Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PROMKES

Dosen Pembimbing : MERIA KONTESA

Disusun oleh:

Nama : Aditya Maulana

Nim : 201211742

Kelas : 1B

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN

PELAJARAN 2020/20
Tujuan promosi kesehatan

Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu :

1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

2) Peningkatan perilaku masyarakat

3) Peningkatan status kesehatan masyarakat

Menurut Lawrence Green (1990) dalam Notoatmodjo (2007) tujuan promosi kesehatan terdiri
dari 3 tingkatan, yaitu :

1) Tujuan Program

Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan.

2) Tujuan Pendidikan

Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.

3) Tujuan Perilaku

Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh
sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

Tujuan umum pendidikan kesehatan adalah membuat perubahan perilaku pada


tingkat individu hingga masyarakat pada aspek kesehatan (WHO dalam Notoatmodjo,
2003). Adapun tujuan lainnya, yaitu
1) Mengubah pola pikir masyarakat bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang
bernilai bagi keberlangsungan hidup.
2) Memampukan masyarakat, kelompok atau individu agar dapat secara mandiri
mengaplikasikan perilaku hidup sehat melalui berbagai kegiatan.
3) Mendukung pembangunan dan pemanfaatan sarana prasarana pelayanan
kesehatan secara tepat.

Secara operasional, tujuan dari adanya pendidikan kesehatan adalah (Wong dalam
Suliha dkk., 2001)
1) Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga kesehatan diri sendiri,
serta lingkungan sekitar
2) Melakukan tindakan preventif maupun rehabilitatif agar tercegah dari
peningkatan keparahan suatu penyakit melalui berbagai kegiatan positif
3) Memunculkan pemahaman yang lebih tepat terkait keberadaan dan
perubahan yang terjadi pada suatu sistem, serta cara yang efisien dan efektif
dalam penggunaannya
4) Memampukan diri agar secara mandiri dapat mempelajari dan
mempraktikkan hal yang mampu dilakukan sendiri sehingga tidak selalu
meminta bantuan pada sistem pelayanan formal.
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
Prinsip promosi kesehatan menurut WHO pada Ottawa Charter for health promotion(1986)
mengemukakan ada tujuh prinsip pada promosi kesehatan, antara lain :
1.Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseoranguntuk
mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan yangmempengaruhi kesehatan
mereka.
2.Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam
pengambilan keputusan.
3.Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhikesehatan dan
interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4.Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang didapat oleh
klien.
5.Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi terkaitlainnya
atau organisasi.
6.Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosikesehatan
yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7.Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah
sepertiprogramkebijakkan.Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip
promosikesehatan antara lainsebagai berikut:
a.Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensidan
turut terlibat dalam program tersebut.
b.Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan
dan implementasi intervensi.
c.Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan
sertadimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
d.Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pekerja
.e.Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan
danmengimplementasikan intervensi.
f.Evaluasi harus dilakukan juga.
g.Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupunintervensi
promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dankelompok.
Prinsip Pendidikan Kesehatan
Prinsip pendidikan kesehatan harus mampu dipahami oleh setiap petugas kesehatan dan sasaran
(masyarakat). Adapu prinsip pendidikan kesehatan yaitu:

1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap
dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang
lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan
tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
METODE PROMOSI KESEHATAN
. Jenis Metode Promosi Kesehatan
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metodesokratik.a.

Metode DidaktifMetode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah. Tingkat keberhasilan
metodedidaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yangaktif.
Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet, poster dan siaran radio. b.

Metode SokratifMetode ini dilakukan secara dua arah. Dengan metode ini, kemungkinan antara
pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi kelompok,debat, panel,
forum, seminar, bermain peran, curah pendapat, demonstrasi, studikasus, lokakarya dan
penugasan perorangan.

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran


yangdicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.

Berdasarkan Teknik Komunikasia.


Metode penyuluhan langsung.Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau
bertatap muka dengansasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan
diskusi (FGD),pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.b.

Metode yang tidak langsung.


Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapansecara tatap muka dengan
sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya denganperantara (media). Umpamanya publikasi
dalam bentuk media cetak, melaluipertunjukan film,
Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapaia.
Pendekatan PERORANGANDalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung
maupun tidak langsungdengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah,
hubungantelepon, dan lain-lainb.

Pendekatan KELOMPOK
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok
sasaran.Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain :Pertemuan,
Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lainc.

Pendekatan MASALPetugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus


kepadasasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan iniadalah
: Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/mediacetak lainnya,
Pemutaran film,

Berdasarkan Indera Penerima.


Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melaluiindera
penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo,Pemasangan Koran
dinding, Pemutaran Film.
Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui inderapendengar,
umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dllc.
Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,dicium,
diraba dan dicoba).

Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam
proses pendidikan untuk penyampaian pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan yaitu :
individu, kelompok atau keluarga, dan masyarakat.

