Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT
LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

“DIABETES MELLITUS TIPE II DAN HIPERTENSI”

Oleh:
Lalu Sayidiman Huzaif
H1A 011 039

Pembimbing:
dr. Rika Hastuti, M.Kes., FISPH., FISCM
dr. Deasy Irawati, M.Sc., Ph.D
dr. I Komang Gerudug. M.Ph

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS KEDIRI
2020

1
BAGIAN I
KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Identitas pasien
Identitas Pasien Keterangan
Nama Ny. R Anak ke tiga
Umur 64 Tahun
Alamat Peresak Narmada
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan Sudah Menikah
Alergi obat Tidak ada
Pasien komtrol Poli lansia Pasien rutin berobat ke
Puskesmas Narmada,
datang untuk kontrol
pengambilan obat rutin
untuk diabetes dan
Hipertensi.
Telah diobati sebelumnya Iya
Sistem Pembayaran BPJS

BAGIAN II
IDENTITAS KELUARGA

2
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga. Ny.R. Ia
tinggal bersama suami dan satu anak yang sudah menikah dan memiliki dua orang
anak serta istrinya. Dalam keluarga binaan ini terdapat 6 orang anggota keluarga,
yang terdiri dari pasien, suami pasien, anak setra menantunya dan dua cucu.
Berikut ini adalah identitas keluarga pasien yang diperoleh saat dilakukan
anamnesis pada 12 November 2020.

Anggota Keluarga Keterangan


Nama Tn. B Suami Ny.R
Kepala keluarga
Umur 70 tahun
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Wirausaha
Status Sudah Menikah

Anggota Keluarga Keterangan


Nama Ny. BA Anak Ny. S
Anak Pertama dari 3
bersaudara
Umur 42 tahun
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Guru
Status Sudah menikah

Anggota Keluarga Keterangan


Nama Ny. Ti Anak Ny. S
Anak kedua dari 3
bersaudara
Umur 40 tahun
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan PNS
Status Sudah menikah

3
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. I Anak Ny. S
Anak ketiga dari 3
bersaudara
Umur 37
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Guru
Status Sudah menikah

Anggota Keluarga Keterangan


Nama An. Ra Cucu Ny. S
Umur 5 tahun
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status -

Anggota Keluarga Keterangan


Nama An. Na Cucu Ny. S
Umur 3 tahun
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status -

4
GENOGRAM

       

               

     

5
BAGIAN III
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan keluarga diperoleh saat anamnesis di rumah pasien kamis 12


November 2020.
Anggota Usia BB Keluhan Status Gizi Ket.
Keluarga
Ny.R 64 Tahun 70 kg Kontrol DM dan HT Normal -
Tn. B 70 Tahun 78 kg Hipertensi Terkontrol Normal -

Tn. I 37 tahun 80 kg Hipertensi Terkontrol Normal

Ny. Pu 35 tahun 68 kg Tidak ada keluhan Normal

An. Ra 5 tahun 23 kg Tidak ada keluhan Normal

An. Na 3 tahun 20 kg Tidak ada keluhan Normal

6
BAGIAN IV
DATA MEDIS

4.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny.R
Umur : 64 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Peresak Narmada
Suku : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2020

4.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien kontrol
Riwayat Penyakit Sekarang
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan di rumah pasien pada tanggal 12
november 2020. Pada kasus ini pasien merupakan Pasien kontrol rutin di
Puskesmas Narmada untuk mengecek gula darah dan mengecek tekanan
darah serta pengambilan Obat untuk penyakit Diabetes Melitus Dan
Hipertensi. Pasien didiagnosa DM 4 tahun yang lalu tepatnya pada tahun
2016. Untuk Hipertensi pada pasien di alami sejak 10 bulan yang lalu. Pasien
sering merasa lemas, pusing dan mudah lelah.
Riwayat Penyaki Dahulu
DM (+) sejak 4 tahun yang lalu, HT (+) sejak 10 bulan yang lalu
Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan
Asma (-), hipertensi (-), DM (-), HT (+) suami pasien, penyakit jantung(-),
penyakit ginjal (-), Riwayat TB (-).

