ACARA II
NIM : 17/414543/KT/08572
FAKULTAS KEHUTANAN
YOGYAKARTA
2020
ACARA II
I. ABSTRAK
Pada praktikum acara dua, praktikan melakukan penilaian potensi produk wisata alam di
region berhutan serta melakukan pengolahan dan analisis data awal dari hasil praktek pen
gambilan data potensi wisata alam di destinasi wisata alam sasaran. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey video dengan pengamatan melalui
video mengenai objek wisata yang diunggah ke situs youtube.com dilakukan penilaian
berdasarkan tabel metode Gunn (1979). Penilaian ini dilakukan untuk mendapatkan
posisi strategi pengembangan objek wisata.
Kata kunci : metode Gunn, wisata alam, Penilaian
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan/pengukuran/pengumpulan data
parameter pada kategori fisik dan program untuk kepentingan penilaian potensi
wisata alam di region berhutan, dengan mengacu pada Metode Gunn (1979) yang
dimodifikasi.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil praktek pen
gambilan data lapagan guna mendatkan nilai potensi wisata alam dengan
mengguanakan Metode Gunn yang dimodifikasi
Nilai/Kon
Kategori Cara disi Hasil Kualitas
No. Faktor Parameter
Faktor Pengamtan Pengamat Parameter
an
1 2 3 4 5 6 7
data 232.6 m3
Debit air sungai sedang
sekunder /s
Air,
Parameter (Faktor)
1 Kehidupan Air
Air yang Lain (bila
Air
sumber data
tersedia)
data 17derajat
Suhu sedang
Iklim, sekunder celcius
3 Iklim
atmosfir data
Kelembaban 100% sedang
sekunder
Kelerengan
(kelerengan yang
makin landai makin
disukai karena relatif
aman dan nyaman
untuk aktivitas
Topografi, pengunjung dan
agak
4 tanah, Topografi pembangunan video baik
landai
geologi fasilitas pendukung.
Dengan demikian,
dalam konteks ini,
kelerengan yang
makin landai
kualitasnya makin
baik)
inceptisol
, alfisol,
kedilutiso
Jenis Tanah (jenis l, dan
tanah yang tidak entisol.
data
rawan erosi, Dengan buruk
sekunder
kualitasnya makin bebatuan
baik) yang
peka
akan
erosi
dulunya
Keberadaan dan
merupak
Kemenarikan data
Sejarah an suaka buruk
Sejarah pada sekunder
margasat
Kawasan
wa
Keberadaan dan
Kemenarikan data
Sejarah, Etnisitas tidak ada buruk
Etnisitas pada sekunder
Etnisitas,
5 Kawasan
Arkeologi,
Keberadaan dan
Legenda
Kemenarikan data
Arkeologi tidak ada buruk
Arkeologi pada sekunder
Kawasan
Keberadaan dan
Kemenarikan data
Legenda tidak ada buruk
Legenda pada sekunder
Kawasan
Keindahan perpadua
Perpaduan n
6 Estetika Estetika Pemandangan di video pemanda sangat baik
Kawasan (menurut ngan
persepsi pengamat) menarik
Keberadaan Home
video tidak ada buruk
Industry
Keberadaan Sektor
Industri
Pertanian yang
video tidak ada buruk
Mendukung Wisata
Alam
Keberadaan Atraksi
Komersial Lain (bisa
Institusi, alam bisa non alam,
7 Industri,
yang berada di video tidak ada buruk
Atraksi sekitar kawasan
hutan yang sedang
Atraksi dikaji)
data
Keberadaan Even
sekunder tidak ada buruk
Populer
dan video
tersedia
Ketersediaan data
Fasilitas Akomodasi di daerah sangat baik
Fasilitas Akomodasi sekunder
Palu
Ketersediaan Rumah data tersedia
Rmuah Makan sangat baik
Makan sekunder banyak
terdapat
Ketersediaan data
Klinik/Puskesmas Puskesm baik
Klinik/Puskesmas sekunder
as Wuasa
Pusat-Pusat
8
Pelayanan Pos Keamanan/Tim Ketersediaan Pos data
tersedia baik
SAR Keamanan/Tim SAR sekunder
Ketresediaan
Warnet/Kemudahan data sinyal
Warnet/Kemudahan buruk
sinyal sekunder rendah
Sinyal
Ketersediaan Toko data
Toko Perbelanjaan tersedia baik
Perbelanjaan sekunder
Ketersediaan data
Tempat Peribadatan tersedia baik
Tempat Peribadatan sekunder
Keterjangkauan
Lokasi oleh
jalan
Kendaraan Roda video baik
normal
Empat di Segala
Musim
Kemudahan
Transportasi susah
9 Transportasi dan Keterjangkauan
, Akses dijangkau
Akses Lokasi oleh video sedang
transport
Transportasi Umum
asi umum
Estimasi Jarak 144km
data
Lokasi dari Ibukota ke kota sedang
sekunder
Kecamatan Palu
Tabel 5. Kompilasi Data Akhir
Konversi Keterangan
Nilai (5) ke Nilai
Kategori
No. Faktor Parameter Nilai/Kondisi Hasil Pengamatan Kualitas
Faktor Skala
Parameter *
Indeks )
1 2 3 4 5 6 7 8
Air,
Debit air sungai 232.6 m3/s sedang 3
K1. Kehidupan Air
Air
Fasilitas Akomodasi Ketersediaan Fasilitas Akomodasi tersedia di daerah Palu sangat baik 11
*Menurut Kotta (2008), suhu nyaman manusia Indonesia 22,50 C and 260C
*Menurut Nassrulah dkk (2015), rata-rata kelembaban diatas 50%terjadi pada bulan
Oktober, Desember, Januari, Februari, Maret, Mei, Juli dan Agustus. Nilai rata-rata
