Anda di halaman 1dari 28

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU

PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TUGAS SEMINAR AKUNTANSI


Kelompok 2 B

Disusun oleh :
Rosa Tiana Aprilia Wulandari
31401800248
Sabrina Maulida Sari
31401800249

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Laporan Keuangan........................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan......................................... 7
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan.............................................. 8
2.1.3 Pengguna Laporan Keuangan.......................................... 8
2.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan menurut
IAI.................................................................................... 9
2.1.5 IFRS................................................................................. 10
2.2 Ketetapatan Waktuan Pelaporan Keuangan................................. 17
2.3 Opini Audit................................................................................... 17
2.4 Ukuran Perusahaan....................................................................... 18
2.5 Reputasi KAP............................................................................... 18
2.6 Teori Keagenan............................................................................. 18

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Perlakuan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia............ 20
3.2 Faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

2
Keuangan...................................................................................... 20

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
4.2 Saran.............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Tanggung jawab utama manajemen perusahaan adalah menyusun dan
menyajikan laporan keuangan perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pemakai keuangan. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan yang disusun harus dapat
memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan salah satunya yaitu
karakteristik relevan, dan salah satu indikator dari relevansi itu adalah
ketepatwaktuan (timeliness).
Ketepatwaktuan (timeliness) adalah informasi yang siap untuk
digunakan sebelum kehilangan makna oleh pemakai laporan keuangan serta
kapasitasnya masih tersedia dalam pengambilan keputusan. Ketepatwaktuan
penyampaian laporan keuangan perusahaan harus secara periodik dengan
tepat waktu. Laporan keuangan perusahaan harus disampaikan dengan tepat
waktu karena ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat penting bagi
pengguna informasi keuangan.
Isu mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan sering muncul
dengan masih adanya perusahaan yang terkena kasus karena terlambat dalam
melaporkan laporan keuangan sesuai dengan data yang diperoleh pada Bursa
Efek Indonesia. Laporan keuangan sangat penting bagi pihak investor,
kreditor, manajemen, dan pemerintah. Pihak-pihak yang berkepentingan
membutuhkan laporan keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi dapat dilakukan dengan melihat
kinerja perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan.

4
Pentingnya laporan keuangan menjadikan adanya peraturan mengenai
kewajiban malaporkan laporan keuangan dengan tepat waktu sesuai dengan
UU No. 8 Tahun 1995 tentang peraturan pasar modal bahwa emiten yang
terdaftar dipasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala
kepada Bapepam dan mengumumkan laporan kepada publik tentang peristiwa
material. Adanya peraturan yang diberikan pasar modal pihak Bursa Efek
Indonesia juga telah mewajibkan penyampaian laporan keuangan sesuai
dengan Peraturan Pasar Modal Nomor X.K.2 Lampiran Ketua Bapepam
No.Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik dan Peraturan Bursa Efek
Indonesia No. I-E mengenai Kewajiban Penyampaian Informasi, bahwa
penyampaian laporan keuangan paling lambat 31 Maret atau 90 hari setelah
tanggal laporan keuangan tahunan.
Apabila terjadi keterlambatan dalam proses penyampaian laporan
keuangan tahunan, perusahaan yang bersangkutan akan dikenai sanksi sesuai
dengan Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor: KEP-307/BEJ/07-
2004 tentang Peraturan Nomor 1-H tentang sanksi. Berdasarkan peraturan
tersebut penulis ingin mengetahui apa sajakah faktor yang mempengaruhi
ketepat waktuan pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perlakuan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi ketepat waktuan pelaporan keuangan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2011-2016.

5
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menganalisa apakah masih adanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang terlambat dalam melaporkan laporan keuangan.
2. Menganalisa faktor apa saja yang mempengaruhi ketepat waktuan pelaporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2016.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan


2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas
secara mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi
keuangan suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan
diuraikan terlebih dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan.

Laporan keuangan yaitu hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi -transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004). Sedangkan menurut
Samryn (2011:30), “laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar yang
menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta perubahan
ekuitas sebuah organisasi dalam satu periode waktu tertentu”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir


dari proses pencatatan keseluruhan transaksi dalam suatu siklus akuntansi yang
menyajikan informasi laba rugi, posisi keuangan, perubahan ekuitas, arus kas,
dan catatan atas laporan kauangan yang dapat berguna untuk pihak internal
maupun pihak eksternal perusahaan.