Dalam buku (Mubarak & Chayatin, 2009) macam-macam metode pembelajaran dalam
pendidikan kesehatan berupa :

1) Metode pendidikan individual Metode pendidikan individual pada pendidikan kesehatan


digunakan untuk membina perilaku baru serta membina perilaku individu yang mulai tertarik
pada perubahan perilaku sebagai proses inovasi. Metode pendidikan individual yang biasa
digunakan adalah bimbingan dan penyuluhan, konsultasi pribadi, serta wawancara.

2) Metode pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang
besar, metodenya akan lain dengan kelompok yang kecil. Efektivitas suatu metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

3) Metode pendidikan massa Metode pendidikan masa digunakan pada sasaran yang bersifat
massal yang bersifat umum dan tidak membedakan sasaran dari umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status sosial ekonomi, tingkat pendidikan. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
pendidikan massa tidak dapat diharapkan sampai pada terjadinya perubahan perilaku, namun
mungkin hanya mungkin sampai tahap sadar (awareness). Beberapa bentuk metode pendidikan
massa adalah ceramah umum, pidato, simulasi, artikel di majalah, film cerita dan papan reklame.

Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi
promosi kesehatan secara global ini terdirida ri 3 hal, yaitu :

1Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan,
advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai
sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau mendukung program
kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat
berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang- undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada
bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal misalnya,
penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan
dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan
kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal
meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau
fasilitaslain.

2. Dukungan Sosial (Social support) Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk
mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal
maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai
jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat
(penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada
dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima
dan mau berpartisipasi terhadap program-program tersebut Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat
dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan.
Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan pelatihan paratoma, seminar,
lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama
dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (sasaran
sekunder).

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat


langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk
kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi,
pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating
skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam 5 pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana
sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan
semacam ini di masyrakat sering disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari uaraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat.

C. Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa Konferensi Internasional


Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa
Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan,
yang mencakup 5 butir, yaitu:

1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)

Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau pembuat
kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan- kebijakan publik yang mendukung atau
menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk
peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau
berorientasi kepada kesahatan public. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang
mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit,
dan sebagainya. Dengan kata lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).

2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah kota, agar
mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat
bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum lainnya: tersedianya tempat
samapah, tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan
bagi perokok dan 6 non-perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-
tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall dan sebagainya,
harus menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu
ada 3 provider´ dan 3 consumer´. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah
pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan
kesehatan. Pemahaman semacam ini harus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa masyarakat
bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai
penyelenggara, dalam batas-batas tertentu. Realisasida rireontitas pelayanan kesehatan ini,
adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus
melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya
sebagai penerima pelayanan kesehatan,tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat
penting.

4. Keterampilan Individu (Personnel Skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga, dan
kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan
indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut t erwujud. Oleh sebab itu,
strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan
keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, 7
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih
bersifat individu daripada massa.

5. Gerakan masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karena
itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam
mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscaya
terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.

strategi pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi:

1. Expository

Makna ekspository berarti memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang
disertai bukti-bukti yang mendukung. Pada konteks ini klien hanya menerima saha informasi
yang diberikan pleh pendidik. Bahan pendidikan kesehatan telah diolah sedemikian rupa
sehingga siap untuk disampaikan kepada klien.

Contoh metode ekspository adalah ceramah. Pendidik hanya akan menyampaikan pesan berturut-
turut sampai pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasiik yang sebaiknya
mulai ditinggalkan. Apabila pendidik ingin banyak melibatkan klien secara aktif, maka harus
menjadi pendidik yang kreatif, sehingga walaupun yang dipilih metode ekspository, pelaksanaan
pendidikan kesehatan tetap optimal dan menyenangkan bagi klien.

2. Discovery

Discovery (penemuan) sering pada saat penggunaannya tertukar dengan inquiry (penyelidikan).
Penemuan adalah proses mental dimana klien mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip.
Proses mental misalnya: mengamati, menganalisa, memvalidasi data, mengelompokkan data,
menetapkan diagnose dan sebagainya. Misalnya tentang konsep sehat. Setiap masyarakat
diharapkan memaknai konsep sehat dan berdaya dalam memenuhi hak akan kesehatannya.
Melalui pengamatan diharapkan klien mengidentifikasi konsep sehat dan menerapkannya
didalam kehidupan sehari-hari.
3. Inquiry

Inquiry memiliki makna yang lebih luas dari discovery. Artinya, penyelidikan mengandung
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Pada saat seorang penyuluh akan melaksanakan
pendidikan kesehatan, sebaiknya tujuan pendidikan kesehatan sudah dirumuskan seara jelas.
Sehingga klien dapat melaksanakan pendidikan kesehatan secara optimal. Setelah itu baru
menentukan strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk membantu setiap klien dalam
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.

Anda mungkin juga menyukai