Disusun oleh :
Rosa Tiana Aprilia Wulandari
31401800248
Sabrina Maulida Sari
31401800249
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
2
Keuangan...................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
4.2 Saran.............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Pentingnya laporan keuangan menjadikan adanya peraturan mengenai
kewajiban malaporkan laporan keuangan dengan tepat waktu sesuai dengan
UU No. 8 Tahun 1995 tentang peraturan pasar modal bahwa emiten yang
terdaftar dipasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala
kepada Bapepam dan mengumumkan laporan kepada publik tentang peristiwa
material. Adanya peraturan yang diberikan pasar modal pihak Bursa Efek
Indonesia juga telah mewajibkan penyampaian laporan keuangan sesuai
dengan Peraturan Pasar Modal Nomor X.K.2 Lampiran Ketua Bapepam
No.Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik dan Peraturan Bursa Efek
Indonesia No. I-E mengenai Kewajiban Penyampaian Informasi, bahwa
penyampaian laporan keuangan paling lambat 31 Maret atau 90 hari setelah
tanggal laporan keuangan tahunan.
Apabila terjadi keterlambatan dalam proses penyampaian laporan
keuangan tahunan, perusahaan yang bersangkutan akan dikenai sanksi sesuai
dengan Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor: KEP-307/BEJ/07-
2004 tentang Peraturan Nomor 1-H tentang sanksi. Berdasarkan peraturan
tersebut penulis ingin mengetahui apa sajakah faktor yang mempengaruhi
ketepat waktuan pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
5
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menganalisa apakah masih adanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang terlambat dalam melaporkan laporan keuangan.
2. Menganalisa faktor apa saja yang mempengaruhi ketepat waktuan pelaporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2016.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Laporan keuangan yaitu hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi -transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004). Sedangkan menurut
Samryn (2011:30), “laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar yang
menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta perubahan
ekuitas sebuah organisasi dalam satu periode waktu tertentu”.
7
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan (IAI,1994) adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Samryn
(2011:32) yaitu:
a. Membuat keputusan investasi dan kredit.
b. Menilai prospek arus kas.
c. Melaporkan sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut, dan
perubahan-perubahan di dalamnya.
d. Melaporkan sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas para pemilik.
e. Melaporkan kinerja dan laba perusahaan.
f. Menilai likuiditas, solvabilitas, dan arus dana.
g. Menilai pengelolaan dan kinerja manajemen.
h. Menjelaskan dan menafsirkan informasi keuangan.
8
investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
dividen.
2. Karyawan Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
4. Pemasok dan kreditur lain Untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan,
terutama apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian
jangka panjang.
6. Pemerintah Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui
perkembangan kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu
juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.
9
pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar.
2. Relevan
Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yaitu, dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,menegaskan, atau
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi
bermanfaat dalam peramalan dan penegasan yang keduanya berkaitan satu
sama lain. Prediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan serta hal lainnya
seringkali didasarkan pada informasi posisi keuangan dan kinerja masa lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat Dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja
keuangan.
2.1.5 IFRS
IFRS adalah singkatan dari International Financial Accounting Standard yang
merupakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian dari
akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap
negara. IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting
Standards) yaitu standar international sebelum diganti dengan IFRS. International
Financial Accounting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang
berbasis di IASB atau London International Standards Board. IASB sendiri adalah
Organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong
penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan.
10
Pada Awalnya, IFRS berguna sebagai upaya untuk menyelaraskan akuntansi
di seluruh Uni Eropa, tetapi nilai harmonisasi cepat membuat konsep menarik di
seluruh dunia. IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa,
India, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia,
Chili, Filipina, Afrika Selatan, Singapura dan Turki, tapi tidak di Amerika Serikat.
Saat ini, lebih dari 120 negara mengizinkan dan mengharuskan IFRS untuk
perusahaan publik, dengan lebih banyak negara diharapkan untuk transisi ke IFRS
pada tahun 2016.
Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk
bagaimana perusahaan publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan
keuangan mereka. IFRS memberikan panduan umum untuk penyusunan
laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan aturan untuk pelaporan
industri-spesifik.