7
Riwayat pengobatan
Rutin berobat ke Puskesmas Narmada untuk penyakit diabetes dan
Hipertensi.
Riwayat sosial
Pasien wanita usia 64 tahun. Pasien merupakan anak kedua dari lima
bersaudara. Pasien menikah saat usianya 24 tahun dan memiliki 3 orang
anak. Dan sampai saat ini masih tingal bersama suaminya. Saat ini, pasien
tinggal berenam yaitu pasien ,suaminya anak ketiganya dan menantunya
serta dua orang cucunya. Pasien tinggal di lingkungan tidak padat penduduk.
Pasien tinggal di rumah dengan ukuran sekitar 12 m2. Rumah dengan atap
genteng dan lantai keramik, selain itu dilengkapi dengan 4 kamar tidur, 2
kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang keluarga, teras, setiap ruangan memiliki
jendela dan kamar mandi ada ventilasi udara. Septik tank berjarak sekitar 3
meter dari kamar mandi. Air mandi dan memasak mengggunakan air PDAM.
Pengelolaan sampah dengan cara di buang ke tempat Penampungan sampah
namun tidak dibedakan antara sampah organik maupun non organik.
Di keluarga pasien yang tinggal serumah, yang berpenghasilan adalah
suami dan anaknya. Suami bekerja sebagai Pengusaha dan berpenghasilan
Rp.7.000.000/bulan. Anak pasien bekerja sebagai guru dan pengusaha
dengan penghasilan Rp.5.000.000/bulan. Dengan penghasilan tersebut,
pasien dan keluarga merasa cukup dan bisa hidup memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
4.3 PEMERIKSAAN FISIK
KU/ Kesadaran : Baik/Compos Mentis
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36.3 C
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 165 cm
BMI/IMT : 28,71 kg/m2 (Overweight)

8
Tanggal Pemeriksaan : 12 november 2020

Status Generalis
Kepala-Leher
Kepala : Deformitas (-)
Rambut : Hitam, lurus
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Bentuk dan fungsi normal, serumen (-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB

Paru
Inspeksi:
 Bentuk & ukuran: bentuk dada kiri dan kanan simetris, pergerakan
dinding dada simetris.
 Penggunaan otot bantu napas: SCM tidak aktif, otot bantu abdomen tidak
aktif.
 Tipe pernapasan: torako-abdominal.
Palpasi:
 Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-).
 Gerakan dinding dada: simetris kiri dan kanan.
 Fremitus vocal: simetris kiri dan kanan.
Perkusi:
 Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi:
 Cor: S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-).
 Pulmo: Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru.
 Rhonki (-/-).
 Wheezing (-/-).

9
Abdomen
Inspeksi:
 Bentuk: simetris, distensi (-)
 Umbilikus: masuk merata
 Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), ikterik (-), massa (-),Distensi
(-)
Auskultasi:
 Bising usus (+)
 Metallic sound (-)
 Bising aorta (-)

Perkusi:
 Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
 Nyeri ketok (-)
Palpasi:
 Nyeri tekan epigastrium (-)
 Massa (-)
 Hepar/lien/ren: tidak teraba
 Shifting dullness (-)
Ekstremitas
Tungkai Atas Tungkai bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral hangat + + + +
Edema - - - -
4.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
-GDS
9/4/2012 12/6/2015 23/5/2018 14/8/2020 2/10/2020
249 mg/dl 206 mg/dl 146 mg/dl 199 mg/dl 201 mg/dl

4.5 DIAGNOSIS

10
DM Tipe II + Hipertensi Gr.I

4.6 TATALAKSANA
1. Psikofarmaka
Metformin 500 mg x 3
Glibenclamide 5 mg x 2
Amlodipin 5 mg x1
Captopril 25 mg x 2
2. Non-Farmakologi
o Diet
 Komposisi Makanan
a. Karbohidrat
- Dianjurkan 45-65% total asupan energi
- Glukosa dalam bumbu diperbolehkan
- Dianjurkan makan 3 kali sehari dan dapat ditambahakan dengan
makanan selingan seperti buah atau makanan lain.
b. Lemak
- Dianjurkan sekitar 20-50% dari total asupan energi.
- Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans
seperti daging berlemak dan susu fullcream
c. Protein
- Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, tahu, dan tempe
d. Natrium
- Pembatasan natrium <1500 mg per hari
- Pembatasan pada makanan yang mengandung natrium tinggi,
seperti : garam dapur, monosodium glutamat, soda, dan bahan
pengawet
e. Pemanis alternatif

11
- Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas
aman. Pemanis alternatif terbagi menjadi pemanis berkalori dan
tidak berkalori.
- Pemanis berkalori terdiri atas terdiri atas glukosa alkohol dan
fruktosa
- Pemanis tidak berkalori terdiri atas aspartam, sakarin, sukrase,
neotame.

o Latihan fisik
- Program latihan fisik secara teratur dilakukan 3-5 hari seminggu
selama sekitar 30-45 menit dengan total 150 menit perminggu
- Jeda antar latihan tidak boleh lebih dari 2 hari
- Kegiatan sehari-hari bukan termasuk dalam latihan fisik
- Latihan fisik yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang.

4.7 PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Sanam

4.8 KIE
 Edukasi Pasien
- Mengatur diet dan pola makan dengan 3 J (Jenis, jumlah, jadwal)
- Mengurangi makanan yang mengandung gula, garam dan asam lemak
jenuh
- Menghindari rokok dan alkohol
- Menjaga berat badan tetap normal
- Olahraga secara teratur, setidaknya 30 menit selama 3 kali seminggu

12
- Edukasi mengenai penyakit (DM tipe 2) dan Hiperttensi yang tidak
dapat disembuhkan namun bisa dikontrol dengan pengobatan rutin dan
perubahan gaya hidup

 Edukasi Keluarga Pasien


- Memberikan penjelasan mengenai penyakit yang sedang diderita oleh
pasien dan komplikasinya
- Memberikan penjelasan tentang efek pola makan yang salah bagi
penderita diabetes
- Memberikan penjelasan mengatur gaya hidup dan pola makan yang
baik bagi penderita diabetes dengan memperhatikan aktivitas fisik
kesehariannya.
- Memberikan motivasi untuk minum obat secara rutin dan mengambil
obat sekaligus mengontrol gula darah dan tekanan darah setiap obat
akan habis.
- Memberikan edukasi kepada keluarga untuk berperan dalam
mengingatkan pasien dengan pola makan dan gaya hidup, serta rutinitas
minum  obat

13
BAGIAN V
KONDISI FAKTOR RISIKO

5.1 Keadaan Lingkungan


Pasien wanita usia 64 tahun. Pasien merupakan anak kedua dari lima
bersaudara. Pasien menikah saat usianya 24 tahun dan memiliki 3 orang
anak. Dan sampai saat ini masih tingal bersama suaminya. Saat ini, pasien
tinggal berenam yaitu pasien, suaminya anak ketiganya dan menantunya
serta dua orang cucunya. Pasien tinggal di lingkungan tidak padat
penduduk. Pasien tinggal di rumah dengan ukuran sekitar 12 m2. Rumah
dengan atap genteng dan lantai keramik, selain itu dilengkapi dengan 4
kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang keluarga, teras, setiap
ruangan memiliki jendela dan kamar mandi ada ventilasi udara. Septik
tank berjarak sekitar 3 meter dari kamar mandi. Air mandi dan memasak
mengggunakan air PDAM. Pengelolaan sampah dengan cara di buang ke
tempat Penampungan sampah namun tidak dibedakan antara sampah
organik maupun non organik.
5.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Keluarga pasien memiliki pendidikan yang tinggi, pendidikan terakhir
keluarga pasien S1. Di keluarga pasien yang tinggal serumah, yang
berpenghasilan adalah suami bekerja sebagai Pengusaha dan anaknya yang
bekerja sebagai guru dan pengusaha. Status ekonomi pasien termasuk dalam
kategori menengah ke atas.

5.3 Keadaan Budaya


Pada kasus ini pasien dan keluarga bersuku sasak. Dari anamnesis
pasien diketahui kurang baik dalam mengatur diet dan pola makannya. Pasien
mengaku kesulitan dalam menjaga pola makanya pasien juga mengatakan
sering mengkonsumsi minuman dan makanan manis dan makan dengan porsi
cukup banyak. Namun setelah pasien di diagnosis menderita Diabetes Melitus

14
4 tahun yang lalu kini pasien bisa sedikit demi sedikti mengontrol pola
makanya.

15
BAGIAN VI
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN

6.1 Determinan Masalah Kesehatan


Kerangka Konsep Masalah Pasien Ny. R

BIOLOGIS/PERSONAL

 Wanita
 Usia 64 tahun

PERILAKU LINGKUNGAN

 Kebiasaan Sering  Fisik


mengkonsumsi - Keadaan rumah
makanan manis, Diabetes Mellitus baik
gorengan dan Tipe 2  Non-Fisik
makanan bergaram Hipertensi grade 1 - Sosial  tingkat
 Jarang beraktivitas pengetahuan pasien
berolahraga dan keluarga terkait
 Merokok penyakit DM baik
PELAYANAN
KESEHATAN

 Menjadi anggota peserta


JKN
 Akses ke Faskes dapat
dijangkau

16
6.2 Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal/Fisik
 Alasan Kedatangan : Pasien control rutin di Puskesmas Narmada
 Harapan : keluarga berharap penyakit pasien tidak sampai
membahayakan kondisi pasien kedepannya.
2. Kekhawatiran : keluarga khawatir dengan kondisi pasien yang sering tidak
mengontrol makan dengan baik.
3. Aspek Klinis
Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi grade 1
4. Aspek Risiko Internal
Pasien dengan jenis kelamin wanita dan usia 64 tahun. Berdasarkan
jenis kelamin, wanita memiliki risiko lebih besar untuk terkena diabetes
daripada laki-laki. Begitupun dengan usia, semakin tinggi usia seseorang,
maka semakin tinggi risiko untuk terjadinya diabetes dan Hipertensi.
Pasien sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis serta
gorengan dan makanan bergaram. Perilaku yang tidak sehat tersebut, dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit Diabetes dan Hipertensi. Dari
pengakuan pasien dan keluarga Pasien tidak pernah berolah raga dan
hanya melakukan aktifitas rumah saja.
Aspek Risiko Eksternal dan Psikososial
Pasien dan keluarga memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan
pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit pasien dikrtahui dengan
cukup baik.
Derajat Fungsional keluarga pasien
Skala fungsional keluarga pasien berdasarkan nilai APGAR yaitu :
Skor APGAR
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan skor APGAR
dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, dan hampir tidak pernah = 0. Skor
APGAR akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian
dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan.
Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.

17
Tabel 1. Skor APGAR dalam keluarga Ny. S.1,2
Kategori Skor Keterangan
0 1 2
1. Adaptation X Kemampuan anggota keluarga
tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta
penerimaan, dukungan, dan saran
dari anggota keluarga yang lain.
2. Partnership X Menggambarkan komunikasi, saling
membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala
masalah yang dialami oleh keluarga
tersebut.
3. Growth X Menggambarkan dukungan keluarga
terhadap hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4. Affection X Menggambarkan hubungan kasih
sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5. Resolve X Menggambarkan kepuasan anggota
keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama
anggota keluarga lain.
Skor fungsi fisiologi keluarga Ny. R adalah 9, yang dikategorikan dalam
kategori fungsi keluarga baik.

Sementara untuk derajat fungsional pasien dinilai dari kualitas hidup


pasien dengan penilaian menggunakan skor 1-5 berdasarkan disabilitas
dari pasien. Penilaian tersebut dapat dilihat di table berikut :
Tabel 2. Skor derajat fungsional pasien
Aktivitas menjalankan fungsi Skor Keterangan
sosial dalam kehidupan
Mampu melakukan pekerjaan 1 Mandiri dalam perawatan diri,
seperti sebelum sakit bekerja di dalam dan luar
rumah
Mampu melakukan pekerjaan 2 Mulai mengurangi aktivitas
ringan sehari-hari di dalam dan kerja kantor
luar rumah
Mampu melakukan perawatan 3 Mandiri dalam perawatan diri,
diri tetapi tidak mampu tidak mampu bekerja ringan

18
melakukan pekerjaan ringan
Dalam keadaan tertentu masih 4 Tidak mampu melakukan
mampu merawat diri, tetapi aktivitas kerja, tergantung pada
sebagian besar aktivitasnya keluarga
hanya mampu duduk dan
berbaring
Perawatan diri oleh orang lain, 5 Tergantung pada pelaku rawat
hanya berbaring pasif

Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998) terdapat lima fungsi keluarga, yaitu
afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan/pemeliharaan
kesehatan. Adapun analisis fungsi keluarga pada kasus ini sebagai berikut.
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Adapun fungsi afektif dalam keluarga pasien sebagai
berikut :
 Hubungan afektif Istri (Ny. R) dan suami (Tn. B) tergolong baik.
 Hubungan afektif ibu (Ny. R) dengan 3 anaknya tergolong baik
 Hubungan afektif ayah (Tn. B) dengan 3 anaknya tergolong baik.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Fungsi sosial pasien dengan
kelurga dapat dikatakan cukup baik. Pasien menjalin komunikasi yang
baik dengan suami dan anak-anaknya. Pasien juga bersosialisasi dengan
tetangga sekitar rumahnya.

c. Fungsi reproduksi

19
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan hidup keluarga memiliki 3 orang anak dan 7
orang cucu.
Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Keluarga pasien tergolong sosio-ekonomi
menengah ke atas.
d. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Pasien dikatakan menderita
diabetes sejak 4 tahun yang lalu, dan menderita Hipertensi sejak 10
bulan yang lalu. sebelumnya pasien sering mengeluhkan pusing,
kesemutan di kaki dan mudah lelah. setelah terdiagnosis menderita
diabetes, pasien disarankan oleh dokter untuk rutin kontrol gula
darahnya selama 1 kali sebulan agar kadar gula darahnya tetap
terkontrol/stabil dan rutin mengecek tekanan darah. Saat ini, pasien
mencoba mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung
gula, minyak dan garam namun tidak pernah membiasakan diri untuk
berolahraga. Pasien tidak memiliki luka atau sakit lain yang
membutuhkan perawatan di rumah.

20
BAGIAN VII

MASALAH KESEHATAN KELUARGA

7.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari anamnesis terhadap
keluarga pasien, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam
keluarga Ny. R tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah
kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Anggota
Masalah Kemungkinan Penyebab
No Keluarg Keterangan
Kesehatan Masalah Kesehatan
a
1 Ny.R DM tipe 2 dan  Tidak mengatur diet dan Masalah kesehatan
Hipertensi Grade 1 pola makan diketahui melalui
 Sering mengkonsumsi anamnesis dan
makanan yang digoreng, pemeriksaan fisik di
berminyak, dan berlemak rumah pasien.
 Sering Konsumsi makanan
bergaram
 Tidak pernah berolahraga
2 Tn.B Hipertensi Grade 1  Mantan perokok Masalah kesehatan
 Sering minum kopi diketahui melalui

 Tidak mengatur diet dan anamnesis dan

pola makan, sering makan pemeriksaan fisik di

makanan yang rumah pasien

mengandung garam tinggi


 jarang berolah raga
3 Tn. I Hipertensi Grade 1  Merokok (perokok berat) Masalah kesehatan
lebih dari 12 batang sehari diketahui melalui
 Sering mengkonsumsi kopi anamnesis dan
pola makan kurang baik pemeriksaan fisik di
 Rutin berolah raga rumah pasien

21
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa masalah kesehatan dialami oleh
Ny.R, Tn.B. dan Tn. S Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga terkait dengan
determinan kesehatan yang ada yaitu aspek perilaku

7.2 Rencana Upaya Intervensi dan Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan
.........Dari anamnesis diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota
keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi dan upaya kesehatan yang
telah dilakukan.
Anggota Masalah Rencana Upaya Intervensi Upaya Kesehatan
No Keluarga Kesehatan yang Telah
Dilakukan
1 Ny. R DM Tipe 2  Menerapkan perilaku hidup “PATUH”  Telah
 Mengatur diet dan pola makan dengan 3 J memeriksakan
Hipertensi
(Jenis, Jumlah, Jadwal) kesehatan rutin ke
grade 1
 Mengurangi makanan yang mengandung fasilitas kesehatan
gula, garam dan asam lemak jenuh  Rutin
 Menjaga berat badan tetap normal mengkonsumsi
 Edukasi mengenai penyakit (DM tipe 2 obat diabetes da
dan HT) yang tidak dapat disembuhkan hipertensi
namun bisa dikontrol dengan pengobatan  Telah mengurangi
rutin dan perubahan gaya hidup konsumsi makanan
dan minuman yang
manis
 Mengurangi
konsumsi garam
2. Tn. B Hipertensi  Menerapkan perilaku hidup “PATUH”  Pasien sudah
grad 1  Mengurangi makanan yang mengandung berhenti merokok
garam, gula dan asam lemak jenuh sekitar 3 tahun
 Menjaga berat badan tetap normal yang lalu
 Edukasi mengenai penyakit hipertensi  Pasien sudah
yang tidak dapat disembuhkan namun bisa mengurangi
dikontrol dengan pengobatan rutin dan konsumsi kopi

22
perubahan gaya hidup
3. Tn. I Hipertensi grad  Menerapkan perilaku hidup “PATUH”  Susah merubah
1  Mengurangi makanan yang kebiasaan
mengandung garam, gula dan asam merokok
lemak jenuh
 Menjaga berat badan tetap normal
 Edukasi mengenai penyakit hipertensi
yang tidak dapat disembuhkan namun
bisa dikontrol dengan pengobatan rutin
dan perubahan gaya hidup
 Memberikan edukasi mengenai bahaya
merokok dan disarankan untuk
berhenti merokok
4. Ny. Pu Normal  Menjelaskan terkait pencegahan penyakit -
tidak menular, seperti cek kesehatan rutin,
rajin aktivitas fisik, diet seimbang,
istirahat cukup, kelola stres.
 Menerapkan perilaku hidup “CERDIK”

Gambar 1. Program CERDIK dan PATUH.

7.3 Kaitan Masalah dengan PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga)

23
Gambar 2. Program PIS-PK.5

a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


Pada kasus, pasien dengan suami mengikuti program KB
b. Anggota keluarga yang merokok
Dari hasil anamnesis, diketahui suami pasien (Tn.B) memiliki riwayat
merokok sejak usia sekitar 19 tahun, namun suami pasien mengaku telah
berhenti merokok sejak 6 tahun yang lalu
c. Penggunaan air bersih
Pada kasus, keluarga menggunakan air PDAM untuk kebutuhan sehari-
harinya seperti mandi dan memasak.
d. Penggunaan jamban sehat
Keluarga memiliki kamar mandi pribadi dilengkapi dengan jamban
jongkok. Diketahui Septik tank berjarak sekitar 3 meter dari kamar mandi
dengan kedalaman 6 meter yang tidak diketahui pasien.
e. Keikutsertaan menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/askes
Dalam anggota keluarga, pasien dan keluarga memiliki kartu BPJS.
Dengan kartu BPJS, pasien lebih mudah untuk mengecek gula darahnya
dan mendapatkan obat secara gratis.

7.4 Program Puskesmas Terkait Masalah Pasien

24
a. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Puskesmas Terkait
Masalah Kesehatan Pasien
Upaya kesehatan peroarangan di Puskesmas Narmada meliputi :
1) Pelayanan pemeriksaan umum
Pelayanan pemeriksaan umum di puskesmas Narmada terdiri dari
anamnesis pasien, pemeriksaan fisik umun, pemeriksaan tekanan
darah, dan berat badan pasien. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi atau adanya penyakit lain yang menyertai penyakit pasien
meliputi penyakit jantung, katarak, ulkus diabetikum, dan gangguan
saraf. Semua komponen tersebut dapat dilaksanakan selama pelayanan
di puskesmas berlangsung meskipun dalam kondisi pandemi. Pada
pasien ini, ia rutin datang mengecek gula darah dan kontrol tekanan
darah 1 bulan sekali.
2) Pelayanan gawat darurat
Pasien selama ini tidak pernah dirawat di UGD dengan keluhan
diabetes atau hipertensi dan komplikasinya seperti penyakit
kardiovaskuler, retinopati diabetik, neuropati diabetik, dan nefropati
diabetik.
3) Pelayanan gizi yang bersifat PKP
Pasien diberikan edukasi mengenai pola dan diet makannya.
Pasien saat ini telah mengurangi konsumsi makanan yang mengandung
tinggi gula dan lemak sesuai saran dari dokter dan ahli gizi.
4) Pelayanan rawat inap
Pasien dengan kadar gula darah yang tinggi atau tidak terdeteksi
dan menunjukkan keluhan lemas akan dilakukan rawat inap di
puskesmas. Hal ini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari gula
darah yang tidak terkontrol dan mencegah dehidrasi akibat cairan yang
tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pasien selama ini tidak pernah
dirawat inap dengan keluhan diabetes atau hipertensi dan
komplikasinya.
5) Pelayanan kefarmasian

25
Balai farmasi di puskesmas Narmada sudah memiliki pengobatan
dasar untuk terapi Diabetes dan Hipertensi. Pada pasien dengan gula
darah yang terkontrol diberikan Glibenclamide dan Metformin umtuk
gula darahnya serta amlodipine dan captopril untuk Hipertensinya.
Kedua obat tersebut menjadi pilihan karena ekonomis dan telah
tersedia di Puskesmas serta ditanggung oleh BPJS. Insulin injeksi tidak
tersedia di puskesmas, sehingga pasien dengan gula darah tidak
terkontrol dengan pengobatan oral akan diberikan rujukan untuk ke RS
rujukan.
6) Pelayanan laboratorium
Pelayanan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang
untuk menegakkan diagnosis Diabetes Melitus. Di Puskesmas
Narmada telah tersedia pemeriksaan gula darah sewatu, pemeriksaan
glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam, atau Pemeriksaan glukosa plasma ≥200
mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut sudah dapat
menegakkan diagnosis Diabetes Melitus.

b. Upaya Kesehatan Masayarakat (UKM) Puskesmas Terkait Masalah


Kesehatan Pasien
Di Puskesmas Narmada ada beberapa program yang dilaksanakan saat
ini yaitu :
1) Pelayanan promosi kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan terkait dengan pengendalian
penyakit diabetes tidak dilakukan oleh Puskesmas Narmada baik
secara media langsung dan tidak langsung.
2) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit :
- PROLANIS
Di Puskesmas Narmada, kegiatan PROLANIS yang dilakukan
untuk penderita diabetes adalah senam yang dilakukan 1 kali

26
seminggu, edukasi 1 kali sebulan oleh dokter, terapi hipertensi saat
berkunjung ke puskesmas.
- Penatalaksanaan Terpadu (PANDU)
Kegiatan PANDU dilakukan di Puskesmas Narmada. Pasien
dikatakan sering datang ke Puskesmas Narmada untuk mengecek
gula darah dan tekanan darahnya.

27
BAGIAN VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Seorang wanita berusia 64 tahun dengan diagnosis klinis DM tipe 2
dengan Hipertensi Grade 1 Telah dilaakukan penatalaksanaan pada
pasien secara holistik. Proses perubahan perilaku pada Ny.R serta suami
dan ankanya terlihat setelah diberikan intervensi dan mencoba mengubah
gaya hidupnya dengan cara mengurangi konsumsi makanan dan
minuman manis serta mengurangi konsumsi garam dan mencoba
meningkatkan aktifitas fisik dan olah raga. Semua Edukasi yang
diberikan diharapkan dapat dijalankan dan diterapkan dalam keluarga
pasien dan dapat memberikan dampak positif terhadap pasien dan
keluarganya. Dukungan dalam keluarga sangat diperlukan untuk
membantu pasien dan keluarga dalam mengendalikan penyakitnya dan
mengurangi faktor risiko terkait masalah kesehatan di keluarga.

8.2 Saran
a. Instansi Terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan)
- Meningkatkan upaya promotif dan preventif dengan cara
memberikan penyuluhan mengenai diabetes dan hipertensi yang
diadakan 1 kali dalam 2-3 bulan disetiap desa
- Memberikan video edukasi singkat yang memuat pencegahan dan
pengendalian penyakit diabetes dan hipertensi, kemudian
ditayangkan di TV yang ada di Puskesmas dan/atau Dinas
Kesehatan
- Memberikan video edukasi singkat yang memuat pencegahan dan
pengendalian penyakit diabetes dan hipertensi.
- Membuat leaflet yang membahas penyakit diabetes dan hipertensi,
kemudian memberikannya ke setiap keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Narmada.

28
-
b. Keluarga
- Menimbulkan kesadaran akan pentingnya upaya pencegahan
penyakit diabetes dan hipertensi dengan mengikuti kegiatan
penyuluhan mengenai penyakit tersebut
- Meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan penyakit
diabetes dan hipertensi melalui media cetak, internet atau sosial
media terpercaya yang membahas penyakit tersebut
- Menerapkan perilaku “CERDIK” :
a. Cek kondisi kesehatan secara berkala
b. Enyahkan asap rokok
c. Rajin aktivitas fisik
d. Diet sehat dengan kalori seimbang
e. Istirahat yang cukup
f. Kendalikan stress
c. Pasien dan anggota keluarga yang sakit
Diharapkan untuk menerapkan program “PATUH” :
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
- Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
- Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lain

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyawati, Arsita Eka. Kedokteran Keluarga. 2010. Jakarta: PT Rineka


Cipta
2. Alamsyah, A. dkk. ND. Kedokteran Keluarga : Prinsip dan Pendekatan.
Available at : <https://ikm.fk.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2018/02/Penyamaan-Persepsi-ttg-Pendekatan-Holistik-
Komprehensif.pdf> [Accessed on October, 09th 2020].
3. Perdana, E.N.K., Karyus, A., dan Nasution, S.H., Penatalaksanaan Holistik
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dan Retinopati Diabetik serta Hipertensi
dengan Pendekatan Dokter Keluarga. Majority, 2019; Volume 8 (2), pp
283-291.
4. Kemenkes RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga. 2016. Jakarta: Kemenkes RI
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Manajemen Program
Pencegahan dan Pengndalian Hipertensi dan Perhitungan Pencapaian SPM
Hipertensi. [ppt]. Available at :
<http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVB
ndz09/2018/05/Manajemen_Program_Hipertensi_2018_Subdit_PJPD_Ditj
en_P2PTM.pdf> [Accessed on October, 09th 2020].
6. Kemenkes, RI. 2019. Buku Pedoman Penyakit Tidak Menular. Jakarta
Selatan : Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular

30
31

Anda mungkin juga menyukai