7
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan (IAI,1994) adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Samryn
(2011:32) yaitu:
a. Membuat keputusan investasi dan kredit.
b. Menilai prospek arus kas.
c. Melaporkan sumber daya perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut, dan
perubahan-perubahan di dalamnya.
d. Melaporkan sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas para pemilik.
e. Melaporkan kinerja dan laba perusahaan.
f. Menilai likuiditas, solvabilitas, dan arus dana.
g. Menilai pengelolaan dan kinerja manajemen.
h. Menjelaskan dan menafsirkan informasi keuangan.

Dari tujuan laporan keuangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan


penyusunan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja perusahaan.

2.1.3 Pengguna Laporan Keuangan


Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya terhadap
laporan keuangan (IAI, 2007) yaitu:
1. Investor Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu
dalam pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual

8
investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
dividen.
2. Karyawan Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
4. Pemasok dan kreditur lain Untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan,
terutama apabila antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian
jangka panjang.
6. Pemerintah Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui
perkembangan kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu
juga perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.

2.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut IAI


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat jenis
karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan
dapat diperbandingkan (IAI, 2002). Berikut penjelasannya:
1. Dapat Dipahami
Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera
dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi diasumsikan mempunyai

9
pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan
yang wajar.
2. Relevan
Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yaitu, dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,menegaskan, atau
mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi
bermanfaat dalam peramalan dan penegasan yang keduanya berkaitan satu
sama lain. Prediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan serta hal lainnya
seringkali didasarkan pada informasi posisi keuangan dan kinerja masa lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat Dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja
keuangan.

2.1.5 IFRS
IFRS adalah singkatan dari International Financial Accounting Standard yang
merupakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian dari
akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap
negara. IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting
Standards) yaitu standar international sebelum diganti dengan IFRS. International
Financial Accounting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang
berbasis di IASB atau London International Standards Board. IASB sendiri adalah
Organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong
penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan.

10
Pada Awalnya, IFRS berguna sebagai upaya untuk menyelaraskan akuntansi
di seluruh Uni Eropa, tetapi nilai harmonisasi cepat membuat konsep menarik di
seluruh dunia. IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa,
India, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia,
Chili, Filipina, Afrika Selatan, Singapura dan Turki, tapi tidak di Amerika Serikat.
Saat ini, lebih dari 120 negara mengizinkan dan mengharuskan IFRS untuk
perusahaan publik, dengan lebih banyak negara diharapkan untuk transisi ke IFRS
pada tahun 2016.

Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk
bagaimana perusahaan publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan
keuangan mereka. IFRS memberikan panduan umum untuk penyusunan
laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan aturan untuk pelaporan
industri-spesifik.
Memiliki standar internasional sangat penting untuk perusahaan besar
yang memiliki anak perusahaan di berbagai negara. Mengadopsi satu set
standar di seluruh dunia akan menyederhanakan prosedur akuntansi dengan
memungkinkan perusahaan untuk menggunakan satu bahasa pelaporan untuk
seluruh bagian perusahaan. Sebuah standar tunggal juga akan memberikan
investor dan auditor dengan tampilan keuangan yang kohesif.
Struktur Dari IFRS
untuk struktur dari IFRS bisa di lihat pada gambar di bawah ini :

11
Laporan keuangan IFRS terdiri dari :
 Pernyataan Posisi Keuangan
 Pernyataan-pernyataan terpisah Pendapatan Komprehensif yang terdiri dari
Laporan Laba Rugi dan secara terpisah Pernyataan Pendapatan Komprehensif,
pernyataan yang membandingkan Laba atau Rugi Penghasilan terhadap total
pendapatan komprehensif
 Pernyataan Perubahan Ekuitas (SOCE)
 Pernyataan Arus Kas atau Laporan Arus Kas
 catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MENGACU IFRS


