Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MANAJEMEN KEJADIAN LUAR BIASA DAN BENCANA

PENANGGULANGAN PADA PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk
spiral dari genus Leptospira yang pathogen, yang ditularkan secara langsung dan tidak langsung
dari hewan ke manusia. Definisi penyakit zoonosa (zoonosis) adalah penyakit yang secara alami
dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya.
Leptospirosis merupakan zoonosis yang diduga paling luas penyebarannya di dunia, di
beberapa negara dikenal dengan istilah “demam urin tikus”, tetapi dikarenakan sulitnya
diagnosis klinis dan mahalnya alat diagnostik banyak kasus Leptospirosis yang tidak terlaporkan.
Faktor lemahnya surveilans, keberadaan vektor dengan tingginya populasi tikus dan kondisi
sanitasi lingkungan yang jelek dan kumuh akibat banjir merupakan faktor-faktor penyebab
terjadinya kasus Leptospirosis. Maka dari itu dibentuklah upaya penanggulangan KLB kasus
Leptospirosis.
Upaya penanggulangan KLB dilaksanakan dengan tujuan untuk memutus rantai
penularan sehingga jumlah kesakitan, kematian maupun luas daerah yag terserang dapat ditekan
seminimal mungkin. Upaya penanggulangan KLB kasus Leptospirosis dapat dilakukan dengan
berbagai upaya, antara lain :

a.       Upaya pada penderita

dilakukan penanggulangan upaya pada penderita Leptospirosis:

a. Terapi untuk khusus Leptospirosis ringan :

1.. Pilihan : Doksisiklin 2X100 mg selama 7 (tujuh) hari kecuali pada anak, ibu hamil, atau bila
ada kontraindikasi Doksisiklin.

2. Alternatif ( Bila tidak dapat diberikan doksisiklin) 1. Amoksisilin 3X500mg/hari pada orang
dewasa; 2. Atau 10-20mg/kgBB per8 jam pada anak selama 7 hari; 3. Bila alergi Amoksisilin
dapat diberikan Makrolid.

b. Terapi Kasus Leptospirosis berat :

1. Ceftriaxon 1-2 gram iv selama 7 (tujuh) hari ;

2. Penisilin Prokalin 1.5 juta unit im per 6 jam selama 7 (tujuh) hari;

3. Ampisilin 4 X 1 gram iv per hari selama 7 (tujuh) hari;

4. Terapi suportif dibutuhkan bila ada komplikasi seperti gagal ginjal, pendarahan organ (paru,
saluran cerna, saluran kemih, serebral) syok dan gangguan neorologi.
b.      Upaya pada kontak penderita

Apabila pada kontak, ada yang menderita sakit demam, nyeri kepala, myalgia, malaise
dan conjunctival suffusion akan lakukan pengambilan serum darah untuk dilakukan pemeriksaan
RDT atau PCR, dan segera mendapatkan pengobatan doxyciklin dan rujuk ke RS apabila
menunjukan probable dengan pendarahan dan gagal ginjal.

c.       Upaya pada masyarakat

Melakukan surveilans ketat terhadap KLB Leptospirosis yaitu dengan


1. Memberikan edukasi kesehatan tentang bahaya, cara penularan penyakit dengan
melindungi pekerja beresiko tinggi dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan,
vaksinasi terhadap hewan peliharaan dan hewan ternak.

2. Memberikan penyuluhan pemeliharaan hewan yang baik untuk menghindari urine


hewan-hewan tersebut terhadap masyarakat

Daftar Pustaka :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. PETUNJUK TEKNIS PENGENDALIAN


LEPTOSPIROSIS.
(file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Buku_Petunjuk_Teknis_Pengendalian_Leptospirosis.pdf)
diakses pada tanggal 5 desember 2019).

Anda mungkin juga menyukai