MASYARAKAT
LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA
Oleh:
Lalu Sayidiman Huzaif
H1A 011 039
Pembimbing:
dr. Rika Hastuti, M.Kes., FISPH., FISCM
dr. Deasy Irawati, M.Sc., Ph.D
dr. I Komang Gerudug. M.Ph
1
BAGIAN I
KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Identitas pasien
Identitas Pasien Keterangan
Nama Ny. R Anak ke tiga
Umur 64 Tahun
Alamat Peresak Narmada
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan Sudah Menikah
Alergi obat Tidak ada
Pasien komtrol Poli lansia Pasien rutin berobat ke
Puskesmas Narmada,
datang untuk kontrol
pengambilan obat rutin
untuk diabetes dan
Hipertensi.
Telah diobati sebelumnya Iya
Sistem Pembayaran BPJS
BAGIAN II
IDENTITAS KELUARGA
2
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga. Ny.R. Ia
tinggal bersama suami dan satu anak yang sudah menikah dan memiliki dua orang
anak serta istrinya. Dalam keluarga binaan ini terdapat 6 orang anggota keluarga,
yang terdiri dari pasien, suami pasien, anak setra menantunya dan dua cucu.
Berikut ini adalah identitas keluarga pasien yang diperoleh saat dilakukan
anamnesis pada 12 November 2020.
3
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. I Anak Ny. S
Anak ketiga dari 3
bersaudara
Umur 37
Alamat Peresak Narmada
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Guru
Status Sudah menikah
4
GENOGRAM
5
BAGIAN III
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
6
BAGIAN IV
DATA MEDIS
4.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien kontrol
Riwayat Penyakit Sekarang
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan di rumah pasien pada tanggal 12
november 2020. Pada kasus ini pasien merupakan Pasien kontrol rutin di
Puskesmas Narmada untuk mengecek gula darah dan mengecek tekanan
darah serta pengambilan Obat untuk penyakit Diabetes Melitus Dan
Hipertensi. Pasien didiagnosa DM 4 tahun yang lalu tepatnya pada tahun
2016. Untuk Hipertensi pada pasien di alami sejak 10 bulan yang lalu. Pasien
sering merasa lemas, pusing dan mudah lelah.
Riwayat Penyaki Dahulu
DM (+) sejak 4 tahun yang lalu, HT (+) sejak 10 bulan yang lalu
Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan
Asma (-), hipertensi (-), DM (-), HT (+) suami pasien, penyakit jantung(-),
penyakit ginjal (-), Riwayat TB (-).
7
Riwayat pengobatan
Rutin berobat ke Puskesmas Narmada untuk penyakit diabetes dan
Hipertensi.
Riwayat sosial
Pasien wanita usia 64 tahun. Pasien merupakan anak kedua dari lima
bersaudara. Pasien menikah saat usianya 24 tahun dan memiliki 3 orang
anak. Dan sampai saat ini masih tingal bersama suaminya. Saat ini, pasien
tinggal berenam yaitu pasien ,suaminya anak ketiganya dan menantunya
serta dua orang cucunya. Pasien tinggal di lingkungan tidak padat penduduk.
Pasien tinggal di rumah dengan ukuran sekitar 12 m2. Rumah dengan atap
genteng dan lantai keramik, selain itu dilengkapi dengan 4 kamar tidur, 2
kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang keluarga, teras, setiap ruangan memiliki
jendela dan kamar mandi ada ventilasi udara. Septik tank berjarak sekitar 3
meter dari kamar mandi. Air mandi dan memasak mengggunakan air PDAM.
Pengelolaan sampah dengan cara di buang ke tempat Penampungan sampah
namun tidak dibedakan antara sampah organik maupun non organik.
Di keluarga pasien yang tinggal serumah, yang berpenghasilan adalah
suami dan anaknya. Suami bekerja sebagai Pengusaha dan berpenghasilan
Rp.7.000.000/bulan. Anak pasien bekerja sebagai guru dan pengusaha
dengan penghasilan Rp.5.000.000/bulan. Dengan penghasilan tersebut,
pasien dan keluarga merasa cukup dan bisa hidup memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
4.3 PEMERIKSAAN FISIK
KU/ Kesadaran : Baik/Compos Mentis
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36.3 C
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 165 cm
BMI/IMT : 28,71 kg/m2 (Overweight)
8
Tanggal Pemeriksaan : 12 november 2020
Status Generalis
Kepala-Leher
Kepala : Deformitas (-)
Rambut : Hitam, lurus
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Bentuk dan fungsi normal, serumen (-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Paru
Inspeksi:
Bentuk & ukuran: bentuk dada kiri dan kanan simetris, pergerakan
dinding dada simetris.