Di zaman globalisasi saat ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan bonafit
diseluruh dunia yang terus bermunculan. Fenomena ini diiringi dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Hal ini mengakibatkan
persaingan antar perusahaan di seluruh dunia semakin ketat dan mulai terciptanya
pasar bebas.
Dengan terjadi pasar bebas, kesempatan untuk kerjasama ekonomi antar
negara juga semakin terbuka dan menjadikan makin banyaknya investor asing yang
masuk dan ikut serta melakukan investasi di Negara lain. Negara-negara yang ada di
dunia saat ini mengadopsi standar akuntansi internasional atau International Financial
Reporting Standards (IFRS). Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam
standar akuntansi domestik bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
memiliki tingkat kredibilitas tinggi.
Indonesia sebagai Negara berkembang dan mengalami pertumbuhan ekonomi
yang cukup pesat membutuhkan banyak pendanaan untuk mendukung pertumbuhan
ekonominya. Indonesia mulai mewajibkan seluruh perusahaan-perusahaan yang
tercatat di bursa efek (go public) untuk menggunakan International Financial
Reporting Standards (IFRS) dalam menyusun pelaporan keuangannya mulai tahun
2012.
Berikut ini adalah daftar dari beberapa perusahaan di berbagai negara yang
mengacu IFRS dalam penyusunan laporan keuangannya:

12
13
ALASAN DIGUNAKANNYA POLA HUKUM UMUM ATAU HUKUM KODE
Secara umum sistem hukum di dunia memiliki dua orientasi dasar, yakni hukum kode
(sipil) dan hukum umum (kasus). Dari dua sistem inilah tercipta banyak sistem-sistem
hukum lain di dunia seperti agama, adat dan lain sebagainya.
·         Hukum Umum
Hukum umum, common law, hukum kasus (case law) atau preseden
(precedent) adalah hukum yang dibangun oleh dewan peradilan melalui putusan-
putusan pengadilan dan tribunal yang serupa, yang diterima melalui proses legislasi
atau peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga eksekutif.
Sistem hukum common-law membentuk bagian utama dari hukum banyak
negara, terutama di negara-negara yang merupakan bekas koloni atau wilayah dari
Britania (Inggris Raya). Dia terkenal karena terdapat hukum tidak tertulis (non-
statutory) yang luas mencerminkan sebuah konsensus penghakiman dengan sejarah
berabad-abad oleh para dewan peradilan.
Sistem hukum umum merupakan suatu sistem hukum yang digunakan di
Inggris yang mana di dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu dimana hukum
tidak dibatasi oleh undang-undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk
melaksanakan undang-undang atau mengabaikannya.Sistem hukum ini mulai dipakai
saat Kerajaan Britania Raya dibangun dan dikelola, lalu membentuk sebuah dasar
jurisprudensi di negara-negara Persemakmuran.
Esensi hukum umum adalah bahwa hukum ini dibuat oleh hakim yang duduk
di pengadilan dengan menerapkan logika dan pengetahuan mereka tentang sistem
hukum terdahulu (stare decisis). Keputusan pengadilan bersifat mengikat bagi
pengadilan-pengadilan di bawahnya. Sebagai contoh, tidak ada yang undang-undang
parlementer yang menyatakan bahwa pembunuhan itu ilegal karena pembunuhan
merupakan kejahatan dalam hukum umum. Jadi walaupun dalam UU Parlemen tidak
tertulis bahwa pembunuhan itu ilegal, pembunuhan tetap ilegal dengan mengacu

14
kepada kebijakan konstitusional pengadilan dan kasus-kasus terdahulu berkaitan
dengan pembunuhan.
Hukum umum dapat diubah dan dicabut oleh Parlemen, contohnya perubahan
hukuman bagi pembunuh. Zaman dahulu pembunuh dihukum mati, tapi sekarang
pembunuh mendapatkan kurungan seumur hidup
Sumber-sumber hukum terdiri dari putusan-putusan hakim, kebiasaan-
kebiasaan, serta peraturan-peraturan tertulis undang-undang dan peraturan
administrasi negara, walaupun banyak landasan bagi terbentuknya kebiasaan dan
peraturan tertulis akan tetapi kebanyakan itu berasal dari putusan-putusan dalam
pengadilan.
Salah satu negara yang menganut hukum umum adalah Kanada. Hukum
umum yang dianut oleh Kanada tidak lepas dari peristiwa sejarah yang
melatarbelakangi merdekanya negara ini. Dahulu Kanada merupakan bekas jajahan
Prancis dan Britania Raya. Karena pernah dijajah oleh negara pencetus hukum kode
(Prancis) dan hukum umum (Britania Raya) Kanada menjadi anggota La
Francophonie dan Negara Persemakmuran (Commonwealth). Namun demikian
mayoritas Kanada lebih condong (mengikuti) Britania Raya karena Prancis pernah
dikalahkan dalam perang dengan Britania Raya sehingga system pemerintahan
Kanada ada dibawah pimpinan Britania Raya. Itulah sebabnya mengapa saat ini
Kanada menganut hukum umum (Britania Raya) bukan hukum kode (Prancis).

