LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Menstruasi merupakan pendarahan secara periodik dan siklis dari uterus yang disertai
yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofisis, ovarium
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Definisi remaja sendiri
dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu secara kronologis, remaja adalah individu yang
berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun. Secara fisik, remaja ditandai dengan adanya
perubahan ukuran dan penampilan fisik dan adanya kemampuan bereproduksi, dan secara
psikologis, remaja mengalami perubahan pada kognitif, mental, sosial dan moral (Vellyza,
2019).
kinerja yaiu mengalami mual, muntah, dan diare. Masih banyak wanita yang menganggap
nyeri haid sebagai hal yang biasa, mereka beranggapan 1-2 hari sakitnya akan hilang. Secara
umum penanganan nyeri dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan
farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis nyeri dapat ditangani dengan
terapi analgesik yang merupakan metode paling umum digunakan untuk menghilangkan
nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, namun penggunaan
analgesik akan berdampak ketagihan dan akan memberikan efek samping obat yang
berbahaya bagi pasien. Secara non farmakologik antara lain kompres hangat, teknik relaksasi
Cara alternatif pertama yaitu menggunakan kompres air hangat. Kompres air hangat
adalah pengompresan dengan menggunakan buli-buli panas yang mana secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh Sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah sirkulasi menjadi lancar dan akan menjadi
ketegangan otot, sesudah otot miometrium rilek, rasa nyeri yang dirasakan berangsur-angsur
Cara alternatif kedua yaitu menggunakan teknik relaksasi pernafasan. Teknik relaksasi
penderita bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana memghembuskan nafas dalam secara perlahan untuk merilekskan
Penanganan dismenore sangat penting dilakukan, terutama pada usia remaja putri, karena
bila tidak ditangani akan berpengaruh pada aktivitas remaja itu sendiri. Banyak remaja putri
yang belum mengetahui tentang penangan dismenore. Sehigga menimbulkan masalah bagi
remaja putri tersebut. Salah satu upaya cara terbaik untuk mengurangi nyeri secara alami
seperti istirahat yang cukup, olah raga yang teratur (terutama berjalan), pemijatan, dan
pengompresan dengan air hangat di daerah perut dan diatur posisi (Rahmalia, 2016).
Prevalansi dismenore sangat tinggi dan setidaknya 50% remaja putri mengalami
dismenore sepanjang tahun reproduktif. Kebanyakan remaja putri mengalami nyeri saat haid
hingga mengganggu aktivitas. Namun kebanyakan remaja putri membiarkan nyeri haid
tersebut dan menggunakan terapi farmakologis untuk mengurangi nyeri saat dirasakan.
Padahal banyak terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid
yaitu terapi relaksasi pernafasan dan terapi kompres air hangat. Kedua penanganan terapi non
efektivitas kedua cara tersebut dalam menangani dismenore primer. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah “Adakah perbedaan pengaruh terapi
relaksasi pernafasan dan terapi kompres air hangat dalam menurunkan dismenore di Mdrasah
Aliyah Al-Ittihad tawangsari?”
mengetahui perbedaan pengaruh terapi relaksasi pernafasan dan kompres air hangat
kabupaten mojokerto.
2. mengetahui nyeri dismenore primer yang dirasakan remaja putri sebelum dan
3. mengetahui nyeri dismenore primer yang dirasakan remaja putri sebelum dan
Penelitian ini dapat menjadikan terapi relaksasi pernafasan dan terapi kompres air
hangat sebagai terapi non farmakologis untuk mengatasi nyeri dismenore primer
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan remaja putri mengenai
terapi non farmakologis untuk mengatasi nyeri dismenore primer dan dapat
relaksasi pernafasan dan kompres air hangat pada remaja putri yang mengalami
dismenore primer.