Penggunaan otot bantu napas: SCM tidak aktif, otot bantu abdomen tidak
aktif.
Tipe pernapasan: torako-abdominal.
Palpasi:
Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-).
Gerakan dinding dada: simetris kiri dan kanan.
Fremitus vocal: simetris kiri dan kanan.
Perkusi:
Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi:
Cor: S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-).
Pulmo: Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru.
Rhonki (-/-).
Wheezing (-/-).
9
Abdomen
Inspeksi:
Bentuk: simetris, distensi (-)
Umbilikus: masuk merata
Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), ikterik (-), massa (-),Distensi
(-)
Auskultasi:
Bising usus (+)
Metallic sound (-)
Bising aorta (-)
Perkusi:
Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
Nyeri ketok (-)
Palpasi:
Nyeri tekan epigastrium (-)
Massa (-)
Hepar/lien/ren: tidak teraba
Shifting dullness (-)
Ekstremitas
Tungkai Atas Tungkai bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral hangat + + + +
Edema - - - -
4.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
-GDS
9/4/2012 12/6/2015 23/5/2018 14/8/2020 2/10/2020
249 mg/dl 206 mg/dl 146 mg/dl 199 mg/dl 201 mg/dl
4.5 DIAGNOSIS
10
DM Tipe II + Hipertensi Gr.I
4.6 TATALAKSANA
1. Psikofarmaka
Metformin 500 mg x 3
Glibenclamide 5 mg x 2
Amlodipin 5 mg x1
Captopril 25 mg x 2
2. Non-Farmakologi
o Diet
Komposisi Makanan
a. Karbohidrat
- Dianjurkan 45-65% total asupan energi
- Glukosa dalam bumbu diperbolehkan
- Dianjurkan makan 3 kali sehari dan dapat ditambahakan dengan
makanan selingan seperti buah atau makanan lain.
b. Lemak
- Dianjurkan sekitar 20-50% dari total asupan energi.
- Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans
seperti daging berlemak dan susu fullcream
c. Protein
- Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, tahu, dan tempe
d. Natrium
- Pembatasan natrium <1500 mg per hari
- Pembatasan pada makanan yang mengandung natrium tinggi,
seperti : garam dapur, monosodium glutamat, soda, dan bahan
pengawet
e. Pemanis alternatif
11
- Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas
aman. Pemanis alternatif terbagi menjadi pemanis berkalori dan
tidak berkalori.
- Pemanis berkalori terdiri atas terdiri atas glukosa alkohol dan
fruktosa
- Pemanis tidak berkalori terdiri atas aspartam, sakarin, sukrase,
neotame.
o Latihan fisik
- Program latihan fisik secara teratur dilakukan 3-5 hari seminggu
selama sekitar 30-45 menit dengan total 150 menit perminggu
- Jeda antar latihan tidak boleh lebih dari 2 hari
- Kegiatan sehari-hari bukan termasuk dalam latihan fisik
- Latihan fisik yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang.
4.7 PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Sanam
4.8 KIE
Edukasi Pasien
- Mengatur diet dan pola makan dengan 3 J (Jenis, jumlah, jadwal)
- Mengurangi makanan yang mengandung gula, garam dan asam lemak
jenuh
- Menghindari rokok dan alkohol
- Menjaga berat badan tetap normal
- Olahraga secara teratur, setidaknya 30 menit selama 3 kali seminggu
12
- Edukasi mengenai penyakit (DM tipe 2) dan Hiperttensi yang tidak
dapat disembuhkan namun bisa dikontrol dengan pengobatan rutin dan
perubahan gaya hidup
13
BAGIAN V
KONDISI FAKTOR RISIKO
14
4 tahun yang lalu kini pasien bisa sedikit demi sedikti mengontrol pola
makanya.
15
BAGIAN VI
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN
BIOLOGIS/PERSONAL
Wanita
Usia 64 tahun
PERILAKU LINGKUNGAN
16
6.2 Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal/Fisik
Alasan Kedatangan : Pasien control rutin di Puskesmas Narmada
Harapan : keluarga berharap penyakit pasien tidak sampai
membahayakan kondisi pasien kedepannya.