Kesimpulan : Suatu negara menggunakan hukum umum dikarenakan negara tersebut


menginginkan hukum yang berkaku di negaranya tidak harus dibatasi oleh undang-
undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk melaksanakan undang-undang atau
mengabaikannya. Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa sumber hukum utamanya
adaalah putusan-putusan hakim terdahulu (yurisprudensi).

·         Hukum Kode
Sistem hukum kode/hokum sipil adalah serangkaian hukum yang lengkap
mencakup ketentuan dan prosedur, yang tentu aturan akuntansi akan dikombinasikan
dan diselaraskan dengan hukum nasional. Hukum kode ini sangatlah kompleks dan
lengkap.
Hukum sipil merupakan hukum yang dikenalkan dan dipelopori oleh sebagian
besar negara di benua Eropa. Itulah sebabnya system hukum ini juga sering dikenal
dengan nama hukum eropa continental. Hukum kode terlahir Pada tahun 1800 oleh

15
Napoleon I menunjukkan sebuah Komisi yang terdiri dari 4 orang untuk melakukan
tugas mengkopilasi The Napoleonic Code (Kode Napoleon). Kode Napoleon yang
berasimilasi sebagai Hukum Privat Prancis, yang merupakan Hukum yang mengatur
transaksi-transaksi dan hubungan-hubungan antara Induvidu. Hukum yang dianggap
oleh beberapa ahli sebagai bentuk modern pertama untuk Hukum Romawi, saat ini
berlaku di banyak negara dengan atau dalam bentuk yang telah disesuaikan.
Meksiko dan Korea Selatan termasuk negara yang menganut sistem hukum
kode. Tentu saja penggunaan sistem hukum kode pada kedua negara tersebut tidak
lepas dari sejarah masing-masing negara tersebut.
Selanjutnya keberadaan negara Korea Selatan juga tidak luput dari campur
tangan negara asing terutama Jepang dan Prancis dimana kedua negara tersebut
menganut sistem hukum kode. Prancis adalah negara yang pernah menginvasi Korea
Selatan pada tahun 1866, sedangkan Jepang pernah menduduki (menjajah) Korea
Selatan pada tahun 1910. Kedua peristiwa tersebut tentu memiliki makna dan
pengaruh bagi Korea Selatan terutama terkait dengan sistem hukum sipil yang
sekarang dianut oleh Korea Selatan.

Kesimpulan : Suatu negara menggunakan hukum kode dikarenakan negara tersebut


menginginkan hukum yang berkaku di negaranya bersifat kompleks dan lengkap.
Sistem hukum kode memungkinkan mencakupnya ketentuan dan prosedur secara
lengkap, serta aturan akuntansi akan dikombinasikan dan diselaraskan dengan hukum
nasional.
Bila melihat penjabaran menganai hukum umum dan hukum kode, maka
seharusnya negara yang menganut hukum umumlah yang menerapkan IFRS sebagai
standar akuntansi keuanganya. Namun pada kenyataanya, berdasarkan data yang
diperoleh justru sebaliknya. Dari tiga negara yang paling banyak mengacu pada IFRS,
dua diantaranya adalah negara yang memiliki sistem hukum kode.

PERBEDAAN HUKUM UMUM DAN HUKUM KODE


Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan gabungan kelompok sector
swasta dan public. Hubungan antara standar akuntansi dan proses akuntansi sangat
rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah yang sama. Akuntansi penyajian
wajar biasanya berhubungan dengan negara-negara hukum umum, sedangkan
akuntansi kepatuhan hukum umumnya ditemukan di negara-negara hukum kode

16
(sipil). Perbedaan ini terlihat dalam proses penetapan standar, dimana sector swastwa
lebih berpengaruh di negara-negara hukum dengan penyajian yang wajar, sedangkan
sector public lebih berpengaruh di negara hukum kode (sipil) dengan kepatuhan
hukum.

2.2 Ketepatan Waktuan Pelaporan Keuangan


Tepat waktu didefinisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh
pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau
kemampuan untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu suatu informasi
dikatakan tidak relevan jika tidak disampaikan tepat waktu. Informasi terus
tersedia untuk pengambilan keputusansebelum informasi tersebut kehilangan
kesempatan untuk Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 11, No.2, Tahun
2016 5 mempengaruhi pengammbil keputusan (Chariri dan Ghozali, 2001).

