Anda di halaman 1dari 4

TINGKAT KESADARAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Keenam Jilid I


A. Tingkat Kesadaran Kualitatif

Kompos mentis Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun


terhadap lingkungannya. Pasien dapat menjawab
pertanyaan pemeriksa dengan baik.
Apatis Keadaan di mana pasien tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
Delirium Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan
siklus tidur bangun yang terganggu. Pasien tampak
gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta
Somnolen (letargi, Keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila
obtundasi, hipersomnia) dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti, pasien akan
tertidur kembali.
Sopor (stupor) Keadaan mengantuk yang dalam. Pasien masih dapat
dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya
rangsang nyeri, tetapi pasien tidak terbangun sempurna
dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik.
Semi-koma (koma ringan) Penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons
terhadap rangsang verbal, dan tidak dapat dibangunkan
sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih baik.
Respons terhadap rangsang nyeri tidak adekuat.
Koma Penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada
gerakan spontan dan tidak ada respons terhadap rangsang
nyeri.

B. Tingkat Kesadaran Kuantitatif (Glasgow Coma Scale)

Parameter Nilai
Respons membuka mata
 Spontan 4
 Terhadap perintah (suruh pasien membuka mata) 3
 Dengan rangsang nyeri (tekanan pada saraf supraorbital 2
atau kuku jari)
 Tidak ada reaksi (dengan rangsang nyeri) 1

Respons verbal (bicara)


 Baik, taka da disorientasi (dapat menjawab dengan 5
kalimat yang baik)
 Kacau (confused) (dapat bicara, tetapi terdapat
disorientasi waktu dan tempat) 4
 Tidak tepat (dapat mengucapkan kata-kata, tetapi tidak
berupa kalimat dan tidak tepat) 3
 Mengerang (tidak mengucapkan kata, hanya mengerang)
 Tidak ada jawaban 2
1
Respons motoric (gerakan)
 Menurut perintah 6
 Mengetahui lokasi nyeri 5
 Reaksi menghindar 4
 Reaksi fleksi (dekortikasi) (rangsang nyeri memberikan 3
respons fleksi siku)
 Reaksi ekstensi (deserebrasi) (rangsang nyeri 2
memberikan respons ekstensi siku)
 Tidak ada reaksi (rangsang nyeri tidak memberikan 1
respons apapun)

Keterangan:
a. Skor 14-15 : Kompos mentis
b. Skor 12-13 : Apatis
c. Skor 10-11 : Somnolen
d. Skor 8-9 : Stupor
e. Skor 6-7 : Semi koma
f. Skor ≤ 5 : Koma

PERNAPASAN KUSSMAUL
Pernapasan Kussmaul adalah pernapasan yang dalam dan cepat, biasanya pada kondisi
asidosis metabolik.
Kelainan Laju dan Ritme Pernapasan
a. Normal

Laju pernapasan sekitar 14-20 per menit pada orang dewasa normal dan hingga 44 per
menit pada bayi.

b. Slow breathing (bradypnea)


Pernapasan lambat dengan atau tanpa peningkatan volume tidal yang
mempertahankan ventilasi alveolar. Hipoventilasi alveolar abnormal tanpa
peningkatan volume tidal dapat timbul dari uremia, depresi pernapasan akibat obat,
dan peningkatan tekanan intrakranial.

c. Sighing respiration

Pernapasan yang disertai dengan seringnya desahan menunjukkan sindrom


hiperventilasi — penyebab umum dispnea dan pusing. Desahan sesekali adalah hal
yang normal.

d. Rapid shallow breathing (tachypnea)

Pernapasan cepat dangkal memiliki banyak penyebab, termasuk keracunan salisilat,


penyakit paru restriktif, nyeri dada pleuritik, dan diafragma tinggi.

e. Cheyne-stokes breathing

Periode pernapasan dalam bergantian dengan periode apnea (tidak bernapas). Pola ini
normal pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua selama tidur. Penyebabnya
termasuk gagal jantung, uremia, depresi pernapasan akibat obat, dan cedera otak
(biasanya bihemispheric).

f. Obstructive breathing
Pada penyakit paru obstruktif, ekspirasi yang berkepanjangan karena saluran udara
yang menyempit meningkatkan resistensi aliran udara. Penyebabnya antara lain asma,
bronkitis kronis, dan COPD.

g. Rapid deep breathing (hyperpnea, hyperventilation)

Pada hiperpnea, pernapasan dalam yang cepat terjadi sebagai respons terhadap
kebutuhan metabolik dari penyebabnya seperti olahraga, dataran tinggi, sepsis, dan
anemia. Pada hiperventilasi, pola ini tidak tergantung pada kebutuhan metabolik,
kecuali pada asidosis respiratorik. Kepala terasa ringan dan kesemutan mungkin
timbul dari penurunan konsentrasi CO2. Pada pasien koma, pertimbangkan hipoksia,
atau hipoglikemia yang mempengaruhi otak tengah atau pons. Pernapasan kussmaul
merupakan kompensasi overbreathing karena asidosis sistemik. Laju pernapasan
mungkin cepat, normal, atau lambat.

h. Ataxic breathing (biot breathing)

Pernapasan tidak teratur — periode apnea bergantian dengan napas dalam yang
teratur yang berhenti tiba-tiba dalam interval pendek. Penyebabnya termasuk
meningitis, depresi pernapasan, dan cedera otak, biasanya di tingkat meduler.

Anda mungkin juga menyukai