2. Kekhawatiran : keluarga khawatir dengan kondisi pasien yang sering tidak
mengontrol makan dengan baik.
3. Aspek Klinis
Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi grade 1
4. Aspek Risiko Internal
Pasien dengan jenis kelamin wanita dan usia 64 tahun. Berdasarkan
jenis kelamin, wanita memiliki risiko lebih besar untuk terkena diabetes
daripada laki-laki. Begitupun dengan usia, semakin tinggi usia seseorang,
maka semakin tinggi risiko untuk terjadinya diabetes dan Hipertensi.
Pasien sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis serta
gorengan dan makanan bergaram. Perilaku yang tidak sehat tersebut, dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit Diabetes dan Hipertensi. Dari
pengakuan pasien dan keluarga Pasien tidak pernah berolah raga dan
hanya melakukan aktifitas rumah saja.
Aspek Risiko Eksternal dan Psikososial
Pasien dan keluarga memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan
pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit pasien dikrtahui dengan
cukup baik.
Derajat Fungsional keluarga pasien
Skala fungsional keluarga pasien berdasarkan nilai APGAR yaitu :
Skor APGAR
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan skor APGAR
dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, dan hampir tidak pernah = 0. Skor
APGAR akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian
dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan.
Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
17
Tabel 1. Skor APGAR dalam keluarga Ny. S.1,2
Kategori Skor Keterangan
0 1 2
1. Adaptation X Kemampuan anggota keluarga
tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta
penerimaan, dukungan, dan saran
dari anggota keluarga yang lain.
2. Partnership X Menggambarkan komunikasi, saling
membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala
masalah yang dialami oleh keluarga
tersebut.
3. Growth X Menggambarkan dukungan keluarga
terhadap hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4. Affection X Menggambarkan hubungan kasih
sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5. Resolve X Menggambarkan kepuasan anggota
keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama
anggota keluarga lain.
Skor fungsi fisiologi keluarga Ny. R adalah 9, yang dikategorikan dalam
kategori fungsi keluarga baik.
18
melakukan pekerjaan ringan
Dalam keadaan tertentu masih 4 Tidak mampu melakukan
mampu merawat diri, tetapi aktivitas kerja, tergantung pada
sebagian besar aktivitasnya keluarga
hanya mampu duduk dan
berbaring
Perawatan diri oleh orang lain, 5 Tergantung pada pelaku rawat
hanya berbaring pasif
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998) terdapat lima fungsi keluarga, yaitu
afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan/pemeliharaan
kesehatan. Adapun analisis fungsi keluarga pada kasus ini sebagai berikut.
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Adapun fungsi afektif dalam keluarga pasien sebagai
berikut :
Hubungan afektif Istri (Ny. R) dan suami (Tn. B) tergolong baik.
Hubungan afektif ibu (Ny. R) dengan 3 anaknya tergolong baik
Hubungan afektif ayah (Tn. B) dengan 3 anaknya tergolong baik.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Fungsi sosial pasien dengan
kelurga dapat dikatakan cukup baik. Pasien menjalin komunikasi yang
baik dengan suami dan anak-anaknya. Pasien juga bersosialisasi dengan
tetangga sekitar rumahnya.
c. Fungsi reproduksi
19
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan hidup keluarga memiliki 3 orang anak dan 7
orang cucu.
Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Keluarga pasien tergolong sosio-ekonomi
menengah ke atas.
d. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Pasien dikatakan menderita
diabetes sejak 4 tahun yang lalu, dan menderita Hipertensi sejak 10
bulan yang lalu. sebelumnya pasien sering mengeluhkan pusing,
kesemutan di kaki dan mudah lelah. setelah terdiagnosis menderita
diabetes, pasien disarankan oleh dokter untuk rutin kontrol gula
darahnya selama 1 kali sebulan agar kadar gula darahnya tetap
terkontrol/stabil dan rutin mengecek tekanan darah. Saat ini, pasien
mencoba mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung
gula, minyak dan garam namun tidak pernah membiasakan diri untuk
berolahraga. Pasien tidak memiliki luka atau sakit lain yang
membutuhkan perawatan di rumah.
20
BAGIAN VII
Anggota
Masalah Kemungkinan Penyebab
No Keluarg Keterangan
Kesehatan Masalah Kesehatan
a
1 Ny.R DM tipe 2 dan Tidak mengatur diet dan Masalah kesehatan
Hipertensi Grade 1 pola makan diketahui melalui
Sering mengkonsumsi anamnesis dan
makanan yang digoreng, pemeriksaan fisik di
berminyak, dan berlemak rumah pasien.
