Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI KEBAHASAAN PRESIDEN JOKOWI

DALAM MENANAMKAN IDEOLOGI DAN MANIFESTO PEMERINTAHAN

Rangga Asmara
FKIP Universitas Tidar
email: asmara@untidar.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi kebahasaan Presiden Jokowi dalam
menanamkan ideologi dan manifesto pemerintahan.Penelitian menggunakan analisis
wacana kritis model van Dijk. Sumber data penelitian adalah teks pidato Presiden Jokowi
berjudul Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi. Pengumpulan data menggunakan
analisis dokumen dengan menelusuri struktur mikro dan makro. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat empat strategi kebahasaan, yaitu strategi leksikon, stilistika,
pronomina, dan sintaksis. Pada strategi leksikon dan stilistika ditemukan kosakata yang
bervisi kelautan dan kerja sehingga membedakannya dengan presiden sebelumnya dan
mencitrakan diri sebagai penjelmaan Soekarno. Pada strategi pronomina, Jokowi berusaha
mengacaukan struktur dan mengaburkan makna pronomina: saya, kami, kita, dan rakyat
sehingga mem­bangkitkan kemenyatuan. Pada strategi sintaksis digunakan kalimat positif
dan negatif untuk menokohkan diri (glorifikasi).

Kata kunci: strategi kebahasaan, ideologi, dan manifesto pemerintahan

PRESIDENT JOKOWI’S LANGUAGE STRATEGIES


IN INCULCATING THE IDEOLOGY AND GOVERNMENT’S MANIFESTO

Abstract
This study aims to describe President Jokowi’s language strategies in inculcating the
ideology and government’s manifesto. It employed van Dijk’s critical discourse analysis
model. The data source was Jokowi’s speech text entitled Di Bawah Kehendak Rakyat dan
Konstitusi. The data were collected using document analysis by tracing micro- and macro-
structures. The findings show that there are four language strategies, i.e. lexical, stylistic,
pronominal, and syntactic strategies. In the lexical and stylistic strategies, there are some
words referring to marine and work, distinguishing Jokowi from the former presidents and
creating his image as the incarnation of President Soekarno. In the pronominal strategy,
Jokowi tries to turn the structure upside down and to blur the meanings of the pronouns
saya, kami, kita, and rakyat in order to stimulate the unity. In the syntactic strategy, he
uses both positive and negative sentences for his glorification.

Keywords: language strategies, President Jokowi, ideology, government’s manifesto

PENDAHULUAN (2009:17) menyebut berbagai piranti ke-


Bahasa memiliki arti yang penting bahasaan dimanfaatkan untuk meraih
dalam dunia politik. Bahasa menjadi simpati, menarik perhatian, dan mem-
media yang ampuh untuk menanamkan buat persepsi terhadap suatu masalah,
ideologi, merebut atau mendapatkan, mengendalikan pikiran, perilaku serta
serta mempertahankan kekuasaan (Asror, nilai yang dianut khalayak.
2015:48). Lebih lanjut Suliastianingsih

