Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hadits Tahlili
Dosen Pengampu:
K.H. Ahmad Sya’roni, M.SI.
Oleh:
SARANG REMBANG
2020
A. PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang paling sempurna. Islam mengatur semua
aktivitas kehidupan manusia mulai dari hal ubudiyah, muamalah, munakahah,
jinayah, sampai hal-hal diluar itu. Adapun urusan persaudraan dan pergaulan juga
tidak luput dari pegaturan dan perhatian Islam. Persaudaraan merupakan salah satu
aspek yang terpenting dalam agama karena dengan adanya persaudaraan agama ini
akan semakin kuat. Islam juga mengatur urusan pergaulan. Bagimana pergaulan yang
baik yang masih dalam koridor syariat? Bagaimana batas-batas pergaulan dalam
syariat? Oleh karena begitu pentingnya masalah ini, penulis merasa perlu untuk
membuat makalah yang membahas khusus mengenai “Persaudaraan dan Tata
Pergaulan”. Penulis menyadari bahwasanya masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat
membantu penulis kedepannya untuk bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi.
B. PEMBAHASAN
1. Urgensi Menjaga Ukhuwah
Ukhuwah merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Hal ini karena
Allah menjadikan rasa cinta kepada saudara sebagai salah satu barometer
keimanan. Hal ini dapat terlihat jelas dari hadits berikut
a. Bunyi Hadits
b. Mufrodat Hadits
1
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Arba'in An-Nawawiyah, (Kairo, Daar as-Salam, 2007), 11
1
َّحب
ِ ُ ي: mencintai
ِ لِنَ ْف: dirimya sendiri
س ِه
c. Fiqh Hadits
Para ulama berkata bahwa lafal “tidak beriman” yang dimaksudkan
ialah imannya tidak sempurna karena bila tidak dimaksudkan demikian, maka
berarti seseorang tidak memiliki iman sama sekali bila tidak mempunyai sifat
seperti itu. Maksud kalimat “mencintai milik saudaranya” adalah mencintai
hal-hal kebajikan atau hal yang mubah. Hal ini ditunjukkan oleh riwayat
Nasa’i yang berbunyi, “Sampai ia mencintai kebaikan untuk saudaranya
seperti mencintainya untuk dirinya sendiri”. 2
Abu ‘Amr bin Shalah berkata, “Perbuatan semacam ini terkadang
dianggap sulit sehingga tidak mungkin dilakukan seseorang. Padahal tidak
demikian, karena yang dimaksudkan ialah bahwa seseorang imannya tidak
sempurna sampai ia mencintai kebaikan untuk saudaranya sesama muslim
seperti mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri. Hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan melakukan sesuatu hal yang baik bagi diriya, misalnya
tidak berdesak-desakkan di tempat ramai atau tidak mau mengurangi
kenikmatan yang menjadi milik orang lain. Hal-hal semacam itu sebenarnya
gampang dilakukan oleh orang yang berhati baik, tetapi sulit dilakukan orang
yang berhati jahat”. Semoga Allah memaafkan kami dan saudara kami semua.3
Abu Zinad berkata, “Secara tersurat, hadits ini menyatakan hak
persaman, tetapi sebenarnya manusia itu punya sifat mengutamakan dirinya,
karena sifat manusia suka melebihkan dirinya. Jika seseorang memperlakukan
orang lain seperti memperlakukan dirinya sendiri, maka ia merasa dirinya
berada di bawah orang yang diperlakukannya demikian. Bukankah
sesungguhnya manusia itu senang haknya dipenuhi dan tidak dizhalimi?
Sesungguhnya iman yang dikatakan paling sempurna ketika seseorang berlaku
zhalim kepada orang lain atau ada hak orang lain pada dirinya, ia segera
menginsafi perbuatannya sekalipun hal itu berat dilakukan.4
2
Syarifah Laili, “Studi Analisis Ayat-Ayat Ukhuwah Dalam Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab”
(Tesis UIN Sumatra Utara, 2016), 38
3
Ibid., 39.
4
Ibid., 39.
2
2. Cara Menjaga Persaudaraan
Setelah mengetahui tentang pentingnya menjaga ukhuwah, maka ada beberapa
hal yang perlu dilakukan untuk menjaganya. Adapun pembahasannya adalah
a. Bunyi Hadits
b. Mufradat Hadits
َ الَ ت ََحا- Janganlah kalian saling dengki
€سدُوا
َ الَ تَبَا- Janganlah saling marah
€غضُوا
5
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Arba'in An-Nawawiyah, (Kairo, Daar as-Salam, 2007), 26.
