Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

OPTIMASI DESAIN TURBIN AIR TIPE VORTEX DENGAN 5 VARIASI JUMLAH


SUDU TERHADAP EFISIENSI

Vico Rinanda1), Rosyida Permatasari2)


1,2)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
E-mail: rinandavico@gmail.com ; rosyida@trisakti.ac.id

Abstrak
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan potensi aliran sungai sebagai sumber tenaga listrik . Tujuan penelitian ini
adalah untuk membuat desain turbin air dengan memanfaatkan aliran sungai di kawasan
Baturaden Adventure Forest agar bisa digunakan untuk menyalakan mesin pellet daun
kering. Turbin air yang akan didesain adalah tipe turbin vortex dengan memanfaatkan
head yang rendah. Penelitian ini dibatasi dengan parameter-parameter yang sudah
ditentukan dengan melihat luas area dan aliran sungai yaitu luas dam 4,2 m 2 , diameter
turbin 0,6 m dan tinggi turbin 0,5 m. Selanjutnya dilakukan perhitungan dan gambar
geometri menggunakan software CAD. Kemudian untuk menganalisa fluida dilakukan
simulasi Computational fluid dynamics (CFD) menggunakan software ANSYS dengan
menggunakan sudu 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 buah. Hasil dari penelitian didapatkan effisiensi
tertinggi dimiliki oleh jumlah sudu 9 dengan effisiensi 64%.

Kata kunci: Baturaden Adventure Forest, Mikrohidro, Vortex, CAD, ANSYS.

Pendahuluan
Pembangkit listrik tenaga air saat ini menjadi salah satu pilihan dalam
memanfaatkan sumber energi terbaru, namun pemanfaatan yang ada masih
menggunakan teknologi yang sederhana. Pembangkit listrik jenis ini dalam proses
pembuatannya sangat ekonomis, tetapi masih dalam skala kecil. Artinya pembangkit-
pembangkit seperti ini hanya mampu mencukupi pemakaian energi listrik untuk sejumlah
rumah saja. Jenis pembangkit listrik tenaga air ini sering disebut mikrohidro atau sering
juga disebut Pikohidro tergantung keluaran daya listrik yang dihasilkan. Teknologi ini
terdiri dari komponen utama yaitu turbin air dan generator listrik [1].
Turbin vortex adalah salah satu jenis turbin mikrohidro yang menggunakan
pusaran air sebagai penggerak sudunya. Turbin vortex memiliki head yang relatif rendah
0,7 m – 3m dengan debit 50 L/s [2]. Turbin jenis ini sangat cocok digunakan untuk aliran
sungai, karena kebanyakan sungai memiliki head yang rendah.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis turbin air
vortex dengan bentuk sudu spiral dan jumlah sudu 4, 5, 6, 7,8 dan 9 sehingga dapat
diketahui kinerjanya dan dapat dimanfaatkan aliran air yang memiliki tinggi jatuh (head)
yang rendah dengan efisiensi yang optimal.

Studi Pustaka
Aliran sungai dengan head jatuh yang kecil belum termanfaatkan dengan optimal.
Hal ini menjadi referensi untuk memanfaatkan aliran sungai dengan mengubahnya
menjadi aliran vortex. Seorang Peneliti dari Jerman Viktor Schauberger mengembangkan
teknologi aliran vortex (pusaran) untuk diterapkan pada pemodelan turbin air dengan
memanfaatkan aliran irigasi yang kemudian diubah menjadi aliran vortex (pusaran), yang
kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan sudu turbin seperti pada Gambar 1.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Air Sungai dari tepi sungai disalurkan dan diarahkan ke tangki sirkulasi.
Tangki sirkulasi ini memiliki suatu lubang lingkaran pada dasarnya.
2. Tekanan rendah pada lubang dasar tangki dan kecepatan air pada titik masuk
tangki sirkulasi mempengaruhi kekuatan aliran vortex.

785
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

3. Energi potensial seluruhnya di ubah menjadi energi kinetik rotasi di inti


vortex yang selanjutnya diekstraksi melalui turbin sumbu vertikal.
4. Air kemudian kembali ke sungai melalui saluran keluar.

Gambar 1. Prinsip Kerja Turbin Vortrex [3]

Metodologi
1. Desain Dam

Gambar 2. Desain Dam


2. Desain Runner

Gambar 3. Desain runner dengan jumlah 4, 5, 6 ,7 ,8 dan 9

786
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

3. Meshing
Meshing bertujuan untuk membuat suatu desain menjadi susunan susunan
partikel kecil, semakin besar mesh maka tingkat ketelitian dan akurasi semakin
besar. Proses meshing pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Meshing
4. Setup
Setup bertujuan untuk memasukkan input dan menggambarkan kondisi
lingukan disekeliling objek. Dalam penelitian ini input yang dimasukkan adalah
massa aliran jenis pada dam, kecepatan turbin, dan rotasi runner. Untuk setup
pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Proses Setup

5. Perhitungan Analitik
Laju Aliran Massa ( ) [4] = Q . ρ [kg/s] (1)
Kecepatan Turbin Impuls (Nt) [5] = [rpm] (2)
Daya Input (Pin) = ρ . Q . g . H [Watt]
(3)
Daya Output (Pout) = T . ω [Watt] (4)
Effisiensi (ηt) = . 100 % [%] (5)

787
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Hasil dan Pembahasan


1. Efek Jumlah Sudu Terhadap Torsi
Pada Gambar 6. dapat dilihat trendline semakin banyak jumlah sudu maka
torsi yang
dihasilkan
juga
semakin
besar.

Gambar 6. Grafik Trendline Jumlah Sudu Terhadap Torsi

2. Efek Jumlah Sudu Terhadap Daya Output


Pada Gambar 7. dapat dilihat trendline semakin banyak jumlah sudu maka
daya output yang dihasilkan semakin besar.

Gambar 7. Grafik Trendline Jumlah Sudu Terhadap Daya Output (kW)

3. Efek Jumlah Sudu Terhadap Effisiensi


Untuk memverifikasi hasil penelitian ini, maka pada Gambar 8 dapat dilihat
perbandingan pengaruh jumlah sudu terhadap effisiensi hasil penelitian ini dengan
penelitian lain.

788
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Gambar 8. Grafik Trendline Jumlah Sudu Terhadap Efisiensi

4. Kavitasi
Kavitasi terjadi karena adanya pengurangan tekanan hingga nilainya
berada dibawah tekanan uap jenuh. Diperoleh tekanan uap jenuh air pada turbin
air vortex sebesar 2338,4747 Pa sedangkan berdasarkan hasil simulasi
didapatkan tekanan terkecil berada pada sudu dengan jumlah 4 sebesar
2467030Pa. Dapat disimpulkan bahwa sudu turbin aman dari kavitasi.

Gambar 9. Tekanan Terkecil (Warna Biru) Pada Runner Dengan Jumlah Sudu 4

Simpulan
Dari hasil analisa dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa jenis turbin yang
paling optimum untuk digunakan di Baturaden Adventure Forest, Purwokerto adalah
menggunakan runner dengan jumlah 9 sudu. Yaitu menghasilkan daya output terbesar
20,35 kW dengan efisiensi 64%. Tipe runner dengan jumlah sudu 9 ini aman dari kavitasi
karena mempunyai tekanan terendah sebesar 2481130 Pa lebih besar dari tekanan uap
jenuhnya sebesar 2338,48 Pa.

Daftar Pustaka
Marsudi, Djiteng. 2006. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.
Mohanan, Anjali M. 2016. Power Generation With Simultaneous Aeration Using A Gravity
Vortex Turbine. International Journal of Scientific & Engeenering Research,
Volume 7, Issue 2.
https://www.turbulent.be/vortex-turbine/

789
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1: ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap“ ISSN (E) : 2540 - 7589

Dixon, S. L. 1998. “Fluid Mechanics And Thermodynamics Of Turbomachiner”, USA:


Pergamon Press Ltd.
Harvey, A. 1993. Micro-hydro Design Manual. London: IT Publications.

790

Anda mungkin juga menyukai