379
380

Bahasa berfungsi sebagai sarana da- Pidato kenegaraan perdana Presiden


lam melakukan kontrol ideologis dan Jokowi menarik untuk dicermati dan dika-
kontrol kekuasaan (Haryatmoko, 2010). ji secara mendalam dari sudut pandang
Proses-proses penanaman ideologis dan pendekatan formal, sosiologis-empiris,
pengontrolan kekuasaan memerlukan dan kritis. Sebagaimana halnya Baryadi
bahasa sebagai alat ekspresi. Salah satu (2015:4) membagi pendekatan dalam
alat ekspresi yang sering digunakan un- analisis wacana ke dalam (1) pendekatan
tuk meneguhkan ideologi adalah melalui formal, (2) pendekatan fungsional, dan (3)
pidato politik atau pidato kenegaraan. pendekatan kritis.
Pidato merupakan bentuk penggalan- Pendekatan formal memahami wa-
gan kekuasaan melalui media massa den- cana sebagai tataran kebahasaan yang
gan memanfaatkan fitur-fitur linguis-tik. lebih tinggi dari kalimat (Baryadi, 2015:5).
Melalui pidato di media massa, politisi Pendekatan formal mengkaji wacana
berusaha membujuk masyarakat dengan dari segi jenis, struktur, dan hubungan
persuasinya. Pidato politisi juga merupa- bagian-bagiannya. Pendekatan fungsional
kan sarana yang bertujuan membentuk memahami wacana sebagai peristiwa tu-
persepsi dan meraih simpati publik. tur yang terikat konteks situasi (Baryadi,
Thomas dan Wereing (2007:52-53) menge- 2015:9). Pendekatan ini mengkaji wacana
mukakan bahwa penggalangan kekuasaan dalam kaitannya dengan konteks situasi
dan penegakan terhadap keyakinan-keya- secara pragmatis. Pendekatan kritis me-
kinan politik dapat dilalakuan dengan nempatkan wacana sebagai power (Bar-
dua cara, yakni (1) mencari kekuasaan yadi, 2015:7). Wacana dipandang sebagai
lewat kekerasan, dan (2) membujuk orang sebuah cerminan dari relasi kekuasaan
untuk patuh secara sukarela. dalam masyarakat (Renkema, 2004:282).
Jupriono (2010) menegaskan pidato Pendekatan kritis (CDA) memahami
sebagai sebuah teks adalah satu sistem wacana (lisan maupun tertulis) sebagai
tanda tergorganisasi yang merefleksikan bentuk praktik sosial (Wodak, 2006;
sikap, keyakinan, dan nilai-nilai tertentu. Renkema, 2004). Seseorang memiliki tu-
Setiap pesan dalam pidato memiliki dua juan berwacana, termasuk menjalankan
tingkatan makna, yaitu makna yang dike- kekuasaan.
mukakan secara eksplisit di permukaan Wacana dalam pidato termasuk pidato
dan makna yang dikemukakan secara kenegaraan atau pidato politik sangat
implisit di balik pidato (Kusrianti, 2004:1). identik dengan muatan kekuasaan. Pem-
Sebagaimana pidato kenegaraan perdana baca atau pemirsa menjadi pihak yang
presiden-presiden sebelumnya, pidato terdominasi oleh pihak yang sedang ber-
perdana Presiden Jokowi pada tanggal 20 orasi. Mereka dengan mudah dikontrol
Oktober 2014 di muka sidang paripurna secara ideologis dan bahkan diarahkan
mengandung daya pikat dan daya penga- untuk melakukan tindakan tertentu.
ruh yang tinggi dan dapat menggiring Praktik demikian merupakan bentuk
masyarakat luas mengambil keputusan praktik pendominasian melalui bahasa.
atau tindakan yang sesuai dengan mani- Pierre Bourdieu (Haryatmoko, 2003:5)
festo pemerintahan yang ingin dia usung menyebut praktik ini sebagai determinan
dalam menjalankan pemerintahannya kultural-ideologis. Sebuah bentuk praktik
lima tahun ke depan. Kemasan isi pi- dominasi dari kelas yang berkuasa mela-
dato politik dan pidato kenegaraan selalu lui kooptasi institusional dan manipulasi
dibuat untuk membuat citra tokoh yang sistemis atas teks dan penafsirannya.
menyampaikannya sebagai penyambung Pendominasian pada dasarnya men-
lidah rakyat. cakup bagaimana seseorang, kelompok,

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


381

tindakan, kegiatan ditampilkan dalam pemerintahan yang dieksplisitkan pada


teks. Pendominasian dapat dilihat dari profil kebahasaan pidato Jokowi dan (2)
dua hal, yakni (1) peran dan posisi aktor  interpretasi kritis atas fakta-fakta yang
dan (2) gagasan yang ditampilkan dengan diimplisitkan dalam pidato Jokowi.
menggunakan kata, kalimat, dan wacana
yang dirangkai untuk membangun tujuan METODE
tertentu. Eriyanto (2012:53) mengklasi- Dalam penelitian ini digunakan me-
fikasi tiga aspek pendominasian, yakni tode penelitian linguistik dengan model
(1) isi, yaitu hal-hal yang diucapkan atau analisis wacana kritis Teun A. van Dijk.
dilakukan, (2) relasi, yaitu hubungan Van Dijk membangun suatu model yang
sosial yang dimasukkan dalam wacana, mengintegrasi secara bersama-sama anali-
dan (3) subjek atau posisi yang ditempati sis wacana yang didasarkan pada fitur-
seseorang. fitur linguistik melalui pemikiran sosial,
Sebagai salah satu bentuk praktik so- politik, dan secara umum diintegrasikan
sial, pidato perdana Jokowi bukan hanya pada perubahan sosial. Oleh karena itu,
dipandang dari persoalan linguistik, analisis harus dipusatkan pada bagaima-
tetapi ekspresi ideologi untuk memben- na bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari
tuk pendapat umum mengenai identitas relasi sosial dan konteks sosial tertentu
atau citra dirinya. Jokowi bukan politikus (Eriyanto, 2012:286).
yang pandai bicara. Gaya pidato Jokowi, Metode analisis dokumen sengaja di-
meskipun tertulis dan dibacakan, tetaplah pilih dalam kajian ini. Data yang dianali-
terasa lisan. Spontanitasnya mencermin- sis bersumber dari wacana teks pidato
kan kepribadian seorang yang tumbuh perdana Presiden Jokowi yang berjudul
dari bawah. Gaya Jokowi ini memang ”Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konsti-
berbeda dengan para presiden Indonesia tusi”. Data ini dibangun dari 17 paragraf.
sebelumnya, meski wujud formal teks Instrumen riset yang dipakai adalah hu-
pidatonya banyak menyitir konsepsi man instrument, yakni kecermatan dan
dan retorika presiden pertama Indonesia kepekaan penulis dalam menangkap dan
Soekarno. membedah data.
Untuk dapat merebut simpati dan me- Teknik analisis data dalam penelitian
nanamkan ideologi, Jokowi memainkan ini menggunakan model analisis van Dijk.
strategi dan metode berpidato yang Analisis disisir dari elemen struktur mikro
berbeda dengan gaya presiden-presiden dan struktur makro. Secara formal struk-
sebelumnya untuk memasarkan manifes- tur mikro dikonsentrasikan pada analisis
to pemerintahannya. Bahasa tidak dapat leksikal dan gramatikal, sedangkan anali-
dipandang sebagai entitas yang netral, sis struktur makro berfokus pada proses
tetapi memiliki ideologi yang membawa produksi dan pemaknaan dari sudut
muatan kekuasaan tertentu (Jufri, 2005:1). pandang ideologi dan kekuasaan.
Ideologi dan kekuasaan tercermin dalam Data dianalisis dengan mengikuti
pemakaian kosakata, kalimat, dan struk- langkah-langkah sebagai berikut. Per-
tur wacana. Dalam konteks pidato politik tama, mengklasifikasi data kebahasaan
atau pidato kenegaraan, fitur-fitur bahasa yang memuat praktik diskursif sehingga
tersebut dijadikan sebagai sarana untuk dapat dirumuskan strategi kebahasaan-
menanamkan ideologi dan menifesto, nya. Kedua, menginterpretasi kritis
merebut simpati, serta meneguhkan ke- atas maksud/motif terselubung di balik
kuasaan. strategi kebahasaan yang digunakan
Berdasarkan paparan tersebut, kajian Jokowi berdasarkan konteks situasi dan
ini dibatasi pada (1) eksplorasi strategi latar wacana yang relevan.
menanamkan ideologi dan manifesto

Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan
382

HASIL DAN PEMBAHASAN Karno tentang kemandirian politik,


Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi ekonomi, berkepribadian di bidang
dalam Menanamkan Ideologi dan Mani- kebudayaan. Lebih jauh, ditemukan be-
festo Pemerintahan berapa kosakata yang bervisi kelautan
Strategi kebahasaan Jokowi dalam me- dan kerja untuk mendukung manifesto
nanamkan ideologi dan menifesto peme- pemerintahannya lima tahun ke depan.
rintahan dilakukan dengan memanfaatkan Leksikon bervisi kelautan dan kerja yang
aspek-aspek formal teks pidatonya yang didayagunakan oleh Jokowi yakni jales-
berjudul Di Bawah Kehendak Rakyat dan veva jayamahe, cakrawarti samudera, kerja,
Konstitusi. Dalam teks pidatonya, Jokowi kerja, dan kerja, serta nelayan sebagaimana
menonjolkan struktur mikrowacana pada tampak pada kutipan berikut.
level leksikal dan gramatikal. Pada kedua Kini saatnya kita mengembalikan semua-
level tersebut diinterpretasi secara kritis nya sehingga Jalesveva Jayamahe, di
fakta-fakta yang diimplisitkan dari proses laut justru kita jaya, sebagai semboyan
produksi dan ideologinya. Pada level lek- nenek moyang kita di masa lalu, bisa
sikal digunakan strategi (1) leksikon, (2) kembali membahana.
stilistika, dan (3) pronomina sedangkan
pada level gramatikal digunakan strategi Jalesveva jayamahe adalah motto TNI
sintaksis. Angkatan Laut yang berasal dari bahasa
Sansekerta dan dapat dimaknai “di laut
Strategi Leksikon kita jaya”. Secara ideologis, Jokowi beru-
Dalam upaya merebut dukungan dan saha menunjukkan inisiatif dan keinginan
simpati publik, Presiden Jokowi meng- yang kuat untuk meraih kembali kejayaan
gunakan strategi leksikon. Strategi ini maritim dan menjadikannya seperti sem-
mengekspos kosakata yang memiliki boyan nenek moyang. Selama ini dapat
referen kemaritiman. Pemilihan ini di- dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah
dasarkan pada ekspos fakta sejarah masa “masyarakat bahari yang lupa daratan”,
lalu sebagai komponen latar (setting) karena sudah jauh dari jati dirinya sendiri
pidato. Selain itu, dia berusaha teguh sebagai bangsa yang besar dengan potensi
pada patron kepemimpinannya yang lautnya. Justru letak geografis kepulauan
identik dengan blusukan, namun dike- itu bukan menjadi pendukung tetapi men-
mas dengan diksi yang lebih positif yaitu jadi beban dalam pengelolaan negara.
kerja, kerja, dan kerja. Klasifikasi tersebut Dalam pidatonya, Joko Widodo seba-
bertujuan memberikan ciri atas diri yang gai presiden mengajak segenap elemen
dapat membedakannya dengan presiden bangsa untuk memiliki kesadaran mari-
sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono tim. Dalam kesempatan tersebut juga
(SBY) dan mencitrakan diri sebagai pen- mengatakan secara lantang “Jalesveva
jelmaan dari Bung Karno berdasarkan Jayamahe”, menegaskan kembali bahwa
proses pemunculannya dan ideologi yang pengelolaan maritim adalah fokus uta-
ada di baliknya. manya dalam menjalankan pemerintahan
Ideologi tersebut tampak dari awal lima tahun ke depan.
mula pidato Jokowi yang menghentak Mengakhiri pidato ini, saya mengajak
publik dengan beberapa konsepsi dan saudara-saudara sebangsa dan setanah
retorika Bung Karno. Di bagian pembu- air untuk mengingat satu hal yang per-
kaan, Jokowi langsung mengutip tiga nah disampaikan oleh Presiden Pertama
butir konsep Bung Karno tentang trisakti. Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa
Sangat terasa bahwa Jokowi berusaha untuk membangun Indonesia menjadi
menghidupkan kembali konsepsi Bung negara besar, negara kuat, negara mak-