3
أَ ْن يَحْ قِ َر- menghina
ُ َد ُمه- darahnya
ُ َو َمالُه- hartanya
ُ ْ َو ِعر- kehormatanya
ُ ضه
c. Fiqh Hadits
1. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya
harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena Allah. Banyak cara untuk
menjaga ukhuwah yang diterangkan dalam hadits diatas yaitu
a) Tidak saling dengki
Pada hadits ini Rasulullah saw membimbing kita bawasanya Seorang
muslim tidak boleh saling dengki. Karena ia adalah sifat tercela, sifat
orang yahudi dan dapat merusak amal. Allah Subhanahu wa Ta’ala
melarang manusia mengharapkan segala kelebihan dan keutamaan yang
Allah Subahanahu wa Ta’ala berikan kepada orang lain.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allâh
kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki
ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun)
ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allâh
sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allâh Maha Mengetahui segala
sesuatu.6
4
Menghina dan mencaci maki adalah salah satu perbuatan yang paling
bisa merusak persaudaraa. Oleh karena itu kita sangat dilarang keras
untuk menghina dan mencaci maki. Ada seuah hadits yang mengatakan
: € قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم: رضي هللا عنه قال€وعن ابن مسعود
) وقتاله كفر" (متفق عليه،"سباب المسلم فسوق
Dari Ibn Mas’ud r. a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda : Mencaci
maki pada seorang Muslim berarti fasik (melanggar agama), dan
memerangi orang Muslim berarti kafir. (Muttafaq Alaih)
7
Muhammad Ngindi V dkk, “Hadits Tentang Persaudaraan Sesama Muslim”, (ttp, tnp, tth), 3.
8
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Arba'in An-Nawawiyah, (Yoyakarta, Media hidayah, tth) 53-
55.
5
dilarang syari’at. Seolah-olah pergaulan mereka ini tidak ada batasnya. Adapun
pembahasannya adalah sebagai berikut.
a. Bunyi Hadits
ما تركت بَعدي فتنة هي: عن النبي ﷺ قال- هللا عنهما€رضي- عن أسامة بن زيد
أضرُّ على الرجال من النساء
Dari Usamah bin Zaid dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam, nabi
bersabda, “Aku tidak meninggalkan fitnah setelahku atas kaum laki-laki yang
lebih berbahaya daripada (fitnah) wanita.9
َوإِ َّن،خضِرة َ إِ َّن ال ُّد ْنيَا ح ُْل َوة:عن أبي سعيد الخدريِّ عن النبي ﷺ قال
فَإِ َّن أَ َّو َل فِ ْتنَ ِة بَنِـي، فَاتَّــقُوا ال ُّد ْنــيَا َواتَقُوا النِّ َسا َء، َ فَيَ ْنظُ ُر َك ْيفَ تَ ْع َملُون،هللاَ ُم ْست َْخلِفُ ُك ْم فِيهَا
ْ إِ ْس َرائِـي َل َكان
َت فِي النِ َسا ِء
Dari Abi Sa’id Al Khudri, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam, nabi
bersabda, “Sesungguhnya dunia ini begitu manis nan hijau. Dan Allah
mempercayakan kalian untuk mengurusinya, kemudian Allah memperhatikan
bagaimana perbuatan kalian. Karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan
berhati-hatilah terhadap wanita, sesungguhnya fitnah pertama kali di
kalangan Bani Israil adalah masalah wanita.10
b. Mufradat Hadits
فتنة : Fitnah menurut para ulama Azhar dan lainnya memiliki makna
cobaan dan ujian, ada juga yang mengatakan bahwa maknanya
adalah membakar, dan ada juga yang mentakwil dengan
kedzaliman.11
أض ّر : Lafal adhorru merupakan isim tafdhil dari lafal ( الض ّرad-
9
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), 1309. Lihat juga
Abu al-Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (Riyadh: Dar Thaybah, 2006), 1256.
10
Abu al-Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (Riyadh: Dar Thaybah, 2006), 1256.
11
Ibnu Mandzur, Lisan Al-Arab (Kairo: Daar al-Ma’arif, t.th.), 3344.
6
manfaat.12 Lafal الضرmemiliki arti kerugian, bahaya,
kemelaratan, kesulitan, dan buruknya keadaan.13
َواتَقُوا : Lafal wattaqu merupakan fi’il amr yang bermakna jadilah orang
bertakwa, jauhilah, takutlah, dan berhati-hatilah.14
c. Fiqh Hadits
Hadits di atas jika dicermati menjelaskan sesuatu yang hampir sama
yaitu tentang fitnah perempuan. Dikatakan di hadits pertama bahwa tidak ada
fitnah yang lebih berbahaya atas kaum lelaki daripada fitnah wanita.
Kemudian di hadits berikutnya ada perintah untuk berhati-hati terhadap wanita
dan juga diceritakan bahwa fitnah yang pertama kali di kaum Bani Israil
adalah fitnah wanita. Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mengomentari hadits
pertama bahwasanya fitnah wanita itu lebih dahsyat daripada fitnah yang lain.