Memiliki standar internasional sangat penting untuk perusahaan besar
yang memiliki anak perusahaan di berbagai negara. Mengadopsi satu set
standar di seluruh dunia akan menyederhanakan prosedur akuntansi dengan
memungkinkan perusahaan untuk menggunakan satu bahasa pelaporan untuk
seluruh bagian perusahaan. Sebuah standar tunggal juga akan memberikan
investor dan auditor dengan tampilan keuangan yang kohesif.
Struktur Dari IFRS
untuk struktur dari IFRS bisa di lihat pada gambar di bawah ini :
11
Laporan keuangan IFRS terdiri dari :
Pernyataan Posisi Keuangan
Pernyataan-pernyataan terpisah Pendapatan Komprehensif yang terdiri dari
Laporan Laba Rugi dan secara terpisah Pernyataan Pendapatan Komprehensif,
pernyataan yang membandingkan Laba atau Rugi Penghasilan terhadap total
pendapatan komprehensif
Pernyataan Perubahan Ekuitas (SOCE)
Pernyataan Arus Kas atau Laporan Arus Kas
catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
12
13
ALASAN DIGUNAKANNYA POLA HUKUM UMUM ATAU HUKUM KODE
Secara umum sistem hukum di dunia memiliki dua orientasi dasar, yakni hukum kode
(sipil) dan hukum umum (kasus). Dari dua sistem inilah tercipta banyak sistem-sistem
hukum lain di dunia seperti agama, adat dan lain sebagainya.
· Hukum Umum
Hukum umum, common law, hukum kasus (case law) atau preseden
(precedent) adalah hukum yang dibangun oleh dewan peradilan melalui putusan-
putusan pengadilan dan tribunal yang serupa, yang diterima melalui proses legislasi
atau peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga eksekutif.
Sistem hukum common-law membentuk bagian utama dari hukum banyak
negara, terutama di negara-negara yang merupakan bekas koloni atau wilayah dari
Britania (Inggris Raya). Dia terkenal karena terdapat hukum tidak tertulis (non-
statutory) yang luas mencerminkan sebuah konsensus penghakiman dengan sejarah
berabad-abad oleh para dewan peradilan.
Sistem hukum umum merupakan suatu sistem hukum yang digunakan di
Inggris yang mana di dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu dimana hukum
tidak dibatasi oleh undang-undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk
melaksanakan undang-undang atau mengabaikannya.Sistem hukum ini mulai dipakai
saat Kerajaan Britania Raya dibangun dan dikelola, lalu membentuk sebuah dasar
jurisprudensi di negara-negara Persemakmuran.
Esensi hukum umum adalah bahwa hukum ini dibuat oleh hakim yang duduk
di pengadilan dengan menerapkan logika dan pengetahuan mereka tentang sistem
hukum terdahulu (stare decisis). Keputusan pengadilan bersifat mengikat bagi
pengadilan-pengadilan di bawahnya. Sebagai contoh, tidak ada yang undang-undang
parlementer yang menyatakan bahwa pembunuhan itu ilegal karena pembunuhan
merupakan kejahatan dalam hukum umum. Jadi walaupun dalam UU Parlemen tidak
tertulis bahwa pembunuhan itu ilegal, pembunuhan tetap ilegal dengan mengacu
14
kepada kebijakan konstitusional pengadilan dan kasus-kasus terdahulu berkaitan
dengan pembunuhan.
Hukum umum dapat diubah dan dicabut oleh Parlemen, contohnya perubahan
hukuman bagi pembunuh. Zaman dahulu pembunuh dihukum mati, tapi sekarang
pembunuh mendapatkan kurungan seumur hidup
Sumber-sumber hukum terdiri dari putusan-putusan hakim, kebiasaan-
kebiasaan, serta peraturan-peraturan tertulis undang-undang dan peraturan
administrasi negara, walaupun banyak landasan bagi terbentuknya kebiasaan dan
peraturan tertulis akan tetapi kebanyakan itu berasal dari putusan-putusan dalam
pengadilan.
