Anda di halaman 1dari 10

Dinasti Mamluk/Mamalik

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu:
Siti Farrohah Alimina, M.Ag.

Oleh:

Moh. Masruh
NIM: 2019.01.01.1452
Ah Dani Nizar Al-Farizhi
NIM: 2019.01.01.1444

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-ANWAR

SARANG REMBANG

2019

1
Kerajaan Mamalik

Oleh: Ah Dani Nizar Al Farihzi & Moh. Masruh

A. Pendahuluan

Ketika dunia Islam mengalami perpecahan politik pada awal abad ke-13, muncul
sebuah dinasti di Mesir yang membawa warna baru dalam sejarah politik islam.
Dinasti itu bernama Mamluk, sering juga disebut Mamalik. Posisi Dinasti Mamaluk
dalam sejarah peradaban islam sangatlah penting karena momentum keberadaanya di
abad pertengahan (abad ke 7-11 H/13-17 M), di mana sejarah pada masa ini
umumnya kurang mendapatkan perhatian karena banyaknya distori sejarah yang
terjadi, sebagaimana diungkap Maria Rose Monecal, penulis barat ini menyatakan
abad pertengahan adalah masa kegelapan dan keterbelakangan sehingga para
sejarawan kurang memperhatikan era ini. Demikian pula dalam beberapa literatur
Islam, masa ini dipersepsikan sebagai masa kemunduran peradaban Islam.

Ketika Dinasti Abbasiyah jatuh dan secara politik kekuasaanya runtuh, para
sejarawan mengatakan bahwa masa setelah itu adalah masa kemunduran politik
Islam. Periodesasi dengan cara ini dapat dikatakan sebagai khilafah-sentris, tentang
kesatuan khilafah yang memimpin seluruh wilayah umat Islam. Tetapi ketika wilayah
Islam semakin luas dan banyak bermunculan dinasti-dinasti lain, maka teori satu
khilafah ini dengan sendirinya tidak relevan lagi. Terbukti pada Dinasti Mamluk,
politik Islam masih kuat dan peradaban Islam masih berkembang di berbagai segi
kehidupan.

Karena Dinasti Mamluk terhindar dari kehancuran akibat serangan Mongol, maka
persambungan perkembangan peradaban dengan masa kelasik relatif terlihat dan
beberapa di antara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir.
Walaupun demikian, kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih di bawah prestasi
yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Dinasti Mamluk memiliki
sejarah yang unik dari masa pembentukan, kejayaan, dan keruntuhanya. Sebagai

2
dinasti yang didirikan oleh para mamluk (budak), Dinasti Mamluk mencapai banyak
prestasi. Untuk itu perlu dikaji kembali tentang sejarah Dinasti Mamluk, khususnya
sejarah sosial pendidikan yang berkembang pada Dinasti Mamluk.

B. Sejarah Berdiri

Wilayah Mesir merupakan wilayah islam yang luput dari serangan-serangan


bangsa Mongol, baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk. Dinasti Mamalik
ini berkuasa tahun 648-923 H/1250-1517 M di Mesir. Mamalik adalah jamak dari
mamluk (bahasa Arab yang berarti budak). Dinasti ini di dirikan oleh para budak
yang pada mulanya merupakan tawanan penguwasa Dinasti Ayyubiyah yang dididik
dan dijadikan tentara. Oleh penguasa terakhir Dinasti Ayyubiyah, Al-Malik al-
Shaleh, mereka dijadikan pengawal untuk menjamin kelangsungan kekuasaan. Pada
masa ini, mereka diberi hak-hak istimewa, baik karir kemiliteran maupun imbalan-
imbalan materi. Ketika al-Malik al-Shaleh meninggal dunia, anaknya yang bernama
Turansyah naik tahta menggantikannya sebagai sultan. Golongan mamalik (budak)
merasa terancam karena Turansyah lebih dekat dengan tentara asal Kurdi daripada
dengan mereka. Pada tahun 1250 M, Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan
Baybras berhasil membunuh turansyah dan kemudian Aybak berhasil membunuh
Musa. Turansyah dan Musa merupakan penguasa terakhir Dinasti Ayyubiyah.