2.3 Opini Audit


Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas
laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai
pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan
publik memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa
laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya,
atau apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat.
Laporan audit hanya dibuat jika audit benar–benar dilakukan. Bagian dari laporan
audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap
audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan yang

17
diauditnya. Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam memberikan
opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya

Menurut PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada
5 jenis pendapat akuntan, yaitu:
1. opinion (wajar tanpa pengecualian),
2. unqualified opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan),
3. qualified opinion (wajar dengan pengecualian),
4. adverse opinion (tidak wajar), dan
5. disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat).

2.4 Ukuran Perusahaan


Menurut Jogiyanto (2015:132) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total
aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Semakin besar nilai item-item
tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Menurut Gupta dan
Newberry (1997) ukuran perusahaan diproksikan dengan Ln total aset karena
semakin besar total aset perusahaan berarti semakin besar pula ukuran perusahaan.
Rumus ukuran perusahaan sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan (SIZE) = Ln (Total Asset)

2.5 Reputasi KAP


Kantor Akuntan Publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam
praktek akuntan publik . Pengukuran variabel reputasi KAP menurut Asnawai dan
Wijaya (2005) dalam Toding dan Wirakusuma (2013) yaitu diukur dengan variabel

18
dummy 1 untuk perusahaan yang menggunakan KAP big 4 dan dummy 0 untuk
perusahaan yang tidak menggunakan KAP non big four.

2.6 Teori Keagenan


Teori keagenan (agency theory) dikembangkan oleh Jensen dan Meckling
(1976), Organisasi merupakan jaringan kontraktual antara prinsipal dan agen. Proses
ini melibatkan pendelegasian sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada
agen. Perusahaan sebagai agen mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi
mengenai kinerja perusahaanya kepada publik (principal) untuk digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Ketepatan waktu laporan keuangan sangat penting
karena akan mampu mempengaruhi keputusan pihak pengguna laporan keuangan.

19
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perlakuan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan pada


perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Apabila terjadi keterlambatan dalam proses penyampaian laporan keuangan tahunan,


perusahaan yang bersangkutan akan dikenai sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi
PT. Bursa Efek Jakarta Nomor: KEP-307/BEJ/07- 2004 tentang Peraturan Nomor 1-
H tentang sanksi. Bursa memberikan peringatan tertulis dan denda senilai Rp.
150.000.000,00 kepada perusahaan yang listing/ tercatat terlambat dalam
menyampaikan laporan keuangan auditan dan belum membayar denda tersebut mulai
hari kalender ke 91 setelah batas waktu pelaporan keuangan perusahaan dan akan
dikenai suspensi berdasarkan KEP-307/BEJ/07-2004.

3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

a) Reputasi KAP
Perusahaan menggunakan jasa KAP untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan tahunan perusahaan dan kinerja perusahaan. Guna menghasilkan

20
laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, perusahaan
cenderung menggunakan auditor yang mempunyai reputasi baik. KAP dengan
reputasi yang baik dinilai akan lebih efisien dalam melakukan proses audit dan
akan menghasilkan informasi yang sesuai dengan kewajaran dari laporan
keuangan perusahaan. Semakin baik reputasi KAP dapat diasumsikan bahwa
semakin baik pula hasil audit terhadap laporan keuangannya, sehingga kewajaran
dari laporan keuangannya dapat diandalkan. Kewajaran dari laporan keuangan
adalah keinginan dari semua pemakai laporan keuangan, dengan begitu semakin
baik reputasi KAP yang melakukan audit maka akan meningkatkan ketepatan
waktu pelaporan keuangan perusahaan. Perusahaan sebagai agen akan terdorong
untuk menyampaiakan laporan keuangannya dengan tepat waktu kepada publik
(principal) saat hasil auditannya dilakukan oleh auditor yang bereputasi baik.
Reputasi auditor dinilai dari ukuran KAP yang melakukan audit atas laporan
keuangannya tersebut big four atau non big four.
b) Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi
pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva maka semakin
banyak modal ditanam, semakin banyak penjualan semakin banyak perputaran
uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula dikenal dalam
masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008). Owusu-Ansah (2000) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki sumber daya (total aset) yang besar memiliki lebih
banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang
lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya
pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan lebih cepat ke
publik.
c) Opini Audit

21
Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan
keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang
independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik
memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan
auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau
apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan
audit hanya dibuat jika audit benar–benar dilakukan. Bagian dari laporan audit
berdasarkan Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 11, No.2, Tahun 2016
merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Opini audit
yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap audit yang
dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam
memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya Menurut
PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada 5 jenis
pendapat akuntan, yaitu unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian),
unqualified opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan), qualified opinion (wajar dengan pengecualian),
adverse opinion (tidak wajar), dan disclaimer opinion (tidak memberikan
pendapat).