Salah satu negara yang menganut hukum umum adalah Kanada. Hukum
umum yang dianut oleh Kanada tidak lepas dari peristiwa sejarah yang
melatarbelakangi merdekanya negara ini. Dahulu Kanada merupakan bekas jajahan
Prancis dan Britania Raya. Karena pernah dijajah oleh negara pencetus hukum kode
(Prancis) dan hukum umum (Britania Raya) Kanada menjadi anggota La
Francophonie dan Negara Persemakmuran (Commonwealth). Namun demikian
mayoritas Kanada lebih condong (mengikuti) Britania Raya karena Prancis pernah
dikalahkan dalam perang dengan Britania Raya sehingga system pemerintahan
Kanada ada dibawah pimpinan Britania Raya. Itulah sebabnya mengapa saat ini
Kanada menganut hukum umum (Britania Raya) bukan hukum kode (Prancis).
· Hukum Kode
Sistem hukum kode/hokum sipil adalah serangkaian hukum yang lengkap
mencakup ketentuan dan prosedur, yang tentu aturan akuntansi akan dikombinasikan
dan diselaraskan dengan hukum nasional. Hukum kode ini sangatlah kompleks dan
lengkap.
Hukum sipil merupakan hukum yang dikenalkan dan dipelopori oleh sebagian
besar negara di benua Eropa. Itulah sebabnya system hukum ini juga sering dikenal
dengan nama hukum eropa continental. Hukum kode terlahir Pada tahun 1800 oleh
15
Napoleon I menunjukkan sebuah Komisi yang terdiri dari 4 orang untuk melakukan
tugas mengkopilasi The Napoleonic Code (Kode Napoleon). Kode Napoleon yang
berasimilasi sebagai Hukum Privat Prancis, yang merupakan Hukum yang mengatur
transaksi-transaksi dan hubungan-hubungan antara Induvidu. Hukum yang dianggap
oleh beberapa ahli sebagai bentuk modern pertama untuk Hukum Romawi, saat ini
berlaku di banyak negara dengan atau dalam bentuk yang telah disesuaikan.
Meksiko dan Korea Selatan termasuk negara yang menganut sistem hukum
kode. Tentu saja penggunaan sistem hukum kode pada kedua negara tersebut tidak
lepas dari sejarah masing-masing negara tersebut.
Selanjutnya keberadaan negara Korea Selatan juga tidak luput dari campur
tangan negara asing terutama Jepang dan Prancis dimana kedua negara tersebut
menganut sistem hukum kode. Prancis adalah negara yang pernah menginvasi Korea
Selatan pada tahun 1866, sedangkan Jepang pernah menduduki (menjajah) Korea
Selatan pada tahun 1910. Kedua peristiwa tersebut tentu memiliki makna dan
pengaruh bagi Korea Selatan terutama terkait dengan sistem hukum sipil yang
sekarang dianut oleh Korea Selatan.
16
(sipil). Perbedaan ini terlihat dalam proses penetapan standar, dimana sector swastwa
lebih berpengaruh di negara-negara hukum dengan penyajian yang wajar, sedangkan
sector public lebih berpengaruh di negara hukum kode (sipil) dengan kepatuhan
hukum.
Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap
audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan yang
17
diauditnya. Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam memberikan
opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya
Menurut PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada
5 jenis pendapat akuntan, yaitu:
1. opinion (wajar tanpa pengecualian),
2. unqualified opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan),
3. qualified opinion (wajar dengan pengecualian),
4. adverse opinion (tidak wajar), dan
5. disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat).
18
dummy 1 untuk perusahaan yang menggunakan KAP big 4 dan dummy 0 untuk
perusahaan yang tidak menggunakan KAP non big four.
19
BAB III
PEMBAHASAN
a) Reputasi KAP
Perusahaan menggunakan jasa KAP untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan tahunan perusahaan dan kinerja perusahaan. Guna menghasilkan
20
laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, perusahaan
cenderung menggunakan auditor yang mempunyai reputasi baik. KAP dengan
reputasi yang baik dinilai akan lebih efisien dalam melakukan proses audit dan
akan menghasilkan informasi yang sesuai dengan kewajaran dari laporan
keuangan perusahaan. Semakin baik reputasi KAP dapat diasumsikan bahwa
semakin baik pula hasil audit terhadap laporan keuangannya, sehingga kewajaran
dari laporan keuangannya dapat diandalkan. Kewajaran dari laporan keuangan
adalah keinginan dari semua pemakai laporan keuangan, dengan begitu semakin
baik reputasi KAP yang melakukan audit maka akan meningkatkan ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan. Perusahaan sebagai agen akan terdorong
untuk menyampaiakan laporan keuangannya dengan tepat waktu kepada publik
(principal) saat hasil auditannya dilakukan oleh auditor yang bereputasi baik.