Istri al-Malik al-Shaleh yang bernama Syajarah al-Durr, seorang berasal dari
kalangan mamalik/budak juga berusaha mengambil alih kendali pemerintahan, sesuai
dengan kesepakatan golongan mamalik. Kepimpinan Syajarah al-Durr berlangsung
selama sekitar tiga bulan, karena terus mendapat pertentangan dari Dinasti Abbasiyah
yang disebabkan pemimpinya seorang perempuan (pada waktu itu tidaklah lazim). Ia
kemudian kawin dengan seorang tokoh mamalik bernama Aybak dan menyerahkan
tampuk kepemimpinan kepadanya sambil berharap terus berkuasa dibelakang tabir.
Akan tetapi, setelah itu Aybak segera membunuh Syajarah al-Durr dan mengambil
alih sepenuhnya kendali pemerintahan. Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang
keturunan penguasa Dinasti Ayyubiyah yaitu musa sebagai sultan syar’i (hanya

3
secara formal saja) disamping dirinyalah yang bertindak sebagai penguasa yang
sebenarnya. Namun, kemudian Musa di bunuh oleh Aybak. Inilah akhir dari Dinasti
Ayyubiyah di Mesir dan awal dari Dinasti Mamalik.

Aybak berkuasa selama tujuh tahun (1250-1257 M). Setelah meninggal ia


digantikan oleh anaknya, Ali yang masih berusia muda. Ali kemudian memundurkan
diri pada tahun 1259 M dan digantikan oleh wakilnya, Qutuz. Setelah Qutuz naik
tahta, Baybars yang mengasingkan diri ke Syiria, karena tidak senang dengan
kepemimpinan Aybak kembali ke mesir. Di awal tahun 1260 M, Mesir terancam
serangan bangsa Mongol yang sudah berhasil menduduki hampir seluruh dunia islam.
kedua tentara bertemu di ‘Ain Jalut dan pada tanggal 13 September 1260 M, tentara
Mamalik di bawah pimpinan Qutuz dan Baybars berhasil menghancurkan pasukan
Mongol tersebut1. Kemenangan atas tentara Mongol ini membuat kekuasaan Mamalik
di Mesir menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Penguasa-penguasa di
Syiria segera menyatakan setia kepada penguasa Mamalik.

Tidak lama setelah itu, Qutuz meninggal dunia. Baybars, seorang pemimpin
militer yang tangguh dan cerdas, diangkat oleh pasukanya menjadi sultan (1260-1277
M)2. Ia adalah sultan terbesar dan termasyhur di antara 47 sultan mamalik. Ia pula
yang dipandang sebagai pembangun haqiqi Dinasti Mamalik.

Dinasti Mamluk di bagi 2 periode (1) Mamluk Bahri (648-792 H/1250-1389


M) dari kawasan Kipchak (Rusia Selatan) percampuran Mongol dan Kurdi, karena
tempat tinggal mereka di pulau al-Raudah yang terletak seakan di laut (Arab, bahr)
yang ada di sungai Nil, (2) Mamluk Buruj (792-923 H/1389-1517 M) berasal dari
etnik Syrcassia wilayah Kaukasus, karena mereka menempati benteng(Arab, burj) di
Kairo.

C. Raja-raja yang Berkuasa

1
Jamaluddin Abu Al-Mahasin Yusuf ibn Taghribardi,al-Nujum al-Zahirah fi Muluk Mishr wa al-
Qohirah, Jilid IV , (Kairo: Dar al-Kutub Al-Mishriyah, 1963), hlm. 55.
2
Philip K. Hitti, op. Cit., hlm. 672.

4
Raja-raja yang berkuasa pada Dinasti Mamluk Bahri:

No. Nama Sultan Masa Kekuasaan Masa Kekuasaan


(Hijriyyah) (Masehi)
1. Syajarah al-Durr 648H 1250 M
2. Izzudin Aybak 648-655 H 1250-1257 M
3. Nur Al-Din Ali 655-657 H 1257-1258 M
4. Saif al-Din Quthuz 657-658 H 12581259 M
5. Zhahir Baybars 658-676 H 1259-1277 M
6. Sa’id Barakah 676-678 H 1277-1279 M
7. ‘Adil Badrudin Salamisy 678 H 1279 M
8. Saifuddin Qalawun 678-689 H 1279-1290 M
9. Kholil al-Asyraf 689-693 H 1290-1293 M
10. Al-Nashir Muhammad 693-741 H 1293-1340 M
11. ‘Adil Kitbugha 698-708 H 1298-1308 M
12. Manshur Lajin 708-709 H 1308-1309 M
13. Al-Nashir Muhammad Ibn Qalawun 709-741 H 1309-1340 M
14. Al-Mudhaffar Baybars II Abi 741-742 H 1340-1341 M
Syankir
15. Al-Nashir Muhammad Ibn Qalawun 742 H 1341 M
16. Al-Manshur Abu Bakar ibn 742-743 H 1341-1342 M
Muhammad
17. Asyraf Kazak (Qujuq) ibn 734-746 H 1342-1345 M
Muhammad
18. Al-Nashir Ahmad ibn Muhammad 746-747 H 1345-1346 M
19. Al-Shalih Ismail ibn Muhammad 747-748 H 1346-1347 M
20. Al-Kamil Sha’ban 748-752 H 1347-1351 M
21. Al-Muzhaffar Amir Hajji 752-755 H 1352-1354 M
22. Al-Nashir Al-Hasan 755-762 H 1354-1360 M
23. Al-Shalih 762-764 H 1360-1362 M
24. Al-Nashir al-Hasan 764-778 H 1362-1376 M
25. Al-Manshur Muhammad ibn Amir 778-783 H 1376-1381 M
Hajj
26. Al-Asyraf Sha’ban ibn Hasan 783-791 H 1381-1388 M
27. Al-Manshur ‘Ala al-Din ‘Ali ibn 791-792 H 1388-1389 M
Sha’ban
28. Al-Shalih (Hajji II) Ibn Asyraf 792 H 1389-1390 M
Sha’ban

