan kontrol,
berfokus pada diri sendiri, lebih sensitif, terdapat desakan
untuk meneran/mengedan, tekanan pada rektum.
b. Adaptasi psikologis
1) Klien merasakan antisipasi, gembira atau ketakutan.
2) Selama fase aktif, klien tampak serius dan fokus pada
perkembangan persalinan, klien minta obat atau melakukan
teknik pernafasan.
3) Selama fase aktif, klien mungkin kehilangan kontrol, tiduran di
tempat tidur, mengerang, atau menangis.
2. KALA II
a. Adaptasi fisiologis:
1) Tekanan intratorakal meningkat selama kala II akibat dorongan
janin.
2) Tahanan perifer meningkat selama kontraksi, tekanan darah
meningkat dan nadi menurun.
3) Cardiac output meningkat selama persalinan.
4) Diaforesis dan hiperventilasi selama persalinan meningkatkan
kehilangan cairan.
5) Respirasi rate meningkat sehingga meningkatkan penguapan
volume cairan dan meningkatkan konsumsi oksigen.
6) Hiperventilasi dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen.
7) Leukositosis terjadi selama persalinan.
8) Plasma fibrinogen meningkat, waktu pembekuan darah dan kadar
glukosa darah meningkat.
9) Motilitas dan absorpsi lambung menurun, waktu pengosongan
lambung memanjang.
10) Dapat terjadi proteinuria karena kerusakan otot.
11) Urin pekat.
12) Nyeri punggung meningkat, persepsi nyeri meningkat.
13) Saraf pada uterus dan serviks terangsang oleh kontraksi uterus dan
dilatasi serviks, saraf pada perineum terangsang dan meregang
pada kala II karena dilewati janin

b. Adaptasi Psikologis
1) Perubahan perilaku klien karena kontraksi dan terdorongnya janin.
2) Klien merasa tenaganya habis.

3. KALA III
a. Adaptasi psikologis
1) Klien dapat fokus terhadap kondisi bayi.
2) Klien merasa tidak nyaman karena kontraksi uterus sebelum
pengeluaran plasenta.

4. KALA IV
a. Adaptasi psikologis
1. Klien berfokus pada bayi.
2. Klien mulai memiliki peran sebagai ibu.
3. Aktivitas primer yaitu mempromosikan bonding ibu dan bayi
(Karjatin, 2016)

D. NYERI PERSALIAN DAN MANAJAMEN NYERI


1. Pengertian
Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan adalah rangkaian proses
fisiologis yang berakhir denagn pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang
fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi yang ditandai dengan
perubahan progresif pada servik, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.
Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim. Intensitas
nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri
bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap
struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik
dan berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi
fisik semata, tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat
persalinan
2. Manajemen Nyeri
a. Manajamen Farmakologi
 Analgetik non opioid – Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAISN)
 Analgesia opioid