Reputasi auditor dinilai dari ukuran KAP yang melakukan audit atas laporan
keuangannya tersebut big four atau non big four.
b) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi
pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva maka semakin
banyak modal ditanam, semakin banyak penjualan semakin banyak perputaran
uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula dikenal dalam
masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008). Owusu-Ansah (2000) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki sumber daya (total aset) yang besar memiliki lebih
banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang
lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya
pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan lebih cepat ke
publik.
c) Opini Audit
21
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan
keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang
independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik
memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan
auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau
apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan
audit hanya dibuat jika audit benar–benar dilakukan. Bagian dari laporan audit
berdasarkan Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 11, No.2, Tahun 2016
merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Opini audit
yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap audit yang
dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam
memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya Menurut
PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada 5 jenis
pendapat akuntan, yaitu unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian),
unqualified opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan), qualified opinion (wajar dengan pengecualian),
adverse opinion (tidak wajar), dan disclaimer opinion (tidak memberikan
pendapat).
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia menghasilkan beberapa kesimpulan:
1. Bahwa variabel reputasi KAP, ukuran perusahaan, berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan opini audit tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan,sesuai dengan poenelitian
Mega Arista Dewayani, Moh. Al Amin, dan Veni Soraya Dewi yang
menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepat
waktuan pelaporan keuangan. Hal ini menunjukan perusahaan yang
memakai jasa kantor akuntan publik besar (big four) cenderung tepat waktu.
3. Hasil penelitian menghasilkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang
23
listing di BEI, sesuai dengan penelitian Joko Suryanto yang menyatakan
bahwa keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepat waktuan
pelaporan keuangan. Namun hal tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian menurut Mega Arista Dewayani, Moh. Al Amin, Veni Soraya
Dewi yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa perusahaan berukuran besar belum tentu menyampaikan laporan
dengan tepat waktu begitupun sebaliknya perusahaan berukuran kecil juga
tidak selalu terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya.
4. Opini Audit dilihat melalui pernyataan yang diterima perusahaan terhadap
laporan keuangan yang diperiksa oleh akuntan publik. Berdasarkan data
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 11, No.2, Tahun 2016 16 yang
didapatkan dari laporan keuangan yang di unggah dari website BEI, dapat
dilihat bahwa pada perusahaan-perusahaan yang memperoleh opini wajar
tanpa pengecualian tidak menjadikan perusahaan tersebut menyampaikan
laporan keuangannya dengan tepat waktu. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa
opini audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Joko Suryanto dalam
jurnal ilmiah wahana akuntansi yang menjelaskan bahwa opini audit tidak
mempunyai pengaruh terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan.
4.2 Saran
Karena pentingnya Laporan keuangan bagi pihak investor, kreditor,
manajemen, dan pemerintah maka laporan keuangan perusahaan harus disampaikan
dengan tepat waktu karena ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat penting bagi
pengguna informasi keuangan. Pihak-pihak yang berkepentingan membutuhkan
laporan keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan
keputusan ekonomi dapat dilakukan dengan melihat kinerja perusahaan yang terdapat
dalam laporan keuangan. Maka apabila terdapat perusahaan yang tidak melaporkan
24
laporan keuangan auditan sampai masa yang ditentukan diberikan tindakan/sanksi
yang lebih tegas / pendisiplinan peraturan yang telah dikeluarkan Bursa Efek
Indonesia.
Daftar Pustaka
25
Hendriksen, Eldon S. dan Michael F. Van Breda. Teori Akuntansi. Jakarta:
Interaksara, 2008.
26
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2006.
27
28