Sering Konsumsi makanan
bergaram
Tidak pernah berolahraga
2 Tn.B Hipertensi Grade 1 Mantan perokok Masalah kesehatan
Sering minum kopi diketahui melalui
21
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa masalah kesehatan dialami oleh
Ny.R, Tn.B. dan Tn. S Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga terkait dengan
determinan kesehatan yang ada yaitu aspek perilaku
7.2 Rencana Upaya Intervensi dan Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan
.........Dari anamnesis diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota
keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi dan upaya kesehatan yang
telah dilakukan.
Anggota Masalah Rencana Upaya Intervensi Upaya Kesehatan
No Keluarga Kesehatan yang Telah
Dilakukan
1 Ny. R DM Tipe 2 Menerapkan perilaku hidup “PATUH” Telah
Mengatur diet dan pola makan dengan 3 J memeriksakan
Hipertensi
(Jenis, Jumlah, Jadwal) kesehatan rutin ke
grade 1
Mengurangi makanan yang mengandung fasilitas kesehatan
gula, garam dan asam lemak jenuh Rutin
Menjaga berat badan tetap normal mengkonsumsi
Edukasi mengenai penyakit (DM tipe 2 obat diabetes da
dan HT) yang tidak dapat disembuhkan hipertensi
namun bisa dikontrol dengan pengobatan Telah mengurangi
rutin dan perubahan gaya hidup konsumsi makanan
dan minuman yang
manis
Mengurangi
konsumsi garam
2. Tn. B Hipertensi Menerapkan perilaku hidup “PATUH” Pasien sudah
grad 1 Mengurangi makanan yang mengandung berhenti merokok
garam, gula dan asam lemak jenuh sekitar 3 tahun
Menjaga berat badan tetap normal yang lalu
Edukasi mengenai penyakit hipertensi Pasien sudah
yang tidak dapat disembuhkan namun bisa mengurangi
dikontrol dengan pengobatan rutin dan konsumsi kopi
22
perubahan gaya hidup
3. Tn. I Hipertensi grad Menerapkan perilaku hidup “PATUH” Susah merubah
1 Mengurangi makanan yang kebiasaan
mengandung garam, gula dan asam merokok
lemak jenuh
Menjaga berat badan tetap normal
Edukasi mengenai penyakit hipertensi
yang tidak dapat disembuhkan namun
bisa dikontrol dengan pengobatan rutin
dan perubahan gaya hidup
Memberikan edukasi mengenai bahaya
merokok dan disarankan untuk
berhenti merokok
4. Ny. Pu Normal Menjelaskan terkait pencegahan penyakit -
tidak menular, seperti cek kesehatan rutin,
rajin aktivitas fisik, diet seimbang,
istirahat cukup, kelola stres.
Menerapkan perilaku hidup “CERDIK”
23
Gambar 2. Program PIS-PK.5
24
a. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Puskesmas Terkait
Masalah Kesehatan Pasien
Upaya kesehatan peroarangan di Puskesmas Narmada meliputi :
1) Pelayanan pemeriksaan umum
Pelayanan pemeriksaan umum di puskesmas Narmada terdiri dari
anamnesis pasien, pemeriksaan fisik umun, pemeriksaan tekanan
darah, dan berat badan pasien. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
komplikasi atau adanya penyakit lain yang menyertai penyakit pasien
meliputi penyakit jantung, katarak, ulkus diabetikum, dan gangguan
saraf. Semua komponen tersebut dapat dilaksanakan selama pelayanan
di puskesmas berlangsung meskipun dalam kondisi pandemi. Pada
pasien ini, ia rutin datang mengecek gula darah dan kontrol tekanan
darah 1 bulan sekali.
2) Pelayanan gawat darurat
Pasien selama ini tidak pernah dirawat di UGD dengan keluhan
diabetes atau hipertensi dan komplikasinya seperti penyakit
kardiovaskuler, retinopati diabetik, neuropati diabetik, dan nefropati
diabetik.
3) Pelayanan gizi yang bersifat PKP
Pasien diberikan edukasi mengenai pola dan diet makannya.
Pasien saat ini telah mengurangi konsumsi makanan yang mengandung
tinggi gula dan lemak sesuai saran dari dokter dan ahli gizi.