 Adjuvan / Koanalgetik
b. Managemen Non-Farmakologi
 Distraksi

 Hypnosis-diri

 Massase

 Terapi Hangat dan Dingin

 Teknik Relaksasi Pernafasan

E. ASUHAN KEPERAWATAN ( TEORITIS )


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi status kesehatan pasien, data ini termasuk riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meli[uti data subjekstif,
data objektif, serta data penunjang
a. Data subjektif
Data yang didapat dari pasien atau keluarga meliputi:
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
alamat,Pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui kesehatan yang dialami pasien saat
pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilan, Keluhan-
keluhan yang dirasakan pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu
pasien merasa pusing, cepat lelah dan badan tersa lemas, sehingga
pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan.
3. Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak,
siklus lama haid, banyaknya darah, sifat darah (cair atau beku
warna dan bau) dan ada dismenore atau tidak.
4. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui HPHT, dan taksiran persalinan, ANC dimana,
berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT berapa kali, masalah
dan kehamilan sekarang, pemakaian obat-obat, keluhan selama
kehamilan.
5. Riwayat penyakit
a. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada
saat sekarang ini untuk mengetahui penyakit lain yang bisa
memperberat keadaan ibu.
b. Riwayat penyakit sistematik
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan penyakit
menurun seperti DM, Jantung, Hipertensi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda
pada keluarga, untuk mengetahui apakah dalam keluarga
terdapat penyakit menular dan penyakit menurun.
d. Riwayat penyakit yang lain atau operasi
Adanya riwayat penyakit atau operasi yang pernah
dideritayang sekiranya dapat mengganggu persalinan dan
memerlukan pengawasan.
6. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : jika menikah apakah perkawinan ini
yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa, berapa kali
kawin, lama perkawinan, dan jumlah anak.
7. Riwayat keluarga berencana
Riwayat KB jenis kontrasepsi,yang pernah
digunakan,setelah persalinan,jumlah anak yang direncanakan
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a. Kehamilan: adalah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan,
hipertensi, perdarahan, pada hamil muda
b. Persalinan: waktu persalinan, dimana tempat bersalin, umur
c. kehamilan, jenis persalinan, ditolong oleh siapa
d. Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan
e. bagaimana proses laktasi
f. Anak : jenis kelamin, berat badan, panjang badan, hidup atau
mati.
9. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari
dalam menjag kebersihan makanan, dan bagaimana pola makan
setiap hari. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, ringan,
kebutuhan akan nutrisi pasien harus ditingkatkan.
b. Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali pasien BAB dan BAK
untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil
c. Personal hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien meliuti : berapa
kali mandi, berapa kali gosok gigi, perawatan kulitnya, kebersihan
genitalia

d. Istirahat dan tidur


Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat
dan tidur adalah berapa jam pasien tidur dalam sehari, apakah ada
gangguan
e. Hubungan seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seks. Pada masa kehamilan, diperbolehkan, namun pada
kasus ibu hamil dengan anemia ringan, biasanya akan mengalami
penurunan hubungan seksualitas, karena ibu hamil engan anemia
ringan sudah merasa lelah, letih sehingga dapat mengurangi libido
pada masa kehamilan.
f. Data psikososial
Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama kehamilan,
bagaiman mengatasinya, apa yang diharap dari perawat untuk
mengatasi kenyamanan tersebut
g. Obat-obatan
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan
obat-obatan dan alkohol(Fauziyah, n.d.)
b. Data Objektif
Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat
1. Status generalis
a. Keadaan umum pasien: untuk mengetahui keadaan umum apakah baik,
sedang, jelek. Pada ibu hamil dengan anemia ringan mempengaruhi keadaan
umum yang menimbulkan rasa lemas.
b. Kesadaran: penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis,
samnolen, sopor, koma. Pada ibu hamil dengan anemia ringan kesadaranynya
komposmentis.
c. TTV, BB dan TB, dan LILA
2. Pemeriksaan Sistematis meliputi :
a. Kepala
1) Rambut: untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontik aau
berketombe
2) Muka: keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah
odema, adakah kloasama gravidarium
3) Mata: untuk mengetahui apakah konjungtiva merah muda, dan sklera
putih, pada wanita hamil dengan anemia ringan konjungtiva pucat
4) Hidung: untuk menilai adanya kelainan, apakah polip, apakah hidung
tersumbat.
5) Telinga: untuk mengatahu apakah di dalam telinga ada serum atau
tidak, nyeri atau tidak.
6) Mulut: untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, caries dan karang
gigi ada atau tidak, lidah tampak kering atau kotor
7) Leher : untuk mengetahui lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan
trakea.
b. Dada dan axila
1) Mamae Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris,
adakah tumor atau tidak, areola hyperpigmentasi atau tidak, puting susu
menonjol atau tidak, kolostrum sudah ada atau tidak.
2) Untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak, atau nyeri tekan.
c. Ekstermitas: Untuk mengetahui refleks patela (+) atau (-), terdapat varises
dikaki atau tidak, ada udema atau tidak, dan akral biasanya dingin
3. Pemeriksaan Khusus Obsterti
Abdomen
a. Inspeksi Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran, ada luka
bekas operasi atau tidak, striae gravidarum, linea nigra, atau alba.
b. Palpasi
1) Kontaksi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan merupakan kontaksi tak
teratur rahim dan tanpa nyeri, kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta,
yang disebut kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus dalam masa
kehamilan .
2) Pemeriksaan Leopold
a) Leopold I
Tujuan :menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin yang terabadalam
fundus.
Cara :
1. Pasien dipersiapkan (tidur telentang, kaki ditekukan)
2. Perawat berada di sisi kanan pasien (berhadapan muka) memulai pemeriksaan
dengan meletakkan kedua telapak tangan di perut pasien bagian bawah lalu bergerak
menyusur kefundus uteri untuk menentukan TFU dan bagian apa yang terdapat di
fundus. Hasil pemeriksaan:
1. Bokong : tidak keras, lebar, tidak melenting
2. Kepala : keras, melenting pada saat goyang
3. Lintang : teraba bagian kecil janin