Dikatakan juga bahwa wanita itu seluruhnya buruk, dan yang hal paling buruk
pada wanita adalah tiadanya kemampuan laki-laki terhadapnya
(ketidakmampuan laki-laki tanpa wanita). Sementara, wanita yang akal dan
agamanya kurang akan membawa laki-laki kepada kurangnya akal dan agama
seperti mengalihkannya dari sibuk mencari urusan agama dan membawanya
menuju kehancuran dalam mencari dunia yang mana hal tersebut adalah
kerusakan yang paling dahsyat.15 Imam Nawawi dalam kitabnya mengatakan
bahwa yang dimaksud berhati-hati terhadap dunia dan terhadap wanita adalah
menjauhkan diri dari fitnah dunia dan wanita. 16 Setelah mengetahu penjelasan
di atas betapa luar biasanya fitnah wanita, maka ada batasan-batasan dan etika
tertentu yang perlu diperhatikan ketika sedang bergaul dengan lawan jenis.
Adapun batasan-batasan tersebut antara lain
12
Ibid., 2572.
13
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir (Surabaya: Penerbit Pustaka Progresif, 1984), 819.
14
Ibid., 1577.
15
Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari (Kairo: Al-Maktabah As-Salafiyyah, t.th.), 9: 138.
16
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Minhaj fii Syarh Shahih Muslim bin Hajjaj (Beirut:
Muassasah Qurthubah, 1994), 17: 87.
7
Batasan dan etika bergaul dengan lawan jenis adalah tidak memandang
kepada laki-laki dan perempaun yang bukan mahram-nya. Hal ini
termkatub dalam surat An-Nur ayat 30 dan 31
َ ِوا فُرُو َجهُ ْم ۚ ٰ َذل
ك أَ ْز َك ٰى لَهُ ْم ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ٌر بِ َما €۟ ُص ِر ِه ْم َويَحْ فَظ ۟ ُّقُل لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ يَ ُغض
َ ٰ وا ِم ْن أَ ْب
َيَصْ نَعُون
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat".17
17
Al-Qur’an, an-Nur [24]: 30.
18
Al-Qur’an, an-Nur [24]: 31.
19
Muhammad Ali as-Shabuni, At-Tafsir Al-Wadhih Al-Muyassar (Beirut: Al-Maktabah Al-Asriyyah, 2007),
870.
8
Laki-laki boleh melihat mahram-nya yang disebabkan nasab, persusuan,
atau hubungan perkawinan atau melihat kepada budak perempuannya
yang sudah menikah kecuali pada bagian di antara pusar dan lutut karena
bagian itu haram melihatnya.
Laki-laki boleh melihat wanita ajnabi karena ada kebutuhan pernikahan
pada bagian wajah dan kedua telapak tangan walapun calon istrinya
tidak mengizinkan.
Dokter (laki-laki) boleh melihat wanita ajnabi karena ada keperluan
pengobatan kepada bagian yang butuh untuk diobati bahkan hingga
bagian farji. Tetapi hal itu dilakukan dengan syarat ada mahram, suami,
atau tuan yang menemaninya dan tidak ada dokter (perempuan) yang
mengobatinya.
Laki-laki boleh melihat wanita karena adanya keperluan bersaksi
terhadap wanita tersebut. Jadi, seorang saksi laki-laki boleh melihat farji
wanita ketika menyaksikan bahwa wanita tersebut berzina ata
melahirkan. Laki-laki juga boleh melihat wajah wanita ajnabi karena
adanya keperluan jual beli.
Laki-laki boleh melihat budak wanita ketika akan membelinya kepada
bagian yang perlu untuk dipandang. Laki-laki boleh melihat tubuh dan
rambutnya tetapi tidak dengan auratnya.20
9
3) Tidak berduaan bersama lawan jenis (khalwat)
ال يخلُ َو َّن: يخطب يقول€ سمعت النبي صلى هللا عليه وسلم:سمعت ابن عباس يقول
: فقام رجل فقال، المرأة إال مع ذي محرم€ وال تسافر،رج ٌل بامرأة إال ومعها ذو محرم
ُ وإني اكتُتِب،ً إن امرأتي خرجت حا َّجة،يا رسول هللا
انطلق: قال،ْت في غزوة كذا وكذا
ف ُح َّج مع امرأتك
4. Kesimpulan
22
Abu al-Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim (Riyadh: Dar Thaybah, 2006), 610.
23
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Minhaj fii Syarh Shahih Muslim bin Hajjaj (Beirut:
Muassasah Qurthubah, 1994), 9: 155.
10
Persaudaraan atau ukhuwah merupakan hal yang sangat penting dalam Islam.
Bahkan saking pentingnya, urusan persaudaraan dijadikan barometer keimanan.
Orang yang tidak mencintai saudaranya tidak akan mendapatkan kesempurnaan
iman, Adpaun cara menjaga persaudaraan banyak sekali caranya, seperti tidak
dengi, tidak menipu, tidak marah-marah, tidak berbohong, tidak menghina, tidak
mencela, berbuat baik, dan lain-lain. Dan terakhir yang perlu diperhatikan adalah
urusan pergaulan. Syariat mengatur batasan-batasan tertentu dalam pergaulan
ketika bergaul dengan lawan jenis seperti tidak berduaan, tidak memandang, dan
tidak saing bersentuhan.
11