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu
pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia menghasilkan beberapa kesimpulan:
1. Bahwa variabel reputasi KAP, ukuran perusahaan, berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan opini audit tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
2. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan,sesuai dengan poenelitian
Mega Arista Dewayani, Moh. Al Amin, dan Veni Soraya Dewi yang
menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepat
waktuan pelaporan keuangan. Hal ini menunjukan perusahaan yang
memakai jasa kantor akuntan publik besar (big four) cenderung tepat waktu.
3. Hasil penelitian menghasilkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang

23
listing di BEI, sesuai dengan penelitian Joko Suryanto yang menyatakan
bahwa keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepat waktuan
pelaporan keuangan. Namun hal tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian menurut Mega Arista Dewayani, Moh. Al Amin, Veni Soraya
Dewi yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa perusahaan berukuran besar belum tentu menyampaikan laporan
dengan tepat waktu begitupun sebaliknya perusahaan berukuran kecil juga
tidak selalu terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya.
4. Opini Audit dilihat melalui pernyataan yang diterima perusahaan terhadap
laporan keuangan yang diperiksa oleh akuntan publik. Berdasarkan data
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi Volume 11, No.2, Tahun 2016 16 yang
didapatkan dari laporan keuangan yang di unggah dari website BEI, dapat
dilihat bahwa pada perusahaan-perusahaan yang memperoleh opini wajar
tanpa pengecualian tidak menjadikan perusahaan tersebut menyampaikan
laporan keuangannya dengan tepat waktu. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa
opini audit tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Joko Suryanto dalam
jurnal ilmiah wahana akuntansi yang menjelaskan bahwa opini audit tidak
mempunyai pengaruh terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan.

4.2 Saran
Karena pentingnya Laporan keuangan bagi pihak investor, kreditor,
manajemen, dan pemerintah maka laporan keuangan perusahaan harus disampaikan
dengan tepat waktu karena ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat penting bagi
pengguna informasi keuangan. Pihak-pihak yang berkepentingan membutuhkan
laporan keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan
keputusan ekonomi dapat dilakukan dengan melihat kinerja perusahaan yang terdapat
dalam laporan keuangan. Maka apabila terdapat perusahaan yang tidak melaporkan

24
laporan keuangan auditan sampai masa yang ditentukan diberikan tindakan/sanksi
yang lebih tegas / pendisiplinan peraturan yang telah dikeluarkan Bursa Efek
Indonesia.

Daftar Pustaka

Sugiarso, G dan Winarwi. Manajemen Keuangan. Cetakan kedua. Media


Persindo, Yogyakarta, 2006.

Sutrisno. Manajemen Keuangan teori, Konsep dan aplikasi. Edisi Pertama.


Cetakan ketujuh. Penerbit Ekonisia

Kampus Fakultas Ekonomi Yogyakarta, 2009.

Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta:


RajaGrafindo Persada, 2009.

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007.


Penerbit: Salemba Empat. Jakarta, 2007.

25
Hendriksen, Eldon S. dan Michael F. Van Breda. Teori Akuntansi. Jakarta:
Interaksara, 2008.

Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003 tanggal 30 September


2003 tentang laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah
tahunan.

Keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 tentang


Kewajiban Penyampaian Laporan.

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan


Kegiatan di Bidang Pasar Modal.
Hilmi, Utari dan S.Ali. Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan


Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di
BEJ). Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta,
2008.

Saleh, R., dan Susilowati. Studi Empiris

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa


Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Strategi, 2004, Vol.13. No. 11.Hal: 67-80.

Catrinasari, Renni. ”Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu


Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek
Jakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi,

26
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2006.

Srimindarti Ceacilia. Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan. Fokus Ekonomi, 2008, Vol. 7, No.1, h.15-21.

Yovita, Nella. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian


Laporan Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan di BEI 2008-2010.
Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol 1, NO. 1, Januari 2012.

Ratnawati, Vince dan R. Adri Satriawan.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Real Estate Property tahun 2008-


2010. Jurnal Akuntansi. Universitas Riau, 2010.

27
28

Anda mungkin juga menyukai