Raja-raja yang berkuasa pada masa Dinasti Mamluk Burji:

5
No. Nama Sultan Masa Kekuasaan Masa Kekuasaan
(Hijriyah) (Masehi)
1. Al-Zhahir Syaf al-Din Barquq 792-801 H 1390-1398 M
2. An-Nashir al-Din Faraj 802-808 H 1398-1405 M
3. Al-Manshur ‘Izz al-Din Faraj 808-809 H 1405-1406 M
4. An-Nashir Farj 809-815 H 1406-1412 M
5. Al-Adil al-Musa’in 815 H 1412 M
6. Al-Muayyad Syaikh al-Mahmudy 815-824 H 1412-1421 M
7. Al-Muzhaffar Ahmad 824-833 H 1421 M
8. Az-Zhahir Syaf al-Din Tatar 833 H 1421 M
9. Ash-Shalih Nashir al-Din 833-834 H 1421-1422 M
Muhammad
10. Al-Asyraf al-Din Barisbay 834-840 H 1422-1438 M
11. Al-Aziz Jamal al-Din Yusuf 840 H 1438 M
12. Azh-Zhahir Sayf al-Din Jaqmaq 840-855 H 1438-1453 M
13. Al-Manshur Fakhr al-Din Utsman 855 H 1453 M
14. Al-Asyfar Sayf al-Din Inal 855-862 H 1453-1460 M
15. Al-Mu’ayyad Syihab al-Din 862-863 H 1460-1461 M
Ahmad
16. Azh-Zhahir Sayf al-Din 863-864 H 1461-1462 M
Khusyqadam
17. Azh-Zhahir Sayf al-Din Yalbay 864-869 H 1462-1467 M
18. Azh-Zhahir Tumurbugha 869-870 H 1467-1468 M
19. Al-Asyraf Saifuddin Qaytabai 870-901 H 1468-1495 M
20. An-Nashir Muhammad 901-904 H 1495-1501 M
21. Az-Zhahir Qanshawh 904-905 H 1498-1499 M
22. Al-Asyraf Janbalah 905 H 1499 M
23. Al-Asyraf Qanshawh Al-Ghawi 906-922 H 1500-1516 M
24. Al-Asyraf Tumanbai 922-923 H 1516-1517 M

D. Masa Kejayaan dan Hasil Peradaban

Ada tiga penguasa yang mengalami puncak kejayaan di masa Dinasti


Mamalik ini yaitu Kitbugha,Baybars,dan Qalawun. Hasil peradaban:

1. Bidang Politik (masa Kitbugha) : pemerintahan bersifat oligarki militer


kecuali masa Qalawun pergantian sultan secara turun temurun (singkat).

6
2. Bidang ekonomi (Baybars): membuka hubungan dangang dengan Prancis dan
Italia dan menjalin persahabatan dengan raja-raja Kristen Eropa,
pembangunan jaringan transportasi dan komunikasi.
3. Bidang Pemerintahan (Baybars) : kemengan atas tentara Mongol di ‘Ain Jalut,
menguasai daerah-daerah sekitar.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan (Baybars) : ilmu banyak berkembang di Mesir
seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan agama. Banayak
terdapat buku-buku terutama buku-buku mengenai militer. Ilmuwan-ilmuwan
yang terkenal di masa ini antara lain : bidang sejarah (Ibn Khalikan, Ibn
Taghribardi, Ibn Khaldun), bidang astronomi (Nashiruddin al-Tuhsi),
matematika (Abu al-Faraj al-Ibry), kedokteran (Abu al-Hasan al-Mafis).
Kedokteran hewan (Abd al-Mun’in al-Dimyati), printis psikotrapis (al-Rozi),
opthalmologi (Shalahudin ibn Yusuf), agama (Syaihkul Islam ibn Taymiyah,
Imam Ibn Hajar al-Asqolani), ahli hadis (Imam al-Suyuti), dan lain-lain.
5. Kemajuan bidang Arsitektur masa Qallawun dan hasil karya seni pada logam
dan kramik. Banyak dibangun sekolah-sekolah, masjid-masjid yang indah,
rumah sakit, museum, perpustakaan, villa, menara masjid, dan kubah.
E. Masa Kehancuran

Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Dinasti


Mamaluk antara lain:

1) Faktor internal, yaitu perebutann kekuasaan, kemewahan dan budaya korupsi


masa Al-Nashir, dan merosotnya perekonomian. Dinasti Mamalik mengalami
kemunduarn semenjak masuknya budak-budak dari Sirkasia yang kemudian
dikenal dengan nama Mamluk Burji (dibawa oleh Qalawun). Solidaritas
antara sesama militer mulai menurun terutama setelah Mamluk Burji
berkuasa. Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah, tidak suka
ilmu pengetahuan, suka kemewahan dan berfoya-foya di kalangan penguasa
menyebabkan pajak dinaikan. Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan

7
perekonomian negara tidak stabil. Kondisi ini diperparah oleh datangnya
kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit.
2) Faktor eksternal, yaitu serangan dari Turki Usmani di bawah kekuasaan
Sultan Salim tahun 923 H/1517 M. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan
Usmani dalam pertempuran yang menentukan di luar kota Kairo. Mesir
selanjutnya di perintah oleh Dinasti Usmani sebagai salah satu propinsinya.
Walau demikian, sesungguhnya kaum mamluk masih bercokol di Mesir
hingga habis riwayatnya sama sekali tahun 1226 H/1811 M di bawah tekanan
Muhammad Ali Pasya, seorang Gubernur Turki yang mendapat otonomi
wilayah Mesir pada waktu itu.
F. Kesimpulan

Dinasti mamluk adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh para budak yang
berasal dari Turki yang dijadikan tentara oleh Malik as-Shalih Najamuddin Ayyub
sebagai pengawal kerajaan, akan tetapi mereka diberi kebebasan dan kesempatan
yang luas untuk mencapai kedudukan dalam jajaran militer. Mereka akhirnya
mendirikan suatu kelompok militer yang terorganisir lalu kemudian merebut
kekuasaan, sehingga menjadikan Syajarat al-Dur sebagai orang pertama yang
memegang jabatan sultan pada Dinasti Mamluk.

Perwatakan pada sistem pemerintahan Dinasti Mamluk bersifat oligarki militer,


kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qalawun (1280-1290 M) menerapkan
pergantian khalifah secara turun temurun. Padahal sistem oligarki militer memberikan
kemajuan bagi Mesir. Kedudukan amir sangat penting, para amir saling berkompetisi
dalam prestasi karena mereka merupakan kandidat sultan. Bahkan Dinasti Mamluk
juga membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan dinasti yang
bersifat oligarki militer dapat memberikan kemajuan-kemajuan dicapai dalam
berbagai bidang, seperti konsolidasi pemerintah, perekonomian, dan ilmu
pengetahuan.

8
Peran Dinasti Mamluk dalam menjaga peradaban di Mesir dibuktikan dengan
kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahannya. Pada masa Dinasti
Mamluk berkuasa banyak kemajuan yang dicapai, hal tersebut memberikan
sumbangan yang besar bagi perkembangan dunia Islam. Adapun kemajuan yang
dicapai pada saat itu adalah di bidang militer, polotik, ekonomi, pendidikan, ilmu
pengetahuan dan seni arsitektur. Pada masa itulah banyak sekali ilmuan handal yang
lahir dan memberi sumbangan pemikiran yang begitu besar terhadap peradaban
Islam.

Kemunduran Dinasti Mamluk dikarenakan berbagai faktor antara lain faktor


internal yaitu perebutan kekuasaan, kehidupan yang bermewah-mewahan dikalangan
pemimpin, korupsi, merosotnya sistem ekonomi. Sedangkan, faktor eksternal
penyebab kemunduran Dinasti Mamluk adalah munculnya gejolak politik baru yakni
Turki Usmani kemudian menguatnya Turki Usmani dalam berbagai bidang sehingga
dapat memukul mundur kekuatan Dinasti Mamluk sampai menghancurkannya.
Sehingga berakhirlah kekuasaan Dinasti Mamluk.

9
Daftar Pustaka

Hitti, Philip K. History of the Arabs, London: Macmillan,1970

Ibn Taghribardi, Jamaluddin Abu al-Mahasin Yusufi, al-Nujum al-Zahirah fi Muluk


Mishr wa Al-Qohiroh, Jilid IV, Kairo: Dar al-Kutub al-Mishriyah, 1963.

Khoiriyah, reorentasi wawasan sejarah islam dari arab sebelum islam hingga
dinasti-dinasti islam, yogyakarta: teras, 2014.

Yatim, badri. Sejarah peradaban islam, jakarta: pt rajagrafindo persada, 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai