Anda di halaman 1dari 4

A.

Konsep Dasar Perilaku Kekerasan


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering di sebut
juga gaduh gelisah atau amuk di mana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor
dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2017).
Perilaku kekerasan merupakan suau bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis (Budi Ana Keliat, 2018).
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul
agresif atau perilaku kekerasan,contohnya: pada masa anak-anak yang mendapat
perilaku kekerasan cenderung saat dewasa menjadi pelaku perilaku kekerasan.
2) Perilaku
Kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka kekerasan yang diterima
sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan diadopsi dan dijadikan perilaku yang
wajar.
3) Sosial Budaya
Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap pelaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah kekerasan adalah hal yang wajar.
4) Bioneurologis
Beberapa berpendapat bahwa kerusaka pada sistem limbik, lobus frontal, lobus
temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter ikut menyumbang terjadi perilaku
kekerasan

b. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali berkaitan  dengan
(Yosep, 2019):
a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan  eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti dalam
sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan sebagainya.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan kekerasan
dalam menyelesaikan konflik.
d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
e. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan alkoholisme
dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
f. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.
B. Manifestasi Klinis
Yosep (2019) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah

sebagai berikut: Muka merah dan tegang, Mata melotot/ pandangan tajam, Tangan

mengepal, Rahang mengatup, Postur tubuh kaku, Bicara kasar, Suara tinggi, membentak

atau berteriak, Mengancam secara verbal atau fisik, Mengumpat dengan kata-kata kotor,

Suara keras, Melempar atau memukul benda/orang lain, Menyerang orang lain, Melukai

diri sendiri/orang lain

C. Akibat

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang

lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan

dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

G.    Askep

1.      Identitas klien

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS (masuk

rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat klien.

2.      Keluhan utama

Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah

sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang

dicapai.

3.      Faktor predisposisi

Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu,

pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,

kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis,

biologis, dan social budaya.

3 Masalah keperawatan

a)      Perilaku kekerasan

b)      Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

c)      Perubahan persepsi sensori: halusinasi

d)     Harga diri rendah kronis

e)      Isolasi social

format pengkajian pad pasien resiko perilaku kekerasan

pelaku/usia korban/usia saksi/usia


2. Aniaya fisik ( / ) ( / ) ( / )

3. Aniaya seksual ( / ) ( / ) ( / )

4. Penolakan ( / ) ( / ) ( / )

5. Kekersan dlm keluarga ( / ) ( / ) ( / )

6. Tindkaan kriminal ( / ) ( / ) ( / )

7. Aktivitas motorik

( ) lesu ( )tegang ( )gelisah ( )agitasi

( )Tik ( )grimasen ( )tremor ( )kompulsif

8. Interaksi selama wawancara

( )Bermusuhan ( )kontak mata –

( )Tidak kooperatif ( )defensiv

( )Mudah tersinggung ( )curiga

a. Tindakan keperawatan padapasien


1. Tujuan Keperawatan
a) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
d) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
e) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengendalikan perilaku kekerasannya
f) Pasien dapat mencegah/menegdalikan perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
2. Tindakan Keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya
b) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan sekarang dan yang lalu
c) Dsikusikan perasaan, tanda, dan gejala yang dirasakan pasien jika terjadi penyebab
perilaku kekerasan
d) Diskusikan bersama pasien tentang perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah
e) Diskusikan bersama pasien akibat perilaku kekerasan yang ia lakukan
f) Diskusikan bersama pasien cara mengendalikan perilaku kekerasan
g) Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik
h) Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal
i) Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual
j) Bantu pasien mengendalikan perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
k) Ikut sertakan pasien dalam TAK stimulasi persepsi untuk mengendalikan perilaku
kekerasan.
SP 1 pasien : Membina hubungan saling peraya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat, dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (latihan nafas dalam).
SP 2 pasien : Memebatu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik kedua
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik kedua (pukul kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan harian cara
kedua.
SP 3 pasien : Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal
(evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengedalikan perilaku kekerasan,
latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal (menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal).
SP 4 pasien : Bantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual (diskusikan
hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal,
latihan beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah/berdoa).
SP 5 pasien : Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan obat (bantu
pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar [benar nama
pasien/pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat,
dan benar dosisi obat] disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum
obat, susun jadwal minum obat secara teratur.
b. Tindakan keperawatan pada keluarga
1. Tujuan Keperawatan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah
2. Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b) Diskusikan bersama kelurga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tada dan gejala,
perilaku yang muncul, dan akibat dari perilaku tersebut)
c) Diskusikan bersama keluarga tentang kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan
kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
d) Bantu latihan keluarga dalam merawat pasien perilaku kekerasan
e) Buat rencana pulang bersama keluarga.

Anda mungkin juga menyukai