b) Leopold II
Tujuan :menentukan letak punggung janin dan bagian terkecil dari janin.
Cara :
1. Posisi sama seperti pemeriksaan leopold I
2. Melakukan pemeriksaan dengan meletakan satu tangan di salah satu sisi perut
pasien dan tangan yang lainnya menyusuri pada sisi yang berlawanan.
Hasil pemeriksan:
1. Letak punggung: permukaannya keras dan lebar dan jika menemukan tangan atau
kaki merupakan bagian terkecil dari bayi, jika punggung janin berada pada sisikanan
ibu, dikatakan punggung kanan pun sebaliknya punggung kiri.
2. Letak lintangakan teraba kepala

c) Leopold III
Tujuan Menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian bawah tersebut
terpegang (masuk PAP/belum)
Cara :
1. Posisinya masih samadengan pemeriksaan leopold I dan II
2. Melakukan pemeriksaan dengan meletakkan satu tangan (non dominan) dibagian
fundus dan tangan yang satunya meraba pada bagian simpisis sambal meminta pasien
untuk menarikana pas dalam.
Hasil pemeriksaan:
1. Presentasi kepala : kepala, keras, bulat
2. Bokong : lunak, tidak bulat
3. Lintang : simfisis pubis terasa kosong
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan
perasaan tak nyaman bagi pasien. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan. Di tentukan apa yang menjadi bagia terendah janin dan
ditentukan apakah sudah mengalami engagemen/belum

d) Leopold IV
Tujuan : menentukan seberapa besar bagian bawah janin masuk PAP.
Cara : Posisi ibu tidur terlentang dengan kaki diluruskan dan pemeriksan menghadap
kekaki ibu penderita untuk menentukan bagian terendah janin yang masuk PAP.
Hasil pemeriksaan:
1. Dikatakan divergen jika tangan melampaui lingkaran terbesar artinya sebagian
besar kepala janin sudah masuk PAP.
2. Dikatakan konvergen jika tangan pemeriksan belum melampaui lingkaran
terbesarnya artinya masih sebagian kecil kepala janin masuk PAP. Auskultasi
:stetoskop mononural, stetoskop kepala, doptone.

a. Auskultasi DJJ Terdengar detak jantung janin menujukan bahwa janin hidup,
dan tanda pasti kehamilan. Frekuensi DJJ janin 120-160x/menit
b. Perhitungan berat badan janin menggunakan rumus Johnson TFU dalam cm –
nx155 n=11 jika kepala belum masuk pintu atas panggul n=12 jika kepala bayi
sudah masuk pintu tas panggul
3. Ekstermitas : variseso edema, reflex patella
4. Genitalia : tanda chadwick (tanda kebiruan karena vaskularisasi yang meningkat.
(Fauziyah, n.d.)

DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, A. (n.d.). 8 Penerapan Aromaterapi Inhalasi..., Anis Fauziyyah, Fakultas Ilmu


Kesehatan UMP,2019. 8–33.

Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas.

Oktavina, S. M., Sulistyowati, A., Triestuning, E., & Annisa, F. (2020). Asuhan Keperawatan
Pada Ny. M Dengan Diagnosa Medis Persalinan Normal Di Ruang Vk Rsud Bangil
Pasuruan. http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/193/1/KTI VINA .pdf

Oliver, J. (2019). Prsalinan. Hilos Tensados, 1, 1–476.

Suharti. (2011). Konsep Persalinan.

Zuhriani. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny “R” Gestasi 39 Minggu 6
Hari Dengan Asuhan Persalinan Normal Di Puskesmas Jumpandang Baru Tahun 2017.
Jurnal Kebidanan, 1(1), 223.

Anda mungkin juga menyukai