4) Pelayanan rawat inap
Pasien dengan kadar gula darah yang tinggi atau tidak terdeteksi
dan menunjukkan keluhan lemas akan dilakukan rawat inap di
puskesmas. Hal ini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari gula
darah yang tidak terkontrol dan mencegah dehidrasi akibat cairan yang
tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pasien selama ini tidak pernah
dirawat inap dengan keluhan diabetes atau hipertensi dan
komplikasinya.
5) Pelayanan kefarmasian
25
Balai farmasi di puskesmas Narmada sudah memiliki pengobatan
dasar untuk terapi Diabetes dan Hipertensi. Pada pasien dengan gula
darah yang terkontrol diberikan Glibenclamide dan Metformin umtuk
gula darahnya serta amlodipine dan captopril untuk Hipertensinya.
Kedua obat tersebut menjadi pilihan karena ekonomis dan telah
tersedia di Puskesmas serta ditanggung oleh BPJS. Insulin injeksi tidak
tersedia di puskesmas, sehingga pasien dengan gula darah tidak
terkontrol dengan pengobatan oral akan diberikan rujukan untuk ke RS
rujukan.
6) Pelayanan laboratorium
Pelayanan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang
untuk menegakkan diagnosis Diabetes Melitus. Di Puskesmas
Narmada telah tersedia pemeriksaan gula darah sewatu, pemeriksaan
glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam, atau Pemeriksaan glukosa plasma ≥200
mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut sudah dapat
menegakkan diagnosis Diabetes Melitus.
26
seminggu, edukasi 1 kali sebulan oleh dokter, terapi hipertensi saat
berkunjung ke puskesmas.
- Penatalaksanaan Terpadu (PANDU)
Kegiatan PANDU dilakukan di Puskesmas Narmada. Pasien
dikatakan sering datang ke Puskesmas Narmada untuk mengecek
gula darah dan tekanan darahnya.
27
BAGIAN VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Seorang wanita berusia 64 tahun dengan diagnosis klinis DM tipe 2
dengan Hipertensi Grade 1 Telah dilaakukan penatalaksanaan pada
pasien secara holistik. Proses perubahan perilaku pada Ny.R serta suami
dan ankanya terlihat setelah diberikan intervensi dan mencoba mengubah
gaya hidupnya dengan cara mengurangi konsumsi makanan dan
minuman manis serta mengurangi konsumsi garam dan mencoba
meningkatkan aktifitas fisik dan olah raga. Semua Edukasi yang
diberikan diharapkan dapat dijalankan dan diterapkan dalam keluarga
pasien dan dapat memberikan dampak positif terhadap pasien dan
keluarganya. Dukungan dalam keluarga sangat diperlukan untuk
membantu pasien dan keluarga dalam mengendalikan penyakitnya dan
mengurangi faktor risiko terkait masalah kesehatan di keluarga.
8.2 Saran
a. Instansi Terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan)
- Meningkatkan upaya promotif dan preventif dengan cara
memberikan penyuluhan mengenai diabetes dan hipertensi yang
diadakan 1 kali dalam 2-3 bulan disetiap desa
- Memberikan video edukasi singkat yang memuat pencegahan dan
pengendalian penyakit diabetes dan hipertensi, kemudian
ditayangkan di TV yang ada di Puskesmas dan/atau Dinas
Kesehatan
- Memberikan video edukasi singkat yang memuat pencegahan dan
pengendalian penyakit diabetes dan hipertensi.
- Membuat leaflet yang membahas penyakit diabetes dan hipertensi,
kemudian memberikannya ke setiap keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Narmada.
28
-
b. Keluarga
- Menimbulkan kesadaran akan pentingnya upaya pencegahan
penyakit diabetes dan hipertensi dengan mengikuti kegiatan
penyuluhan mengenai penyakit tersebut
- Meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan penyakit
diabetes dan hipertensi melalui media cetak, internet atau sosial
media terpercaya yang membahas penyakit tersebut
- Menerapkan perilaku “CERDIK” :
a. Cek kondisi kesehatan secara berkala
b. Enyahkan asap rokok
c. Rajin aktivitas fisik
d. Diet sehat dengan kalori seimbang
e. Istirahat yang cukup
f. Kendalikan stress
c. Pasien dan anggota keluarga yang sakit
Diharapkan untuk menerapkan program “PATUH” :
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
- Upayakan beraktivitas fisik dengan aman
- Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lain
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31