kelembaban dibawah 50% pada bulan September, November, April dan Juni
Perhitungan:
KF2= (25+35)/2=30
KF3=(3+4)/2= 3,5
KF4=(3+5)/2=4
KF5=(1+1+1+1)/4=1
KF7=(1+1+1)/3=1
KF8=(11+11+10+10+3+10+10)/7=9,3
KF9=(5+3+3)/3=3,7
TOTAL RERATA=3+30+3,5+4+1+21+1+9,3+3,7=72,8
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara 2 yang telah dilaksanakan praktikan melakukan metode sko
ring menggunakan metode Gunn dan mengolah datanya. Hal ini dilakukan untuk mengeta
hui apakah suatu Kawasan tersenbut layak untuk dijadikan sebagai objek wisata atau tida
k. Metode ini mengkuantitatifkan kenampakan setiap objek wisata seperti jaringan jalan d
alam bentuk jarak objek dari pusat pelayanan, sarana prasarana menunjang (seperti hotel,
rumah makan, bank, pasar ,rumah sakit, puskesmas dan terminal) jenis atau daya tarik
objek wisata, ada tidaknya pengelola, frekuensi pengadaan, atraksi di objek wisata, ada
tidaknya petugas keamanan dan jumlah penjual cinderamata dan makanan minuman yang
ada di objek wisata, sehingga dapat dilihat objek yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan melalui akumulasi skor atau nilai.
Kekurangan dari metode Gunn (1979) yaitu memerlukan banyak waktu, menguras
banyak enegi atau tenaga, memerlukan banyak orang, memerlukan banyak alat maupun b
iaya, dan subjektifitas tinggi. Sedangkan kelebihan dari metode Gunn (1979) yaitu cara at
au metodenya mudah untuk dipahami, fleksibel digunakan diberbagai macam area, kompl
eksifitas yang tinggi serta banyak unsur nya sehingga lebih detail, dan skalanya mudah di
modifikasi. Selain kekurangan, metode ini juga memiliki kelebihan. Kelebihan dari
metode ini adalah banyaknya variabel yang digunakan, sehingga akurasi data akan lebih
bagus, walaupun subjektifitas pada metode ini termasuk sangat tinggi.
Penjelasan pembuatan tabel skoring langkah pertama yang dilakukan yaitu
menilai factor-faktor yang ada dengan parameter menggunakan literasi. Setelah
melakukan penilaian, menentukan faktor mana yang menonjol pada lokasi pengamatan ya
ng sekiranya dapat dijadikan ciri khas keindahan dari lokasi tersebut. Selanjutnya
dilakukan skoring table indeks factor, dengan memberikan skor tinggi pada factor yang
menonjol. Dari skoring tersebut, seluruh factor akan dirata-rata skornya untuk melihat
bagaimana kualitas pada masing-masing factor. Setelah itu, seluruh rata-rata skor tiap
dijumlahkan untuk mengetahui berapa nilai skornya yang akan dilihat berapakah potensi
wisata tersebut. Jika skor< 33 Potensi Wisata Alam Rendah, skor 34 – 67 Potensi Wisata
Alam Sedang , skor˃ 67 Potensi Wisata Alam Tinggi. Hasil perhitungan pada Taman
Nasional Lore Lindu adalah sebesar 72,8 yang berarti memiliki Potensi Wisata Alam
yang Tinggi.
Prospek pengembangan Taman Nasional Lore Lindu dipertimbangkan dari hasi
l skor yang didapat per petak ukur, dengan skor yang didapatkan tinggi yaitu 72,8.
Pengembangan yang perlu dilakukan daerah ini cocok untuk dijadikan objek wisata deng
an syarat ditambah acara-acara atau event yang menarik untuk mengundang wisatawan
datang ke objek wisata ini. Sebenarnya objek wisata ini bisa dibilang menjadi objek
wisata alam yang memiliki segala kecantikan dan keanekaragaman didalamnya, hanya
saja karena Taman Nasional itu di Indonesia ada banyak sekali, maka perlu ditambahkan
atraksi dari luar subjek mengenai Taman Nasional, agar menambah banyak lagi
wisatawan yang tertarik untuk menghabiskan waktunya disana.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum acara 2, praktikan dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penilaian potensi produk wisata di region berhutan dilakukan dengan metode Gunn
(1979) dengan melakukan pengamatan faktor-faktor fisik pada Taman Nasional Lore
Lindu melalui media video, dan observasi pada data sekunder untuk mengetahui hal-
hal yang mendukung dan menghambat pengembangan wisata alam di Taman Nasional
Lore Lindu dilakukan penilaian dengan membuat tabel skala indeks untuk destinasi
wisata.
2. Pengolahan dan analisis data awal dari hasil praktek pengambilan data potensi produk
wista alam di destinasi wisata alam sasaran didapatkan bahwa Taman Nasional Lore
Lindu memiliki prospek wisata alam yang tinggi. Pengembangan wisata alam dengan
jumlah penilaian skala indeks mendapatkan skor berkisar 72,8% sehingga dapat
dikatakan nilai potensi produk wisata alam nya tinggi untuk dikembangkan menjadi
destinasi wisata dengan menghilangkan kelemahan yang ada yaitu kurangnya atraksi
diluar subjek Taman Nasional.