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


383

mur, negara damai, kita harus memiliki Jokowi melakukan repetisi leksikon
jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut kerja sebanyak 16 kali di dalam pidatonya.
yang berani mengarungi gelombang dan Pengulangan kata kerja menunjukkan
hempasan ombak yang menggulung. bahwa kata-kata tersebut mendapatkan
penekanan dan diinterpretasi sebagai
Jokowi dalam pidatonya menyitir langgam pemerintahannya lima tahun
kembali pernyataan Presiden Soekarno ke depan. Dari sudut pandang kritis,
pada saat meresmikan Institut Angkatan persuasi untuk kerja, kerja, dan kerja
Laut tahun 1953 bahwa bangsa Indonesia ditujukan kepada pemerintah baik pusat
harus berupaya bukan sekadar men- maupun daerah untuk tidak hanya seka-
jadi jongos-jongos di kapal melainkan dar duduk di belakang meja menunggu
bangsa pelaut dalam arti kata cakrawati laporan bawahan, namun betul-betul tu-
samudera. Cakrawati samudera adalah run dalam istilah Jokowi blusukan, untuk
sebuah bangsa yang mempunyai armada memerikan masalah dan merumuskan
niaga, armada militer, dan bangsa yang solusi berdasarkan masalah empiris di
kesibukannya di laut menandingi irama lapangan.
gelombang lautan. Saat itu, Bung Karno Melalui persuasi untuk kerja, kerja,
mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk dan kerja, tampak jelas Jokowi berupaya
mengisi kemerdekaan dengan kembali menunjukkan watak dan kredibitas yang
menjadi bangsa pelaut dalam arti yang dimiliki. Sebagaimana Keraf (2004:121)
seluas-luasnya. menjelaskan bahwa persuasi akan ber-
Korelasi dari apa yang disampaikan langsung sesuai harapan, jika penerima
oleh Bung Karno dengan pidato Jokowi informasi telah mengenal pemberi in-
terlihat jelas sebagai bentuk dorongan formasi sebagai orang yang berwatak
untuk menyadari pentingnya budaya baik. Oleh karena itu, Jokowi berupaya
bahari Indonesia. Negara yang kaya akan membangun realitas subjektif atas dirinya
hasil laut, tetapi banyak kekayaan lautnya sebagai penggagas blusukan.
dinikmati oleh bangsa lain baik secara Bentuk leksikal bekerja, bekerja, dan
legal maupun ilegal sehingga tidak mem- bekerja menduplikasi gaya Bung Karno
beri kontribusi nyata bagi kemakmuran yang suka mengulang beberapa kata
Indonesia. Benar kiranya, dalam 10 bulan atau frase sebagai penekanan. Strategi ini
memerintah, Jokowi betul-betul tunduk merupakan bagian untuk memeriksa apa
pada amanat pidato perdananya tersebut. yang ditekankan atau ditonjolkan (yang
Sudah puluhan kapal asing ditenggelam- berarti dianggap penting) oleh seseorang
kan karena pencurian ikan. Bahkan, kapal yang dapat diamati dari teks (Sobur,
lokal yang mencari ikan dengan bahan 2006: 83-84). Gaya retorika lisan inilah
berbahaya pun turut ditenggelamkan. yang membuat pidato Jokowi dianggap
Kebijakan ini menjadi bukti keseriusan sebagai representasi Bung Karno, bahkan
manifesto kelautan Presiden Jokowi. sebagian masyarakat menjuluki Jokowi
Lima tahun ke depan menjadi momentum sebagai “Soekarno kecil”. Strategi mena-
pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. namkan ideologi semacam ini mengabur-
Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja kan kelemahan Jokowi dalam berorasi
adalah yang utama. karena seolah-olah Jokowi telah diasosiasi
sebagai Soekarno.
Inilah, momen sejarah bagi kita semua Kepada para nelayan, buruh, petani,
untuk bergerak bersama untuk bekerja, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir,
bekerja, dan bekerja. akademisi, guru, TNI, POLRI, pengusaha
dan kalangan profesional, saya menyeru-

Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan
384

kan untuk bekerja keras, bahu membahu, Keberadaan nelayan akan sangat me-
bergotong royong. Inilah, momen sejarah nentukan kemampuan produksi perikan-
bagi kita semua untuk bergerak bersama an negara Indonesia, sementara karena
untuk bekerja, bekerja, dan bekerja. tekanan ekonomi seperti penjelasan di
atas mendorong banyaknya nelayan ber-
Ideologi dalam pidato yang disam- pindah profesi yang termasuk mendorong
paikan oleh Jokowi menunjukkan posisi terjadinya urbanisasi masyarakat pesisir
strategis nelayan sebagai salah aktor uta- ke kota besar. Hal lain yang berdampak
ma dalam mewujudkan Indonesia sebagai negatif terhadap nelayan adalah perusa-
negara yang kuat. Penyebutan pertama kan lingkungan serta praktik privatisasi
kali untuk nelayan di antara beberapa pro- lahan di wilayah pesisir. Perusakan ling-
fesi yang ada, mencerminkan manifesto kungan akan menyebabkan terganggunya
pemerintahan presiden Indonesia yang ekosistem sehingga hasil produksi peri-
ketujuh ini bahwa penting untuk memacu kanan menurun. Privatisasi atau peng-
dan memberikan perhatian khusus ke- kaplingan lahan di pesisir menyangkut
pada nelayan. kebutuhan tempat tinggal serta lahan
Penguatan posisi strategis ini berbeda alternatif bagi keluarga nelayan untuk
jauh dengan yang selama ini telah ada. bercocok tanam atau membudidaya ikan
Nelayan terutama nelayan tradisional saat harus bertahan pada masa panceklik
terkesan hanya seperti pemeran figuran atau kondisi dimana tangkapan dari laut
bahkan penonton dalam pembangunan berkurang atau bahkan tidak ada. Jokowi
bangsa dan negara. Terbukti dari kenya- dalam pidatonya memberikan harapan
taan yang ada saat ini. Nelayan sebagian besar untuk menempatkan posisi nelayan
besar berada di bawah garis kemiskinan. sebagai inti pembangunanan Indonesia
Selain nelayan penangkap ikan, juga dan menjadi “poros maritim dunia”.
pembudidaya seperti petambak ikan yang
belum mendapat prioritas peran dalam Strategi Stilistika
pembangunan nasional. Pusat perhatian stilistika adalah style,
Akses permodalan yang sulit serta yaitu cara yang digunakan seseorang
peningkatan SDM yang lemah turut pembicara atau penulis untuk menyata-
dirasakan oleh nelayan. Pengembangan kan maksudmya dengan menggunakan
infrastruktur pendidikan yang minim di bahasa sebagai sarana. Dengan demikian,
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil style dapat diterjemahkan sebagai gaya ba-
menjadi salah satu pemicunya. Di sisi hasa (Ratna, 2009:167). Selanjutnya, gaya
lain jaminan kesejahteraan dan perlin- bahasa merupakan cara memanipulasi
dungan bagi nelayan kecil masih jauh unsur-unsur dan kaidah-kaidah bahasa
dari harapan. Data Badan Pusat Statistik untuk memberikan efek tertentu. Dalam
(BPS) tahun 2014 menunjukkan jumlah ne- konteks ini, Jokowi menggunakan gaya
layan di Indonesia mencapai 37 juta jiwa, bahasa sebagai sarana estetika. Gaya
70% dari total tersebut di bawah ambang bahasa yang didayagunakan Jokowi da-
kemiskinan serta hidup dari hutang ke lam pidatonya berbentuk metafora dan
hutang. Salah satu penyebabnya adalah analogi. Dalam gaya bahasanya, kembali
kelangkaan BBM. Nelayan sulit untuk ditemukan leksikon bervisi kelautan dan
membeli BBM jenis solar sesuai dengan kerja. Strategi ini tampaknya digunakan
harga eceran yang ditetapkan pemerintah. untuk mempertegas manifesto pemerin-
Ke depan, persoalan rencana kenaikan tahannya lima tahun ke depan. Gaya
harga BBM tentu juga perlu mempertim- bahasa metafora dan analogi yang bervisi
bangkan hal tersebut. kelautan dan kerja ini tampak pada pilih-

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


385

an kata memunggungi laut dan nahkoda dan untuk bergotong royong dan mengambil
kapal. peran masing-masing agar tercapailah tu-
juan bersama yaitu menjadikan Indonesia
Kita harus bekerja dengan sekeras-keras- sebagai negara yang besar, negara yang
nya untuk mengembalikan Indonesia seba- kuat, dan negara yang damai.
gai negara maritim. Samudra, laut, selat
dan teluk adalah masa depan peradaban Strategi Pronomina
kita. Kita telah terlalu lama memung- Jokowi mempraktikan strategi per-
gungi laut, memunggungi samudra, mainan pronomina. Permainan pronomi-
memunggungi selat dan teluk. na dilakukan untuk mengacaukan subjek
dan objek sebuah kalimat sehingga pen-
Jokowi mendayagunakan metafora me- dengar rancu. Permainan ini dapat di-
munggungi laut, memunggungi samudra, gunakan untuk menokohkan seseorang
memunggungi selat, dan memunggungi teluk (glorifikasi) atau menuai simpati. Dalam
dalam pidatonya untuk mengingatkan be- wacana pencitraannya, Jokowi berusaha
tapa pembangunan Indonesia selama be- mengaburkan makna kata saya, kami, kita,
berapa dekade terakhir terlalu bertumpu dan rakyat dengan cara mengguna­kannya
pada daratan. Padahal secara geografis, secara bergantian seolah-olah bersinonim.
wilayah lautan Indonesia jauh lebih luas Empat kata yang maknanya jauh berbeda
(73 persen) daripada luas daratan yang itu dipertukarkan sehingga seolah-olah
hanya 27 persen. Namun, Jokowi mung- sama. Dengan cara itu, Jokowi berupaya
kin lupa bahwa keempat bagian berair mengajak pembaca agar dapat merasakan
dari konsep tanah air itu juga ada su- perasaannya. Jika berhasil, pengaburan
ngai. Orang dari negeri seribu sungai bisa ini akan membuat persoalan yang meru-
mengembangkan ungkapan itu bahwa pakan persoalan individu ini, seolah-oleh
kita selama ini juga terlalu lama memung- menjadi persoalan publik.
gungi sungai. Dalam kajian pragmatik, kata kita me-
rupakan bentuk inklusif atau gabungan
Sebagai nakhoda yang dipercaya oleh antara persona pertama (aku, daku, saya)
rakyat, saya mengajak semua warga bang- dan kedua (kamu, kau, dikau). Secara seder-
sa untuk naik ke atas kapal Republik hana, kita berarti saya dan anda atau kami
Indonesia dan berlayar bersama menuju dan anda. Jufri (2005:35) mengemukakan
Indonesia Raya. Kita akan kembangkan bahwa kata ganti (pronomina) merupakan
layar yang kuat. Kita akan hadapi semua aspek yang dapat dimanipulasi dengan
badai dan gelombang samudera dengan pilihan bahasa untuk menciptakan makna
kekuatan kita sendiri. imajinatif. Kata ganti saya dan kami digu-
nakan untuk mengambarkan sikap resmi
Jokowi juga menganalogikan dirinya komunikator semata-mata. Kata ganti kita
sebagai nahkoda yang dipercaya oleh merupakan representasi dan wujud sikap
rakyat Indonesia. Ada kapal tanpa nakoda bersama dalam satu komunitas. Potensi
maka kapal tidak akan menentu arahnya kata kita telah disadari Jokowi dapat mem-
dan dapat terombang-ambing oleh gelom- bangkitkan sensasi kemenyatuan. Pada
bang laut. Negara Indonesia ibarat sebuah pilpres lalu Jokowi memanfaatkan potensi
kapal yang berlayar menuju tanah hara- kata kita dengan sangat baik pada tagline
pan. Seorang nahkoda adalah pemegang iklannya, “Jokowi adalah kita”. Oleh
kekuasaan dan pengendali pada suatu karena itulah, kata ini banyak digunakan
kapal. Ajakan yang disampaikan melalui sebagai sarana pencitraan.
analogi tersebut kembali kepada maksud

Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan
386

Strategi Sintaksis den, Wakil Presiden ataupun jajaran


Fairclough (2003:138) mengemukakan Pemerintahan yang saya pimpin,
bahwa ketika seseorang ingin menuang- tetapi membutuhkan topangan ke-
kan sesuatu yang ada dalam realitas atau kuatan kolektif yang merupakan
sesuatu yang hanya ada dalam imajinasi, kesatuan seluruh bangsa.
seseorang itu kerap memilih pilihan yang
berbeda pada proses gramatikanya. Re- Muatan ideologis yang diekspresikan
presentasi ideologis Jokowi yang menci- melalui kalimat positif nomor (1) ber-
trakan manifesto pemerintahannya lima makna gamblang, tegas, dan lugas. Subjek
tahun ke depan dituangkan dalam dua pemerintahan yang saya pimpin memiliki
bentuk yakni kalimat positif dan kalimat referen yang kuat dengan isi pidato bahwa
negatif. Jokowi tidak bisa membangun Indonesia
Sebagaimana Sultan (2009) menye- sendirian.
but baik kalimat positif maupun kalimat Kerja besar membangun bangsa tidak
negatif dapat digunakan untuk mengek- mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden,
presikan ideologi tertentu untuk menuai Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerin-
simpati dan pada ujungnya menokohkan tahan yang saya pimpin, tetapi membu-
seseorang (glorifikasi). Berikut contoh tuhkan topangan kekuatan kolektif yang
kalimat positif dan negatif dalam pidato merupakan kesatuan seluruh bangsa.
perdana Jokowi yang memiliki muatan
ideologis. Penggunaan klausa persuasif merasa-
(1) Pemerintahan yang saya pimpin kan kehadiran pelayanan pemerintahan akan
akan bekerja untuk memastikan setiap membentuk keyakinan subjektif khalayak.
rakyat di seluruh pelosok tanah air, Klausa tersebut menarik minat khalayak
merasakan kehadiran pelayanan untuk meyakini keyakinan politik Jokowi.
pemerintahan. Saya juga mengajak Sebagaimana Haryatmoko (2010) meng-
seluruh lembaga negara untuk bekerja ungkapkan pemakaian istilah, kata, kali-
dengan semangat yang sama dalam mat tertentu pada akhirnya dapat menga-
menjalankan tugas dan fungsinya rahkan khalayak pada pikiran dan perasa-
masing-masing. an tertentu, bahkan dapat mempengaruhi
(2) Pada kesempatan yang bersejarah ini, perilakunya. Klausa persuasif dipilih
perkenankan saya, atas nama pribadi, Jokowi untuk menekankan sikap politik
atas nama Wakil Presiden Muham- dan pendapat, mengumpulkan dukung-
mad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa an, memanipulasi opini publik, meng-
Indonesia menyampaikan terima konstruksi kesadaran politik publik atau
kasih dan penghargaan kepada legitimasi kekuatan politik.
Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yud- Begitu pun pilihan retorika dalam ka-
hoyono dan Bapak Prof. Dr. Boediono limat nomor (2) digunakan Jokowi untuk
yang telah memimpin penyelengga- untuk menghindari konfrontasi dengan
raan pemerintahan selama lima tahun presiden sebelumnya yaitu SBY. Jokowi
terakhir. tidak mengambil posisi konfrontatif demi
(3) Kita tidak akan pernah besar jika pencitraan kesantunan dan rasa hormat
terjebak dalam keterbelahan dan kepada pendahulunya. Hal itu terlihat
keterpecahan. Dan, kita tidak per- dari ekspresi ketidaktegasan tuturannya
nah betul-betul merdeka tanpa kerja dalam menyebut prestasi era pemerintah-
keras. an SBY. Strategi ini digunakan Jokowi un-
(4) Kerja besar membangun bangsa tidak tuk tetap menjaga citra di mata khalayak
mungkin dilakukan sendiri oleh Presi- dan juga upaya menghindari persoalan

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


387

dualistik Megawati dan SBY. Jupriono Dalam upaya menanamkan ideologi


(2010) menganggap bahwa ekspos fakta dan manifesto pemerintahan, Presiden
sejarah masa lalu adalah komponen latar Jokowi menggunakan strategi kosakata
(setting) pidato. Karena pidato kenegaraan dan stilistika yang memiliki yang referen
merupakan bentuk wacana, ekspos fakta kemaritiman dan kerja. Selain itu, dia beru-
sejarah ini dianggap sebagai latar wacana saha teguh pada patron kepemimpinan­
(discourse setting). nya yang identik dengan blusukan, namun
Sebagaimana presiden-presiden sebe- dikemas dengan diksi yang lebih positif
lumnya, dalam isi pidato kenegaraannya, yaitu kerja, kerja, dan kerja. Strategi terse-
Jokowi tidak lupa berterima kasih dan but bertujuan untuk memberikan ciri atas
memberi penghargaan kepada SBY dan diri yang dapat membedakannya dengan
Boediono yang telah memimpin pemer- presiden sebelumnya dan mencitrakan
intahan selama lima tahun terakhir tanpa diri sebagai penjelmaan dari Soekarno.
menyebut prestasi pemerintahan era SBY. Strategi pronomina dilakukan dengan
Secara eksplisit, strategi ini digunakan mengacaukan subjek dan objek sebuah ka-
untuk menghargai dan berterima kasih limat sehingga pendengar rancu. Jokowi
kepada jasa pemerintahan sebelumnya berusaha mengaburkan makna pronomi-
dan secara implisit untuk memperkuat na saya, kami, kita, dan rakyat dengan cara
konsolidasi guna membangun status quo. menggunakannya secara bergantian
Jokowi juga mengekspresikan penci- seolah-olah bersinonim. Dengan cara
traan diri secara implisit melalui kalimat itu, Jokowi berupaya mengajak pembaca
negatif nomor (3) dan (4) dengan meng- agar dapat merasakan perasaannya. Jika
gunakan negasi tidak. Bahkan kalimat berhasil, pengaburan ini akan membuat
nomor (3) menggunakan negasi ganda persoalan yang merupakan persoalan
untuk mengekspresikan secara tidak lang- individu ini, seolah-oleh menjadi perso-
sung pencitraannya. Penggunaan negasi alan publik. Potensi penggunaan strategi
ganda tersebut dilakukan untuk memberi pronomina telah disadari Jokowi dapat
penegasan bahwa dia betul-betul tidak membangkitkan sensasi kemenyatuan.
bisa bekerja sendiri tanpa kerja keras dan Strategi sintaksis tampak dari peng-
gotong royong rakyatnya. gunaan kalimat positif dan negatif. Dalam
klausa persuasifnya, Jokowi berusaha
SIMPULAN membentuk keyakinan subjektif kha-
Strategi kebahasaan Presiden Jokowi layak, mengumpulkan dukungan, me-
dalam menanamkan ideologi dan menifes- manipulasi opini publik, mengkonstruksi
to pemerintahan dilakukan dengan me- kesadaran politik publik atau legitimasi
manfaatkan aspek-aspek formal teks kekuatan politik dan untuk menghindari
pidatonya yang berjudul Di Bawah Ke- konfrontasi dengan presiden sebelumnya
hendak Rakyat dan Konstitusi. Dalam teks yaitu SBY. Jokowi tidak mengambil posisi
pidatonya, Jokowi menonjolkan struktur konfrontatif demi pencitraan kesantunan
mikrowacana pada level leksikal dan dan rasa hormat kepada pendahulunya.
gramatikal. Pada kedua level tersebut Di balik strategi ini ujungnya adalah me-
diinterpretasi secara kritis fakta-fakta nokohkan diri (glorifikasi).
yang diimplisitkan dari proses produksi
dan ideologinya. Pada level leksikal digu- UCAPAN TERIMA KASIH
nakan strategi (1) leksikon, (2) stilistika, Artikel ini disusun dari penelitian
dan (3) pronomina sedangkan pada level mandiri yang dilaksanakan pada awal
gramatikal digunakan strategi sintaksis. tahun 2015. Ucapan terima kasih di-
sampaikan kepada kolega dosen Prodi

Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahan
388

Pendidikan Bahasa Indonesia Universi- Jupriono. 2010. “Analisis Wacana Kritis


tas Tidar yang telah membantu kegiatan Latar Historis dalam Pidato Kenega-
verifikasi, dan triangulasi data hasil raan Presiden Susilo Bambang Yudho-
penelitian. Ucapan terima kasih juga di- yono”. Jurnal Parafrase. Volume 10
sampaikan kepada Dr. Haryatmoko yang No. 02.
telah memberi masukan yang berharga Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi.
dan rujukan teoritis kaitannya dengan Jakarta: Gramedia.
model-model analisis wacana kritis. Kusrianti, Anik. 2004. Analisis Wacana.
Bogor: Pakar Raya.
DAFTAR PUSTAKA Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Ka-
Asror, Abdul Ghoni. 2015. “Bahasa Penci- jian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.
traan dalam Iklan Kampanye Pilkada Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kabupaten Bojonegoro”, Jurnal Ma- Renkema, Jan. 2004. Introduction to Dis-
gistra. Volume 26, No. 92. course Studies. Amsterdam/Phila-
Baryadi, Praptomo. 2015. “Analisis Wa- delphia: John Benjamin Publishing
cana”. Artikel Seminar Metode Penelitian Company.
Bahasa dalam Konteks Kekinian. Mage- Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media,
lang: Universitas Tidar. Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Eriyanto. 2012. Analisis Wacana: Pengan- Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.
tar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Bandung: Remaja Rosdakarya.
LKIS. Suliastianingsih, Tri. 2009. “Bahasa In-
Fairclough, Norman. 2003. Language and donesia dalam Wacana Propaganda
Power. Terjemahan Indah Rohmani. Politik Kampanye Pemilu 2009: Satu
Malang: Boyan Publishing. Kajian Sosiopragmatik”. Jurnal So-
Firdaus, Randy Ferdi. 2014. “Ini Isi Leng- sioteknologi, Edisi 17, Tahun 8, Agustus
kap Pidato Perdana Presiden Jokowi”. 2009.
http://www.merdeka.com/peristiwa/ Sultan. 2009. “Bahasa Pencitraan dalam
ini-isi-lengkap-pidato-perdana-pres- Wacana Iklan Kampanye Calon Ang-
iden-jokowi.html. Diakses 19 Januari gota Legislatif 2009”. Jurnal Wacana
2015. Kritis, Volume 14, Nomor 2, Juli
Haryatmoko. 2003. “Landasan Teoretis 2009.
Gerakan Sosial Menurut Pierre Bour- Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007.
dieu: Menyingkap Kepalsuan Budaya Language, Power, and Society (Terjema-
Penguasa”. Basis 52 (11-12), Nov.-Des.: han Abdul Syukur Ibrahim). Yogya-
4-23. karta: Pustaka Pelajar.
Haryatmoko. 2010. Dominasi Penuh Musli- Wodak, Ruth. 2006. “What CDA is about:
hat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi. Ja- A Summary of Its History, Important
karta: PT Gramedia Pustaka Utama. Concept, and Its Development”. Da-
Jufri. 2005. “Penggunaan Kosa Kata dalam lam R. Wodak & M. Meyer (eds.). 2006.
Wacana Berita tentan “SBY” Sekitar Methods of Critical Discourse Analysis.
Pemilu 2004”, Jurnal Wacana Kritis. London: Sage, hlm. 1-13.
Volume 10, Januari 2005, hal. 1-11.

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai