Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tiya Desty Pratiwi

Nim : 200810824

Kelas : 33F

Tugas Meringakas materi webinar NCDRC yang disampaikan oleh :

1. Prof Madya Dr Hasnah Toran


2. Puan Zarina Zainuddi
3. Ibu Kumala Windya dan Dr Norsayyidatina Che Rozubi

Prof Madya Dr Hasnah Toran.

Pertama-tama kita harus mengajak masyarakat agar memahami tentang autisme. Ada 2 yang harus kita
pahami yaitu :

1. Masyarakat kurang memahami apa itu autisme.


2. Adek-adek akademik (kita) yang memahami autisme , untuk saling mengajak masyarakat untuk
memahami apa itu autisme dan juga golongan autisme.

Autisme ini adalah jenis risen the sability, yaitu kurangnya upayaan tersembunyi. Kekurangan upayaan
anak tersebut terjadi karena anak-anak yang mengalami autisme ini tidak dapat dilihat dengan kasat
mata saja. Sepengetahuan kita melihat anak tersebut sama seperti anak pada umumnya, dengan kata
lain tidak ada fisik makes yang ditunjukan, dan tidak sembarang tanda tanda fisik dapat dilihat oleh
orang awam, hanya kita yang memahami dia, seperti akademik psikologi yang gampang memahami
mereka. Contoh salah satu kasus yang mudah di lihat masyarakat dengan kasat mata, dengan cara
melihat beberapa fisik makes mereka seperti wajah, mata yang sipit, dagu yang luas dan masih banyak
lagi. Tetapi anak autisme ini dapat diseleksi, dan juga ada beberapa hal seperti dapat mengetahui
mental helps, ezety, dan risen the sability. Anak anak ini pada pada umumnya suka di pahami, suka di
kenali sabagaimana anak anak ini ingin di perhatikan dan suka di puji puji. Dimana anak anak ini
terdapat beberapa aspek di dalam nya dapat di tandai dengan beberapa isu pada anak yang autisme
izum/ezety ini. Tetapi salah negosiosis Sebagian paling penting sekali adalah anak yang mengalami
otozem tetapi di sepelekan atau di lepaskan begitu saja. Dan sering sekali di katakana anak yang nakal,
di sepelekan, Sebagian tidak di perbolehkan berantraksi atau berkawan oleh orang tuan nya, orang tua
pun tidak biasa dan pintar dalam mendidik anak anak mereka. Ini di sebabkan tidak ada fisik makes itu
yang ada di dalam diri anak itu, jadi orang tua pun gampang sekali meremekan dan menyepelekan hal
tersebut. Autisme ada dua penyebab nya itulah yang di sebabkan otozem ini sendiri dengan aspek dan
keselarasan aspek dalam otak. Spektrome iyalah yang sering kita tahu bahwa ciri ciri kekurang upayaan
autisme ini, dan ada tiga yaitu kurang nya upaya dalam segi sosial, kontraksi, dan komunikasi. Kurang
upaya dalam segi kecacatan dan imajinasi di mana dia menunjukan tingkah laku dan ingatan pikiran nya
yang berulang ulang, obsesien semacam itu. Abdulah memiliki 2 isu, sedangkan anak saya Muhammad
memiliki 4 isu yang ada pada diri nya. Tetapi kita harus sabar dan benar benar kuat dalam menghadapi
anak anak ini dengan banyak sekali ajaran yang kita terapkan anak anak ini juga akan cepat terbantu
walau pun hanya untuk diri nya seorang. Karena anak adalah Amanah jadi kita patut syukuri. Autisme ini
adalah bawaan anak sejak lahir tetapi kita harus mencoba beberapa intraksi pada sang anak agar kita
tahu bahwa anak kita terlahir dormal tidak. Kita tahu bahwa ini adalah salah satu cinta anak autisme.

Tetapi secara spektrom kita tahu bahwa sebagai anak autisme itu ada beberapa mudah bersosialisasi,
intraksi dan ada juga yang sulit atau bermasalah dalam bersosial dan dan intraksi di mana kita ketahui
bahwa kebanyaan anak autisme ini sudah ada di dunianya seperti, ini yang sangat jelas sekali kita
ketahui. Dan mereka sangat senang sekali empati seseorang pada nya, misal nya kita memanggil dia, kita
ajak berbicara dan mengobrol, mereka memang mempunyai dunia sendiri tapi bukan menutupi intraksi
mereka bersosial dengan baik. Beberapa juga terdapat fenomena dalam ahli Kesehatan yang Bernama
wait and see approach juga mengatakan hal yang sama. Kita harus mengajarkan anak anak kita untuk
beberapa aktifitas sehari hari seperti toiletring, tingkah laku yang baik dan sopan, menyekolah kan
mereka. Dimana saya juga menekukan 3 yayasan sekolah Pendidikan khas yaitu, sekolah biasa, program
ekslutif, dan program Pendidikan KPI. Inti nya adalah obat mucarap itu adalah kita orang tuanya, mamak
bapak nya. Dalam mengajari anak ini sungguh sungguh harus kuat dan enerjik karena dalam mengajari
dan mendidik strategi strategi sangat harus berniat. Dan bukan untuk orang tua yang malas dan
menyepelekan anak anak ke dokter dan spesialis, sekali pun kita mengontrol anak kita ke dokter dan
psikiater untuk terapi jangan lepas anak gitu saja. Tekat saya dari dulu adalah saya harus bisa dan kuat
karena menurut saya anak ini adalah Amanah.

Puan Zarina Zainuddi

Puan Zarina merupakan seorang selebritis Malaysia yang memiliki 2 orang anak kembar yang menderita
autis. Beliau membesarkannya tanpa pamrih hingga sekarang kedua anaknya berumur 25 tahun. Anak
beliau didiagnosis mengidap autis sejak berumur 3 tahun dikarenakan pada saat itu anak tidak mampu
berucap seperti anak seusianya.

Puan Zarina juga memberikan saran bagi para orang tua yang anaknya menderita autis untuk selalu
berusaha dan selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya. Senantiasa ajarkan berbagai aktivitas agar
anak terus berkembang dan menjadi seseorang yang mandiri. Beliau menyampaikan pula bahwa anak
autis tetap harus dijaga dan diawasi oleh orang tua, terlebih anak puan Zarina kembar sehingga sangat
sering kedua anak beliau berkelahi atau mengamuk, maka dari itu harus lebih diperhatikan.

Di akhir webinar beliau berpesan kepada para orang tua bahwa walaupun kondisi mereka yang berbeda
namun tetap hargai mereka, beri mereka kasih sayang, ajarkan mereka menjadi manusia yang mandiri
dan mampu menjaga diri nya sendiri terlepas dari kondisi mereka yang tidak seperti orang normal pada
umumnya, dan juga ajarkan mereka kemampuan dasar untuk menjaga kebersihan diri agar mereka
terlihat sempurna di mata kita dan orang lain, serta tetap semangat dalam mendidik mereka, lebih
mengenal dan terus belajar tentang autisme.
Ibu Kumala Windya

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi stress yang dialami orang tua dalam mendidik
anak autis adalah relaksasi. Relaksasi merupakan salah satu cara yang mudah dan praktis untuk
membuat pikiran, dan tubuh menjadi rileks, menjadi lebih tenang, sehingga dapat melepaskan
ketegangan baik dalam pikiran, emosi, dan tubuh kita. Sejatinya ketika orang tua selalu stress, emosi,
akan sulit untuk mendidik anak autis agar mereka terus berkembang.

Berikut adalah beberapa relaksasi yang dapat dilakukan:

• Relaksasi nafas merupakan pertolongan pertama saat kita risau, marah, atau pikiran tidak tenang.
Ketika nafas tenang, detak jantung akan tenang, begitu juga peredaran darah kita. Relaksasi nafas dapat
dilakukan dengan duduk di kursi dengan rileks (sambal bersandar di kursi) selanjutnya tangan di dada
atau perut dan praktikkan Tarik nafas dan hembus nafas secara perlahan.

• Relaksasi dengan panduan imajinasi. Hal ini dapat dilakuakn dengan praktik relaksasi nafas sambal
membayangkan tempat yang indah (pantai, gunung, tepi danau), jika sudah merasa cukup tenang bisa
membuka mata secara berlahan

• Relaksasi otot, jika sedang merasa stress akan timbul ketegangan baik di otot maupun kepala, bahu,
tangan perut, punggung, dan kaki juga merasa tegang. Relaksasi ini bertujuan untuk menenangkan otot
kita sehingga mengurangi Lelah pada tubuh kita.

Layanan anak autis di Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya sudah mendapat dukungan masyarakat
dan pemerintah. Yang perlu kita lakukan sekarang bukan lagi membahas bagaimana cara mendidik anak
autis tetapi lebih ke melakukan action plan. Untuk saat ini di Indonesia sendiri tiap provinsinya sudah
memiliki Autism Centre.

Di Autism Centre ini kita bisa mendeteksi sejak dini apakah anak kita mengidap autism atau tidak.
Autism ini bisa dideteksi sejak usia 18 bulan. Di Autism Centre anak akan diperiksa,didiagnosa,dan
kemudian diberikan terapi yang tepat agar ketika mereka berusia 6 – 7 tahun meraka sudah siap untuk
sekolah. Sementara itu layanan pendidikan untuk penderita autism sendiri dibagi menjadi 2,yaitu :
sekolah inklusi dan sekolah khusus. Di sekolah inklusi anak-anak autism bisa bergabung dengan tipikal
atau anak normal yang lainnya. Sedangkan di sekolah khusus untuk anak-anak autism dengan tingkat
kecerdasan yang rendah.

Orangtua penderita autism bisa mengikuti Parenting Centre ataupun Support Group yang ada di Whats
App,Instagram,Facebook,ataupun Youtube untuk menambah wawasan bagaimana cara yang tepat
untuk mendidik anak autism.

Hubungan masyarakat di Indonesia juga semakin baik dalam menyikapi para penderita autism. Bahkan
saat ini sudah banyak dibuka lapangan pekerjaan untuk mereka dari pemerintah. Pemerintah dan
masyarakat sudah memahami bahwa mereka perlu mendapatkan keterampilan dan dukungan untuk
dapat bersaing dengan manusia yang normal pada umumnya.

Akhir-akhir ini dukungan masyarakat ditempat umum juga semakin terlihat jika ada orangtua yang
kewalahan menghadapi anaknya yang sedang tantrum. Mereka akan dengan senang hati membantu
sebagaimana mestinya untuk mengatasi anak tersebut supaya kembali tenang.

Dr Norsayyidatina Che Rozubi

Isu atau masalah pada orang tua yang memiliki anak autis:

• Isu melibatkan diri. Banyak orang tua yang belum bisa menerima bahwa anaknya mengidap autis di
karenakan mereka selalu membandingkan anaknya dengan orang lain

• Isu mengelola/mengurus diri sendiri. Orang tua yang memiliki anak autis tentu saja akan mengalami
kehidupan yang berbeda dan harus menyesuaikan dengan kondisi mereka saat ini. Hal tersebut akan
membuat orang tua terkadang tak mampu untuk mengurus diri sendiri bahkan juga mengurus anak nya
yang menderita autis.

• Isu kekurangan ilmu yang dihadapi oleh orang tua.

• Isu melibatkan dukungan. Kesulitan menerima yang dialami orang tua terhadap anaknya yang autis
akan menyebabkan mereka sukar/sulit memahami kondisi keluarga mereka (dari segi keluarga).
Sedangkan dalam segi masyarakat terdapat banyak persepsi mengenai autisme yakni bermain gadget
sehingga menyebabkan autis, atau cerita-cerita di televisi mengenai autisme yang sepenuhnya
salah/tidak benar sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap orang tua yang mengurus anak-anak
autis.

Anda mungkin juga menyukai